Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197458 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tika Muthia
"Menjalankan shift malam dalam waktu lama dikatakan dapat menjadi faktor risiko berkembangnya hipertensi karena terjadinya ketidakselarasan irama sirkadian. Hal ini disayangkan karena hipertensi pada perawat berpotensi berdampak pada menurunnya produktivitas kerja dan kualitas asuhan keperawatan. Shift malam tidak bisa dirubah terkait dengan pelayanan, tetapi kualitas tidur dapat dimodifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kualitas tidur dan status prehipertensi pada perawat shift malam. Menggunakan desain penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan dari Mei hingga Juli 2020 dan diperoleh 128 perawat yang menjalani shift malam di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Responden diukur tekanan darah mereka sebelum dan setelah shift malam kemudian diminta mengisi kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian ini didapatkan sebesar 71,9 % perawat shift malam mengalami kualitas tidur yang buruk, 50,8 % perawat mengalami prehipertensi, dan 50,0 % perawat memiliki kualitas tidur buruk dan mengalami prehipertensi. Setelah dilakukan uji Chi-Square , didapatkan hasil nilai P-value sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan status prehipertensi pada perawat shift malam di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk pengembangan intervensi dalam pencegahan hipertensi pada perawat yang menjalankan shift malam.

Running a night shift for a long time is said to be a risk factor for developing hypertension due to the misalignment of circadian rhythms. This is unfortunate because hypertension in nurses has the potential to have an impact on decreasing work productivity and quality of nursing care. The night shift cannot be changed with regard to service, but sleep quality can be modified. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between sleep quality and prehypertension status in night shift nurses. Using a cross sectional research design, data collection is carried out from May to July 2020 and 128 nurses who are undergoing night shifts at the National Cardiovascular Center Harapan Kita was obtained. Respondents were measured for their blood pressure before and after the night shift then filled out the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire. The results of this study found that 71.9% of night shift nurses experienced poor sleep quality, 50.8% of nurses experienced prehypertension, and 50,0 % nurses had poor sleep quality and prehypertension. After the Chi-Square test, the P-value 0,000 was obtained, smaller than α (0.05), so it can be concluded that there is a relationship between sleep quality and prehypertension status in night shift nurses at the National Cardiovascular Center Harapan Kita. The results of this study will be useful for the development of interventions in the prevention of hypertension in nurses who run the night shift."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deva Anggriawan
"Hipertensi sebagai penyakit tidak menular di Indonesia masih tergolong tinggi prevalensinya. Hal penting yang harus dilakukan oleh pasien hipertensi adalah mengontrol tekanan darahnya agar mencegah komplikasi dan mencapai kualitas hidup yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 100 pasien yang berusia ≥18 tahun di kotamadya Jakarta Timur Puskesmas Kecamatan Makasar. Sampel didapatkan dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan beberapa kuesioner, di antaranya adalah kuesioner dukungan keluarga, motivasi, persepsi terkait penyakit hipertensi dan manajemennya, dan kepatuhan manajemen hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien memiliki kepatuhan manajemen hipertensi yang tinggi sekitar 82%. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan beberapa faktor dengan kepatuhan manajemen hipertensi, di antaranya meliputi durasi pengobatan antihipertensi (p value = 0,022 pada ± = 0,05), dukungan keluarga (p value = 0,009 pada  ± = 0,05), motivasi (0,002 pada α = 0,05), dan persepsi terkait penyakit dan manajemen hipertensi (p value = 0,0001 pada ± = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan manajamen hipertensi di Kecamatan Makasar Jakarta Timur berada di kategori tinggi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut meliputi durasi pengobatan antihipertensi, dukungan keluarga, motivasi, dan persepsi terkait penyakit dan manajemennya.

Hypertension as a non-communicable disease in Indonesia is still relatively high in prevalence. The important thing that hypertensive patients must do is control their blood pressure to prevent complications and achieve a good quality of life. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. The research sample consisted of 100 patients aged ≥18 years in the East Jakarta municipality, Makasar District Health Center. The sample was obtained using convenience sampling technique. This study used several questionnaires, including questionnaires on family support, motivation, perceptions regarding hypertension and its management, and compliance with hypertension management. The results showed that patients had high hypertension management compliance of around 82%. The results of the study were analyzed using the chi-square test, showing that there was a significant relationship between several factors and compliance with hypertension management, including duration of antihypertensive treatment (p value = 0.022 at ± = 0.05), family support (p value = 0.009 at α = 0 .05), motivation (0.002 at ± = 0.05), and perceptions regarding hypertension disease and management (p value = 0.0001 at ± = 0.05). It can be concluded that compliance with hypertension management in Makasar District, East Jakarta is in the high category, and the factors that influence this include duration of antihypertensive treatment, family support, motivation, and perceptions regarding the disease and its management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lupita Triani
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan terbanyak yang sering terjadi di masyarakat perkotaan khususnya pada lansia sebagai populasi rentan yang disebabkan karena kurangnya latihan fisik. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan hasil asuhan keperawatan keluarga dengan intervensi keperawatan latihan fisik. Metode palaksanaan yang digunakan adalah praktik asuhan keperawatan. Hasil evaluasi menunjukkan adanya penurunan tekanan darah setelah melakukan latihan fisik secara rutin selama 3 minggu. Latihan fisik yang dilakukan adalah berjalan kaki dan senam hipertensi untuk lansia yang dilakukan selama 45 menit dengan intensitas sedang. Karya ilmiah ini merekomendasikan latihan fisik sebagai salah satu intervensi untuk mengontrol tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan terbanyak yang sering terjadi di masyarakat perkotaan khususnya pada lansia sebagai populasi rentan yang disebabkan karena kurangnya latihan fisik. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan hasil asuhan keperawatan keluarga dengan intervensi keperawatan latihan fisik. Metode palaksanaan yang digunakan adalah praktik asuhan keperawatan. Hasil evaluasi menunjukkan adanya penurunan tekanan darah setelah melakukan latihan fisik secara rutin selama 3 minggu. Latihan fisik yang dilakukan adalah berjalan kaki dan senam hipertensi untuk lansia yang dilakukan selama 45 menit dengan intensitas sedang. Karya ilmiah ini merekomendasikan latihan fisik sebagai salah satu intervensi untuk mengontrol tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

ABSTRACT
Hypertension is one of the most common health problems that often occur in urban society especially in elderly as vulnerable population caused by lack of physical exercise. This scientific work aims to describe the results of family nursing care with nursing physical exercise intervention. The implementation method used is nursing care practice. The results showed a decrease in blood pressure after a routine physical exercise for 3 weeks. Physical exercise performed is walking and hypertensive gymnastics for the elderly who performed at least 45 minutes with moderate intensity. This study recommends physical exercise as one of the interventions to control blood pressure in the elderly with hypertension.
"
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Asih Rianty
"Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan prevalensi meningkat setiap tahun dan menjadi salah satu penyebab kematian akibat dari komplikasinya yang terjadi pada usia dewasa. Pengelolaan hipertensi dapat dilakukan melalui modifikasi gaya hidup dan manajemen stres melalui latihan relaksasi. Latihan diberikan pada dewasa hipertensi dalam keluarga dan edukasi modifikasi gaya hidup serta imajinasi terbimbing dan relaksasi otot progresif (SIGAP STRES) diberikan kepada kelompok dewasa hipertensi sebanyak 95 orang. Intervensi tersebut diberikan satu minggu sekali selama 60 menit per sesi selama 12 sesi. Hasil implementasi dalam asuhan keperawatan keluarga dan kelompok, didapatkan perubahan rerata pengetahuan dari 12,04 menjadi 19,60, sikap dari 13,01 menjadi 22,84 dan keterampilan dari 14,87 menjadi 19,72, penurunan TDS dari 137,34±18,40 menjadi 121,84±10,05, TDD dari 88,23±10,56 menjadi 72,26±5,87 serta persepsi stres dari 35,76 menjadi 27,94. Intervensi keperawatan SIGAP STRES berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan hipertensi (p value<0,05), penurunan tekanan darah (p value<0,05) dan persepsi stres (p value<0,05). Latihan relaksasi imajinasi terbimbing berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah dan persepsi stres klien dewasa dalam keluarga.   Perawat dapat menerapkan latihan ini delapan kali untuk meningkatkan status kesehatan dewasa hipertensi melalui asuhan keperawatan keluarga. Modifikasi gaya hidup dan latihan relaksasi disarankan untuk dilakukan sebagai upaya pengelolaan hipertensi dan pencegahan komplikasi pada dewasa hipertensi.
Hypertension is a non-communicable disease with an increasing prevalence every year and is one of the causes of death due to its complications in adulthood. Management of hypertension can be done through lifestyle modification and stress management using relaxation exercises. Relaxation exercises given to hypertensive adults in the family and lifestyle education and guided relaxation exercises and progressive muscle relaxation (SIGAP STRESS) were given to the hypertensive adult group of 95 people. The intervention is given once a week for 60 minutes per session for 12 sessions. The results of implementation in family and group nursing care, obtained a change in mean knowledge from 12.04 to 19.60, attitudes from 13.01 to 22.84 and skills from 14.87 to 19.72, an increase in TDS from 137.34 ± 18, 40 to 121.84 ± 10.05, TDD from 88.23 ± 10.56 to 72.26 ± 5.87 and stress perception from 35.76 to 27.94. Nursing intervention. SIGAP STRESS. Assessment of hypertension management behavior (p value <0.05), decrease in blood pressure (p value <0.05) and perception of stress (p value <0.05). Relaxation exercises guided imagery influence the decrease blood pressure and perception of adult hypertension through family nursing care. Lifestyle modification and relaxation exercises are recommended to be carried out as an effort to manage hypertension and prevent complications in hypertension adults."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mylynda Puteri
"Tekanan darah tinggi atau hipertensi dikenal sebagai silent killer di Indonesia. Salah satu cara mengontrol tekanan darah adalah mengurangi faktor risiko yang menyebabkan peningkatan tekanan darah, salah satunya pengelolaan stress. Stress dapat diatasi dengan aplikasi panas dan teknik relaksasi. Kombinasi rendam kaki air rebusan jahe dan slow deep breathing dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Intervensi dilakukan selama 6 kali dalam 2 minggu yang dibagi menjadi 3 hari dalam seminggu selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 38 mmHg dari 160 mmHg menjadi 116 mmHg dengan rerata penurunan sebesar 6,3 mmHg. Sedangkan, penurunan tekanan darah diastolik sebesar 26 mmHg dari 94 mmHg menjadi 78 mmHg dengan rerata penurunan sebesar 4,3 mmHg. Faktor keberhasilan penurunan tekanan darah pada klien didukung oleh faktor lainnya. Saran terkait hasil studi kasus ini, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan waktu intervensi yang lebih lama, serta memperhatikan faktor pendukung lainnya seperti pola makan, aktivitas fisik, kepatuhan obat, faktor lingkungan, dan tingkat keparahan hipertensi klien.

High blood pressure or hypertension is known as a silent killer in Indonesia. One of the techniques for controlling blood pressure is to reduce the risk factors that cause increased blood pressure, one of which is stress management. Stress can be managed by applying heat and relaxation techniques. The combination of soaking feet in boiled ginger water and deep breathing can slowly lower blood pressure in hypertensive patients. The intervention was carried out 6 times in 2 weeks which was divided into 3 days a week for 15 minutes. The results showed a decrease in systolic blood pressure of 38 mmHg from 160 mmHg to 116 mmHg with an average decrease of 6.3 mmHg. While the decrease in diastolic blood pressure was 26 mmHg from 94 mmHg to 78 mmHg with an average decrease of 4.3 mmHg. The success factor in lowering blood pressure in clients is supported by other factors, such as the starting point of hypertension classification in clients, diet, physical activity, medication compliance, environmental factors, and time factors for implementing the intervention. Suggestions related to the results of this case study, further research can be carried out with a longer time intervention, as well as considering other supporting factors such as diet, physical activity, drug availability, environmental factors, and the severity of the client's hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mad Zaini
"Seseorang yang mengalami masalah kesehatan fisik dapat menimbulkan masalah kesehatan jiwa yaitu ansietas. Tujuan karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan tindakan ners, terapi relaksasi otot progresif, penghentian pikiran, psikoedukasi keluarga, terapi suportif pada klien hipertensi yang mengalami ansietas. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisis kasus klien ansietas. Jumlah klien yang dikelola sebanyak 37 orang. Sebanyak 23 orang mendapatkan tindakan ners, relaksasi otot progresif, penghentian pikiran, psikoedukasi keluarga dan terapi suportif. Sebanyak 14 orang mendapatkan tindakan ners dan terapi suportif. Hasil yang ditemukan terjadi penurunan tanda gejala serta peningkatan kemampuan mengendalikan ansietas paling besar pada klien yang mendapatkan lima terapi. Tindakan ners, terapi relaksasi otot progresif, penghentian pikiran, psikoedukasi keluarga dan terapi suportif direkomendasikan sebagai terapi keperawatan pada ansietas.

Someone who experience physical health problems can cause mental health problem, example anxiety. The purpose of study to illustrate the application of ners intervention, progressive muscle relaxation therapy, tought stopping therapy, family psychoeducation, supportive therapy in hypertension who experience anxiety. The method used is the case analisys in anxiety clients. The amount of clients are 34 people, 23 clients given ners intervention, progressive muscle relaxation therapy, tought stopping therapy, family psychoeducation, supportive therapy. 14 clients given ners intervention and supportive therapy. The results were found decrease the signs and symptoms anxiety and increase the ability of control anxiety most at clients who get five therapy. Progressive muscle relaxation therapy, tought stopping therapy, family psychoeducation, supportive therapy is recommended a nursing therapy in anxiety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghini Alfikra
"Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang berkontribusi pada sebagian besar kematian di dunia. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, puskesmas berperan dalam tindakan preventif, promotif, dan kuratif terhadap hipertensi. Praktik kolaborasi interprofesi menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada penatalaksanaan klien hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana persepsi tenaga kesehatan terhadap praktik kolaborasi interprofesi dalam penanganan klien hipertensi di Kota Bekasi. Penelitian dilakukan di 9 Puskesmas di Kota Bekasi, yaitu dokter, perawat, bidan, apoteker/ asisten apoteker, kesehatan masyarakat, dan ahli gizi. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif cross-sectional, sampel 112 responden dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah Perception of Collaboration Model Questionnaire (PINCOM-Q) versi Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan persepsi kolaborasi interprofesi pada kategori baik (50,9%) dan kurang baik (49,1%). Hasil penelitian dapat menjadi landasan bagi tenaga kesehatan untuk mengevaluasi praktik kolaborasi interprofesi pada pelayanan hipertensi.

Hypertension is a non-communicable disease that contributes to the majority of deaths in the world. As a first-level health service facility, community health centers play a role in preventive, promotive, and curative measures against hypertension. The practice of interprofessional collaboration is one of the factors that contribute to the management of hypertensive clients. This study aims to identify the perceptions of health workers regarding the practice of interprofessional collaboration in treating hypertensive clients in Bekasi City. The research was conducted at 9 Community Health Centers in Bekasi City, namely doctors, nurses, midwives, pharmacists/pharmacist assistants, public health, and nutritionists. This research design uses a cross-sectional descriptive research design, a sample of 112 respondents using a quota sampling technique. The instrument used was the Indonesian version of the Perception of Collaboration Model Questionnaire (PINCOM-Q). The research results show that perceptions of interprofessional collaboration are in the good (50.9%) and poor (49.1%) categories. The results of the research can be a basis for health workers to practice interprofessional collaboration in hypertension services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatwasari Insani Kamil
"Prevalensi hipertensi meningkat dua kali lipat secara signifikan pada 30 tahun terakhir. Menurut American Heart Association (AHA), penduduk dengan usia 20 tahun ke atas mengalami hipertensi hingga mencapai angka 74,5 juta jiwa, akan tetapi sebanyak 90-95% kasus belum diketahui penyebabnya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2021 terdapat 4.607.116 jiwa penderita hipertensi (10,39%) dengan nilai tertinggi berdasarkan data tahun 2021 berada di Kabupaten Bogor sebanyak 986.323 jiwa dan nilai tertinggi di Kota Banjar sebanyak 27.776 jiwa penderita hipertensi. Hipertensi menjadi urutan pertama dari 10 penyakit tidak menular di Kota Depok. Penderita Hipertensi terbanyak yang dialami oleh masyarakat berada di Kelurahan Jatijajar yaitu dengan hipertensi primer sebanyak 13.621 jiwa dari jumlah penduduk 38.281 jiwa. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan intervensi terapi relaksasi genggam jari dan relaksasi tarik napas dalam pada pasien dewasa dengan hipertensi terhadap penurunan tekanan darah di RW 02 dan RW 04, Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah case study. Hasil dari intervensi terapi relaksasi genggam jari dan tarik napas dalam setelah 4 minggu kunjungan rumaPh dengan durasi 20 menit yang diberikan kepada 3 klien dengan masalah hipertensi. Penurunan tekanan darah dilihat melalui MAP (Mean Arterial Pressure), dimana pada klien pertama terjadi penurunan sebanyak 14,3 mmHg, klien kedua penurunan sebanyak 12 mmHg, dan klien ketiga terjadi penurunan sebanyak 10 mmHg. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terapi genggam jari dan tarik napas dalam dapat menurunkan tekanan darah yang dilihat dari MAP pada penderita hipertensi.

The prevalence of hypertension has doubled significantly in the last 30 years. According to the American Heart Association (AHA), people aged 20 years and over experience hypertension to reach 74.5 million people, but as many as 90-95% of cases have no known cause. Based on data from the West Java Health Office in 2021 there were 4,607,116 people with hypertension (10.39%) with the highest score based on 2021 data in Bogor Regency with 986,323 people and the highest score in Banjar City with 27,776 people with hypertension. Hypertension is the first order of 10 non-communicable diseases in Depok City. Most of the people with hypertension experienced were in the Jatijajar sub-district, namely with primary hypertension as many as 13,621 people out of a population of 38,281 people. Writing this scientific paper aims to provide an overview of the application of finger grip relaxation therapy interventions and deep breathing relaxation in adult patients with hypertension to lowering blood pressure in RW 02 and RW 04, Jatijajar Village, Tapos District, Depok City, West Java. The research method used is a case study. The results of the finger holding relaxation therapy intervention and deep breathing after 4 weeks of home visits with a duration of 20 minutes given to 3 clients with hypertension problems. The decrease in blood pressure was seen through MAP (Mean Arterial Pressure), where the first client decreased by 14.3 mmHg, the second client decreased by 12 mmHg, and the third client decreased by 10 mmHg. Therefore, it can be concluded that finger holding therapy and deep breathing can reduce blood pressure as seen from MAP in hypertensive patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Judyca Sarinah
"Hipertensi merupakan penyakit tidak menular terbesar di Indonesia, khususnya pada agregat lansia perkotaan. Hipertensi ini juga dapat menjadi faktor risiko munculnya penyakit tidak menular lain seperti diabetes. Salah satu penyebab hipertensi yaitu konsumsi makanan/ minuman tinggi natrium dan alkohol. Diet hipertensi merupakan salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan keefektifan penerapan diet hipertensi dalam menurunkan tekanan darah Ibu SB dengan dukungan keluarga. Metode yang digunakan yaitu asuhan keperawatan keluarga dan studi kasus yaitu mulai dari pengkajian hingga evaluasi. Hasil intervensi keperawatan selama 7 minggu menunjukkan bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 40 mmHg dan penurunan tekanan diastolik sebesar 20 mmHg. Diet hipertensi ini diterapkan selama 2 minggu. Penelitian ini merekomendasikan penerapan diet hipertensi disertai dengan dukungan keluarga untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

Hypertension is the biggest non-communicable disease in Indonesia, especially in elderly aggregate of urban area. Hypertension can be a risk factor of the other non communicable disease, such as: diabetes. One of the causes of hypertension is consumption of food/ drink with high natrium and alcohol. Hypertension diet is one of intervention for lowering blood pressure for the people with hypertension. This scientific project has aim to describe the effectiveness of hypertension diet for lowering the blood pressure of Mrs. SB with the family support. The method of this project is nursing care and case study which is started from assessment until evaluation. The result shows as long as 7 weeks, there are lowering of the systolic blood pressure 40 mmHg and diastolic blood pressure 20 mmHg. The hypertension diet is applied and evaluated 13 times. This research recommends the hypertension diet with the family support for lowering the blood pressure of elderly with hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Navira Fadhilah
"Hipertensi disebut sebagai penyakit yang membunuh secara diam-diam karena tidak menimbulkan tanda dan gejala yang jelas serta merusak pembuluh darah, jantung, ginjal, dan organ tubuh lainnya. Salah satu faktor yang mencetuskan peningkatan tekanan darah yakni kurangnya aktivitas fisik. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan analisis asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi melalui penerapan yoga yang dilakukan selama 30-45 menit dalam 8 sesi selama 2 minggu. Penerapan intervensi latihan fisik yoga dilakukan sesui prinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur, dan Teratur). Hasil evaluasi setelah penerapan intervensi keperawatan dan yoga menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dengan rerata penurunan 7,07 mmHg pada sistolik dan 4,06 mmHg pada diastolik. Latihan fisik yoga dapat digunakan sebagai salah satu intervensi alternatif bagi klien dengan hipertensi. Kata kunci: aktivitas fisik, hipertensi, yoga.

Hypertension is called as “silent killer” because it does not cause clear signs and symptoms and damages the blood vessels, heart, kidneys, and other body organs. One of the factors that trigger an increase in blood pressure is lack of physical activity. The aim of this nurse final scientific paper is to provide an overview and analysis of nursing care for families with hypertension through the application of yoga which is carried out for 30-45 minutes in 8 sessions for 2 weeks. The implementation of the yoga physical exercise intervention was carried out according to the BBTT principle (Good, True, Measurable, and Regular). The results of the evaluation after application of nursing intervention and yoga shows a decrease of blood pressure with an average decrease of 7.07 mmHg in systolic and 4.06 mmHg in diastolic. Yoga can be used as an alternative intervention for clients with hypertension. Keywords: hypertension, physical activity, yoga."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>