Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulyma Adventsia Octafiola
"Pariwisata dianggap sebagai salah satu sektor penting bagi pembangunan Indonesia dan pemerintah telah mencanangkan 'Lima Destinasi Wisata Super Prioritas' untuk meningkatkan industri; namun, pandemi telah menurunkan jumlah wisatawan asing dan keterbatasan bepergian ke luar negeri justru membuka peluang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik ke destinasi tersebut. Media sosial saat ini telah menjadi saluran penting dalam komunikasi pemasaran sektor ini karena representasi visualnya sehingga penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana proses persuasi melalui konten media sosial mempengaruhi citra destinasi yang dirasakan dan memberikan niat untuk melakukan perjalanan ke destinasi menggunakan kerangka Elaboration Likelihood Model (ELM). Data dikumpulkan melalui survei kepada 365 responden yang belum pernah berwisata paling tidak ke salah satu destinasi wisata super prioritas tersebut dan telah menonton konten terkait destinasi tersebut. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan software menggunakan PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kredibilitas sumber tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap persepsi citra destinasi dan niat berwisata, rute periferal lebih kuat dibandingkan rute sentral dalam mengubah perilaku konsumen melalui audience engagement. Hal ini memberikan wawasan dan saran untuk strategi pemasaran menggunakan media sosial untuk mempromosikan destinasi pariwisata.

Tourism is considered as one important sector for Indonesia’s development and the government has launched ‘Five Superpriority Tourism Destinations’ to enhance the industry; however, the pandemic has decreased the number of foreign tourists and limitation to travelling abroad actually creates an opportunity to increase domestic tourist visits to these destinations. As social media nowadays has become an important channel in marketing communication of this sector due to its visual representation, this research aims to investigate how persuasion process through social media content affects perceived destination image and give intention to travel to the destinations using Elaboration Likelihood Model (ELM) framework. Data is collected through a survey to 365 respondents who have not traveled to at least one of the super priority destinations and have watched the content in social media about the destination. Data is analysed using Structural Equation Modelling (SEM) with PLS software. The results shows that even though source credibility does not have significant effect directly on perceived destination image and intention to travel, the peripheral route is stronger than central route through audience engagement in changing consumer behavior. This provides insights and suggestions for marketing strategy using social media to promote tourism destinations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Nicolas Kurniadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan perjalanan wisata pada milenial (20 - 40 tahun) menggunakan pendekatan kemungkinan elaborasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penduduk milenial Indonesia yang aktif menggunakan media sosial Instagram dan Youtube. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dalam mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam meningkatkan keinginan perjalanan wisata seseorang, pandangan destinasi wisata yang dimiliki nya sangat berpengaruh. Dan dalam mempengaruhi pandangan destinasi wisata, visual media berperan menjadi jalur komunikasi pesan. Kualitas argumen dan keterlibatan audiens yang tinggi akan mempengaruhi pandangan audiens akan suatu destinasi wisata. Kedua variabel ini merupakan variabel dalam dimensi rute sentral. Sedangkan, pada rute periferal, kredibilitas sumber mempengaruhi keterikatan audiens. Sehingga pada suatu video destinasi wisata, kualitas argument yang ada pada pesan serta keterlibatan yang dapat diciptakan nya akan meningkatkan minat perjalanan penerima pesan.

This study aims to determine the factors that influence the desires of a millennial tour (20 - 64 years) using the possibility of elaboration approach. The sample used in this study is Indonesian millennial residents who actively use social media Instagram and Youtube. This research uses Structural Equation Modeling (SEM) in processing data. The results of this study indicate that in increasing the desire of one's travel, the views of the tourist destinations they have are very influential. And in influencing the views of tourist destinations, visual media plays a role in communicating messages. The quality of argument and high audience involvement will affect the audience's view of a tourist destination. Both of these variables are variables in the dimensions of the central route. Meanwhile, on the peripheral route, source credibility affects the audience's engagement. So that in a tourist destination video, the quality of the arguments in the message and the involvement that can be created will increase the interest of the recipient's trip."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avi Rudianita Widya
"Perilaku keterlibatan publik pada media sosial pemerintah dalam situasi krisis memiliki peranan penting terhadap keberhasilan pemerintah dalam manajemen krisis yang mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat. Pemrosesan informasi krisis oleh publik di media sosial dinilai mampu mempengaruhi perilaku keterlibatannya. Menggunakan kerangka Elaboration Likelihood Model, penelitian ini telah mengkonfirmasi beberapa startegi pembuatan informasi krisis pada akun media sosial pemerintah yang dinilai mampu meningkatkan perilaku keterlibatan melalui dua rute pemrosesan informasi yaitu rute periferal, rute sentral, atau melalui interaksi diantara keduanya. Menggunakan metode analisis isi, penelitian ini berhasil mengekstrasi data unggahan pemerintah dan kemudian dilakukan pengujian melalui regresi binomial negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku keterlibatan atas pesan krisis kesehatan yang disampaikan pemerintah melalui media sosialnya dipengaruhi oleh prediktor yang terdapat pada kedua rute pemrosesan secara simultan. Ketika memproses informasi krisis kesehatan pada media sosial pemerintah, isyarat kredibilitas, daya tarik, fitur interaktivitas, vividness, topik, keberadaan emosi dan sentimen menjadi prediktor yang signifikan terhadap perilaku keterlibatan publik. Keberadaan emosi pesan memainkan peranan yang penting dalam peningkatan perilaku keterlibatan atas pesan krisis kesehatan terlebih ketika diintegrasikan dengan fitur fungsional medium. Penelitian ini mampu memberikan implikasi secara teoritis dan praktis terhadap penerapan emosi pada pesan krisis kesehatan dan keterlibatan publik pada media sosial pemerintah.

Public engagement behavior on government social media account in crisis situations has an important role for gaining success in government’s management about crisis that threatens public health and safety. The public's crisis information processing on social media believed to be able to influence their engagement behavior. Using Elaboration Likelihood Model framework, this study aims to identify what factors that public concern while processing a crisis information on government’s social media account, to obtained crisis message strategy that enhance engagement based on two processing routes, namely central and peripheral. Using content analysis method and then testing it through negative binomial regression, this study shows that public engagement in health crisis messages conveyed by the government through social media is influenced by predictors in both processing routes simultaneously. While processing health crisis information, credibility, attractiveness, interactivity features, vividness, topic, emotional presence and sentiment became significant predictors of public engagement behavior. The presence of message emotions plays an important role in increasing engagement behavior for health crisis messages on social media, especially when integrated with the functional features of medium. This research provides theoretical and practical implications of implementation emotions strategy in health crisis messages and public engagement on government’s social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Lestari
"Data menunjukan bahwa jmnlah siswi SMA yang merokok mengalami kenaikan psat beberapa tahun belakangan. Hal ini mengkhawatirkan mengingat dampak negatif rokok bagi perempuan sangat besar, apalagi bila aktivitas merokok sudah dimulai sejak dini. Dari sisi pemasaran, fenomena naiknya jumlah Siswi SMA yang merokok ini dapat dipandang sebagai hasil dari kalahnya efektivitas iklan jangan merokok sebagai bentuk promosi social marketing dibandingkan dengan iklan rokok. Tesis ini mencoba menentukan efektivitas iklan jangan merokok menurut teori ELM. Hasil penelitian menemukan bahwa iklan jangan merokok untuk Siswi SMA kurang efektif karena disampaikan melalui isu yang kurang relevan bagi mereka, Karenanya, penelitian mencoba meningkatkan efektivitas iklan jangan merokok melalui jalur peripheral route BLM.

Data shows that the number of female high school students who smoke greatly increases this past years. This makes for a concern because the negative effects of smoking to female are massive, especially when smoking is started in early years of 1%. From the perspective of management, this phenomena can be seen as a result of ineffectiveness in don 't smoke advertisement as a part of the promotion element of social marketing compares to the smoking advertisement. This thesis attempts to determine the effectiveness of the advertisement with ELM theory. Research conducted shows that it is ineffective to female high school students because it is delivered in an issue that is of less relevance to them. Thus, the research attempts to leverage its effectiveness by formulating a peripheral route approach in ELM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32862
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfarida Herlina
"Dampak pandemi COVID-19 pada sektor pariwisata membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/ Baparekraf) merancang strategi pemasaran sosial kampanye program #InDOnesiaCARE. Kampanye program #InDOnesiaCARE bertujuan untuk membangun keyakinan (building confidence) pelaku usaha pariwisata dan meraih kepercayaan (gaining trust) calon wisatawan melalui protokol pariwisata CHSE (cleanliness, health, safety, dan environment sustainability). Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis strategi komunikasi pemasaran sosial program #InDOnesiaCARE melalui media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan TikTok) milik Kemenparekraf/ Baparekraf. Analisis penelitian berawal dari ketepatan penggunaan elemen pemasaran sosial: Cause, Change Agent, Target Adopters, Channels, Change Strategy dan elemen pemasaran media sosial: Content, Context, Connectivity, Conversation. Kemudian dilakukan analisis pada konten media sosial. Peneliti menemukan bahwa Kemenparekraf/ Baparekraf telah mengerti elemen penting dari pemasaran sosial sehingga mempengaruhi ketepatan pembentukan konten program #InDOnesiaCARE. Setiap platform media sosial dikelola dengan baik, namun ditemukan bahwa akun Pesona Indonesia lebih massif daripada akun Wonderful Indonesia. Komunikasi terjalin dua arah karena setiap konten yang diunggah mendapatkan respon positif dengan menggunakan fitur masing-masing platform, begitu juga dengan komentar atau pertanyaan mendapatkan tanggapan. Kemenparekraf/ Baparekraf juga melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan alat analisis digital. Kampanye program #InDOnesiaCARE berhasil dilakukan selama kondisi high crisis pandemi.

The impact of the COVID-19 pandemic on the tourism sector prompted the Ministry of Tourism and Creative Economy/ Tourism and Creative Economy Agency (Kemenparekraf/ Baparekraf) to design a social marketing strategy for the #InDOnesiaCARE program campaign. The #InDOnesiaCARE program campaign aims to build confidence in tourism businesses and gain the trust of potential tourists through the CHSE tourism protocol (cleanliness, health, safety, and environment sustainability). This study aims to analyze the social marketing communication strategy of the #InDOnesiaCARE program through social media (Facebook, Twitter, Instagram, YouTube and TikTok) owned by the Ministry of Tourism and Creative Economy. The research analysis begins with the appropriate use of social marketing elements: Cause, Change Agent, Target Adopters, Channels, Change Strategy, and social media marketing elements: Content, Context, Connectivity, Conversation. Then an analysis of social media content is carried out. The researcher found that Kemenparekraf/ Baparekraf had understood the important elements of social marketing so that it influenced the accuracy of creating the #InDOnesiaCARE program content. Each social media platform is well managed, but it was found that the Pesona Indonesia account is more massive than the Wonderful Indonesia account. Communication is two-way because every uploaded content gets a positive response by using the features of each platform, as well as comments or questions that get responses. Kemenparekraf/ Baparekraf also conducts monitoring and evaluation activities using digital analysis tools. The #InDOnesiaCARE program campaign was successfully carried out during the high crisis conditions of the pandemic."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsyan Amanulloh Insa
"Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 membawa dampak buruk terhadap berbagai industri dan sektor bisnis, tidak terkecuali industri sharing economy. Brian Chesky, CEO dari Airbnb, menyatakan bahwa bisnis yang telah dibangun selama bertahun-tahun kehilangan 80% dari bisnis mereka hanya dalam waktu delapan minggu akibat pandemi. Namun, pandemi ini justru membuka peluang baru bagi platform Airbnb untuk berkembang, menjadi salah satu perusahaan yang berhasil pulih dengan luar biasa dari krisis pandemi. Hal ini dapat dilihat dari gross booking value Airbnb pada tahun 2021 yang melebihi tahun 2019 dan berhasil mencetak gross booking value terbesarnya pada tahun 2022 yaitu sebesar 63.2 miliar USD. Salah satu kunci pemulihan luar biasa Airbnb dari krisis pandemi adalah dengan kembali memfokuskan pada bisnis utama mereka dan mengutamakan kebutuhan pelanggan. Salah satu aspek penting dari bisnis platform digital seperti Airbnb adalah continuance intention. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi continuance intention pada platform Airbnb. Pada penelitian terdahulu, ditemukan bahwa perceived usefulness dan trust adalah prediktor kuat dari continuance intention pada platform Airbnb. Dalam penelitian ini, tim penulis menerapkan pendekatan elaboration likelihood model yang mencakup central route dan peripheral route untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap continuance intention pada platform Airbnb. Penelitian ini mengumpulkan data kuantitatif melalui kuesioner yang diisi oleh 514 responden dan data kualitatif melalui wawancara dengan 11 narasumber. Pengolahan data kuantitatif menggunakan metode partial least square structural equation modelling (PLS-SEM), sedangkan pengolahan data kualitatif menggunakan metode content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik central route maupun peripheral route mempengaruhi continuance intention. Namun, central route dianggap memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap continuance intention. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa platform Airbnb dapat memprioritaskan pengembangan fitur, strategi pemasaran, dan manajemen hubungan pelanggan sesuai yang sesuai dengan variabel-variabel central route.

The 2020 COVID-19 pandemic severely damaged a number of businesses and industries, including the sharing economy. According to Brian Chesky, CEO of Airbnb, the pandemic caused the company, which they had spent years building, to lose 80% of its business in just eight weeks. Nevertheless, the pandemic also created fresh chances for Airbnb to expand, making it one of the businesses that bounced back from the crisis rather admirably. Airbnb demonstrated this by surpassing the gross booking value of 2019 in 2021 and reaching its greatest gross booking value of $63.2 billion USD in 2022. Refocusing on their core business and putting the needs of their customers first was one of the keys to Airbnb's amazing return from the pandemic issue. For online platforms such as Airbnb, continuance intention is a crucial component of their business. The variables influencing continuance intention on the Airbnb platform have been the subject of numerous studies. Perceived usefulness and trust are powerful indicators of continuing intention on Airbnb, according to prior research. The research team used the elaboration likelihood model approach in this study to investigate the elements influencing continuance intention on the Airbnb platform. This approach comprises both central route and peripheral route. A questionnaire completed by 514 respondents provided quantitative data for this study, while 11 sources were interviewed to obtain qualitative data. The partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) approach was used to process quantitative data, and content analysis was used to evaluate qualitative data. According to the findings, continuance intention is influenced by both the central and peripheral routes. However, the central route is considered to have a more significant impact on continuance intention. The study suggests Airbnb prioritize feature development, marketing strategies, and customer relationship management aligned with central route variables"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dionisius Mikael Sutanto
"Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 membawa dampak buruk terhadap berbagai industri dan sektor bisnis, tidak terkecuali industri sharing economy. Brian Chesky, CEO dari Airbnb, menyatakan bahwa bisnis yang telah dibangun selama bertahun-tahun kehilangan 80% dari bisnis mereka hanya dalam waktu delapan minggu akibat pandemi. Namun, pandemi ini justru membuka peluang baru bagi platform Airbnb untuk berkembang, menjadi salah satu perusahaan yang berhasil pulih dengan luar biasa dari krisis pandemi. Hal ini dapat dilihat dari gross booking value Airbnb pada tahun 2021 yang melebihi tahun 2019 dan berhasil mencetak gross booking value terbesarnya pada tahun 2022 yaitu sebesar 63.2 miliar USD. Salah satu kunci pemulihan luar biasa Airbnb dari krisis pandemi adalah dengan kembali memfokuskan pada bisnis utama mereka dan mengutamakan kebutuhan pelanggan. Salah satu aspek penting dari bisnis platform digital seperti Airbnb adalah continuance intention. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi continuance intention pada platform Airbnb. Pada penelitian terdahulu, ditemukan bahwa perceived usefulness dan trust adalah prediktor kuat dari continuance intention pada platform Airbnb. Dalam penelitian ini, tim penulis menerapkan pendekatan elaboration likelihood model yang mencakup central route dan peripheral route untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap continuance intention pada platform Airbnb. Penelitian ini mengumpulkan data kuantitatif melalui kuesioner yang diisi oleh 514 responden dan data kualitatif melalui wawancara dengan 11 narasumber. Pengolahan data kuantitatif menggunakan metode partial least square structural equation modelling (PLS-SEM), sedangkan pengolahan data kualitatif menggunakan metode content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik central route maupun peripheral route mempengaruhi continuance intention. Namun, central route dianggap memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap continuance intention. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa platform Airbnb dapat memprioritaskan pengembangan fitur, strategi pemasaran, dan manajemen hubungan pelanggan sesuai yang sesuai dengan variabel-variabel central route.

The 2020 COVID-19 pandemic severely damaged a number of businesses and industries, including the sharing economy. According to Brian Chesky, CEO of Airbnb, the pandemic caused the company, which they had spent years building, to lose 80% of its business in just eight weeks. Nevertheless, the pandemic also created fresh chances for Airbnb to expand, making it one of the businesses that bounced back from the crisis rather admirably. Airbnb demonstrated this by surpassing the gross booking value of 2019 in 2021 and reaching its greatest gross booking value of $63.2 billion USD in 2022. Refocusing on their core business and putting the needs of their customers first was one of the keys to Airbnb's amazing return from the pandemic issue. For online platforms such as Airbnb, continuance intention is a crucial component of their business. The variables influencing continuance intention on the Airbnb platform have been the subject of numerous studies. Perceived usefulness and trust are powerful indicators of continuing intention on Airbnb, according to prior research. The research team used the elaboration likelihood model approach in this study to investigate the elements influencing continuance intention on the Airbnb platform. This approach comprises both central route and peripheral route. A questionnaire completed by 514 respondents provided quantitative data for this study, while 11 sources were interviewed to obtain qualitative data. The partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) approach was used to process quantitative data, and content analysis was used to evaluate qualitative data. According to the findings, continuance intention is influenced by both the central and peripheral routes. However, the central route is considered to have a more significant impact on continuance intention. The study suggests Airbnb prioritize feature development, marketing strategies, and customer relationship management aligned with central route variables"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harryanto Suhardjo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan perjalanan pada generasi milenial dengan menggunakan pendekatan elaboration likelihood. Sampel yang penulis gunakan adalah Milenial Indonesia yang aktif menggunakan media sosial dan pernah menggunakan media sosial untuk merencanakan pengalaman berwisata. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengolah datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses awal perencanaan, jalur periferal yang terdiri dari kredibilitas sumber dan reputasi media sosial sangat berperan. Sedangkan pada proses selanjutnya perencanaan rute pusat merupakan jalur utama yang mempengaruhi pengguna ketika mereka mulai menggali lebih banyak informasi dan semakin tertarik dengan informasi yang mereka cari. Ini menyimpulkan bahwa selama proses keputusan pembelian, rute selanjutnya memainkan peran besar, tetapi rute awal memainkan peran penting untuk menarik perhatian pelanggan potensial sebelum mereka memutuskan produk atau layanan mana yang ingin mereka fokuskan.

This study aims to identify the factors that influence trip planning for the millennial generation using the elaboration likelihood approach. The sample that the author uses is Indonesian Millennials who actively use social media and have used social media to plan travel experiences. This study uses Structural Equation Modeling (SEM) to process the data. The results showed that in the initial planning process, peripheral pathways consisting of source credibility and social media reputation played a major role. Whereas in the next process central route planning is the main route influencing users as they start to dig more information and become more interested in the information they are looking for. It concludes that during the buying decision process, the next route plays a big role, but the initial route plays an important role in grabbing the attention of potential customers before they decide which product or service they want to focus on."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilyas
"Pemilihan media merupakan salah satu strategi yang sangat penting dalam melakukan pemasaran politik bagi seorang kandidat politik. Pemasaran politik melalui media khususnya media sosial, telah banyak dilakukan oleh-oleh tokoh politik mengingat fiturnya yang sangat lengkap untuk mengembangkan pesan dan jangkauannya yang sangat luas. Hal inilah yang diterapkan pada kampanye politik Jokowi JK pada pilpres 2014 lalu. Pesan merupakan salah satu elemen penting dari sebuah kampanye politik. Berdasarkan teori elaborasi kemungkinan (elaboration likelihood model), Terdapat dua rute yang digunakan ketika khalayak memproses pesan yaitu rute pusat dan rute pinggiran. Rute pusat berfokus pada isi dan substansi dari pesan sementara rute pinggiran berfokus pada elemen dan unsur pendukung dari pesan tersebut. Penting untuk membagi pesan politik berdasarkan jenis rute mana yang digunakan oleh khalayak sasaran. Pada penerapannya, tim Jokowi JK telah merancang pesan yang berbeda berdasarkan jenis rute yang digunakan khalayak dalam memproses informasi. Di Twitter, isi pesan lebih berfokus pada isinya (rute pusat), sementara pada media kampanye facebook pesan dikemas dengan cenderung mengutaman unsur pendukung seperti penggunaan selebriti dan video. Namun, tidak ada pembagian rata dan terkadang keduanya masih tercampur. Seharusnya pihak PR Politik dapat dengan baik mengorganisir jenis pesan mana yang cocok bagi setiap media social yang digunakan.

Choosing media is one of the most important strategy in political marketing especially in promoting a political candidate. Political Marketing through media especially social media, has been done frequently in globalization era knowing its advantages and big coverage. So does Jokowi JK in last presidential election in 2014. Message is the key element in political campaign. Based on Elaboration Likelihood Model, there are two main routes used by public for processing information; central route and peripheral route. Public in central route will focusing themselves on the substantial information on the message itself while public in peripheral routes tend to focusing message on the supporting elements and the channel of the message. It will be really important to divide these political messages based on those two main routes so the message will be effectively accepted by its publics. Practically, Jokowi JK team has already construct their political messages based on these two routes. In their twitter, their message tends to brought substantial message and important information while in their facebook page they tend to focused in human interest and light issues with the supports of another element such as celebrity endorsement, video, and poster. But, there is no specific differentiation between these two social media usage and would be much better if they start dividing the message based on the media and the publics so the message will be effectively disseminated."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Aulia Akbar Praditomo
"Penelitian ini mengajukan sebuah model adopsi teknologi chatbot dengan pendekatan teori elaboration likelihood model. Konstruk peripheral yang diuji antara lain visual attractiveness, language mastery, dan reputation. Sementara konstruk central yang diuji adalah information quality. Teori technology acceptance model (TAM) dijadikan referensi untuk pengembangan model yang tidak hanya mengevaluasi model secara fungsional seperti perceived ease-of-use dan perceived usefulness tetapi juga secara social seperti perceived sociability. Instrumen penelitian dikembangkan dalam bentuk survei yang disebarkan secara daring dimana responden akan diberikan waktu untuk berinteraksi dengan chatbot dan kemudian mengevaluasi pengalaman yang dirasakan. Uji hipotesis dilakukan dengan analisis data responden sejumlah 392 data dengan menggunakan metode CB-SEM. Ditemukan bahwa teori ELM dapat diterapkan dalam konteks adopsi teknologi chatbot. Rute peripheral (visual attractiveness, language mastery, dan reputation) memiliki korelasi positif terhadap perceived sociability. Rute central memiliki korelasi positif yang kuat terhadap perceived usefulness dan korelasi positif yang moderat terhadap perceived ease-of-use. Perceived sociability dan perceived usefulness ditemukan dapat memprediksi intensi pengguna untuk berinteraksi secara kuat. Sementara perceived ease-of-use tidak memiliki efek yang signifikan terhadap intensi pengguna untuk interaksi berkelanjutan. Penelitian ini menguatkan penelitian-penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa chatbot tidak hanya butuh penerimaan secara fungsional, namun juga sosial. Dengan hasil ini, pengembang dapat mengetahui bagaimana prioritas yang harus disusun dalam pengembangan chatbot yang digunakan secara berkelanjutan oleh penggunanya.

This study proposes a model for the adoption of chatbot technology using the Elaboration Likelihood Model (ELM) theory. Peripheral constructs that are tested in this study include visual attractiveness, language mastery, and reputation, while the central construct includes information quality. Technology Acceptance Model (TAM) is used as a reference for the development of this research model that discusses not only functional acceptance, such as perceived ease of use and perceived usefulness but also social acceptance (perceived sociability). Research instrument developed in the form of a survey distributed to respondents and will be given time to interact with the chatbot and then evaluate their experience. Hypothesis testing is done by analyzing the data of respondents amounting to 392 data using the CB-SEM method. It was found that ELM theory can be applied in the context of the adoption of chatbot technology. Peripheral route (visual attractiveness, language mastery, and reputation) have positive interactions with perceived sociability. The central route, information quality, has a strong positive correlation on perceived ease of use and perceived usefulness. Perceived sociability and perceived usefulness are found to be a predicting factor for intention to use, while perceived ease of use does not have a correlation with the intention to use. This research support previous studies that found that for a chatbot to be adopted needs not only functional acceptance but also social acceptance. With this result, chatbots developers can understand how to design a chatbot that will be used by its users."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>