Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Widyaningsih
"Segregasi pekerjaan menjadi masalah jika ada hambatan mobilitas faktor produksi. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan secara konsisten memiliki proporsi yang rendah dalam pekerjaan yang didominasi laki-laki. Norma dan elemen hukum/kelembagaan yang terbentuk dalam batas-batas gender tradisional dapat mencegah perempuan memasuki pekerjaan tertentu, menciptakan diskriminasi dan tantangan gender, yang mengakibatkan keluarnya perempuan dari pekerjaan yang didominasi laki-laki. Sebagian besar karya ilmiah berfokus pada penjelasan mengapa perempuan pergi sementara hanya sedikit penelitian yang menjelaskan mengapa perempuan bertahan di bidangnya. Oleh karena itu, dengan mengadopsi pandangan konstruktivis, penelitian ini menyelidiki latar belakang perempuan masuk, tantangan yang mereka hadapi, dan alasan mengapa perempuan bertahan. Partisipan dari pekerjaan satpam, pengemudi truk, pengemudi ojek online, operator mesin, programmer, dan engineer dikumpulkan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pengkodean in vivo, pengkodean pola, data display untuk menarik kesimpulan. Temuan menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan, expected outcome, dan dukungan keluarga mempengaruhi keputusan partisipan untuk masuk. Partisipan juga mengalami tantangan gender (stereotipe dan minoritas) dan tantangan pekerjaan (jam kerja yang panjang). Alasan partisipan kelompok kerah biru bertahan adalah alasan ekonomi, sedangkan kelompok kerah putih mengungkapkan minat dan rasa ingin tahu sebagai alasan utama. Studi ini merekomendasikan penerapan kesempatan dan perlakuan yang sama bagi perempuan dalam pekerjaan kerah biru dan menciptakan lingkungan belajar yang menantang bagi perempuan dalam pekerjaan kerah putih.

Job segregation becomes a problem if there are barriers to the mobility of the production factors. Research shows that women consistently have low proportion in male-dominated jobs. Legal/institutional norms and elements formed within traditional gender boundaries can prevent women from entering certain jobs, creating gender discrimination and challenges, resulting in women's exit from male dominated jobs. Most scientific work focuses on explaining why women leave while only few studies explaining why women stays in her field. Therefore, by adopting a constructivist view, this study investigates the background of women who pursuing careers in male-dominated jobs, the challenges they face, and the reasons why women persist. Participants from security guard jobs, truck drivers, online motorcycle drivers, machine operators, programmers, and engineers are collected using semi-structured interviews. Data analysis conducted by using an in vivo coding in the first cycle of coding, pattern coding in the second cycle of coding, and data display to draw conclusions. Findings indicated that educational background, expected outcomes, and family support influenced participants' decision to enter. Participants also experienced gender challenges (stereotypes and minorities) and job challenges (long working hours). The reason why participant in blue collar group stay is economic reasons, while the white collar group expresses interest and curiosity as main reasons. This study recommends implementing equal opportunity and treatment for women in blue-collar jobs and creating a challenging learning environment for women in white-collar jobs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Padavic, Irene
London: Sage, 2002
331.133 PAD w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Mahesa Alam
"YouTube adalah platform sosial media terkenal dan digunakan oleh banyak orang. Di dalam YouTube, para pembuat konten dapat mengunggah konten yang bervariasi seperti konten tentang memasak, olahraga, edukasi, hiburan, dan konten-konten lainnya. Salah satu tipe konten yang telah menarik banyak penonton adalah konten dengan format acara kencan. Format ini telah digunakan oleh beberapa saluran YouTube dan telah berhasil menarik audiens dengan jumlah banyak. Di dalam beberapa video dengan format acara kencan, dapat dilihat bahwa YouTuber laki-laki menjadi bintang utama dari acara kencan di dalam video tersebut dan diberikan beberapa wanita yang akan menjadi objek observasi oleh para YouTuber laki-laki di dalam video tersebut. Fenomena ini menghasilkan sebuah pertanyaan yaitu jika video-video ini dapat dianalisa dari lensa objektifikasi dan memiliki kemungkinan untuk menunjukkan bahwa bagaimana video-video tersebut dibuat dengan ideologi male chauvinism yang bersifat dominan. Karya tulis ini menganalisa video YouTube dengan format acara kencan dari kelompok-kelompok YouTube yang didominasi oleh laki-laki untuk mengobservasi keberadaan objektifikasi dan menemukan motivasi dibalik objektifikasi yang hadir.

YouTube is a social media platform that is well-known by many in the world. In the platform, every content creator can upload any type of content to their liking, whether it be cooking, sports, educational, entertainment, and many other types of content. One of the types of content that has amassed massive amounts of viewers is content using the format of dating shows. This format has been used by multiple YouTube channels and has resulted in obtaining a great quantity of audience. In several videos using the format of dating shows, it is seen that the male YouTubers are the main stars of the show and have the right to play the game while being presented by multiple women who will be the objects of observation of the YouTube creators. This raises the question if videos as such can be analyzed through the lens of objectification and may even possibly reveal how the videos are made with the dominant perspective of male chauvinism. The paper analyzes YouTube dating shows videos from male-dominated YouTube groups to observe the presence of objectification in the videos and discovering the motivation behind the objectification."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Diandra Putri Sandiya
"Keppres No. 33 Tahun 2000 telah memberikan perizinan pengoperasian bagi maskapai penerbangan, sehingga memunculkan berbagai perusahaan maskapai penerbangan berjenis Low-Cost Carrier yang menawarkan jasa angkutan penumpang dan kargo. Hal ini berimbas pada peningkatan persaingan di pasar bersangkutan. Persaingan tersebut acap kali dijadikan alasan bagi pelaku usaha untuk melakukan tindakan anti persaingan untuk dapat mempertahankan penguasaan pangsa pasar bersangkutan, dimana salah satunya dilakukan melalui praktik diskriminasi untuk menghalangi atau menyingkirkan pelaku usaha pesaing. Maka, melalui Penelitian ini Penulis memiliki tujuan untuk menganalisis pembuktian praktik diskriminasi serta pelaksananaan denda yang ditetapkan oleh KPPU terhadap pelanggar Hukum Persaingan Usaha. Permasalahan tersebut terdapat pada Putusan KPPU Nomor 07/KPPU-I/2020, yang sejatinya mencoba membuktikan keterlibatan PT Lion Mentari, PT Batik Air Indonesia, PT Wings Abadi, dan PT Lion Express dan penangguhan pelaksanaan sanksi denda bagi Terlapor yang memang terbukti melakukan tindakan praktik diskriminasi akibat kesepakatan perjanjian pemberian kapasitas kargo eksklusif sebesar 40-ton per hari kepada PT Lion Express pada rute Bandara Hang Nadim ke Bandara Soekarno- Hatta, Bandara Halim Perdana Kusuma, Bandara Juanda dan Bandara Kualanamu. Pada pokoknya, UU No. 5 Tahun 1999 tidak mengatur mengenai penangguhan pelaksanaan denda, melainkan hanya pemberian kelonggaran proses pembayaran denda saja. Dalam menganalisis permasalahan ini, Penulis melakukan penelitian yuridis normatif melalui pendekatan kualitatif dengan memberikan pemahaman mengenai praktik penetapan kapasitas kargo, dan menganalisis syarat pembuktian Pasal 19 huruf D UU No. 5 Tahun 1999 terhadap kasus tersebut, serta memberikan saran agar pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1999 lebih ditingkatkan dan
Presidential Decree No. 33 of 2000 has given operating permission for Airlines in Indonesia, which resulted in bringing out plenty of new Low-Cost Carrier Airlines that offer passenger and cargo transportation services. This matter has caused an impact on the increase of competition in the relevant market. The competition itself frequently being used as a reason for the company to conduct an anti-competition practice to maintain control of the relevant market shares, one of them is through discrimination practice in order to prevent or to eliminate competitors. Therefore, in this research, the writer aims are to analyze the proof of discrimination practices and the implementation of fines that have been settled by KPPU against the violators of competition law. The issues can be found in KPPU's Verdict Number 07/KPPU-I/2020, which are trying to prove the involvement of PT Lion Mentari, PT Batik Air Indonesia, PT Wings Abadi, and PT Lion Express and the suspension of execution of fines towards the companies that are found guilty of discrimination practice as a result of the agreement to give exclusive cargo's capacity as much as 40-ton per days to PT Lion Express on the route from Hang Nadim Airport heading to Soekarno-Hatta Airport, Halim Perdana Kusuma Airport, Juanda Airport, and Kualanamu Airport. Fundamentally, Law No. 5 of 1999 doesn't accommodate rules about the suspension of fines execution, however, it does regulate of giving some loose in terms of how the payment process will be conducted. In the analysis of these issues, the author uses normative-juridical based research through a qualitative approach by giving further understanding about cargo capacity determination and analyzing the evidentiary requirement of Article 19 letter D Law No. 5 of 1999 on the verdict, as well as providing suggestions to enhance the implementations of Law No. 5 of 1999 and maintains a deterrent effect through the imposition of fines"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayerina Auliani Rahayu
"

Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang setara dan inklusif bagi pegawai disabilitas, perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai mengadopsi konsep diversity, equity, dan inclusion. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana implementasi dan peran diversity, equity, dan inclusion pada pegawai disabilitas di PT X yang merupakan salah satu perusahaan consumer goods di Indonesia. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Data pada penelitian ini dikumpulkan dari wawancara mendalam dengan beberapa narasumber yaitu pegawai disabilitas PT X, pegawai bukan disabilitas PT X, Staf DEI PT X, Staf Khusus Direktorat Bina Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri, Komisioner Komisi Nasional Disabilitas, dan Perwakilan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi diversity di PT X sudah berjalan dengan baik, tetapi masih perlu perbaikan pada aspek equity dan inclusion.


To achieve an equal and inclusive work environment for employees with disabilities, companies in Indonesia have begun to adopt the concepts of diversity, equity and inclusion. This research aims to find out how the implementation and role of diversity, equity, and inclusion in employees with disabilities at PT X, which is one of the consumer goods companies in Indonesia. The approach taken in this research is a qualitative approach. The data in this study were collected from interviews with disabled employees of PT X, non-disabled employees of PT X, DEI Staff of PT X, Special Staff of the Directorate of Domestic Labor Placement, Commissioners of the National Commission on Disability, and Representatives of the Indonesian Disabled Association. The results show that the implementation of diversity, equity, and inclusion at PT X has gone well, but there is still a need to increase initiatives in the aspects of equity and inclusion."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prinadilla Putri Wibowo
"Pada era globalisasi saat ini dapat kita ketahui bahwa semakin banyak perempuan yang memilih untuk berkontribusi dan mengembangkan karier mereka di suatu organisasi atau perusahaan. Namun, perempuan memiliki hambatan tersendiri ketika ingin mengembangkan karier mereka peristiwa ini biasanya disebut dengan fenmena glass-ceiling atau adanya langit-langit kaca yang tidak terlihat namun menjadi hambatan bagi perkembangan karier perempuan. Faktor-faktor glass-ceiling dapat berasal dari lingkungan eksternal maupun hambatan yang tercipta dari individu itu sendiri, perkembangan zaman dan juga penyuaraan tentang kesetaraan gender membuat lingkungan masyarakat seharusnya lebih peka terhadap perkembangan karier perempuan pada masa ini. Salah satu upaya yang sudah terealisasi dalam upaya pengembangan karier perempuan adalah sistem gender quota yaitu sistem penetapan kuota tertetu atas keterlibatan perempuan di tempat kerja. Namun, sistem ini tidak akan berjalan dengan baik apabila perempuan memiliki barriers yang muncul dalam diri mereka sendiri. Indivdual barriers perempuan juga dapat menjadi hambatan dalam perkembangan karier mereka seperti rendahnya efikasi diri (self-efficacy) dan juga percaya diri (self-confidence) yang membuat mereka merasa tidak mampu untuk mengembangkan karier mereka di tempat kerja. Penelitian yang berbentuk studi eksplorasi ini akan menguji pengaruh self-efficacy, self-confidence dan gender quota terhadap fenomena glass ceiling di lingkungan sektor pendidikan khususnya perguruan tinggi. Penelitian ini akan meggunakan metode kualitatif dengan mewwancarai 10 narasumber yang memiliki profesi sebagai dosen, dekan, wakil dekan, kepala departemen dan guru besar perempuan di universitas negeri dan swasta di daerah Jawa.

In the current era of globalization, we can see that many women are choosing to contribute to the development of a company. However, women have their own obstacles when they want to develop their careers, this event is usually called the glass-ceiling phenomenon or the existence of an invisible glass ceiling that becomes an obstacle to women's career development. glass-ceiling factors can come from the external environment as well as barriers created by the individual himself, the development of the times and also the voice about gender makes the community environment should be more sensitive to career development at this time. One of the efforts that have been realized in efforts to develop women's careers is the gender quota system, namely the determination of certain quotas for women's involvement in the workplace. However, this system will not work well if women have obstacles that arise within themselves. Women's individual barriers can also be obstacles in their career development such as self-efficacy and self-confidence which makes them feel unable to develop their careers at work. This research in the form of an exploratory study will examine the effect of self-efficacy, self-confidence and gender quota on the glass ceiling phenomenon in the education sector, especially universities. This study will use a qualitative method by interviewing 10 resource persons who have professions as lecturers, vice deans, heads of departments and female professors at public and private universities in Java."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madina Rizqia
"Ketimpangan antar jenis kelamin di pasar tenaga kerja Indonesia masih terjadi. Hal ini memicu pekerja perempuan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi agar dapat bersaing dengan pekerja laki laki, sehingga pekerja perempuan mengalami job-education mismatch karena memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan oleh pekerjaannya. Baik studi mengenai job-education mismatch maupun studi mengenai selisih antara upah pekerja laki-laki dan pekerja perempuan sudah banyak berkembang, namun belum banyak studi yang melihat hubungan antara keduanya.
Penelitian ini diharapkan mampu menemukan bagaimana job-education mismatch mempengaruhi selisih upah antara pekerja laki-laki dan pekerja perempuan di Indonesia. Data yang digunakan adalah data SAKERNAS Agustus 2016. Status mismatch ditentukan dengan job-evaluation method menggunakan standar ISCO 2008 dan ISCED 1997.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, pekerja yang mengalami overqualified menerima wage penalty, pekerja yang mengalami underqualified menerima wage premium, dan mismatch pada pekerja perempuan memperburuk wage gap antara pekerja laki-laki dan perempuan.

Gender disparity still exists in Indonesias labor market. Discrimination between female and male workers then triggers female workers to achieve a higher education to be able to compete with male workers. That leads female workers to have a mismatch between their job and education, because they are overqualified for their jobs. Even though both studies about job education mismatch and females wage gap are already done by so many researchers, but less discuss about the relationship between them.
This research aims to find out how job education mismatch affects gender wage gap in Indonesia. This research used SAKERNAS August 2016 data. The mismatch status is obtained with job evaluation method using ISCO 2008 and ISCED 1997 standards.
The result of the research shows that overall, overqualified workers receive wage penalty, underqualified workers receive wage premium, and mismatch worsens the wage gap between male and female workers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva : International Labour Office, 1976.
331.4 INT w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ajeng Nova Safitri
"ABSTRAK
Wanita Afrika-Amerika berjuang melawan diskriminasi dan telah dirugikan karena bahaya dari persimpangan gender dan ras. Namun, representasi mereka di media, terutama film, telah meningkat. Melalui film Hidden Figures (2016), penelitian ini menelaah representasi perempuan Afrika-Amerika dalam masyarakat yang didominasi kulit putih dengan menggunakan tekstual analisis. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perempuan kulit putih dan perempuan kulit hitam berjuang dengan masalah mereka sendiri untuk mendapatkan pengakuan dari kaum mayoritas, yaitu laki-laki kulit putih. Selain itu, penelitian ini membahas bagaimana karakter laki-laki berkulit hitam juga berperan dalam dekonstruksi representasi ketiga pemeran utama wanitanya. Terlepas dari usaha film ini untuk menyajikan representasi wanita kulit hitam yang tidak seperti pada umumnya, pada akhirnya film ini menunjukkan bahwa beberapa representasi mereka ternyata tetap dibatasi dan dikendalikan.

ABSTRACT
African-American women fought oppression and have been at disadvantages due to the double jeopardy of the intersection of gender and race. Their representation in the popular mass media, especially movies, has increased. Through the movie Hidden Figures (2016), this research attempts to examine how the representation of African-American women in the white dominated society is being presented by using textual analysis. It shows that both white women and the Black women are struggling with their own issues to get an acknowledgement from the majority, the white male. Moreover, the deconstruction of the usual Black women representations are somehow negated by the Black male characters. Despite the fact that these characters do not conform to the mainstream Black womens stereotype, some of their representations are still being constrained and being controlled."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>