Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabila Arisanti
"Semakin bertambahnya usia, fungsi tubuh manusia mengalami penurunan. Diabetes mellitus termasuk kedalam 10 penyakit terbanyak yang diderita oleh lansia dan menjadi penyebab kematian terbanyak. Diabetes merupakan gangguan pada sistem endokrin yang terjadi di pancreas. Terganggunya hormone insulin yang mengakibatkan tingginya kadar glukosa dalam darah. Komplikasi diabetes yang sering terjadi adalah neuripati perifer yang dapat menyebabkan penurunan sensitivitas kaki. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada Nenek L yang berusia 64 tahun dengan masalah keperawatan perfusi perifer tidak efektif melalui penerapan foot massage. Hasil intervensi yang dilakukan lima kali dalam waktu tiga minggu dengan jarak tiga hari pada tiap intervensi didapatkan adanya peningkatan sensitivitas kaki yang di evaluasi menggunakan monofilament test 10g.

With increasing age, the function of the human body decreases. Diabetes mellitus is included in the 10 most common diseases suffered by the elderly and is the most common cause of death. Diabetes is a disorder of the endocrine system that occurs in the pancreas. Disruption of the hormone insulin which results in high levels of glucose in the blood. The most common complication of diabetes is peripheral neuropathy, which can cause decreased foot sensitivity. This scientific work aims to analyze nursing care for Grandma L who is 64 years old with ineffective peripheral perfusion nursing problems through the application of foot massage. The results of the intervention carried out five times within three weeks with a distance of three days in each intervention showed an increase in foot sensitivity which was evaluated using the 10g monofilament test."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian diseluruh dunia dan dapat diderita oleh kelompok usia mana saja, salah satunya lansia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi hipertensi usia 55-64 tahun sebanyak 55,2%; usia 65-74 tahun sebanyak 63,2%; dan usia ≥ 75 tahun sebanyak 69,5%. Hipertensi dapat terus meningkat pada tahun 2050 karena jumlah lansia diperkirakan mencapai 2 milyar jiwa. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menjabarkan asuhan keperawatan dengan foot massage sebagai upaya menurunkan tekanan darah pada keluarga yang memiliki agregat lansia dengan hipertensi. Intervensi foot massage diberikan dengan tujuan memberikan rasa rileks, menurunkan rasa nyeri, meningkatkan kenyamanan, dan memperlancar aliran darah sehingga tekanan darah menurun. Intervensi foot massage dilakukan 6 hari berturut-turut selama 15 menit. Pengukuran tekanan darah dilakukan 5-10 menit sebelum dan sesudah diberikannya intervensi foot massage untuk melihat stabilisasi tekanan darah sesuai dengan target yang ingin dicapai. Hasil evaluasi mendapatkan adanya penurunan darah, yaitu sebelum terapi foot massage menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolik 145,16 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik 69,67 mmHg, namun setelah dilakukan terapi foot massage rata-rata tekanan darah sistolik 134 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik 68,83 mmHg. Pembatasan garam harian, mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin, melakukan aktivitas fisik, dan mengelola stres perlu dilakukan keluarga dalam mengontrol tekanan darah. Tindakan foot massage tidak memberatkan perekonomian keluarga dan gerakannya dapat diikuti masyarakat luas.

Hypertension is one of the causes of death worldwide and can be suffered by any age group, one of which is the elderly. Based on Riskesdas data for 2018, the prevalence of hypertension aged 55-64 years was 55.2%; aged 65-74 years as much as 63.2%; and age ≥ 75 years as much as 69.5%. Hypertension can continue to increase in 2050 because the number of elderly people is estimated to reach 2 billion people. This scientific work aims to describe nursing care with foot massage as an effort to reduce blood pressure in families that have an aggregate of elderly people with hypertension. Foot massage interventions are given with the aim of providing a sense of relaxation, reducing pain, increasing comfort, and facilitating blood flow so that blood pressure decreases. The foot massage intervention was carried out 6 days in a row for 15 minutes. Blood pressure measurements were carried out 5-10 minutes before and after the foot massage intervention was given to see blood pressure stabilization according to the target to be achieved. The evaluation results found a decrease in blood pressure, namely before foot massage therapy showed an average systolic blood pressure of 145.16 mm Hg and an average diastolic blood pressure of 69.67 mm Hg, but after foot massage therapy the average systolic blood pressure was 134 mm Hg and the average diastolic blood pressure was 68.83 mm Hg. Restricting daily salt, taking antihypertensive drugs regularly, doing physical activity, and managing stress needs to be done by the family in controlling blood pressure. The act of foot massage does not burden the family's economy and the movement can be followed by the wider community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rachellya Volvo
"ABSTRAK
Tingginya tingkat ketergantungan lansia disebabkan karena semakin meningkatnya usia baik jantung maupun pembuluh darah mengalami perubahan struktural dan fisiologis, perubahan tersebut terjadi lambat dan terus menerus tanpa disadari sehingga berisiko mengalami gangguan perfusi jaringan perifer. Penulis melakukan intervensi keperawatan dikombinasikan dengan tindakan komplementer refleksologi kaki pada lansia sebanyak 20 kali selama 25 - 40 menit. Bertujuan sebagai teknik relaksasi dengan meningkatan aliran darah dan nutrisi kaya oksigen ke sel, menurunkan angka kesakitan akibat iskemia jaringan distal yang bila memburuk dapat berakibat terjadinya ganggren semakin memberat berisiko amputasi. Sehingga meningkatnya angka disability dan mortality lansia yang kemudian menurunkan kualitas hidup lansia sebelum akhir hayatnya.

ABSTRACT
The high level of elderly dependence is due to the increasing age of both the heart and blood vessels undergoing structural and physiological changes, such changes occur slowly and continuously unnoticed thereby at risk of peripheral tissue perfusion disorders. The authors performed nursing interventions combined with complementary reflexology measures of the foot on the elderly as much as 20 times for 25 40 minutes. Aimed as a relaxation technique with increased blood flow and oxygen rich nutrients to cells, decreasing morbidity due to distal tissue ischemia which, when worsened, can result in gangrene becoming more and more potent at risk of amputation. So the increasing rate of disability and mortality elderly which then degrade the quality of life of the elderly before the end of their life. "
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nahla Savira Novelina
"Manajemen kesehatan yang tidak efektif akan mempersulit pengontrolan tekanan darah pada masalah hipertensi, terutama pada lansia. Keluarga memiliki peranan dalam mempengaruhi kondisi kesehatan lansia. KIAN ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada keluarga dengan hipertensi agregat lansia melalui penerapan aroma foot massage. Intervensi ini dilakukan selama 12 sesi dengan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi. Hasil analisis menunjukkan keefektifan intervensi aroma foot massage pada keluarga kelolaan dan meningkatnya tingkat kemandirian keluarga.

 


Ineffective health management could worsen controlling blood pressure in people with hypertension, especially elderly. Family has a role in influencing the health condition of the family member. This Study aims to analyze nursing process in families with hypertension in elderly through the application of aroma foot massage. This intervention was conducted in 12 sessions and blood pressure measurements before and after the intervention. The results of the analysis showed the effectiveness of the aroma foot massage interventions for elderly and also there is an increased in level of the family independence evaluation.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Daviyatul Haque
"Pasien kanker mengeluhkan nyeri yang menyebabkan masalah fisik, emosi, dan social. Terapi farmakologi pada pasien tidak sepenuhnya dapat mengurangi nyeri. Intervensi non-farmakologi seperti intervensi komplementer dan alternatif juga dapat memainkan peran penting dalam manajemen nyeri kanker yang dapat ikut mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien, salah satunya adalah terapi berbasis musik. Self-Selected Individual Music Therapy adalah prosedur perberian terapi musik yang mudah, murah dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Self-Selected Individual Music Therapy terhadap tingkat nyeri pasien kanker. Penelitian ini dilakukan di Ruang Anggrek, RSUP Persahabatan, Jakarta. Pasien kelolaan adalah pasien kanker Germ Cell Carsinoma Mediastinum yang menerima intervensi sebanyak empat kali masing-masing selama 10-15 menit. Responden dilakukan pengukuran nyeri pre- post- dengan Visual Analog Scale (VAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat nyeri pada pasien sebelum dan setelah pemberian intervensi. Ditemukan pula adanya peningkatan rasa nyaman yang diungkapkan oleh pasien. Dapat disimpulkan bahwa secara klinis, intervensi Self-Selected Individual Music Therapy, berpengaruh terhadap tingkat nyeri dan kenyamanan pada pasien kanker.

Patients complain of pain that causes physical, emotional, and social problems. Pharmacological therapy in patients can not completely reduce pain. Non-pharmacological interventions such as complementary and alternative interventions can also play an important role in cancer pain management that can help reduce the pain felt by patients, one of which is music-based therapy. Self-Selected Individual Music Therapy is an easy, inexpensive and effective music therapy procedure. This study aims to determine the effect of Self-Selected Individual Music Therapy on the pain level of cancer patients. This research was conducted in the Orchid Room, Friendship Hospital, Jakarta. The patients under management were Germ Cell Carsinoma Mediastinum cancer patients who received the intervention four times for 10-15 minutes each. Respondents were measured pre-post-post pain with Visual Analog Scale (VAS). The results showed that there was a decrease in the level of pain in patients before and after the intervention. It was also found that there was an increase in the patient's sense of comfort. It can be said clinically, Individualized Music Therapy intervention, which has an effect on the level of pain and comfort of cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mazaya Intan Kusuma
"Kejadian jatuh berdampak pada kondisi fisik lansia. Upaya-upaya untuk mencegah kejadian jatuh sangat penting dilakukan. Kejadian jatuh dapat  dicegah dengan melakukan mobilisasi progresif yang meliputi latihan mobilisasi, latihan rentang gerak sendi (ROM) baik aktif maupun pasif, latihan kekuatan otot, dan latihan keseimbangan. Latihan Foot and Ankle merupakan program latihan yang dirancang untuk mengurangi risiko jatuh dengan melatih kekuatan otot dan keseimbangan. Rentang gerak kaki, pergelangan kaki, hingga jari kaki berperan penting dalam menstabilkan kaki selama berdiri dan berjalan, rentang gerak yang memadai pada pergelangan dan jari kaki diperlukan untuk melakukan fungsi motorik dasar sehari-hari. Klien Kakek D laki-laki, berusia 73 tahun, dan berlatar belakang Suku Batak. Latihan Foot and Ankle mengurangi risiko jatuh setelah dilakukan intervensi selama 12 kali

Falls have an impact on the physical condition of the elderly. Efforts to prevent falls are very important. Falls can be prevented by doing immediate and progressive mobilization which includes mobilization exercises, joint range of motion (ROM) exercises both active and passive, muscle strength training, and balance exercises. Foot and Ankle training is an exercise program designed to reduce the risk of falling by training muscle strength and balance. Range of motion of the foot, ankle and toes plays an important role in stabilizing the foot during standing and walking, adequate range of motion in the ankle and toes is necessary to perform basic daily motor functions. Grandpa D's client is male, 73 years old, and has a Batak ethnic background. Foot and Ankle exercises reduce the risk of falling after intervention for 12 times."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zuriati Rahmi
"ABSTRAK
Masalah kulit terutama pada bagian kaki merupakan hal yang paling sering terjadi pada lansia. Berbagai faktor mempengaruhi timbulnya masalah integritas kulit pada bagian kaki. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari perubahan sistem integumen, dan menurunnya sistem imun. Faktor eksternal disebabkan oleh pengaruh lingkungan seperti lingkungan perkotaan yang penuh dengan polusi, sinar UV matahari yang terik, kelembaban yang rendah serta cuaca yang panas. Pada karya ilmiah ini akan dijelaskan mengenai asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan integritas kulit pada kaki. Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan, hasil menunjukkan kulit tampak lembab, tekstur kulit lebih halus, integritas kulit lebih baik, nilai ABI dalam rentang normal, lesi dan jaringan nekrotik mengering dan mulai berkurang. Untuk kedepannya, diharapkan pihak Sasana dapat menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan kaki, dan petugas kesehatan dapat melakukan perawatan kaki setiap hari kepada lansia yang mengalami gangguan integritas kulit pada kaki.

ABSTRAK
Skin problems, especially on the foot, is the most common deseases among elderly. Many factors cause impaired of skin integrity on the foot. The factors are internal factors and external factor. Internal factor such as changes in the integument system and decreased immune system. External factors are caused by environmental influences such as urban environment which full of pollutants, UV rays, low humidity and hot weather. This paper is going to explain the nursing of care on patient with impaired skin integrity on the foot. Based on intervention that already done, the result are patient skin looks moist, skin texture become more smooth, skin integrity become better, ABI?s value is normal, lesions and necrotic tissue become dry and clean. For further expectation, Sasana should provide the tools are needed for foot care and health workers do daily foot care to the elderly whose impaired skin integrity on the foot.
;;;"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karen Shaka Wiranti
"Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan kronik yang dapat mempengaruhi kualitas hidup serta menyebabkan kematian. Lansia sebagai populasi yang mengalami proses penuaan, rentan menderita penyakit DM. Rendahnya pengendalian terhadap faktor risiko DM meningkatkan keparahan hiperglikemia dan risiko komplikasi kronis berupa neuropati diabetes. Latihan senam kaki sebagai salah satu intervensi praktik keperawatan berbasis bukti dapat mengurangi keparahan gejala neuropati dan meningkatkan sensitivitas kaki pada penderita neuropati dibetes. Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan asuhan keperawatan lansia dengan DM dan gejala neuropati menggunakan latihan senam kaki untuk mencegah risiko kerusakan integritas jaringan pada Nenek I di PSTW Budi Mulya 1 Cipayung. Nenek I usia 66 tahun memiliki penyakit DM yang terdeteksi beberapa tahun lalu dengan kadar GDP saat ini 400mg/dl. Gejala neuropati yang dirasakan adalah telapak kaki terasa kebas, kesemutan, terasa tebal saat berjalan, serta terjadi penurunan sensitivitas kaki. Setelah dilakukan intervensi sebanyak 10 kali selama 3 minggu, terjadi penurunan gejala neuropati dan peningkatan sensitivitas kaki. Latihan senam kaki diharapkan dapat menjadi program rutin dan berkelanjutan yang diterapkan di PSTW Budi Mulya 1 Cipayung untuk mencegah terjadinya risiko kerusakan jaringan pada lansia dengan DM dan gejala neuropati.

Diabetes mellitus (DM) is a chronic health problem that can affect the quality of life and cause death. The elderly as a population experiencing the aging process, are susceptible to diabetes. The low control of DM risk factors will increase the severity of hyperglycemia and the risk of chronic complications—such as diabetic neuropathy. Foot gymnastics exercise as an evidence-based nursing practice intervention can reduce the severity of neuropathic symptoms and increase foot sensitivity in diabetic neuropathy sufferers. This writing aims to describe nursing care for the elderly with DM and symptoms of neuropathy using foot gymnastics  exercises to prevent the risk of tissue integrity damage to Nenek I at PSTW Budi Mulya 1 Cipayung. Nenek I aged 66 years, had DM which was detected a few years ago with a current GDP level of 400mg/dl. Symptoms of neuropathy that are felt at this time are numbness of the feet, tingling, feeling thick when walking, and decreased foot sensitivity. After the intervention 10 times for 3 weeks, there was a decrease in neuropathy symptoms and an increase in foot sensitivity. Foot gymnastics exercise is expected to become a routine and sustainable program implemented at PSTW Budi Mulya 1 Cipayung to prevent the risk of tissue damage in the elderly with DM and symptoms of neuropathy.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmah Fajrianti
"Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi paling tinggi yang dapat menyebabkan kematian. Jumlah lansia dengan hipertensi banyak ditemukan di PSTW. Lansia hipertensi dapat mengalami masalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Terapi yang efektif dapat menurunkan risiko dari berbagai komplikasi hipertensi. Terapi nutrisi dengan memanfaatkan bahan herbal banyak digunakan di Indonesia, salah satunya untuk hipertensi. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi keperawatan terapi nutrisi melalui pemberian jus tomat setiap hari selama 5 minggu disertai dengan pendidikan kesehatan. Hasil intervensi menunjukkan bahwa jus tomat mampu menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi. Jus tomat merupakan intervensi yang efektif, mudah dibuat, dan mudah didapat. Pemberian jus tomat dapat diterapkan panti sebagai penganan selingan untuk mendukung terapi utama pada manajemen hipertensi.

Hypertension (high blood pressure) is one of the diseases with the highest prevalence that can cause death. The number of elderly with hypertension is found in PSTW. Elderly hypertension can experience problems with the risk of ineffective perfusion of peripheral tissue. Effective therapy can reduce risk from various complications of hypertension. Nutrition therapy by utilizing herbal ingredients is widely used in Indonesia, one of them for hypertension. This case study aims to describe the results of nutrition therapy nursing intervention through the provision of tomato juice every day for 5 weeks accompanied by health education. The results of the intervention showed that tomato juice can reduce blood pressure on the elderly hypertension. Tomato juice is an effective, easy to make, and easy to obtain intervention. Giving tomato juice can be applied to PSTW as a snack to support the main therapy in the management of hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisaul Masruroh
"Meningitis kriptokokal merupakan infeksi oportunistik yang umum dijumpai pada pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Menurunnya sistem kekebalan tubuh mengakibatkan pasien mudah mengalami infeksi patogen, salah satunya jamur Cryptococcus. Peningkatan tekanan intrakranial menjadi salah satu komplikasi dari meningitis kriptokokal yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Berbagai intervensi dilakukan untuk mengurangi tekanan intrakranial dan meningkatkan perfusi ke jaringan otak, salah satunya dengan intervensi keperawatan manajemen peningkatan tekanan intrakranial. Studi kasus ini bertujuan untuk mengalisis asuhan keperawatan pada pasien meningitis kriptokokal dengan intervensi manajemen peningkatan tekanan intrakranial. Pasien berjenis kelamin perempuan, usia 26 tahun dengan HIV tahap akhir dan infeksi Cryptococcus pada lapisan meninges. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis literatur. Intervensi dilakukan selama 5 hari yang terdiri dari tindakan mandiri keperawatan dan kolaborasi. Hasil intervensi memperlihatkan bahwa integrasi antara intervensi mandiri keperawatan dan kolaborasi dapat memberikan dampak yang baik bagi pasien yang ditunjukkan dengan adanya perbaikan prognosis pada pasien. Oleh karena itu, studi kasus ini dapat dijadikan acuan praktik keperawatan pada pasien meningitis kriptokokal dengan masalah peningkatan tekanan intrakranial.

Cryptococcal meningitis is a common opportunistic infection in patient with Human Immunodeficiency Virus (HIV). The decrease in the immune system cause patient susceptible to pathogen infection, such as Cryptococcus. Increased intracranial pressure is one of the complication of cryptococcal meningitis that can be life threatening. Various interventions were carried out to decrease intracranial pressure and increase perfusion to brain tissue, including intracranial pressure management. This study aims to analyze nursing care in patient with cryptococcal meningitis using intracranial pressure management intervention. Patient is 26 years old woman with final stage HIV and meningeal infection by Cryptococcus. This study used literature analysis design. Intervention was carried out for 5 days including independent and collaborative. Result showed that integration between them have a good impact on patients and patient shows a better prognosis. Therefore, this case study can be used as a reference for improving practice in cryptococcal meningitis patients with increased intracranial pressure problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>