Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71070 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Lazuardi Imani
"Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh posisinya sebagai persimpangan jalur perdagangan. Pada abad ke-16 dan 17, bangsa Portugis bersama dengan bangsa Eropa yang lain berdagang dengan bangsa Jepang. Bangsa Portugis, yang saat itu bersama dengan bangsa Spanyol disebut nanban oleh bangsa Jepang, membawa pengaruh kuliner dari negara dan daerah jajahan mereka sendiri ke dalam masakan Jepang. Tempura, kasutera, dan konpeitou merupakan contoh hasil dari akulturasi tersebut. Sekarang, masakan Jepang yang dipengaruhi oleh masakan Portugis disebut nanban ryouri.

The culture of Japan is influenced by its strategic position on global trade routes. In the 16th and 17th centuries, the Portuguese and other European nations traded with the Japanese. The Portuguese, who along with the Spanish at the time were called nanban by the Japanese, brought culinary influences from their own country and colonies into Japanese cuisine. Tempura, kasutera, and konpeitou are examples of the result of this acculturation. Nowadays, Portuguese-influenced Japanese cuisine is known as nanban ryouri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Chronika Febrianti
"ABSTRAK
Setelah masa kolonial Portugis di Makau berakhir, sejumlah bangunan, nilai sejarah, dan budaya Portugis yang berkembang di Makau sejak abad 16 masih terpelihara baik sebagai peninggalan berharga yang membentuk identitas Makau saat ini. Pemerintahan Komunis Republik Rakyat Tiongkok tidak hanya memelihara peninggalan tersebut, melainkan juga memanfaatkannya untuk mewujudkan Makau sebagai pusat wisata dan hiburan dunia. Penelitian ini menjelaskan bagaimana peninggalan kolonial Portugis bisa berada di Makau, apa saja peninggalan Portugis, dan bagaimana pemanfaatannya dalam pengembangan pariwisata Makau saat ini melalui metode penelitian pendekatan sejarah yang mengacu pada teori dan konsep pariwisata. Hasilnya antara lain menunjukkan bahwa, peninggalan Portugis dimanfaatkan sebagai ikon penting dalam pengembangan pariwisata Makau yang merupakan sektor perekonomian masyarakat Makau paling utama pada masa ini.

ABSTRACT<>br>
After the Portuguese colonial period in Macau ended, a number of Portuguese buildings, traces of history, and culture that had influenced Macau since the 16th century are well preserved as valuable heritage which had formed Macau 39 s identity today. The Communist Government of the People 39 s Republic of China is not only preserving the relics, but also using them to accomplish their vision making Macau as world 39 s tourism and leisure center. This research explains how Portuguese colonial relics can exist in Macau, what Portuguese relics are, and how they are utilized in the development of Macau tourism nowadays, through historical research methods that refer to the theory and concept of tourism. The results show that Portuguese relics are used as an important icon of Macau 39 s tourism which are giving big impact to Macau 39 s economic sector at this time."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Fathia
"Mira Fathia. Seni Penyajian Masakan Jepang. (Di bawah bimbingan Dr. Siti Dahsiar Anwar.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Penelitian mengenai seni penyajian masakan Jepang, bertujuan untuk mengetahui aturan-aturan apa saja yang menyebabkan masakan Jepang indah dan menarik dalam penyajiannya, dan ciri-ciri apa saja yang memberikan kekhasan dalam seni penyajian masakan Jepang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan metode observasi. Dalam metode kepustakaan, saya memusatkan perhatian pada buku-buku dan majalah-majalah yang berhubungan dengan penyajian masakan Jepang, membacanya dan menganalisanya dengan menggunakan teori ciri khas keindahan wabi menurut Shin'ichi Hisamatsu dan Haga Kooshiroo. Sedangkan metode observasi, dilakukan dengan cara mengamati penyajian masakan Jepang di dua restoran Jepang di Jakarta. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, bahwa seni penyajian masakan Jepang sangat unik dalam cara penyajiannya. Uniknya karena, pertama, ketelitian yang ditekankan pada saat mengharmoniskan masakan di dalam piring penyajiannya dan juga pada saat menata masakan di dalam piring saji yang tidak diisi sampai ke pinggir, tetapi disisakan beberapa jarak kekosongan untuk menekankan gaya penyajian masakan dan piring penyajiannya. Kedua, penyajian masakan Jepang diserasikan dengan musim. Ketiga, di dalam seni penyajian masakan Jepang terkandung ciri-ciri keindahan wabi, yang memberikan kekhasan pada seni penyajian masakan Jepang."
2000
S13622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Da Franca, Antonio Pinto
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000
946.959 8 DAF pt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fashila Desfianti
"Tesis ini membahas pengaruh penerapan membaca kritis dalam proses pembelajaran kemahiran membaca bahasa Jepang pada tingkat universitas. Penelitian ini merupakan penelitian praeksperimental yang melibatkan dua kelompok pemelajar yang terbagi dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan eksplanasi tentang penerapan kegiatan membaca kritis dan pengaruhnya terhadap kemampuan pemelajar dalam proses pembelajaran kemahiran membaca TBJ. Populasi penelitian ini adalah pemelajar Indonesia jurusan bahasa Jepang sebagai bahasa asing (JFL) yang telah menerima pemelajaran bahasa Jepang selama dua tahun di universitas. Pemelajar di kelas eksperimen menerima pembelajaran kemahiran membaca dengan kegiatan membaca kritis, sedangkan pemelajar di kelas kontrol menerima pembelajaran kemahiran membaca dengan strategi membaca cepat dan latihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan membaca kritis tidak dapat meningkatkan kemampuan pemelajar secara signifikan. Namun, hasil kuesioner dan wawancara menunjukkan bahwa respon pemelajar terhadap penerapan kegiatan membaca kritis cukup positif. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan tes terbuka lebih tepat diberikan kepada kelompok pemelajar yang mendapatkan kegiatan membaca kritis dibandingkan dengan tes pilihan ganda. Kendala yang dialami oleh pemelajar ketika mengikuti pembelajaran kemahiran membaca dengan kegiatan membaca kritis yaitu kesulitan dalam pemahaman kosakata dan struktur kalimat yang digunakan dalam teks berbahasa Jepang.

This thesis discusses the implementation of critical reading in the learning process of Japanese language reading skills on undergraduate level. This study is a pre-experimental study involving two groups of learners, which are divided into control and experimental classes. It aims to explain the effect of critical reading implementation on learners ability to comprehend Japanese texts in Japanese reading class. The study population was Indonesian learners majoring in Japanese as a foreign language (JFL) who have been studying Japanese for two years in university. In the experimental class, students received reading skills learning with critical reading activities, while students in the control class received reading skills learning with speed reading strategies and exercises. The result showed that the implementation of critical reading could not significantly improve learners reading abilities. However, the result of the questionnaire and interviews indicate that the students response to the implementation of critical reading activities was quite positive. In addition, the result showed that the use of open-ended questions is more appropriate to assess critical reading rather than multiple choice test. The constraints which were experienced by students when they took part in this course is understanding vocabulary and sentence structures which are used in Japanese texts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T54465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yofiandhy Dwi Indrayana
"Skripsi ini membahas makna-makna jenis homekotoba dalam bahasa Jepang. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan penggunaan homekotoba dalam kehidupan sehari-hari yang ditemukan dalam drama Hanawake no Yon Shimai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami perbedaan antar jenis-jenis penggunaan homekotoba tersebut sehingga dapat membantu penutur asing bahasa Jepang dalam berkomunikasi dengan penutur jati bahasa Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis homekotoba dapat dilihat melalui komponen makna, implikasi, dan untuk siapa homekotoba tersebut diucapkan. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif berdasarkan teori dan ditulis dengan metode penulisan deskriptif analisis.

The purpose of this research is to make a significance definition on homekotoba’s types. This research analyze the difference of these types by comparing in their daily usage which is found in the drama called Hanawake no Yon Shimai so that foreigners who learns Japanese can have a clear understanding in these homekotoba. The result of this research is showing that the types of homekotoba can be seen in their meaning component, implication, and who’s the recipient of that homekotoba. This is a qualitative research that written in analytic description method."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsujita, Etsuko
Jakarta: Kesaint Blanc, 2012
495.6 TSU jt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
António Pinto da França.
Djakarta: Gunung Agung, 1970
303.482 ANT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Syahid
"ABSTRACT
Penelitian ini mengkaji tentang fenomena pemagaran ujaran bahasa Jepang yang terdapat dalam street interview. Pemagaran tersebut dapat dilihat pada jawaban-jawaban informan terhadap pertanyaan pewawancara. Sumber data yang digunakan berupa video street interview yang diunggah oleh kanal Ask Japanese di Youtube. Alasan memilih sumber data itu antara lain karena rekaman percakapan bersifat impromptu sehingga memperlihatkan gambaran realisasi penggunaan pemagaran tanpa dibuat-buat. Video percakapan yang diamati berjumlah dua video wawancara. Teori yang digunakan yaitu pemagaran sebagai fenomena semantik dan pemagaran sebagai fenomena pragmatik. Metodologi yang digunakan yaitu metode kualitatif yang melibatkan analisis terhadap data yang telah ditranskripsi dan dikodifikasi secara ilmiahDari video yang digunakan, ditemukan sebanyak 234 buah pemagaran. Berdasarkan pengamatan, pemagaran-pemagaran tersebut tidak hanya direalisakan dalam satu cara yang sama. Pemagaran tersebut dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis berdasarkan cara realisasinya, yaitu: (i) pemagaran dengan penekanan subjektivitas (i) emphasizing subjectivity, (ii) pemagaran dengan pengungkapan ketidakpastian (expressing uncertainty), (iii) pemagaran dengan pembangunan latar bersama (building common ground), (iv) pemagaran dengan aproksimasi (approximation), (v) pemagaran dengan eksemplifikasi (exemplification), dan (vi) pemagaran dengan penurunan intensitas (downtoning.

ABSTRACT
This study reviews the hedging phenomena in Japanese utterance found in street interview Ask Japanese. The hedging can be seen in interviewees answers to interviewer questions. The data source used in this study is videos uploaded to Youtube by channel Ask Japanese. The reason for choosing such data source is that the videos are recorded impromptu, and thus, they show the realization of hedging in utterance naturally without any make-up. There are, in total, two videos of interview that is analyzed. There are, in total, two videos of interview that is analyzed. The theories used are hedging as semantic phenomenon and hedging as pragmatic phenomenon. This research employs qualitative method that is involving analyzing data that have been transcribed and codified beforehand. In the videos used, there are 234 cases of hedging found. By observing, it is revealed that those cases of hedging are not realized in a same way. They can be classified into 6 types according to their realization in utterance, namely: (i) hedging by emphasizing subjectivity, (ii) hedging by expressing uncertainty, (iii) hedging by building common ground, (iv) hedging by approximation, (v) hedging by exemplification, and (vi) hedging by downtoning."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Andriyanto
"Berdasarkan statistik dalam bidang kesehatan menyatakan 40% penduduk Jepang secara biologis rentan terhadap minuman beralkohol karena kurangnya enzim ALDH dalam hati yg berperan untuk menetralkan efek buruk minuman beralkohol. Akan tetapi berdasarkan data WHO yang diambil pada tahun 2003, konsumsi minuman beralkohol oleh masyarakat Jepang tetap tinggi, sekitar 7 liter perkapita pertahun. Artikel ini berupaya meneliti penyebab dan mencoba memahami pola pikir masyarakat Jepang dalam mengkonsumsi minuman alkohol. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi individu maupun negara yang mayoritas non-peminum seperti Indonesia, untuk memahami fenomena tersebut dalam rangka menjalin hubungan dengan masyarakat Jepang. Berdasarkan analisis data dan kasus tentang alkohol yang terjadi di Jepang, tingginya konsumsi minuman beralkohol salah satunya dipengaruhi oleh faktor sosial yaitu terdapat kesadaran kelompok masyarakat Jepang untuk menjaga keharmonian dalam kelompok untuk diterima dan bertahan dalam suatu grup. Dilihat dari hubungan antara manusia, struktur vertikal masyarakat Jepang terdapat konsep sempai dan kohai. Untuk menjaga keharmonian kelompok, kohai menghindari sikap kontra secara langsung dengan senpai. Sehingga ajakan untuk minum alkohol pun sulit untuk ditolak. konsep menjaga keharmonian inilah yang menjadi salah satu faktor yang mendorong masyarakat Jepang untuk mengkonsumsi minuman beralkohol.

Based on the statistics in the field of health, states that 40% of Japan's population is biologically vulnerable to alcohol because of the lack of ALDH enzymes in the liver that acts to neutralize the bad effects of alcoholic beverages. However, based on WHO data taken in 2003, the consumption of alcoholic beverages by the Japanese people remains high, about 7 liters per capita per year. This article seeks to examine the cause and tryto understand Japanese view in consuming alcohol. This study is expected to be a reference to individual and country that have majority of non-drinkers such as Indonesia, to understand the phenomenon in order to establish a relationship with the people of Japan. Based on data analysis and cases of alcohol that occurred in Japan, the high consumption of alcoholic beverages is influenced by social factors, namely there is awareness of Japanese society to maintain harmony within the group in order to be accepted and survive in the group. Judging from the relationship between humans, the vertical structure of Japanese society have the concepts of sempai and kohai. To maintain the harmony of the group, kohai avoid direct confrontation with Senpai. This make invitation to drink alcohol too hard to reject. The concept of maintaining harmony is one of the factors that encourage the Japanese people to consume alcoholic beverages.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>