Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77811 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Lazuardi Imani
"Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh posisinya sebagai persimpangan jalur perdagangan. Pada abad ke-16 dan 17, bangsa Portugis bersama dengan bangsa Eropa yang lain berdagang dengan bangsa Jepang. Bangsa Portugis, yang saat itu bersama dengan bangsa Spanyol disebut nanban oleh bangsa Jepang, membawa pengaruh kuliner dari negara dan daerah jajahan mereka sendiri ke dalam masakan Jepang. Tempura, kasutera, dan konpeitou merupakan contoh hasil dari akulturasi tersebut. Sekarang, masakan Jepang yang dipengaruhi oleh masakan Portugis disebut nanban ryouri.

The culture of Japan is influenced by its strategic position on global trade routes. In the 16th and 17th centuries, the Portuguese and other European nations traded with the Japanese. The Portuguese, who along with the Spanish at the time were called nanban by the Japanese, brought culinary influences from their own country and colonies into Japanese cuisine. Tempura, kasutera, and konpeitou are examples of the result of this acculturation. Nowadays, Portuguese-influenced Japanese cuisine is known as nanban ryouri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Priendarningtyas
"Makalah ini membahas mengenai budaya populer Jepang, yakni manga sebagai bentuk keberhasilan soft power Jepang. Penelitian dalam pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer oleh Hidetoshi Kato dan konsep soft power oleh Joseph S. Nye Jr, serta difokuskan pada penggunaan metode kualitatif dengan teknik deskriptif analisis. Perhatian dari masyarakat Jepang terhadap budaya populer dapat dimanfaatkan menjadi sumber ‘soft power’, salah satunya keberhasilan komik Doraemon yang berkembang pesat baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan memberikan penjelasan akan keberhasilan soft power Jepang dalam pengaruh perkembangan komik Jepang pada era globalisasi saat ini, serta memberikan gambaran akan peranan penting dalam mendukung dan menyokong perkembangan komik Jepang hingga ke seluruh penjuru dunia.

This thesis discusses about pop culture in Japan, which is called manga as a form of soft power as an achievement for Japan. This research uses the concept of pop culture by Hidetoshi Kato and the concept of soft power by Joseph S. Nye Jr. in addition; this research focuses on qualitative method with descriptive analysis technique. Concern from Japanese people towards the popular culture can be used as a source for 'soft power', one of the most successful works is Doraemon a comic that expands rapidly in Indonesia and worldwide. This research aims to give explaination of Japan's soft power achievment in comic the expansion in globalization era, in particular to illustrate how important it is to give support and reinforcement in comic expansion through out the world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Alfarindo
"Musik populer Jepang yang ada pada saat ini sebenarnya telah melewati proses perkembangan yang panjang. Dimulai sebelum Perang Dunia II terjadi dan terus berkembang hingga sekarang. Pengaruh musik Barat juga ikut memberikan pengaruh, terutama pada era postwar dimana musik Barat mulai bisa masuk ke Jepang. Selain itu kependudukan Amerika di Jepang juga telah memberikan pengaruh, termasuk pengaruh musik the Beatles. Pada pertengahan tahun 1960-an the Beatles mulai terkenal secara global, termasuk Jepang. Hingga pada tahun 1966 the Beatles akhirnya melakukan tour ke Jepang dan memberikan dampak dan pengaruh terhadap musik populer Jepang pada saat itu. Hal tersebut dapat dilihat ketika munculnya musik jenis 'Group Sound' di Jepang dan juga munculnya band-band yang mengusung musik tersebut. Oleh karena itu, tugas akhir ini akan membahas mengenai pengaruh the Beatles dalam perkembangan musik populer Jepang.

ABSTRACT
Japanese popular music nowadays was actually going through a long process of development. It was started before the World War II begin dan keep developing until now. Western music also giving an influence in Japanese popular music, especially when in postwar era where Western music can finally distributed in Japan. Beside that, America`s invasion in Japan after World War II also contributed to the development, including in distributing the Beatles`s music. In the mid 1960s the Beatles strating to be known globally including Japan. Until in 1966 the Beatles finally having a tour to Japan and giving an influence and effect to Japanese popular music at that time. This particular occurrences can be seen at the emergence of `Group Sound` music and bands that upholding the music. Because of it, this research will discuss about the influence of the Beatles on the development of Japanese popular music."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Chronika Febrianti
"ABSTRAK
Setelah masa kolonial Portugis di Makau berakhir, sejumlah bangunan, nilai sejarah, dan budaya Portugis yang berkembang di Makau sejak abad 16 masih terpelihara baik sebagai peninggalan berharga yang membentuk identitas Makau saat ini. Pemerintahan Komunis Republik Rakyat Tiongkok tidak hanya memelihara peninggalan tersebut, melainkan juga memanfaatkannya untuk mewujudkan Makau sebagai pusat wisata dan hiburan dunia. Penelitian ini menjelaskan bagaimana peninggalan kolonial Portugis bisa berada di Makau, apa saja peninggalan Portugis, dan bagaimana pemanfaatannya dalam pengembangan pariwisata Makau saat ini melalui metode penelitian pendekatan sejarah yang mengacu pada teori dan konsep pariwisata. Hasilnya antara lain menunjukkan bahwa, peninggalan Portugis dimanfaatkan sebagai ikon penting dalam pengembangan pariwisata Makau yang merupakan sektor perekonomian masyarakat Makau paling utama pada masa ini.

ABSTRACT<>br>
After the Portuguese colonial period in Macau ended, a number of Portuguese buildings, traces of history, and culture that had influenced Macau since the 16th century are well preserved as valuable heritage which had formed Macau 39 s identity today. The Communist Government of the People 39 s Republic of China is not only preserving the relics, but also using them to accomplish their vision making Macau as world 39 s tourism and leisure center. This research explains how Portuguese colonial relics can exist in Macau, what Portuguese relics are, and how they are utilized in the development of Macau tourism nowadays, through historical research methods that refer to the theory and concept of tourism. The results show that Portuguese relics are used as an important icon of Macau 39 s tourism which are giving big impact to Macau 39 s economic sector at this time."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Fathia
"Mira Fathia. Seni Penyajian Masakan Jepang. (Di bawah bimbingan Dr. Siti Dahsiar Anwar.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Penelitian mengenai seni penyajian masakan Jepang, bertujuan untuk mengetahui aturan-aturan apa saja yang menyebabkan masakan Jepang indah dan menarik dalam penyajiannya, dan ciri-ciri apa saja yang memberikan kekhasan dalam seni penyajian masakan Jepang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan metode observasi. Dalam metode kepustakaan, saya memusatkan perhatian pada buku-buku dan majalah-majalah yang berhubungan dengan penyajian masakan Jepang, membacanya dan menganalisanya dengan menggunakan teori ciri khas keindahan wabi menurut Shin'ichi Hisamatsu dan Haga Kooshiroo. Sedangkan metode observasi, dilakukan dengan cara mengamati penyajian masakan Jepang di dua restoran Jepang di Jakarta. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, bahwa seni penyajian masakan Jepang sangat unik dalam cara penyajiannya. Uniknya karena, pertama, ketelitian yang ditekankan pada saat mengharmoniskan masakan di dalam piring penyajiannya dan juga pada saat menata masakan di dalam piring saji yang tidak diisi sampai ke pinggir, tetapi disisakan beberapa jarak kekosongan untuk menekankan gaya penyajian masakan dan piring penyajiannya. Kedua, penyajian masakan Jepang diserasikan dengan musim. Ketiga, di dalam seni penyajian masakan Jepang terkandung ciri-ciri keindahan wabi, yang memberikan kekhasan pada seni penyajian masakan Jepang."
2000
S13622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini membahas mengenai pendudukan bangsa Portugis di Nusa Tenggara Timur. Kesimpulan dari tulisan ini bahwa alasan utama Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur adalah untuk mencari kayu cendana. Hingga saat ini banyak sekali pengaruh Portugis di Nusa Tenggara Timur yang masih tersisa.

This writing discusses about Portuguese in Nusa Tenggara Timur. This writing concludes that Portuguese’s main reason to come to Nusa Tenggara Timur is to find sandalwood. There are a lot of Portuguese’s influences that still exist in Nusa Tenggara Timur until now."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
França, António Pinto da
Djakarta: Gunung Agung, 1970
303.482 ANT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ferliza Pangestu
"Masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah mengenai pendidikan tinggi di Jepang yang mempengaruhi cara pandang wanita mengenai pernikahan era 2000-an. Jika dibandingkan dengan tahun 1970 sampai 1990-an, padangan wanita terhadap pernikahan jauh berbeda. Wanita yang awalnya menganggap pernikahan sebagai tujuan hidup, pada periode 2000-an menyadari bahwa menikah merupakan salah satu pilihan dari sekian banyak pilihan yang ada.
Faktor penyebab perubahan ini dipengaruhi oleh pendidikan tinggi yang diterima oleh para wanita. Jumlah mahasiswi yang masuk universitas semakin bertambah banyak. Dengan kata lain, wanita yang teredukasi jumlahnya meningkat. Dengan memiliki pendidikan tinggi dan pengetahuan luas, membuka pandangan wanita terhadap banyak hal, salah satunya pernikahan.

The issues raised in this paper is higher education in Japan which affected how women regarding marriage in the era of 2000s. When compared to 1970 until 1990s, women express their views on marriage is much different. Women who initially considers marriage as a life goal, in the period of the 2000s realized that getting married is one of the many options that exist.
Factors causing these changes are influenced by the higher education that received by women. Number of students who entered the university increasing day by day. In other words, women who are educated increase. By having a higher education and extensive knowledge, opening women's views on many things, one of which is marriage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kinasih Andyan Lestari
"Penelitian ini mengarahkan para pembaca untuk lebih mengetahui sejarah dan dampak dari masuknya budaya-budaya Barat didalam masyarakat Jepang. Tidak hanya dalam bidang pendidikan, melainkan dalam bidang kesenian dan gaya berbusana masyarakat Jepang pada zaman dahulu yang berdampak hingga sekarang. Dalam penelitian ini penulis ingin membahas bagaimana dan apa saja yang berubah dalam cara berbusana masyarakat Jepang khususnya setelah zaman restorasi Meiji hingga zaman modern seperti sekarang. Dilihat dari sisi lain, banyak yang mengetahui bahwa negara Jepang merupakan negara yang sangat mempertahankan budaya nya. Penulis meyakini bahwa hal tersebut disebabkan oleh adanya globalisasi dan kuatnya budaya Barat yang masuk. Dalam penelitian ini penulis juga akan membahas tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintahan Meiji dalam usahanya untuk memperbaharui cara berpikir kuno kedalam cara berpikir modern untuk membangun negara Jepang.

This study directs the reader to learn more about the history and the effects of the inclusion of Western cultures in Japanese society. Not only in educational but in the field of art and the style of dress in the ancient times Japanese society that affects up to now. In this study, authors would like to discuss of how and what changed in how people dressed in Japan, especially after Meiji Restoration era until these modern times as it is now. Viewed the other side of, many people know that Japan is a country with very much retains its culture. Author believes that it is caused by the globalization of Western culture and the strength of the incoming. In this study the authors also discuss the actions undertaken by Meiji government in its efforts to renew the old-fashioned mindset into the modern way to build up the Japanese state.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Shofianty Nelsmana
"Berawal dari Restorasi Meiji yang membuat Jepang akhirnya mau membuka diri terhadap dunia luar, budaya Barat mulai masuk ke Jepang. Dari cara berpakaian, Jepang dengan cepat mengadopsi budaya Barat yang dapat dilihat dari pembuatan seragam militer yang menyamai seragam militer Barat. Teori yang digunakan dalam makalah ini adalah teori akulturasi. Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asli.

After Japan had isolated itself economically, politically, and culturally from the West for two hundred years, eventually Japan open its doors to foreign countries. The Japanese have enthusiastically and effectively borrowed and adapted styles and practices from Western countries, which can be seen by how Japanese adopted for men’s military uniforms, with French- and British-style uniforms designed for the army and navy, as this style was what Westerners wore when they first arrived in Japan. This paper uses the acculturation theory. According to Koentjaraningrat, acculturation is the process that emerge when a group of people with a particular culture are exposed to the elements of a foreign culture, so that the foreign elements gradually accepted and processed into their own culture without causing loss of original cultural identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>