Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutagalung, Bryan Keith Sangap
"Pada tahun 2019 masih terdapat hampir 25 juta penduduk Indonesia tidak menggunakan toilet, termasuk di DKI Jakarta. Pemerintah berupaya mengatasinya melalui program dengan pendekatan berbasis masyarakat. Meskipun telah terdapat program penyediaan sanitasi, tetapi angka kepemilikan sanitasi layak masih menjadi tantangan. Berbagai kalangan merespon tantangan penyediaan sanitasi layak dengan mewujudkan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan organisasi nonpemerintah. Akan tetapi dalam implementasinya, masih terdapat aktor yang lalai dalam memenuhi tugas dan kewajiban yang telah disepakati dan hal ini berimplikasi pada terhambatnya pemenuhan sanitasi layak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi model dan komitmen kolaborasi dalam penyediaan sanitasi layak di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah teknik pengumpulan data kualitatif berupa wawancara mendalam ke 8 narasumber, observasi lapangan, dan studi pustaka atas 28 berita maupun dokumen resmi kenegaraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aktor lain dalam upaya pemenuhan sanitasi layak di DKI Jakarta. Hubungan para aktor tersebut tergambarkan melalui desain kelembagaan dari tiap-tiap program. Dalam proses kolaborasi tersebut terdapat beberapa faktor yang memengaruhi komitmen, diantaranya adalah perilaku berkolaborasi, peran kepemimpinan, ketersediaan sumber daya, dan keuntungan yang timbul. Dapat disimpulkan bahwa pemerintah sudah menjadikan kolaborasi sebagai salah satu opsi kebutuhan sanitasi dan untuk menjamin komitmen dalam kolaborasi nyatanya tidak memerlukan seluruh faktor tersebut hadir secara bersamaan.

In 2019 there were still nearly 25 million Indonesians that do not use toilets, including in DKI Jakarta. The government tries to address it through programs that uses community-based approach. Bappenas (2021) found that the program was not effective enough. However, in its implementation, there are still actors who are negligent in fulfilling their duties and obligations that have been agreed upon and this kind of behavior has hamper the fulfillment of proper sanitation. This study aims to identify the model and commitment of collaboration in the provision of proper sanitation in DKI Jakarta. This research uses a qualitative approach. In terms of data collection, the researcher uses qualitative data collection techniques such as in-depth interviews with 8 informant, sites observation, and literature studies from 28 sources, including newspaper and officials document. The results showed that there are other actors contribution in the fulfillment of proper sanitation in DKI Jakarta. The relationship among the actors is manifested into a institutional design. In the collaboration process, there are several factors influence the commitment, for example collaborative behavior, leadership, resource availability, and benefits of collaboration. It can be concluded that the government has used collaboration as an option for sanitation provision. In terms of commitment in collaboration, it does not require all these factors to be present simultaneously."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Kabisat
"Tesis ini membahas tentang analisis perkembangan sanitasi lingkungan di Kota Depok, analisis faktor - faktor yang menentukan perkembangan sanitasi lingkungan di Kota Depok dan analisis efektifitas pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Depok. Yang diharapkan dari adanya program STBM adalah menurunnya kejadian diare dan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total. Penelitian ini merupakan kajian empiris yang lebih banyak menggunakan data kuantitatif, baik sekunder maupun primer.
Hasil penelitian melihat perkembangan sanitasi di Kota Depok dan Daerah Survey, efektivitas pelaksanaan STBM terjadi penurunan dari persentase rata ? rata kasus diare tahun 2007 ? 2011 sebesar 1,95% menjadi sebesar 1,52% pada tahun 2012 - 2014. Jadi program STBM cukup efektif menurunkan angka kasus diare. Terdapat peningkatan dalam efektivitas pelaksanaan STBM di Kota Depok, yang tadinya hanya mencakup 1 lokasi (1,59%) pada tahun 2012 menjadi 32 lokasi pada tahun 2013 (50,79%) dan pada tahun 2014 menjadi 60 lokasi (95,24%).
Berdasarkan pengumpulan data primer, ditunjukkan bahwa rata-rata lama sakit akibat diare adalah 5 hari, dengan kerugian akibat kehilangan pendapatan sekitar Rp. 500.000,-. Karena itu benefit dari perbaikan sanitasi lingkungan adalah amat besar. Hampir seluruh rumah tangga, menggunakan dana sendiri untuk membuat jamban, tetapi umumnya tidak memiliki dana untuk membuat septic tank karena 61,1% responden tidak memiliki septic tank. Faktor yang mempengaruhi adalah kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan dan kebiasaan.

This thesis discusses the analysis of the development of environmental sanitation in the city of Depok, analysis of factors that determine the development of environmental sanitation in Depok and analysis of the effectiveness of the implementation of the Community Based Total Sanitation program in the city of Depok. Expected from the program CBTS is decreasing the incidence of diarrhea and disease based on environment related to sanitation and behavior through the creation of sanitary conditions in total. This research is more empirical studies using quantitative data, both secondary and primary.
Results of the study saw the development of sanitation in the city of Depok and Regional Survey, effectiveness of implementation CBTS decrease of the percentage of the averages incidence of diarrhea in 2007 - 2011 of 1.95% to 1.52% in 2012 - 2014. So the program is quite effective CBTS reduce the number of cases of diarrhea. There is an increase in the effectiveness of the implementation of CBTS in Depok, which was only includes 1 location (1.59%) in 2012 to 32 locations in 2013 (50.79%) and in 2014 to 60 locations (95.24%).
Based on primary data collection, indicated that the average length of illness due to diarrhea was 5 days, with losses due to lost revenues of approximately Rp. 500.000,-. Therefore benefit from the improvement of environmental sanitation is enormous. Almost all households use their own funds to make a latrine, but generally do not have the funds to make the septic tank because 61.1% of respondents do not have a septic tank. Factors that influence the government policy, the level of revenue and habits."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Iskandar
"Penyakit infeksi seperti diare dapat menyebar melalui transmisi oral fecal. Menurut WHO, lebih dari 1,4 juta anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia meninggal akibat penyakit diare dapat dicegah dan diperkirakan bahwa 88% dari kasus-kasus ini terkait dengan air yang tidak aman atau sanitasi yang buruk. Di wilayah Asia Tenggara, hampir 48% atau diperkirakan 3.070.000 kematian setiap tahun yang dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan akut dan penyakit diare dengan beban tertinggi penyakit diare di lima negara: Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, dan Nepal di mana penyakit ini menyebabkan 60.000 kematian setiap tahunnya. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) terhadap kejadian diare pada balita di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi Indonesia tahun 2017. Dalam penelitian ini menggunakan analisis cross sectional. Data variabel mengenai sarana pembuangan tinja, jarak sumber air dengan tangki septik, kebiasaan membuang tinja balita, cuci tangan pakai sabun, sumber air minum, pengelolaan air minum, penyimpanan air minum, pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair rumah tangga dan pendidikan ibu di kumpulkan dengan wawancara dan observasi serta dikategorikan dan disaring dengan chi square. Hasil dalam penelitian ini didapat enam variabel dengan nilai p < 0,25 yang masuk kedalam analisis regresi logistik yang menghasilkan 2 variabel yang signifikan dengan nilai p < 0,05 (kebiasaan ibu membuang tinja anak balitanya dan cuci tangan pakai sabun). Uji regresi logistik di dapatkan kebiasaan membuang tinja anak (OR) 1,59 dan cuci tangan pakai sabun (OR) 1,48. Studi ini memyimpulkan bahwa kebiasaan ibu membuang tinja anak balitanya secara sembarangan dan aktivitas cuci tangan pakai sabun yang tidak memenuhi syarat mempunyai pengaruh terhadap terjadinya diare.

Infectious diseases such as diarrhea can spread through fecal oral transmission. According to WHO, more than 1.4 million children under the age of five worldwide die from diarrheal diseases can be prevented and it is estimated that 88% of these cases are related to unsafe water or poor sanitation. In the Southeast Asian region, almost 48% or an estimated 3.070,000 deaths each year are associated with acute respiratory infections and diarrheal diseases with the highest burden of diarrheal disease in five countries: Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar and Nepal where the disease causes 60,000 deaths every year. The purpose of this study was to analyze the effect of total community-based sanitation factors (STBM) on the incidence of diarrhea in infants in Tebo Regency, Jambi Province, Indonesia in 2017. In this study using cross sectional analysis. Variable data regarding facilities for disposal of feces, distance of water sources with septic tanks, habits of removing toddler stools, hand washing with soap, drinking water sources, management of drinking water, storage of drinking water, household waste management, household wastewater management and maternal education in collect by interview and observation and categorized and filtered by chi square. The results in this study obtained six variables with a value of p <0.25 which entered the logistic regression analysis which produced 2 significant variables with a value of p <0.05 (the habit of the mother throwing away the feces of her toddler and washing hands with soap). The logistic regression test was given the habit of disposing of stool (OR) 1.59 and hand washing with soap (OR) 1.48. This study concluded that the habit of the mother throwing her toddler`s stool at random and handwashing with soap that did not meet the requirements had an influence on the occurrence of diarrhea."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Purwanto
"ABSTRAK
Kelurahan Bidara Cina mempunyai beberapa titik banjir serta dekat dengan aliran
sungai Ciliwung. Maka dibentuklah SIBAT yang merupakan program dari
kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat. Melalui pendekatan kualitatif, tesis
ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan model intervensi
komunitas pada penanggulangan bencana banjir oleh SIBAT sehingga tingkat
partisipasi masyarakat meningkat. Berdasarkan temuan di lapangan, pelaksanaan
model intervensi komunitas oleh SIBAT pada program kesiapsiagaan tersebut
berhasil disampaikan kepada warga Bidara Cina karena adanya beberapa faktor
pendukung seperti: (a) adanya kerja sama elemen masyarakat; (b) kemampuan
SDM; (c) kemampuan finansial; (d) keterlibatan masyarakat. Adapun kendala
dalam pelaksanaan program seperti: (a) tidak paham fungsi dan tugas (b)
ketidakpercayaan

ABSTRACT
Kelurahan Bidara Cina has some flooding point and close to the Ciliwung river
flow. Then formed SIBAT which is a program of community-based disaster
preparedness. Through a qualitative approach, this thesis aims to describe how the
implementation of community intervention models in flood disaster management
by SIBAT thus increasing the level of community participation. Based on the
findings in the field, the implementation of the intervention model by SIBAT
community preparedness program was successfully delivered to the citizens
Bidara Cina due to several contributing factors such as: (a) the cooperation of
society, (b) the ability of human resources, (c) the financial capability; (d)
community involvement. The constraints in the implementation of programs such
as: (a) do not understand the functions and duties (b) distrust"
2013
T38904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minerva Nadia Putri A.T
"Kabupaten Lampung Tengah sudah menjalankan program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) sejak tahun 2012. Namun, ditemukan kendala
dalam implementasinya. Insidens diare pada tahun 2013 tidak mengalami
perubahan yang signifikan, dan cenderung sama dengan sebelum dilaksanakan
program. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis implementasi program
STBM di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pelaksana program
(implementor) dan kelompok sasaran program (masyarakat). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa implementasi program STBM tahun 2013 berjalan kurang
optimal, disebabkan kurangnya tenaga pelaksana, kurangnya partisipasi aktif dari
masyarakat dan dana yang relatif terbatas serta tidak berkesinambungan.
Dibutuhkan perbaikan dari sisi pelaksana maupun kelompok sasaran (masyarakat)
setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar
sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air besar
sembarangan, setiap individu mencuci tangan pakai sabun dengan benar, dan
setiap rumah tangga mengelola limbah sampah dengan benar. Diharapkan
kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan
dengan sanitasi dan perilaku dapat berkurang.

Central Lampung Regency has been executing Community-Based Total
Sanitation (CBTS) Program since 2012. However, challenges are still found. In
2013, diarrhea incidence rate did not significantly change. This study aimed to
analyze the implementation of CBTS Program in Central Lampung Regency,
2013, by using qualitative in-depth interview with program implementer
(implementor) and target group (community). The result showed that CBTS
Program was not well implemented due to lack of human resource, lack of
community participation, and limited fund. The study suggested to improve the
program both from provider perspective as well as target group to achive the goal
: everyone has an access to basic sanitation facilities, free from open defecation,
properly wash their hand with soap, and correctly handle garbage. It is expected
that the incidence of diarrheal diseases and other environmental related diseases
could be reduced through improvement of sanitation and community behavior
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ayu Suryani
"Pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan akibat adanya migrasi dan juga pertambahan populasi adalah hal yang tidak bisa dihindari. Hal tersebut menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara kebutuhan akan hunian dengan persediaan rumah yang ada. Disamping itu timbulnya permukiman kumuh di perkotaan akibat urbanisasi menjadi masalah bagi kota. Ternyata masalah akan penyediaan perumahan dan penataan kawasan permukiman ini dialami oleh masyarakat berpenghasilan rendah yang jumlahnya 46,7 dari warga Jakarta. Kelompok ini adalah golongan yang perlu dibantu oleh pemerintah dalam rangka memenuhi keterbatasan kemampuan mereka dalam memiliki hunian. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyusun program penyediaan perumahan dan penataan kawasan permukiman berdasarkan kebijakan perumahan dan permukiman yang mengarah kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas implementasi kebijakan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penyediaan perumahan dan penataan kawasan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Kebijakan yang telah dijabarkan dalam rencana pembangunan perumahan dan penataan kawasan permukiman untuk masyarakat berpenghasilan rendah sudah memadai akan tetapi masih mengalami kendala dalam implementasi kebijakannya.

Population growth in urban areas due to migration and population growth is inevitable. This causes an imbalance between the need for occupancy with existing home supplies. Besides, the emergence of slum settlements in urban areas due to urbanization becomes a problem for the city. It turns out the problem will be the provision of housing and structuring of this settlement area experienced by low income people who amount to 46,7 of the citizens of Jakarta. This group is a group that needs to be assisted by the government in order to meet the limitations of their ability in having a dwelling. The Provincial Government of DKI Jakarta has developed a program of housing provision and structuring of settlement areas based on housing and settlement policies that lead to low income communities.
This descriptive qualitative research aims to analyze the effectiveness of policy implementation from DKI Jakarta Provincial Government in providing housing and settlement arrangement for low income people. The policies outlined in the housing development plan and settlement arrangements for low income communities are adequate but still face obstacles in the implementation of their policies.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenindo
"Kondisi sanitasi yang buruk dan akses air minum yang tidak layak menjadi penyebab utama keluhan diare dan penyakit pencernaan lainnya. Dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan data keberadaan peningkatan fasilitas sanitasi melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), penelitian ini melihat dampak kualitas sanitasi dan usaha peningkatannya terhadap indikator yang lebih luas, yaitu jumlah keluhan kesehatan pada level rumah tangga (RT). Hasil estimasi cross-section dari penggabungan tiga tahun data Susenas menggunakan metode OLS menunjukkan hubungan positif antara sanitasi yang buruk dan tingkat keluhan kesehatan. Intervensi pemerintah dalam mengatasi eksternalitas negatif dari buruknya kualitas sanitasi menunjukkan hasil yang relatif baik. Keberadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari program Sanimas di suatu desa/kelurahan berhubungan dengan rendahnya tingkat keluhan kesehatan RT yang berada di wilayah tersebut.

Poor sanitation and lack of safe water access are the main causes of diarrheal morbidity and other waterborne diseases. Using data from the National Socio-Economic Survey (Susenas) and the Community-Based Sanitation program (Sanimas), the study aims the impact of sanitation quality improvement on broader indicators, namely the number of general health problems at the household level. The OLS estimation from three years pooled data suggests that poor sanitation is correlated with higher number of morbidity. In addition, the presence of waste water treatment plant (WWTP) from the program in certain sub-districts is also correlated with lower household morbidity, compared to households in sub-districts without WWTP."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randi Irmayanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Perkembangan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM pada Dua Puskesmas dan Dua Desa di Kabupaten Cianjur Sampai Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan program setiap tahunnya mengalami peningkatan, namun sampai saat ini hasilnya masih dibawah target nasional. Permasalahan yang terjadi dalam program ini yaitu perekonomian masyarakat yang rendah serta kurangnya keinginan masyarakat untuk berubah, sumber daya manusia masih kurang, dukungan regulasi masih kurang, cetakan jamban yang belum digunakan dengan optimal, anggaran yang dirasa masih kurang, serta waktu pelaksanaan program yang terlambat.

This study aims to find out the Description of the Development of Community Based Total Sanitation Program at Two Health Center and Two Villages in Cianjur District Until 2018. This research is a qualitative research with descriptive design. The results of the study show that the implementation of the program each year has increased, but until now the results are still below the national target. The problems that occur in this program are the low economy of the community and the lack of willingness of the community to change human resources are still lacking regulatory support is still lacking latrine molds that have not been used optimally budget that is still lacking and as well as late program implementation time."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Herna Marlyna
"Penelitian ini untuk menganalisis keberlanjutan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan berdasarkan aspek terpeliharanya manfaat, organisasi Pamsimas dan meningkatnya kelompok penerima program.
Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif, data primer diperoleh dengan wawancara mendalam dan observasi, data sekunder diperoleh dari telaah dokumen di Dinas Kesehatan, Puskesmas Darma, Desa Cipasung dan BP-SPAMS Tirta Anjung.
Berdasarkan hasil penelitian sampai saat ini masyarakat terutama konsumen air bersih masih dapat merasakan manfaat dari program Pamsimas. BP-SPAMS Tirta Anjung dapat mengelola program Pamsimas dengan baik namun masih harus menambah jumlah konsumen untuk menutupi biaya operasional. Penambahankelompok penerima program dari Tahun 2009 sampai saat ini masih sedikit karena masih kecilnya volume tangki penampung air, namun saat ini sedang dibangun penampung yang lebih besar sehingga dapat memenuhi keinginan masyarakat untuk menjadi konsumen.

This study to analyze the sustainability of water supply and sanitation in Rural Community-Based in Cipasung Village Sub District Darma District Kuningan Western Java in 2013 based aspects of the maintenance benefits, Pamsimas organization and the growing group of program beneficiaries.
The method used by the qualitative approach, the primary data obtained by in-depth interviews and observation, secondary data obtained from the study of the documents in the Public Health Service, Community Health Center Darma, village Cipasung, and BP-SPAMS Tirta Anjung.
Based on the results of the research to date has primarily clean water consumers can still benefit from Pamsimas. BP-SPAMS Tirta Anjung can manage well but still have to increase the number of customers to cover operating costs. The addition of the group receiving the program from 2009 until now is still a little because it is still small volume of water storage tank, but is currently being built larger container so that it can fulfill people?s desire to be a consumer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Lestari
"Coronavirus Disease (Covid-19) telah membawa dampak tidak hanya pada sektor kesehatan tetapi juga pada sektor ekonomi. Telah banyak masyarakat khususnya di perkotaan yang kehilangan pekerjaan diakibatkan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) Pangan merupakan program pencarian dana bantuan sosial di Provinsi DKI Jakarta yang dikeluarkan untuk membantu masyarakat terdampak dalam memenuhi kebutuhan dasar akan pangan. Pogram ini mengindikasikan adanya penerapan collaborative governance antara aktor pemerintah dan non-pemerintah yaitu lembaga kemanusiaan. Adanya ketidakseimbangan sumber daya secara tidak langsung dapat memengaruhi proses tata kelola kolaboratif yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, peneliti membahas faktor yang memengaruhi proses tata kelola kolaboratif dan proses tata kelola kolaboratif antar aktor dalam program KSBB pangan di DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan faktor yang memengaruhi proses tata kelola kolaboratif dan proses tata kelola kolaboratif antar aktor pada program KSBB pangan dalam perspektif collaborative governance. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan metode wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor kepemimpinan fasilitatif, desain institusional, lingkungan dan etika memengaruhi secara langsung proses tata kelola kolaboratif dalam program KSBB pangan. Adapun proses tata kelola yang terjalin dalam program KSBB pangan juga telah memenuhi seluruh dimensi yang ada pada variabel collaborative process oleh Ansell & Gash (2008), yaitu dialog tatap muka, membangun kepercayaan, pemahaman bersama dan hasil antara.

Coronavirus Disease (Covid-19) has had an impact not only on the health sector but also on the economic sector. Many people, especially in urban areas, have lost their jobs as a result of the Large-Scale Social Restrictions (PSBB) policy. The Food Large-Scale Social Collaboration Program (KSBB) is a program to seek social assistance funds in DKI Jakarta Province which is issued to assist affected communities in meeting their basic needs for food. This program indicates the implementation of collaborative governance between government and non-government actors, namely humanitarian agencies. The existence of an imbalance of resources can indirectly affect the collaborative governance process carried out by stakeholders. Therefore, the researcher discusses the factors that influence the collaborative governance process and the collaborative governance process between actors in the food KSBB program in DKI Jakarta. The purpose of this study was to describe the factors that influence the collaborative governance process and the collaborative governance process between actors in the KSBB for food program from a collaborative governance perspective. The approach that was used in this research is post-positivist with descriptive intention through deep interview and literature studies as a data collection technique. The result showed that the factors of facilitative leadership, institutional design, environment and ethics directly influence the collaborative governance process in the KSBB for food program. The management process that is involved in the KSBB for food program has also fulfilled all the dimensions in the collaborative process variable by Ansell & Gash (2008), namely face-to-face dialogue, trust building, mutual understanding and intermediate outcomes."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>