Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148374 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugiarto
"Sistem kesehatan pada pandemi Covid-19 ini didorong untuk mampu beradaptasi untuk melakukan pemenuhan kebutuhan dalam penanganan penyakit tersebut. Sistem kesehatan dapat bertahan dengan dukungan sumber daya yang cukup di fasilitas kesehatan terutama adanya SDMK yang memadai, terlatih dan kompeten. RSCM merupakan fasilitas kesehatan rujukan nasional dan pendidikan. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, RSCM telah terakreditasi nasional dan internasional. Standar akreditasi mengutamakan keselamatan pasien sebagai prioritas utama dalam pelayanan yang diberikan. Salah satu penerapan keselamatan pasien di rumah sakit adalah dengan memastikan SDMK yang ada telah terkualifikasi, terlatih dan kompeten. SDMK yang terkualifikasi, terlatih dan kompeten dapat dilakukan pemberian penugasan klinis melalui proses kredensial yang merupakan syarat dalam akreditasi rumah sakit. Penugasan klinis yang diberikan merupakan rekomendasi penilaian kompetensi dari mitra bestari dalam memastikan SDMK yang terkualifikasi, terlatih dan kompeten berdasarkan portofolionya. Pemberian penugasan klinis diajukan melalui proses kredensial. Dan kredensial ini telah dilakukan pada kelompok medik dan perawat namun belum ada kebijakan penyelenggaraan kredensial SDMK kelompok lainnnya. Radiografer adalah salah satu SDMK yang melakukan pelayanan kesehatan pada pasien sehingga rumah sakit harus memastikan keselamatan pasien dengan penapisan SDMK yang ada di unit layanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan penugasan klinis dalam proses kredensial, penetapan kompetensi, pengaruh penugasan klinis dalam penempatan, pengaruh penugasan klinis dalam jenjang karir dan pengaruh penugasan klinis dalam pengembangan kompetensi. Penelitian ini menggunakan teori Avedis Donabedian dengan variabel penugasan klinis yang mempengaruhi variabel penempatan, jenjang karir dan pengembangan kompetensi. Hasil penelitian didapatkan bahwa penugasan klinis Radiografer diberikan melalui proses kredensial, penetapan penugasan klinis menggunakan assessment kompetensi Radiografer, penempatan Radiografer yang diterapkan masih terdapat ketidaksesuaian dengan penugasan klinis yang diberikan, penugasan klinis Radiografer berdasarkan kompetensi dapat meningkatkan kompetensi dan insentif, dan pengembangan kompetensi tidak sepenuhnya dari penugasan klinis Radiografer yang diberikan. Kesimpulan didapatkan bahwa penerapan pemberian penugasan klinis Radiografer berdasarkan kompetensi dapat dilakukan kepada semua kelompok SDMK dengan menggunakan assessment kompetensi yang dapat diimplementasikan dalam penempatan, jenjang karir dan pengembangan kompetensi. Rekomendasi penelitian ini yaitu penyelenggaraan kredensial SDMK selain dokter dan perawat dalam pemberian penugasan klinis SDMK dapat dilakukan sehingga perlu adanya kebijakan yang mengatur dan memperkuat penyelenggaraan di fasilitas kesehatan.

The health system in the Covid-19 pandemic is encouraged to be able to adapt to meet the needs in the treatment of the disease. The health system can survive with the support of sufficient resources in health facilities, especially the availability of adequate, trained and competent human resources. RSCM is a national reference health and education facility. In improving the quality of health services, RSCM has been accredited nationally and internationally. Accreditation standards prioritize patient safety as a top priority in the services provided. One of the implementation of patient safety in the hospital is to ensure that the existing human resources are qualified, trained and competent. Qualified, trained and competent human resources can be given clinical assignments through a credential process which is a requirement in hospital accreditation. The clinical assignment provided is a competency assessment recommendation from a smart partner in ensuring that HR is qualified, trained and competent based on its portfolio. The award of clinical assignments is submitted through a credentialing process. And this credential has been done on the medical and nurse groups but there is no policy to implement the credentials of other groups' SDMK. Radiographer is one of the human resources who perform health services to patients so that the hospital must ensure the safety of patients by filtering the human resources in the service unit. This study aims to determine the application of clinical assignment in the credential process, competency determination, the influence of clinical assignment in placement, the influence of clinical assignment in career level and the influence of clinical assignment in competency development. This study uses Avedic Donabedian theory with clinical assignment variables that affect the variables of placement, career level and competency development. The results showed that the clinical assignment of radiographers is given through a credential process, the determination of clinical assignment using Radiographer competency assessment, the placement of Radiographers applied is still inconsistent with the clinical assignment given, clinical assignment based on competence can increase competence and remuneration, and competency development Radiographer clinical assignment given. The conclusion is that the application of Radiographer clinical assignment based on competence can be done to all groups of human resources by using competency assessment that can be implemented in placement, career level and competency development. The recommendation of this research is that the implementation of SDMK credentials other than doctors and nurses in the provision of clinical assignments of SDMK can be done so that there is a need for policies that regulate and strengthen the implementation in health facilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Torang Panyusunan
"ABSTRAK
Disadari sebagian besar peralatan kesehatan belum dapat diproduksi dalam negeri terutama untuk peralatan yang berteknologi tinggi, hal inilah yang membuat peralatan yang digunakan oleh Rumah Sakit harus dalam keadaan siap pakai dengan dilakukan pemeliharaan pencegahan. Banyaknya peralatan kesehatan yang beredar dipasaran dari berbagai merk dan berbagai tipe perlu dilakukan penyeragaman pemeriksaan dan pemeliharaan agar didapat hasil yang optimal.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang pemeliharaan pencegahan yang selama ini dilakukan oleh rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan. Penelitian dilakukan melalui pengumpulan data sekunder dan pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan dalam hal pemeliharaan peralatan kesehatan. Data diambil periode waktu 1995 - 1996, kemudian dilihat untuk beberapa peralatan yaitu Infusion Pump, ECG, Servo Ventilator, bagaimana peralatan dilakukan pemeliharaan dan bagaimana seharusnya peralatan harus diperlakukan.
Dari Penelitian ini didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemeliharaan pencegahan dilakukan oleh pihak ketiga tetapi kreteria pemeriksaan tidak dilakukan menyeluruh dikarenakan formulir yang dibuat hanya menyangkut pemeriksaan mekanik, elektronik, dan elektrik. Dalam kontrak harus dibuat jelas berapa kali kunjungan dalam sebulan dan apa raja yang hams dilakukan untuk setiap alat. Formulir yang digunakan mengacu tabel 7.1, 7.2, dan 7.3.
2. Keterbatasan dana, tenaga, dan sarana perlu diperlukan perhitungan jadwal pemeliharaan atas dasar fungsi, faktor resiko dan kebutuhan akan pemeliharaan, agar alat betul-betul dapat terpelihara dengan baik dan tidak mengganggu pelayanan.
3. Pemeliharaan peralatan teknologi tinggi sebaiknya dilakukan oleh sole agent untuk mempertahankan peralatan dari waktu tidak terpakai cukup lama dan terjaminnya ketersediaan suku cadang.
Disarankan seluruh rekaman pemeliharaan dicatat dalam formulir pemeliharaan dan Log book peralatan, ditempatkan dekat alat serta di Sub. Instalasi Elektromedik agar sejarah alat dapat diketahui dengan jelas.

ABSTRACT
It is realized the most of medical tools have not been made in the country, especially for the hi-tech medical tools, that is why the tools used in the hospitals must be ready to use by conducting a preventive maintenance.
The high number of medical tools distributed in the markets in different marks and types need to standardize in their examination and maintenance in order to get an optimal result.
The goal of the research is to obtain an illustration of the preventive maintenance implemented at the hospitals in the recent days.
The research is conducted by collecting secondary data and observation in the activities where the tools maintained. The data obtained from 1995-1996, then some tools such as Infusion Pump, EGG, Servo Ventilator, are observed to know how to maintain the tools and how to treat them properly.
From the research may be concluded as follows :
1. The preventive maintenance conducted by the third sided persons while the criterions of maintenance are not integrally conducted due to the constructed forms are only about mechanical, electronical, and electrical maintenance. It must be clearly made in the contract how many visits conducted in a month and what must be treated to the tools. The forms applied refer to the tables : 7.1, 7.2, and 7.3.
2. The limited money, man power, and facilities need to consider , besides maintaining schedule based on the function , factors of risks and the necessities of maintenance, so that the tools are really safe in a good condition and they do not distube service activities.
3. The maintenance of hi-tech tools should be conducted by sole agents to endure them when they will use in a long time , and to ensure their spare-parts are available.
It is suggested that all maintaining activities recorded in a maintaining form and in a Log book. They are placed next to the tools and to the Subdivision of Electromedical installation so that we know the recordings clearly.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Femtine Wirditiani
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh kepemimpinan, pengeloaan pengetahuan serta pengelolaan sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan, pengelolaan pengetahuan, pengelolaan sistem kerja terhadap kinerja departemen radiologi tahun 2008. Secara teoritis penelitian ini mengacu pada konsep dari Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE). Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif, dimana data yang digunakan adalah data primer dengan memakai alat bantu kuesioner. Metode penelitian menggunakan metode analisis jalur atau disebut juga dengan Path Analysis (PA). Sampel penelitian diambil dari karyawan departemen radiologi tahun 2008 dengan menggunakan stratified random sampling.
Hasil penelitian ditemukan bahwa kepemimpinan, pengelolaan pengetahuan, pengelolaan sistem kerja mempengaruhi kinerja departemen radiologi tahun 2008 sebesar 89,2% dan 10,8% dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel yang paling besar mempengaruhi kinerja departemen radiologi adalah pengelolaan sistem kerja karena variabel ini berpengaruh secara langsung terhadap kinerja yaitu sebesar 68,52% Sedangkan kepemimpinan dan pengelolaan pengetahuan tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja departemen radiologi. Ketidak sesuaian antara teori dan hasil penelitian ini mungkin disebabkan oleh keterbatasan dalam penelitian.

This study discuss the influence of leadership, knowledge maintenance and work system maintenance that have a goal to know the influence of leadership, knowledge maintenance, and work system maintenance to the work of Department of Radiology of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in 2008. Theoretically this study is according to the concept from Malcolm Baldrige Cirteria for Performance Excellence (MBCfPE). This study is an survey study with quantitative approach, where the data that used is primary data by questioner help device. The method that had been used by this study is Path Analysis. The sample was taken from Department of Radiology employee in 2008 using Stratified Random Sampling according to its level of academic.
The result shows that leadership, knowledge maintenance, and work system maintenance affect the work of Department of Radiology in 2008 by 89,2% and 10,8 by another variable. The biggest variable that affect the work of Department of Radiology is work system maintenance because this variable affect the work by 68,52% directly. And leadership and knowledge management have no direct effect to the work of Department of Radiology. Unmatched between theory and result of this study maybe caused by the limitation of the study itself.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T21808
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
David
"Latar Belakang. Sejak laporan pertama ensefalitis antireseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA) pada 2007, prevalensi ensefalitis autoimun (EA) serupa dengan ensefalitis infeksi (EI). Sayangnya, heterogenitas klinis EA, serupanya klinis dengan EI, penyakit autoimun seperti neuropsikiatrik lupus eritematosus sistemik, atau penyakit psikiatrik menjadi tantangan deteksi awal dan tatalaksana EA. Keterlambatan berhubungan dengan perburukan luaran, sedangkan kekurang-tepatan menerapi EI sebagai EA dapat mengeksaserbasi infeksi. Studi ini bertujuan mengenali karakteristik EA, khususnya ensefalitis antireseptor NMDA definit sebagai EA tersering, di era keterbatasan ketersediaan penunjang definitif di Indonesia.
Metode. Studi kohort retrospektif dengan rekam medis di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dilakukan pada curiga EA yang menjalani pemeriksaan antireseptor NMDA cairan otak sejak Januari 2015-November 2022. Karakteristik klinis dan penunjang EA, EA seropositif NMDA, dan luarannya dinilai. Analisis univariat dan bivariat dilakukan sesuai kebutuhan.
Hasil. Dari 102 subjek yang melalui kriteria inklusi dan eksklusi, terdapat 14 EA seropositif dan 32 seronegatif NMDA. Temuan klinis EA terbanyak adalah gangguan psikiatri dan tidur (85,7%), gangguan kesadaran (78,3%), prodromal (76,1%), dan bangkitan (70,6%). Karakteristik penunjang EA adalah inflamasi sistemik (75,0%), inflamasi cairan otak (69,2%), abnormalitas MRI (57,9%) dominan inflamasi (42,2%), dan abnormalitas EEG (89,5%). Karakteristik klinis EA seropositif NMDA adalah psikosis (76,9% vs 24,1%, p=0,002), delirium (71,4% vs 40,6%, p=0,06), bangkitan (71,4% vs 46,7%, p=0,12), takikardia (55,6% vs 17,6%, p=0,08), dan gangguan otonom lainnya (55,6% vs 23,5%, p=0,19), sedangkan klinis EA seronegatif NMDA adalah somnolen (34,4% vs 7,1%, p=0,07) dan defisit neurologis fokal (31,3% vs 7,1%, p=0,13). Leukositosis dan pleositosis cairan otak dengan dominasi mononuklear secara signifikan lebih ditemukan pada EA seropositif NMDA. Sebanyak 10,9% subjek meninggal.
Kesimpulan. Karakteristik klinis EA adalah gangguan psikiatri dan tidur, gangguan kesadaran, prodromal, dan bangkitan. Psikosis, delirium, bangkitan, dan disfungsi otonom cenderung lebih ditemukan pada EA seropositif NMDA. Inflamasi sistemik, cairan otak, MRI, dan abnormalitas EEG sering ditemukan pada EA, terutama seropositif NMDA. 

Background. Since the first report of N-methyl-D-aspartate receptor (NMDAR) encephalitis in 2007, the prevalence of autoimmune encephalitis (AE) was similar to infectious encephalitis (IE). Unfortunately, heterogenities of EA as well as similarities in the manifestation to IE, other autoimmune diseases including neuropsychiatric systemic lupus erythematosus, or psychiatric diseases compromised the early detection and management of EA. This delay correlated with worse outcome whereas the inaccuracy in treting IE as AE may exacerbate infection. This study aimed to describe the characteristics of EA, particularly definitive NMDAR encephalitis as the most common, in the era of limited availability of definitive ancillary test in Indonesia.
Methods. Retrospective study using medical records at Dr. Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital was conducted for suspected EA cases tested for cerebrospinal fluid NMDAR autoantibody test from January 2015 to November 2022. Clinical, ancillary characteristics, and concordance between clinical diagnosis and diagnostic criteria were assessed. Univariate, bivariate, and multivariate analysis were perfomed as needed.
Result. Of 102 subjects following inclusion and exclusion criteria, there were 14 seropositive and 32 seronegative NMDA subject. Clinical characterstics of AE were psychiatric and sleep disorder (85,7%), altered consciousness (78.3%), prodromal (76.1%), and seizure (70.6%). Ancillary characteristics of AE were systemic inflammation (75.0%), cerebrospinal fluid inflammation (69.2%), MRI abnormalities (57.9%) with inflammatory predominance (42.2%), and EEG abnormalities (89.5%). Seropositive NMDA characteristics were psychosis (76.9% vs 24.1%, p=0.002), delirium (71.4% vs 40.6%, p=0.06), seizure (71.4% vs 46.7%, p=0.12), tachycardia 955.6% vs 17.6%, p=-0.08), and other autonomic disorder (55.6% vs 23.5% p=0.19) whereas seronegative NMDA characteristics were somnolence (34.4% vs 7.1%, p=0.07) and focal neurologic deficit (31.3% vs 7.1%, p=0.13). Leukocytosis and cerebrospinal fluid pleocytosis with mononuclear predominance were significantly found in seropositive NMDA AE. The mortality rate was 10.9%.
Conclusion. Clinical characteristics of AE were psychiatric and sleep disorder, altered consciousness, prodromal, and seizure. Psychosis, delirium, seizure, and autonomic dysfunction tended to be found in seropositive NMDA AE. Inflammation in systemic, cerebrospinal fluid, and MRI findings as well as EEG abnormalities commonly occurred in AE, especially seropositive NMDA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraeni Putri
"Leukemia merupakan kanker tersering yang ditemukan pada anak. Penatalaksanaan yang dilakukan pada anak dengan leukemia adalah kemoterapi. Agen kemoterapi tidak hanya membantu menghentikan atau memperlambat sel kanker, namun juga memberikan efek samping berupa mual muntah dan mukositis oral. Tujuan karya ilmiah ini untuk menganalisis implementasi asuhan keperawatan terkait manajemen mual muntah dan pencegahan mukositis pada anak dengan leukemia yang menjalani kemoterapi. Implementasi yang dilakukan berupa pemberian edukasi manajemen mual muntah dan perawatan mulut untuk mencegah mukositis. Hasil evaluasi asuhan keperawatan yang didapatkan adalah terjadi penurunan mual muntah dan tidak terjadi mukositis pada anak. Hasil ini merekomendasikan perawat untuk meningkatkan pemberian edukasi manajemen mual muntah dan perawatan mulut pada anak leukemia yang mendapatkan agen kemoterapi dengan efek samping mual, muntah, dan mukositis.

Leukemia is the most common cancer found in children. Management performed on children with leukemia is chemotherapy. Agents of chemotherapy not only stop or inhibit cancer cells, but also provide side effects such as nausea, vomiting, and oral mucositis. The purpose of this paper is to analyze the implementation of nursing care about management of nausea-vomiting and prevention of mucositis in children with leukemia who are undergoing chemotherapy. Implementation in the form of health education about management nausea-vomiting and oral care to prevent mucositis. The results of evaluation of this nursing care is decrease in nausea-vomiting and mucositis does not occur in children. This result recommends that nurse should to improve the health education about management nausea-vomiting and oral care in children with leukemia who receive chemotherapy agents that have side effects of nausea, vomiting, and mucositis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Retna Komara
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis implementasi kebijakan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) pasca akreditasi JCI di RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta Tahun 2014. Fokus penelitian ini adalah implementasi kebijakan pengelolaan B3 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan stuktur birokrasi.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah berdasarkan data dari laporan ronde manajemen dimana banyak temuan-temuan pengelolaan B3 di lapangan pasca akreditasi JCI yang tidak sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan dalam kebijakan pengelolaan B3 dan juga dilihat dari data Unit K3RS dimana terjadi beberapa insiden yang dilaporkan terkait dengan pengelolaan B3 pasca akreditasi JCI.
Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi tak berstruktur dan telaah dokumen. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pengelolaan B3 pasca akreditasi JCI di RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo belum berjalan dengan baik. Pada faktor komunikasi: Transmisi yang kurang maksimal, ketidakjelasan kebijakan dimana secara isi yang belum lengkap dan penyampaiannya ke lapangan belum optimal serta pelaksanaan kebijakan yang belum konsisten. Selanjutnya, pada faktor sumber daya: SDM, fasilitas dan anggaran masih belum memadai.
Pada faktor disposisi implementor yang juga belum baik, para pelaksana kebijakan secara umum kurang cukup kuat memiliki komitmen untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pengelolaan B3 ini. Terakhir faktor struktur birokrasi: Mekanisme pelaksanaan, koordinasi dan monitoring yang belum berjalan efektif.

This study was conducted to analyze the implementation of hazardous materials management's policy after JCI accreditation in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo 2014. Focus of this research is the implementation of hazardous materials management's policy and factors that influence it, namely communication, resources, disposition and structure bureaucracy.
Issues raised in this research report are based on data from the management rounds where many findings in the field of management of hazardous materials after JCI accreditation is not in accordance with the procedures set out in the hazardous materials management's policy is also seen from the data of K3RS unit where there is some incident were reported to be associated with the hazardous materials management's policy after JCI accreditation.
This research method is qualitative with data collection techniques using in-depth interviews, observation and unstructured document review. Selection of informants using purposive sampling technique. Analysis of the data in this study using content analysis.
The results showed that the implementation of hazardous materials management's policy after JCI accreditation in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo not going well. In the communication factor: Transmission less than the maximum, where policy uncertainty is incomplete contents and its delivery to the field is not optimal and the implementation of policies that have not been consistent. Furthermore, the factor of resources: human resources, facilities and budgets are not sufficient.
At the implementor disposition factors that also have not been good, the policy implementers generally have less commitment to perform strong enough to support the implementation of this hazardous materials management's policy. Last, bureaucratic structure factor: Mechanism implementation, monitoring and coordination made that have not been effective.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilyas Rian Permana
"ABSTRAK
Unit Penunjang di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi yang berperan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana non-medis rumah sakit, masih kurang efektif dalam memberikan pelayanannya. Sehingga ditemukan beberapa keluhan dari pengguna. Sepertimatinya pendingin ruangan, rusaknya toilet, matinya lampu,dan beberapa keluhan lainnya. Penelitian ini membahas tentang gambaran waktu tunggu pelayanan di unit penunjang, dalam memelihara sarana dan prasarana non-medis di rumah sakit islam jakarta pondok kopi. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen, serta pendekatan sistemyang meliputi input, proses, dan output. Pengambilan data primer dan sekunder dilakukan selama 7 hari di rumah sakit islam jakarta pondok kopi. Hasil penelitian menunjukan kinerja staff unit penunjang sudah cukup baik. SOP sudah ada, dan diterapkan. Hanya saja terdapat kekurangan dalam hal kuantitas sumberdaya alat, dan manusianya. Seringkali terjadi kekosongan petugas pada saat ada laporan kerusakan sarana dan prasarana, dikarenakan petugas sedang atau belum selesai pelayanandi unit lain yang terkait. Belum lagi alat penunjang operasional yang pendek usia kegunaannya, atau tidak ada di tempatnya pada saat akan dipakai, semakin menambah kendala dalam waktu tunggu pelayanan di unit penunjang. Saran dari penulis, manajemen rumah sakit islam jakarta pondok kopi harus menerapkan penjadwalan untuk stand-by di ruangan terhadap petugas unit penunjang, menambah tenaga kerja, dan mengadakan pelatihan bagi petugas agar meningkatkan kualitas pelayanan di unit penunjang rumah sakit islam jakarta pondok kopi.

ABSTRACT
Supporting Unit at Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi which plays a role in the maintenance of non medical facilities and infrastructure unit of the hospital, is still less effective in providing its services. So that be discovered some complaints from users.Like the demise of air conditioning, toilet damage, blackout, and several other complaints. This study discusses about the description of service waiting time in thesupporting unit, in maintaining non medical facilities and infrastructure in Jakarta Pondok Kopi Islamic Hospital. The type of this research is descriptive qualitative by using the method of observation, in depth interview, and document review, as well as system approach that includes input, process, and output. Primary and secondary data were collected for 7 days in Jakarta Pondok Kopi Islamic Hospital. The result of the research shows the performance of supporting unit staff is good enough. SOP is already exists, and its applied. It 39s just that, there are deficiencies interms of quantity of tool and human resources. Often, there is a vacuum of officers when there is a report form of facilities and infrastructure damage, due they were unfinishe services in other related units. Moreover, the operational support tools that are short ofu seful life, or are not in place at the time, it increasing the obstacle in the service time of supporting unit. Authors advice is that management of Jakarta Pondok Kopi Islamic Hospital should apply the office schedul to officers to stand by in the room against report form offacilities and infrastructure damage, increase human resources, and conduct training forofficers so that improve service quality in supporting unit of Jakarta Pondok Kopi Islamic Hospital."
2017
S70185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bareh Catur Astuti
"Gizi buruk masih menjadi masalah kesehatan utama dunia dan masih menjadi prioritas Suistanable Development Goals SDGs yang berada pada goals kedua yaitu zero hunger pada tahun 2030 untuk mengakhiri segala bentuk malnutrisi. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbaikan status nutrisi pada anak yang mengalami gizi buruk yang disertai penyakit infeksi fistel enterokutan. Penatalaksaan fistel enterokutan mayoritas dilakukan secara konservatif dengan memperbaiki status gizi klien. Sehingga dilakukan intervensi keperawatan dengan fokus evaluasi perbaikan status nutrisi melalui monitoring berat badan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan. Hasil penerapan pemantauan status nutrisi ini didapatkan gambaran secara grafik adanya peningkatan berat badan dan perbaikan status nutrisi. Hasil penerapan aplikasi ini diharapkan adanya pertimbangan dari institusi pelayanan kesehatan untuk mengaplikasikan pemantauan berat badan sebagai bagian dari dokumentasi asuhan keperawatan.

Malnutrition is the world 39 s major health problem and it is a priority of Suistanable Development Goals SDGs, which is in the second goal of zero hunger in 2030 to end all forms of malnutrition. This scientific paper aims to determine the improvement of nutritional status in children with malnutrition accompanied by infectious disease Enterocutanous Fistula ECFs. The majority of enterocutaneous fistula management is conservative therapy by improving the nutritional status of the client. Nursing intervention is done with focus evaluation to improve nutritional status through weight monitoring to know how successful nursing care. The results of monitoring nutritional status is obtained graphically, illustrated the increase of body weight and improvement nutritional status. The results of implementation is expected the consideration of health care institutions to apply weight monitoring as part of nursing care documentation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Roup
"Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas pada tulang tibia dan fibula. Pada penderita fraktur, nyeri merupakan salah satu masalah keperawatan yang sering ditemukan. Nyeri adalah mekanisme perlindungan bagi tubuh dalam sebagai kontrol atau alarm terhadap bahaya. Nyeri pada fraktur bersifat akut dan dapat diprediksi akan tetapi membuat pasien tidak nyaman dan mengganggu aktivitas lain. Karya ilmiah ini memaparkan dan menganalisis asuhan keperawatan post operatif dengan penanganan nyeri menggunakan manajemen nonfarmakologi dengan teknik relaksasi napas dalam.
Hasil analisis menunjukkan bahwa manajemen nyeri menggunakan relaksasi napas dalam cukup efektif membantu mengatasi keluhan nyeri post operasi fratur tibia fibula disamping penggunaan terapi farmakologi. Perawat agar menerapkan manajemen nyeri non farmakologi yang salah satunya dengan relaksasi napas dalam secara optimal dalam membantu mengatasi keluhan nyeri klien sehingga kebutuhan nyaman klien terpenuhi.

Cruris fracture is the discontinuity of the tibia and fibula bones. In patients with fractures, pain is one of the nursing problems that are often found in clinical practice. Pain is a protective mechanism for the body as a control or alarm of danger. Pain in the fracture is acute and can be predicted but will make the patient uncomfortable and interfere with other activities. This scientific work presented and analyzed postoperative nursing care with pain management using nonpharmacologic management with deep breathing technique.
The results of the analysis showed that pain management using deep breath relaxation effectively reduced postoperative pain in patients with tibial fractures in addition to pharmacological treatment. Nurses are encouraged to apply nonpharmacological pain management, one of them by using deep breath relaxation in order to optimize in controlling the patient 39 s pain complaints so that the comfortable needs are fulfilled.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Riska Rahmiyanti
"Skripsi ini membahas sistem rekrutmen dan seleksi perawat Non PNS di Bagian Sumber Daya Manusia RS. Kanker "Dharmais" tahun 2011 berdasarkan pada pendekatan sistem. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang diperoleh dengan metode observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menyarankan untuk membentuk tim rekrutmen dan seleksi, perlu adanya alokasi dana khusus, perlu adanya kebijakan secara tertulis tentang tim rekrutmen dan seleksi, perlu diberikan pelatihan kepada tim rekrutmen dan seleksi tentang prosedur rekrutmen dan seleksi yang baik, SOP rekrutmen dan seleksi harus benar-benar dipahami dan dipatuhi oleh anggota tim rekrutmen dan seleksi, mengusulkan penambahan alat untuk pelaksanaan tes praktek, melakukan MOU dengan lembaga pendidikan keperawatan yang memiliki kredibilitas tinggi, melakukan Job Fair, menggunakan rekrutmen dengan metode tertutup , melakukan pertemuan antara Bagian SDM, Bagian keperawatan dan Bagian Pendidikan dan Pelatihan untuk menentukan jadwal pelaksanaan setiap tes, melakukan biaya penggantian tes kesehatan bagi pelamar yang telah lulus tes dan menjadi karyawan di RS. Kanker "Dharmais".
This paper discusses the system of nurse recruitment and selection of civil servants in Non-Human Resources Section RS. Cancer "Dharmais" in 2011 based on a systems approach. This study is a qualitative research obtained by the method of observation, in-depth interviews and document review. The results suggested to form a team of recruitment and selection, the need for allocation of special funds, the need for a written policy on recruitment and selection team, need to be trained in recruitment and selection to the team about the recruitment and selection procedures are good, SOP recruitment and selection should be properly understood and observed by members of the team recruitment and selection, proposes the addition of tools for the implementation of practice tests, do a MOU with nursing education institutions that have high credibility, conduct Job Fair, using the method of recruitment is closed, a meeting between the human Resources Section, Part nursing and Parts education and Training to determine the implementation schedule of each test, perform the replacement cost of health tests for applicants who have passed the test and become employees in Hospital. Cancer "Dharmais"."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>