Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173368 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurjihan Fakhriah
"Obesitas sentral merupakan kondisi dimana terjadi penumpukkan lemak di bagian perut. Obesitas sentral berhubungan dengan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe II, hipertensi, dislipidemia, sindrom metabolik, dan kanker. Prevalensi obesitas sentral diketahui meningkat baik di negara maju dan negara berkembang. Sebanyak 40,2% individu di dunia diperkirakan mengalami obesitas sentral. Indonesia termasuk negara berkembang dengan peningkatan prevalensi obesitas sentral dengan peningkatan dari tahun 2007, 2013, dan 2018 menurut data Riskesdas berturut- turut sebesar 18%, 26% , dan 31%. Peningkatan obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan ekonomi dan urbanisasi yang menyebabkan perubahan tidak menguntungkan dalam kebiasaan konsumsi makanan berkalori tinggi dan minuman manis, aktivitas fisik, perilaku sedentari, dan stres. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi obesitas sentral di daerah perkotaan lebih tinggi dari prevalensi nasional, yaitu sebesar 35%.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaan Indonesia. Terdapat sebanyak 194.049 responden Riskesdas 2018 yang dilibatkan dalam chi-square dan uji multivariat regresi logistik ganda pada perangkat pengolah data.
Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat 15 variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral, diantaranya: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, gangguan mental emosional, konsumsi makanna manis, konsumsi minuman manis, konsumsi makanan berlemak/gorengan, konsumsi softdrink, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok (p-value <0,05). Jenis kelamin perempuan diketahui sebagai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaa Indonesia (p-value 0,0005).
OR dari kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,060 (95%CI: 3,947-4,175) kali pada kelompok responden berjenis kelamin perempuan, setelah dikontrol oleh variabel lainnya. Dengan demikian, masyarakat di wilayah perkotan, khususnya perempuan, dihimbau untuk lebih meningkatkan kesadaran terkait obesitas sentral . Masyarakat dihimbau untuk dapat mengurangi konsumsi makanan berisiko, melakukan olahraga secara teratur, menghindari stres, dan menghindari perilaku merokok dan konsumsi alkohol. Instansi kesehatan diharapkan dapat membantu masyarakat dengan memberikan edukasi gizi dan promosi keseatan terkait obesitas sentral.

Central obesity is a condition where there is an accumulation of fat in the abdomen. Central obesity is associated with the risk of non-communicable diseases such as type II diabetes mellitus, hypertension, dyslipidemia, metabolic syndrome, and cancer. The prevalence of central obesity is known to increase in both developed and developing countries. As many as 40.2% of individuals in the world are estimated to have central obesity. Indonesia is a developing country with an increasing prevalence of central obesity with an increase from 2007, 2013, and 2018 according to riskesdas data, respectively, by 18%, 26%, and 31%. The increase in central obesity is associated with economic development and urbanization leading to unfavorable changes in consumption habits of high-calorie foods and sugary drinks, physical activity, sedentary behavior, and stress. Riskesdas 2018 data states that the prevalence of central obesity in urban areas is higher than the national prevalence, which is 35%.
This study aims to further analyze the dominant factors in the incidence of central obesity in the population aged 25-64 years in urban areas of Indonesia. There were 194,049 riskesdas 2018 respondents who were involved in this study. Data analysis used chi-square bivariate test and multiple logistic regression multivariate test on the application.
The results showed that there were 15 variables that were significantly associated with the incidence of central obesity, including: age, gender, education level, employment status, emotional mental health, consumption of sweet foods, sugary drinks, fatty foods, soft drinks, fruit and vegetable consumption, alcohol consumption, physical activity, and smoking habits (p-value <0,05). Female gender is known as the dominant factor in the incidence of central obesity in the population aged 25-64 years in urban areas of Indonesia (p-value 0,0005).
The OR of the incidence of central obesity was 4.06 (95%CI: 3,947-4,175) higher in the female respondent group, after being controlled by other variables. Thus, people in urban areas, especially women, are urged to increase awareness regarding central obesity. The public is encouraged to reduce the consumption of risky foods, do exercise regularly, avoid stress, and avoid smoking and alcohol consumption. Health agencies are expected to help the community by providing nutrition education and promotion of health related to central obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Lukman Gismar
"Obesitas sentral merupakan kondisi penumpukan lemak berlebih pada bagian abdomen (perut) dan terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiometabolik yang ditandai oleh indikator lingkar perut >80 cm untuk perempuan dan >90 cm untuk laki-laki. Prevalensi obesitas sentral di DKI Jakarta, yang merupakan ibukota negara, menempati peringkat tertinggi kedua di Indonesia, yakni 41,9% dengan prevalensi obesitas sentral pada perempuan mencapai 55,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4307 perempuan, sebanyak 61,8% mengalami obesitas sentral. Faktor dominan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta adalah status pernikahan (AOR = 2,933)

Central obesity is a condition of excess fat accumulation in the abdomen (visceral fat) and is associated with an increased risk of cardiometabolic disease characterized by an abdominal circumference >80 cm for women and >90 cm for men. The prevalence of central obesity in DKI Jakarta, the nation's capital, is the second highest in Indonesia at 41.9% with the prevalence of central obesity in women reaching 55.2%. This study aims to determine the dominant factors and factors associated with central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta. This research design is cross-sectional using Riskesdas 2018 data. Data analysis included univariate analysis using frequency distribution, bivariate analysis using chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed that out of 4307 women, 61.8% had central obesity. The dominant factor of central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta is marital status (AOR = 2.933)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Amalia Prayudita
"Indonesia termasuk salah satu negara yang menghadapi tiga permasalahan gizi sekaligus, yaitu stunting, wasting, dan overweight. Obesitas sentral atau yang disebut obesitas tipe apel merupakan disebabkan oleh penumpukkan lemak dalam tubuh dalam jumlah berlebih di bagian perut. Obesitas sentral diamati sebagai jenis obesitas yang merugikan dengan implikasi serius dan pemicu penyakit degeneratif. Provinsi Sulawesi Utara merupakan daerah dengan prevalensi obesitas sentral tertinggi berdasarkan data Riskesdas 2018 yaitu sebesar 42,5%. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia ≥45 Tahun di Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2019 dengan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menggunakan analisis bivariat didapatkan pada laki-laki konsumsi alkohol (p-value = 0,015) memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian obesitas sentral. Sedangkan pada perempuan aktivitas fisik (p-value = 0,045), konsumsi minuman manis (p-value = 0,036), konsumsi makanan berlemak (p-value = 0,023), dan konsumsi bumbu penyedap (p-value = 0,020) memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian obesitas sentral. Peneliti menyarankan untuk dinas kesehatan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak seperti organisasi masyarakat dan institusi keagamaan dalam memberikan edukasi terkait bahaya obesitas sentrak, faktor-faktor yang mempengaruhi, dampak yang disebabkan dan bagaimana cara mengatasinya.

Indonesia is one of the countries that faces three nutritional problems at once, namely stunting, wasting and overweight. Central obesity or what is called apple-type obesity is caused by the accumulation of excess fat in the body in the abdomen. Central obesity is observed as a detrimental type of obesity with serious implications and triggers degenerative diseases. North Sulawesi Province is the area with the highest prevalence of central obesity based on the 2018 Riskesdas data, namely 42.5%. This study aims to determine the factors associated with the incidence of central obesity in people aged ≥45 years in Minahasa, North Sulawesi Province. This study uses secondary data from the 2019 Riskesdas with a cross-sectional research design. The results of the study using bivariate analysis found that male alcohol consumption (p-value = 0.015) had a statistical relationship with the incidence of central obesity. Whereas in women physical activity (p-value = 0.045), consumption of sweet drinks (p-value = 0.036), consumption of fatty foods (p-value = 0.023), and consumption of seasonings (p-value = 0.020) have a statistical relationship with central obesity. Researchers suggest that the health office can work together with various parties such as community organizations and religious institutions in providing education regarding the dangers of central obesity, the factors that influence it, the impact it causes and how to overcome it."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedicta Natalia Latif
"ABSTRAK
Prevalensi obesitas sentral global meningkat pesat beberapa dekade belakangan. Obesitas sentral, yang diukur melalui lingkar pinggang, merupakan tipe obesitas paling berbahaya karena berhubungan erat dengan penyakit kronis, komplikasi metabolik, dan tingginya tingkat infeksi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada populasi dewasa. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari studi potong lintang tahun 2017 di Puskesmas Bojong Gede, Kabupaten Bogor. 85 orang pria dan wanita berusia 25-64 tahun yang dipilih secara purposif diikutsertakan sebagai sampel. Asosiasi antara faktor risiko dan obesitas sentral diukur dengan analisis bivariat chi square dan multivariat regresi logistik ganda pada aplikasi IBM SPSS versi 22. Sebanyak 70,6% responden mengalami obesitas sentral. Variabel jenis kelamin (perempuan), kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia), asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat (>110% kebutuhan gizi personal) berhubungan signifikan dengan obesitas sentral (p value <0,05). Hiperkolesterolemia merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan obesitas sentral (p-value= 0,032; OR=.4,21; 95% CI= 1,131-15,667) setelah dilakukan kontrol terhadap variabel perancu.

ABSTRACT
The prevalence of central obesity has been increasing rapidly since the last few decades. Central obesity, measured by waist circumference, is the most dangerous type of obesity since it closely related to chronic diseases, metabolic complications, and high COVID-19 infection rates. The objective of this study was to identify the dominant factor of central obesity among the adult population. The study used secondary data from a 2017 cross-sectional study conducted at Bojong Gede Public Health Center, Bogor District. A total of 85 men and women aged 25-64 years old were selected by purposive sampling and included in the analysis. The association between risk factors and central obesity were measured using chi-square bivariate analysis and multiple logistic regression multivariate analysis in IBM SPSS application version 22. The prevalence of central obesity was 70,6%. The result showed that sex (women), total blood cholesterol level (hypercholesterolemia), energy, protein, fat, and carbohydrate intake (>110% personal nutritional needs) were significantly associated with central obesity (p-value <0,05). Hypercholesterolemia was the most dominant risk factor for central obesity (p value= 0,032; OR=.4,21; 95% CI= 1,131-15,667) adjusted for confounders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitrah
"Angka prevalensi obesitas diberbagai negara menunjukkan adanya kenaikan, begitu pun dengan Indonesia. Asupan gizi makro dan serat merupakan salah satu faktor risiko obesitas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi makro dan serat dengan kejadian obesitas penduduk usia >18 tahun di Provinsi Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Disain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi obesitas di Sumatra Barat dan Jawa Barat sebesar 12.3%, Jawa Tengah 9.6%, dan Sulawesi Selatan 11.4%. Di Sumatra Barat, asupan lemak berhubungan signifikan dengan obesitas. Di Jawa Barat dan Jawa Tengah, asupan energi, protein, dan lemak berhubungan signifikan dengan obesitas. Di Sulawesi Selatan, asupan energi, lemak, dan serat berhubungan signifikan dengan obesitas.

Prevalence of obesity in various countries showed a rise, so too with Indonesia. One of the factors that related to obesity was macronutrients and fiber intake.The aim of this study was to evaluate macronutrient and fiber in relation to obesity among adult people (aged 18 years and above). The research design was used cross sectional design. The prevalence of obesity in West Sumatra & West Java were 12.3%, in Central Java was 9.6%, and 11.4% in South Sulawesi. In West Sumatra, fat intake associated with obesity. In West Java and Central Java, energy, protein, and fat intake were associated with obesity. In South Sulawesi, energy, fat, and fiber intake were associated with obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsheila Arsy Fabian
"Latar belakang: Obesitas di dunia terus meningkat seiring perkembangan zaman. Pada tahun 2016, sebanyak 650 juta atau 13% penduduk usia ≥18 tahun di dunia mengalami obesitas. Pada tahun 2018, sebanyak 21,8% penduduk usia ≥18 tahun di Indonesia mengalami obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan obesitas terus meningkat dan menjadi permasalahan kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan obesitas pada penduduk usia ≥18 tahun di perkotaan. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional dengan metode kuantitatif menggunakan data sekunder IFLS-5 dengan total sampel 16.973 responden. Uji Chi Square digunakan untuk melihat hubungan usia, jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan kejadian obesitas. Hasil: Prevalensi obesitas pada penduduk usia ≥ 18 tahun di perkotaan berdasarkan data IFLS-5 adalah sebanyak 36,9%. Terdapat hubungan usia, jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi buah dan sayur, dan kualitas tidur dengan kejadian obesitas. Kesimpulan: Terdapat hubungan faktor risiko terhadap kejadian obesitas diantaranya usia dengan OR 1,405 (P = 0,001; 95% CI 1,312 – 1,504), jenis kelamin dengan OR 1,961 (P = 0,001; 95% CI 1,839 – 2,090), perilaku merokok dengan OR 0,490 (P = 0,001; 95% CI 0,458 – 0,525), konsumsi buah dan sayur dengan OR 0,779 (P = 0,001; 95% CI 0,732 – 0,891), dan kualitas tidur dengan OR 0,893 (P = 0,015; 95% CI 0,815 – 0,930). Tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan obesitas dengan nilai p = 0,708. Adapun saran yang diberikan membuat program pencegahan dan penanggulangan obesitas khususnya untuk kelompok berisiko yaitu perempuan berusia lebih dari 45 tahun. Peneliti lain dapat menambahkan variabel yang tidak ada di penelitian ini seperti konsumsi gula, garam, lemak, pola makan, genetik, etnis, pendidikan, dan konsumsi alkohol.

Background: Obesity in the world continues to increase along with the times. In 2016, as many as 650 million or 13% of the population aged ≥18 years in the world were obese. In 2018, 21.8% of the population aged ≥18 years in Indonesia were obese. This shows that the problem of obesity continues to increase and become a health problem. Purpose: This study aims to determine the factors associated with obesity in residents aged ≥18 years in urban areas. Method: The method used in this study was cross sectional with quantitative methods using IFLS-5 secondary data with a total sample of 16,973 respondents. The Chi Square test was used to see the relationship between age, gender, smoking behavior, fruit and vegetable consumption, physical activity and sleep quality with the incidence of obesity. Results: The prevalence of obesity in residents aged ≥ 18 years in urban areas based on IFLS-5 data is 36.9%. There is a relationship between age, gender, smoking behavior, fruit and vegetable consumption, and sleep quality with the incidence of obesity. Conclusion: There is a relationship between risk factors for the incidence of obesity including age with a OR of 1.405 (P = 0.001; 95% CI 1.312 – 1.504), gender with a OR of 1.961 (P = 0.001; 95% CI 1.839 – 2.090), smoking behavior with a OR of 0.490 (P = 0.001; 95% CI 0.458 – 0.525), fruit and vegetable consumption with OR 0.779 (P = 0.001; 95% CI 0.732 – 0.891), and sleep quality with OR 0.893 (P = 0.015; 95% CI 0.815 – 0.930 ). No significant relationship was found between physical activity and obesity with a value of p = 0.708. The advice given is to make obesity prevention and control programs especially for risk groups, namely women aged over 45 years. Other researchers can add variables that are not in this study such as consumption of sugar, salt, fat, diet, genetics, ethnicity, education, and alcohol consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisya Dwi Yulianti
"Obesitas sentral adalah penumpukan lemak perut yang berlebihan yang diukur dengan indikator pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dengan kriteria obesitas sentral adalah LP >90 untuk pria dan LP>80 untuk wanita. Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak berlebihan di sekitar perut yang berhubungan dengan risiko kardiometabolik, diabetes melitus tipe 2 dan peningkatan sekresi asam lemak bebas, hipersulinemia, risistensi insulin, hipertensi dan dislipidemia pada populasi umum. Provinsi Sulawesi Utara merupakan Provinsi dengan prevalensi obesitas sentral tertinggi di Indonesia pada tahun 2018 dengan angka 42,45%. Dimana setiap kabupaten/kota memiliki prevalensi obesitas sentral sebesar >30% (terendah 31,2% dan tertinggi 48,78%) dan menurut karakteristik wilayah tempat tinggal prevalensi obesitas sentral di wilayah perkotaan lebih tinggi 2,78% dibandingkan wilayah perdesaan atau sebesar 43,81% untuk wilayah perkotaan dan 41,03% untuk wilayah perdesaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel 14.911 penduduk usia ≥18 tahun dari total sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel independen meliputi faktor risiko unmodifiable (usia dan jenis kelamin), faktor risiko modifiable status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pola konsumsi dan life style serta status gizi dan kesehatan mental. Data yang Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Riskesdas tahun 2018. Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan perangkat lunak statistik. Ada tiga tingkat analisis data yang dilakukan, antara lain secara univariat, bivariat (chi square dan regresi logistik), multivariat (regresi logistik ganda). Hasil menunjukkan prevalensi obesitas sentral pada penduduk usi ≥18 tahun di Provinsi Sulawesi Utara adalah 45,0% dengan prevalensi di perkotaan 46,6% dan di perdesaan 43,5%. Faktor risiko dominan yang berhubungan dengan obesitas sentral pada penelitian ini adalam IMT, baik untuk wilayah perkotaan dan perdesaan serta secara keseluruhan di Provinsi Sulawesi Utara, dengan OR 42,909 (95%CI 23,384-78,737) di perkotaan, OR 23,701 (95%CI 18,324-30,656) di perdesaan, dan OR 43,924 (95%CI 31,162-61,913) di Provinsi Sulawesi Utara. Mengingat dampak obesitas sentral yang sangat besar terhadap beban negara dan mengancam keberlangsungan generasi yang akan datang, maka penentuan faktor risiko obesitas pada tahap awal berdasarkan karakteristik wilayah tempat tinggal sangat penting dilakukan untuk mengatasi penyakit penyerta dan kematian terkait PTM terutama pada penderita penumpukan lemak berlebih di bagian abdominal tubuh.

Central obesity is the excessive accumulation of abdominal fat, measured by the Waist Circumference (WC) indicator with central obesity criteria being WC >90 cm for men and WC >80 cm for women. Central obesity is associated with cardiometabolic risks, type 2 diabetes mellitus, and increased secretion of free fatty acids, hyperinsulinemia, insulin resistance, hypertension, and dyslipidemia in the general population. North Sulawesi Province had the highest prevalence of central obesity in Indonesia in 2018, with a rate of 42.45%. Each district/city had a central obesity prevalence of >30% (lowest 31.2% and highest 48.78%), and according to the characteristics of the residential area, the prevalence of central obesity in urban areas was 2.78% higher than in rural areas, or 43.81% in urban areas and 41.03% in rural areas. This quantitative study used a cross-sectional design with a sample size of 14,911 adults aged ≥18 years from total sampling according to inclusion and exclusion criteria. Independent variables included unmodifiable risk factors (age and gender), modifiable risk factors (marital status, education, occupation, consumption patterns, lifestyle, nutritional status, and mental health). The data used in this study was secondary data from the 2018 Riskesdas. Data analysis was performed using statistical software and included three levels of analysis: univariate, bivariate (chi-square and logistic regression), and multivariate (multiple logistic regression). Results showed the prevalence of central obesity in adults aged ≥18 years in North Sulawesi Province was 45.0%, with an urban prevalence of 46.6% and a rural prevalence of 43.5%. The dominant risk factor associated with central obesity in this study was BMI, for both urban and rural areas, and overall in North Sulawesi Province, with OR 42.909 (95% CI 23.384-78.737) in urban areas, OR 23.701 (95% CI 18.324-30.656) in rural areas, and OR 43.924 (95% CI 31.162-61.913) in North Sulawesi Province. Considering the significant impact of central obesity on the national burden and the threat to the sustainability of future generations, determining the risk factors for obesity at an early stage based on the characteristics of the residential area is crucial for addressing comorbidities and mortality related to NCDs, especially in individuals with excessive abdominal fat accumulation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Tatya Rachman
"Obesitas merupakan epidemi global yang terus meningkat setiap tahunnya dan faktor risiko dari berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung iskemik, diabetes, dan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor dominan obesitas pada polisi Satuan Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polresta Depok tahun 2013 dan juga mencari hubungan antara faktor risiko yang dapat diubah dengan obesitas.
Desain penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 127 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2013. Pengumpulan data diambil dengan pengukuran primer tinggi badan dan berat badan, pengisian kuesioner mandiri, dan wawancara 2x24 hours food recall. Didapatkan sebanyak 34,6% polisi mengalami obesitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi tidur, asupan lemak, dan kebiasaan sarapan dengan kejadian obesitas serta ditemukan bahwa asupan lemak merupakan faktor dominan obesitas. Peneliti menyarankan agar polisi Satuan Sabhara Polresta Depok diberi edukasi dan penyuluhan mengenai konsumsi lemak yang baik dan diet gizi seimbang sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas.

Obesity is global epidemic that continually increase every year and a risk factor for degenerative diseases. This study aimed to find the dominant factor of obesity in Samapta Bhayangkara (Sabhara) Unit in Police Station Depok year 2013, also to find the relationship between modifiable risk factors with obesity.
This study used cross-sectional method with 127 respondents and held in April-May 2013. Data were collected with primary measuring height and weight, self-administered questionnaire, and 2x24-hours food recall. Thirty four point six percent policemen are obese.
The result show that there’s a relationship between sleep duration, fat intake, and breakfast habit with obesity and fat intake is the dominant factor of obesity. The researcher suggests that policemen should be given education as well as counseling about the right way to consume fat in order to reduce the risk of obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Anisa Dersyaninda D.H.
"Overweight dan obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki berbagai dampak negatif bagi remaja. Faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis diketahui berpengaruh terhadap kejadain overweight dan obesitas remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi overweight dan obesitas pada remaja serta faktor-faktor yang berkaitan (sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis). Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor dominan yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian cross sectional ini menggunakan data IFLS-5 tahun 2014-2015 dengan total responden sebanyak 2684 orang remaja. Uji chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis dengan overweight dan obesitas remaja. Faktor dominan ditentukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12,3% remaja yang mengalami kejadian overweight dan obesitas (8,6% overweight, 3,7% obesitas). Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian overweight dan obesitas remaja antara lain yaitu jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, status perkawinan, dan kebiasaan merokok. Prevalensi overweight dan obesitas lebih tinggi ditemukan pada remaja yang berjenis kelamin perempuan, tinggal di wilayah perkotaan, dan memiliki status sudah menikah. Kebiasaan merokok ditemukan menjadi faktor protektif terhadap kejadian overweight dan obesitas remaja. Berdasarkan analisis multivariat, status perkawinan menjadi faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada penelitian ini (OR = 2,174). Adapun saran yang dapat diberikan adalah merancang program, praktik, serta kebijakan yang bertujuan untuk mempormosikan dan mendukung pola hidup sehat pada remaja serta untuk mencegah dan mengurangi pernikahan usia remaja. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami faktor resiko kejadian overweight dan obesitas pada remaja.

Overweight dan obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki berbagai dampak negatif bagi remaja. Faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis diketahui berpengaruh terhadap kejadain overweight dan obesitas remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi overweight dan obesitas pada remaja serta faktor-faktor yang berkaitan (sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis). Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor dominan yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian cross sectional ini menggunakan data IFLS-5 tahun 2014-2015 dengan total responden sebanyak 2684 orang remaja. Uji chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis dengan overweight dan obesitas remaja. Faktor dominan ditentukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12,3% remaja yang mengalami kejadian overweight dan obesitas (8,6% overweight, 3,7% obesitas). Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian overweight dan obesitas remaja antara lain yaitu jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, status perkawinan, dan kebiasaan merokok. Prevalensi overweight dan obesitas lebih tinggi ditemukan pada remaja yang berjenis kelamin perempuan, tinggal di wilayah perkotaan, dan memiliki status sudah menikah. Kebiasaan merokok ditemukan menjadi faktor protektif terhadap kejadian overweight dan obesitas remaja. Berdasarkan analisis multivariat, status perkawinan menjadi faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada penelitian ini (OR = 2,174). Adapun saran yang dapat diberikan adalah merancang program, praktik, serta kebijakan yang bertujuan untuk mempormosikan dan mendukung pola hidup sehat pada remaja serta untuk mencegah dan mengurangi pernikahan usia remaja. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami faktor resiko kejadian overweight dan obesitas pada remaja."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Puspitaningsih
"Obesitas sentral menjadi masalah utama kesehatan masyarakat yang dapat menjadi faktor risiko dari beberapa penyakit tidak menular yang bersifat kronis yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bagi banyak populasi di dunia, baik di negara maju maupun berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan proporsi kejadian obesitas sentral berdasarkan faktor perilaku konsumsi dan faktor lainnya pada penduduk dewasa (usia 20-45 tahun) di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan data Riskesdas 2018. Desain studi penelitian ini adalah cross sectional dengan analisis univariat dan bivariat (chi-square). Data penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2018 dengan jumlah sampel sebesar 19.757 responden dewasa usia 20-45 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada penduduk dewasa usia 20-45 tahun di Sumatera Utara pada tahun 2018, yaitu sebesar 31,4%. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat perbedaan proporsi obesitas sentral yang signifikan ditemukan pada variabel usia, variabel jenis kelamin, varianel pendidikan terakhir, variabel status perkawinan, variabel status pekerjaan, variabel tipe wilayah tempat tinggal, variabel konsumsi makanan berlemak, variabel konsumsi makanan manis, variabel konsumsi minuman manis, variabel konsumsi alkohol, variabel aktivitas fisik, variabel riwayat merokok, variabel kondisi mental emosional (p value<0,05). Optimalisasi kegiatan skrinning obesitas sentral dengan menggunakan metode pengukuran lingkar perut ataupun RLPP dan kegiatan olahraga bersama di Posbindu PTM serta pelaksanaan pola hidup sehat oleh masyarakat seperti makan sesuai anjuran gizi seimbang dan aktif untuk meningkatkan waktu dan frekuensi aktivitas fisik dapat membantu pencegahan obesitas pada penduduk dewasa di Sumatera Utara.

Central obesity is now considered as a mayor public health problem that can be a risk factor of some chronic and non communicable disease that can cause a mortality and morbidity both in developed and developing countries. This study aims to figure out the proportion of central obesity between consumption facktor and the other factors among adult aged 20-45 years old in North Sumatera Province based on Data of Riskesdas 2018. This study used secondary data of Riskesdas 2018 with total sample of 19.757 adults aged 20-45 years old with cross sectional design. Data analysis used chi-square test. The prevalence of central obesity among adults aged 20-45 years old in North Sumatera Province was 31,4%. The result showed that theres a significant difference in proportion of central obesity between variable age, sex, education level, marital status, job type, residence type, fat intake, sweet food intake, sweet beverages intake, alcohol intake, physical activity, smoking status, and mental disorder (p value<0,05). Optimalization of central obesity screening program with waist circumference and RLPP measurement also held sharing physical exercise program in Posbindu PTM along with the society implementing a healthy life such as a balanced nutritional diet and increasing time and frequency for doing physical activity can help to prevent central obesity among adults in North Sumatera Province."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>