Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56772 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azzim Muqimuddin
"Kota Depok sebagai salah satu kota penyangga ibu kota dihadapkan dengan masalah kemacetan dan membutuhkan perhatian yang cukup serius. Dari kondisi yang ada juga menunjukkan masih rendahnya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum di kota Depok karena beberapa faktor. Pemerintah Kota Depok berupaya melakukan penyelenggaraan layanan angkutan umum yaitu Bus Semi Transit (BST) sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat dan solusi dari masalah yang ada. Maka diperlukan adanya persiapan perancangan rencana operasional BST Kota Depok diantaranya prakiraan tarif teknis dan subsidi dari operasional BST Kota Depok.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besaran tarif teknis untuk setiap trayek BST Kota Depok, menganalisis besar load factor yang paling sesuai jika penyelenggaraan BST Kota Depok berdasarkan standar pelayanan minimal angkutan BRT, dan menghitung besaran subsidi yang dikeluarkan pemerintah untuk biaya operasional BST Kota Depok pada setiap kondisi load factor. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan sampel data karakteristik dan biaya operasional kendaraan dari operasional BRT yang ada di beberapa wilayah di Indonesia. Selanjutnya menentukan dan mencari data variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap besaran biaya operasional kendaraan (BOK). Data yang diperoleh dianalisis dengan metode pemilihan model persamaan regresi stepwise untuk selanjutnya didapatkan model persamaan terbaik dan menghitung besaran BOK. BOK yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan besaran BOK yang dihitung dengan metode Kementerian Perhubungan. Produktivitas produksi bus dihitung berdasarkan standar pelayanan minimal operasional angkutan BRT. Tarif teknis dihitung berdasarkan BOK yang didapat dengan produktivitas harian bus. Estimasi pendapatan diperoleh dari perhitungan tarif dengan produktivitas bus per hari dan jumlah penumpang yang dihitung dari variasi tingkat load factor yang dihitung. Prakiraan subsidi dihitung dengan melihat selisih antara tarif teknis yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diterima. Dari analisis yang dilakukan diperoleh besaran BOK BST Kota Depok pada Koridor 1-A, 1-B, 1-C, 2, dan 3 berturut-turut adalah Rp 6.748,69; Rp 6.749,44; Rp 6.748,69; Rp 6.749,19; dan Rp 6.748,69. Besaran tarif teknis selama periode operasional satu hari pada Koridor 1-A, 1-B, 1-C, 2, dan 3 berturut-turut yaitu Rp 24.380.329, Rp 21.641.398, Rp 28.951.893, Rp 19.048.238, dan Rp 31.735.729. Tingkat load factor yang paling sesuai atau tidak memerlukan subsidi pada operasional BST Kota Depok yaitu 62,71% untuk Koridor 1-A, 53,99% untuk Koridor 1-B, 73,11% pada Koridor 1-C, 47,53% pada Koridor 2, dan 80,14% pada Koridor 3. Subsidi maksimum harian BST Kota Depok pada Koridor 1-A, 1-B, 1-C, 2, dan 3 berturut-turut adalah sebesar Rp 24.380.329, Rp 21.641.398, Rp 28.951.893, Rp 19.048.238, Rp 31.735.729.

Depok as one of the supporting cities for the capital city is faced with the problem of congestion and requires serious attention. The existing conditions also show that the public's interest in using public transportation in Depok is still low due to several factors. The Depok Government seeks to carry out public transportation services, namely Bus Semi Transit (BST) as a form of service to the community and solutions to existing problems. Therefore, it is necessary to prepare an operational plan for the BST Depok operational plan, including technical tariff estimates and subsidies from the BST Depok operation. minimum service standards for BRT transportation, and calculate the amount of subsidies issued by the government for BST Depok operational costs in each load factor condition. The research was conducted by collecting sample data on vehicle characteristics and operating costs from BRT operations in several regions in Indonesia. Next, determine and search for data on variables that are thought to have an effect on the amount of vehicle operating costs (BOK). The data obtained were analyzed by the method of selecting the stepwise regression equation model to then obtain the best equation model and calculate the amount of BOK. The BOK obtained is then compared with the BOK calculated using the Ministry of Transportation method. Bus production productivity is calculated based on the minimum service standard for BRT transportation operations. The technical fare is calculated based on the BOK obtained with the daily productivity of the bus. Estimated income is obtained from the calculation of the fare with the productivity of the bus per day and the number of passengers calculated from the variation of the calculated load factor level. The subsidy forecast is calculated by looking at the difference between the technical tariffs issued and the income received. From the analysis carried out, the amount of BOK BST Depok City in Corridors 1-A, 1-B, 1-C, 2, and 3 respectively is Rp 6.748,69; Rp 6.749,44; Rp 6.748,69; Rp 6.749,19; dan Rp 6.748,69. The amount of technical tariffs during the one-day operational period on Corridors 1-A, 1-B, 1-C, 2, and 3, respectively, is Rp 24.380.329, Rp 21.641.398, Rp 28.951.893, Rp 19.048.238, and Rp. 31.735.729. The most appropriate load factor level or does not require subsidies for BST operations in Depok City is 62,71% for Corridor 1-A, 53.99% for Corridor 1-B, 73,11% for Corridor 1-C, 47,53% in Corridor 2, and 80,14% in Corridor 3. The maximum daily subvention for Depok City BST in Corridors 1-A, 1-B, 1-C, 2, and 3 respectively is Rp 24.380.329, Rp 2.641.398, Rp 28.951.893, Rp 19.048.238, Rp 31.735.729."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novatama Artha Putra Romadhony
"Dengan perkembangan Kota Depok, dan tidak bertambahnya panjang jalan, kemacetan masih menjadi masalah yang harus diselesaikan Kota Depok. Layanan transportasi umum menjadi salah satu alternatif yang dapat ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya adalah konsep Bus Semi Transit (BST). BST sendiri memiliki satu tiga alternatif trayek yang ditawarkan dari koridor-1, yaitu trayek 1-A, trayek 1-B dan trayek 1-C. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan preferensi masyarakat untuk trayek-trayek koridor-1 BST Kota Depok, mendapatkan potensi permintaan layanan trayek-trayek koridor-1 BST Kota Depok serta menentukan trayek prioritas sesuai dengan demand masyarakat. Metode survei yang digunakan adalah Stated Preference dengan membuat beberapa kondisi hipotetikal terkait layanan BST Kota Depok. Metode dalam analisis data menggunakan pendekatan model logit biner, di mana pada suatu kelompok data akan diuji korelasi, kelayakan hingga validasi untuk melihat model mana yang terbaik dari setiap kelompok data tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga trayek yang ditawarkan, trayek B yang menjadi prioritas dikarenakan sesuai dengan probabilitas potensi permintaan layanan yaitu sebesar 94% untuk tarif layanan Rp. 5.000 serta probabilitas potensi permintaan layanan sebesar 86% jika ditawarkan dengan frekuensi moda setiap 5 menit.

Depok city development is not accompanied by an increase in the length of the road, congestion is still a problem that must be resolved by Depok City. Public transportation services are an alternative that can be offered to solve this problem, one of which is the Bus Semi Transit (BST) concept. BST itself has three alternative routes offered from corridor-1, namely route 1-A, route 1-B and route 1-C. This study aims to obtain community preferences for Depok City BST corridor-1 routes, obtain potential demand for services for Depok City BST corridor-1 routes and determine priority routes according to community requests. The survey method used is Stated Preference by making several hypothetical conditions related to Depok City BST services. The method in data analysis uses a binary logit model approach, in which a group of data will be tested for correlation, feasibility test, and validation test to see which model is the best from each data group. The results show that of the three routes offered, route B is the priority because it is in accordance with the probability of potential service requests, which is 94% for the rate of Rp. 5,000 and the probability of a potential service request of 86% if it is offered with a mode frequency of every 5 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Agnes Grace Patricia
"Aksesibilitas adalah kemudahan melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat lain yang termasuk dalam sistem transportasi. Mobilitas masyarakat terjadi setiap hari, hal ini disebabkan oleh perjalanan dari dan ke kota atau tujuan masyarakat, seperti di kota Bogor. Menurut data riset Global Traffic Scorecard 2021, tingkat kemacetan di Kota Bogor menduduki peringkat ke-5 di Indonesia, dan ke-821 di dunia. Tingginya jumlah kendaraan yang melewati Kota Bogor serta jumlah pengguna komuter, dan permasalahan lalu lintas yang dialami di Kota Bogor, tentunya mengganggu aksesibilitas transportasi yang merupakan komponen penting dari sebuah kota dan juga sangat penting untuk menjamin masyarakat dapat mengakses layanan seperti kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Hal ini tidak dapat tercapai dengan baik jika akses mobilitas masyarakat terganggu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator aksesibilitas transportasi dengan menggunakan metode PTAL dan PTAI lalu mendapatkan pembaharuan indikator aksesibilitas menggunakan Skala Likert dan SEM - PLS. Hasil analisis PTAL dan PTAI adalah tingkat aksesibilitas transportasi di Kota Bogor masih tergolong sangat buruk atau masih sulit untuk dijangkau. Kemudian hasil dari SEM-PLS, variabel baru untuk perhitungan aksesibilitas transprotasi adalah Variabel Wilayah dengan indikator Kepadatan Tata Guna Lahan.

Accessibility is the ease of doing mobility from one place to another which is included in the transportation system. Community mobility occurs every day, this is caused by travel to and from cities or community destinations, such as in the city of Bogor. According to research data from the Global Traffic Scorecard 2021, the level of congestion in Bogor City is ranked 5th in Indonesia, and 821st in the world. The high number of vehicles passing through the City of Bogor as well as the number of commuter users, and the traffic problems experienced in the City of Bogor, of course disrupt the accessibility of transportation which is an important component of a city and is also very important to ensure that people can access services such as health, education and employment. . This cannot be achieved properly if access to community mobility is disrupted. Therefore, this study aims to analyze indicators of transportation accessibility using the PTAL and PTAI methods and then get updated accessibility indicators using the Likert Scale and SEM - PLS. The results of PTAL and PTAI analysis show that the level of transportation accessibility in Bogor City is still very bad or difficult to reach. Then the results from SEM - PLS, the new variable for calculating transportation accessibility is the Area Variable with the Land Use Density indicator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Nur Prasetyo
"Pendahuluan: Dengan stasusnya sebagai transportasi massal, Transjakarta harus dapat digunakan oleh seluruh kalangan termasuk penyandang difabel, salah satunya halte. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan ITDP pada tahun 2018, hasil observasi menjelaskan bahwa dari beberapa fasilitas ramah difabel yang dimiliki oleh Transjakarta masih banyak yang belum memenuhi standar, diantaranya adalah kemiringan ram, ketersediaan guiding block, lebar pintu masuk, ruang gerak bebas pada koridor, papan informasi berjalan, serta informasi berbasis suara yang masih belum banyak tersedia di halte Transjakarta. Metode: Variabel penilaian aksesibilitas halte diantaranya pada ukuran dasar ruang, jalur pemandu, pintu, ram, tangga, serta rambu dan marka sesuai Permen PUPR No. 14 tahun 2017 dan Permenhub No. PM 98 tahun 2017. Penelitian dilakukan seluruh halte ramah difabel Transjakarta sebanyak 64 halte yang tersebar di 12 koridor di seluruh wilayah DKI Jakarta kecuali Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Hasil: Secara keseluruhan, tingkat pemenuhan aksesibilitas di halte ramah difabel bus Transjakarta sebesar 66%, aksesibilitas ukuran dasar ruang 89%, jalur pemandu 36%, pintu 79%, ram 71%, tangga 76%, serta rambu dan marka 45%. Kesimpulan: Kesimpulannya, pemenuhan aksesibilitas pada halte ramah difabel bus Transjakarta masih perlu ditingkatkan. Penelitian lebih lanjut mengenai aksesibilitas pada halte bus Transjakarta masih perlu dikembangkan.

Introduction: As mass public transportation, the Transjakarta facilities, including bus stops, must be accessible to the public, including people with disabilities. The ITDP research in 2018 explained that many Transjakarta facilities did not conform the accessibility standards, including the slope of the ramp, the availability of guiding blocks, the width of the entrance, free movement space in corridors, running text, and the availability of voice-based information. Methods: The accessibility variables of the bus stop assessment are the size of the space, guiding block, doors, ramps, stairs, as well as signs and markings according to PUPR Ministerial Regulation No. 14 of 2017 and Perhubungan Ministerial Regulation No. PM 98 of 2017. The research was carried out on all 64 Transjakarta disabled-friendly bus stop across 12 corridors throughout the DKI Jakarta area except Kepulauan Seribu Administrative District. Results: Overall, the accessibility fulfillment rate at the disabled-friendly Transjakarta bus stop was 66%, room size accessibility was 89%, guiding block 36%, doors 79%, ramps 71%, stairs 76%, and signs and markings 45%. Conclusion: The fulfillment of accessibility at the disabled-friendly Transjakarta bus stop needs to be improved. Further research on accessibility at Transjakarta bus stops still needs to be developed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Radya Maulana
"Bus Trans Metro Deli merupakan angkutan Bus Rapid Transit (BRT) yang menjadi penunjang mobilisasi warga Kota Medan, dengan cakupan hingga wilayah Distrik Belawan, Terminal Pinang Baris, Lapangan Merdeka, Terminal Amplas dan Tembung. Bus Trans Metro Deli adalah bus angkutan publik pertama yang menerapkan sistem BRT di Medan dan baru diluncurkan sehingga Bus Trans Metro Deli menjadi salah satu penunjang peningkatan layanan khususnya dalam transportasi publik kepada masyarakat Kota Medan. Pertanyaan penelitian yang akan dibahas pada penelitian ini ialah bagaimana tingkat kepuasan pengguna yang ada pada Bus Trans Metro Deli khususnya pada Koridor I Pinang Baris – Lapangan Merdeka. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan post-positivist kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif melalui survey dan secara kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan, observasi, dan dokumentasi yang keseluruhannya dikaitkan dengan konsep Service Quality (SERVQUAL) yang dikemukakan oleh Zeinthaml, Parasuraman, dan Berry yang memiliki lima dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness, emphaty, dan assurance. Setelah penelitian dilakukan menggunakan 98 sampel, hasil penelitian menunjukkan ada beberapa indikator yang masih memerlukan perbaikan atau pembaharuan lebih lanjut terutama dalam dimensi tangibles. Meskipun begitu, secara keseluruhan para pengguna sudah sangat puas dengan pelayanan yang diterima. Hal ini terlihat dari hasil penelitian dimana tingkat kesesuaian sebesar 83,07% dengan tingkat kesenjangan -0,6. Sehingga dapat dikatakan pelayanan yang ada pada Bus Trans Metro Deli sudah sangat baik.

The Trans Metro Deli Bus is a Bus Rapid Transit (BRT) transportation that supports the mobilization of Medan City residents, with coverage to the Belawan District, Pinang Baris Terminal, Merdeka Square, Amplas and Tembung Terminals. The Trans Metro Deli Bus is the first public transportation bus to implement the BRT system in Medan and has just been launched so that the Trans Metro Deli Bus is one of the service improvements, especially in public transportation for the people of Medan City. The research question that will be discussed in this study is how the level of user satisfaction is on the Trans Metro Deli Bus, especially on the Pinang Baris Corridor I - Merdeka Square. The research was conducted using a post-positivist quantitative and qualitative approach. Data was collected quantitatively through surveys and qualitatively by conducting in-depth interviews with informants, observations, and documentation, all of which were based on the concept of Service Quality (SERVQUAL) proposed by Zeinthaml, Parasuraman, and Berry which had five dimensions, namely tangibles, reliability, responsiveness, empathy, and Assurance. After the research was conducted using 98 samples, the results showed several indicators that still needed improvement or further, especially in the tangibles dimension. However, overall the users are very satisfied with the service received. This can be seen from the results of the study where the level of balance is 83.07% with a gap rate of -0.6. So it can be said that the service on the Trans Metro Deli Bus is very good."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viska Mediana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menggambarkan koordinasi yang dilakukan Dinas
Perhubungan dalam meningkatkan pelayanan dibidang angkutan kota. Fokus
permasalahan dalam bagaimana mekanisme yang telah dilakukan Dinas Perhubungan
dalam berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terkait penyelenggaraan jasa
transportasi angkutan kota. Melihat adakah kendala dalam berkoordinasi yang telah
dilakukan, agar dicari rekomendasi yang tepat untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Penelitian ini mengunakan metode Positivist yaknipendekatan kuantitatif
tetapi teknik pengumpulan data dengan data kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan mekanisme koordinasi yang dilakukan
Dinas Perhubungan bersama pihak-pihak terkait dalam implementasi program-prgram
yang dilakukan dalam rangka peningkatkan pelayanan jasa transportasi khususnya
angkutan perkotaan adalah mekanisme koordinasi hirarkis, kewenangan dan otoritas
kekuasaan sebagai dasar interaksi dan sumberdaya, Dan hubungan yang terjalin
antara Dinas Perhubungan dan Pihak Swasta adalah koordinasi saling ketergantungan
timbal-balik. Dari hasil analisis diperoleh rekomendasi bagi Dinas Perhubungan
dalam melakukan koordinasi lebih memerhatikan lagi aspek Petunjuk Pelaksanaan
dalam mekanisme dalam berkoordinasi agar peserta rapat mendapat arahan yang tepat
guna terciptanya komunikasi dua arah.

ABSTRACT
This research to describe the coordination of the Department of Transportation
made in improving services in the field of urban transportation. Focus problems in
how the mechanisms that have been made the Department of Transportation in
coordination with stakeholders of the implementation of freight transport services.
Seeing there any constraints in the coordination that has been done, so look for
appropriate recommendations for addressing the issue. This reseach uses the methods
of positivist quantitative approach but the techniques of data collection with
qualitative data by type of descriptive research. The study describes the mechanisms
of coordination with the Department of Transportation conducted the relevant parties
in the implementation of the programs carried out in order program improvement of
transport services, especially urban transport is a hierarchical coordination
mechanisms, powers and authority the basis for the interaction of power and
resources, and the relationship between Department of Transportation and the Sector
Private the coordination of mutual interdependence. From the results obtained by
analysis of recommendations for the Department of Transportation in coordination
paid more attention to another aspect of the Guidelines in a coordinating mechanism
for meeting participants receive appropriate referrals to the creation of two-way
communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ryandika
"Populasi penduduk DKI Jakarta setiap tahunnya terus mengalami peningkatan sehingga mendorong terjadinya fenomena urban sprawl yaitu meluasnya kawasan perkotaan ke wilayah sekitar (Jabodetabek). Salah satu permasalahan yang timbul dari fenomena tersebut adalah kemacetan akibat masifnya penggunaan kendaraan pribadi. Untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum massal, diperkenalkan sebuah konsep Transit Oriented Development (TOD) sebagai konsep pengembangan yang terpusat pada simpul transit salah satunya pada Stasiun KRL Depok Baru. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan menganalisis konsep TOD Stasiun Depok Baru sesuai dengan standar dan prinsip TOD. Instrumen penilaian yang digunakan untuk menganalisis adalah TOD Standard dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) dan Indikator Kesiapan TOD (Iskandar et al., 2021). Dengan melakukan penilaian dan analisis, didapatkan hasil bahwa TOD Stasiun Depok Baru belum memenuhi semua aspek terdapat dalam TOD Standard dan Indikator Kesiapan TOD sehingga nilai yang didapatkan tidak maksimal. Perlu adanya perbaikan atau peningkatan pada beberapa aspek untuk mencapai fungsi TOD yang maksimal.

The population of DKI Jakarta continues to increase every year, causing the phenomenon of urban sprawl, or the expansion of urban areas into the surrounding area (Jabodetabek). One of the problems arising from this phenomenon is congestion due to the massive use of private vehicles. To increase the use of public transportation, a Transit-Oriented Development (TOD) concept was introduced as a development concept centered on transit nodes, one of which is located at the Depok Baru KRL Station. This study aims to assess and analyze the TOD concept at Depok Baru Station in accordance with TOD standards and principles. The assessment instrument used to analyze is the TOD Standard from the Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) and the Readiness Indicators for Transit-Oriented Areas. An assessment and analysis found that the TOD of Depok Baru Station did not meet all the aspects contained in the TOD Standard and the TOD Readiness Indicator, so the value obtained was not optimal. There needs to be improvements in several aspects to achieve maximum TOD function."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Rohmatul Zulfa
"Transjakarta Busway merupakan organisasi yang bergerak di bidang Transportasi yang dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat sebagai konsekuensi logis dari penjabaran visi, misi, serta tujuan perusahaan agar mampu menghadapi persaingan di masa yang akan datang. Untuk menghadapi persaingan tersebut maka diperlukan kemampuan evaluasi kinerja atas implementasi strategi yang telah dijabarkan dalam program kerja untuk mengetahui sejauh mana strategi mampu menjawab perubahan lingkungan serta mengetahui keberhasilan kinerja.
Melihat fenomena di atas maka perlu digunakan suatu model pengukuran kinerja yang mampu mengakomodasi kebutuhan untuk memandang dan menilai Transjakarta Busway secara komprehensif, yaitu dengan menggunakan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen strategik yang menjabarkan visi, misi, tujuan, dan strategi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk 4 perspektif yang saling mendukung, yaitu perspektif pelanggan, perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

As an organization that focused in transportation sector, the Transjakarta Busway has claimed by peoples to improve their service aspect as the logical consequences of companies vision, mission, and target formulation in order to face the tight competition in the future. To get that point, they must have a performance evaluation ability that give an information about the performance of strategy that have already prepared to face the changing in environment and to know the company performance result.
According of that, its need the performance measurement tool that able to accomodating requirement of company comprehensive vision ability then. One of method which can realize this requirement is Balanced Scorecard. Balanced Scorecard is strategic management system that formulate the companies vision, mission, target, and strategy into operasional target and performance measuring rod. This Balanced Scorecard contains four perspective that are costumers perspective, financial perspective, internal business process perspective, and also learn and growth perspective."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahlan Zakiyyan
"Perpindahan pengguna dari pemberhentian menuju tujuan menciptakan ruang transit dalam suatu kawasan. Dengan intensitas berlalu lalang yang tinggi, ruang transit seperti ini tidak hanya digunakan sebagai jalur sirkulasi, melainkan memiliki fungsi lain, seperti tempat kegiatan ekonomi oleh masyarakat sekitar. Ruang transit yang berdekatan kegiatan masyarakat di sekitar, sehingga penciptaan koridor transit dapat mewadahi atau menampung dampak yang muncul dari berbagai bentuk kegiatan yang terjadi di sekitar kawasan. Skripsi ini membahas fenomena yang terjadi dalam koridor transit. Penggunaan koridor transit sebagai sarana bersosialisasi akan diulas serta melihat kaitan antar keduanya.

The user transit from stop point to their destination creates transition space in one particular area. According to high intensity of people’s traffic, the function of transition space is not just for people’s traffic but has another function as economic activity places for people in surrounding. Transition space which is located near to surrounding creates transit corridor to facilitate or accommodate the effects that arise from various forms of activities ongoing around the area. This thesis discusses the phenomena in the transit corridor. The use of transit corridors as a socializing meaning will be reviewed as well as the linkage between those two topics."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dania
"Skripsi ini membahas kepatuhan awak angkutan umum dalam kebijakan tarif. Fokus dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan awak angkutan umum dalam implementasi kebijakan tarif angkutan penumpang, khusunya pada bus sedang dan bus kecil di DKI Jakarta. Kebijakan mengenai tarif angkutan umum di DKI Jakarta tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 dan Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun 2009. Kebijakan tarif akan efektif apabila dalam pelaksanaan terdapat kepatuhan awak angkutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, observasi dan studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan awak angkutan dalam implementasi kebijakan tarif angkutan penumpang yakni menghormati keputusan pemerintah, motif ekonomi, pengawasan pihak terkait, sanksi yang berlaku dan kejelasan informasi tarif.

This study discusses the compliance of public transport crew in tariff policy. The focus of this research is the factors that influence the compliance of public transport crew in implementing the passanger transport tariff policy, especially the medium and small buses in Jakarta. Policy on public transport tariff in Jakarta contained in Regional Regulation No. 12 of 2003 and The Governor Regulation No. 4 of 2009. Tariff policy will be effective when there is compliance in the implementation of transport crew. This study used a qualitative approach with interviews, observation and literature study.
The results of this study that factors that influence the compliance of public transport crew in implementing the passanger transport tariff policy are respect the decision of the government, economic motives, supervision of related parties, the applicable sanctions and clarity of the tariff information."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>