Ditemukan 118930 dokumen yang sesuai dengan query
Safira Salsabila
"Kepadatan Kota Depok menyebabkan anak tidak bisa mendapatkan ruang bermainnya sehingga memicu terjadinya pergeseran ruang bermain anak ke Taman Pemakaman Kampung Mampangan Kota Depok. Tujuan dari penelitian ini untuk (i) menganalisis tata kelola pemanfaatan taman pemakaman, (ii) menganalisis strategi meruang dalam aktivitas bermain, dan (iii) menyimpulkan model tata kelola pemanfaatan ruang bermain di taman pemakaman. Teori tata kelola polycentric menjadi landasan teori karena taman pemakaman merupakan common-pool recources yang digunakan dan dikelola secara bersama oleh masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan melakukan coding dan pemetaan untuk pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi modifikasi tata kelola masyarakat ketika anak dapat melakukan strategi meruang di dalam tata kelola. Temuan juga menunjukkan adanya kekurangan pada model tata kelola polycentric Ostrom yang sebelumnya tidak menyertakan syarat agar tata kelola polycentric dapat berjalan secara berkelanjutan. Syarat tersebut yaitu harus terdapat pemimpin, kepentingan bersama, mekanisme kesepakatan yang fleksibel, kepercayaan yang tinggi, mekanisme penyelesaian konflik dengan memperhatikan kebutuhan, dan hanya dapat dijalankan di dalam komunitas yang kecil. Jika ingin diterapkan pada skala yang besar, diperlukan peran dari pihak di luar komunitas yang dapat menjadi perantara untuk menghubungkan antara komunitas satu dengan komunitas lainnya. Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merencanakan kota yang inklusif bagi setiap orang.
The density of Depok City causes children to not be able to get their playground, thus triggering a shift in the children's playground to the Mampangan Village Cemetery, Depok City. The purpose of this study is to (i) analyze the governance of the utilization of the cemetery, (ii) analyze the spatial strategy in play activities, and (iii) conclude the governance model for the use of the play space in the cemetery. The theory of polycentric governance becomes the theoretical basis because the cemetery is a common-pool resource that is used and managed jointly by the community. The research uses qualitative methods by doing coding and mapping for data processing. The results show that there is a modification of community governance when children can carry out spatial strategies in governance. The findings also show that there are deficiencies in Ostrom's polycentric governance model, which previously did not include requirements for polycentric governance to run in a sustainable manner. These conditions are that there must be a leader, common interests, flexible agreement mechanisms, high trust, conflict resolution mechanisms that take into account needs and can only be carried out in small communities. If to apply it on a large scale, you need the role of parties outside the community who can act as intermediaries to connect one community to another. The research is expected to be an input for the government in planning an inclusive city for everyone."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Iqbal
"Taman merupakan sebuah tempat yang secara umum dikenal sebagai tempat tujuan berekreasi. Taman juga merupakan bagian dari Ruang Terbuka Hijau RTH, dengan kedudukan RTH sebagai sebuah infrastruktur yang penting kehadirannya bagi suatu kota. RTH membagi taman ke dalam dua kategori: taman lingkungan dan taman kota. Keduanya memiliki peran yang penting bagi keberlangsungan kehidupan urban masyarakatnya. Secara wujud fisik dan elemen-elemennya, taman kota dapat menjadi sederhana atau pun kompleks, karena untuk menjadi taman kota yang berfungsi dan digunakan dengan baik oleh masyarakatnya, hal yang penting adalah penempatan taman pada lokasi yang strategis dan kontekstual.Taman kota terdiri dari taman-taman gardens, dan menjalankan berbagai fungsi yang dibutuhkan oleh lingkungan atau kota dimana ia dibangun. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mendefinisikan kembali pengertian akan taman kota masa kini, berdasarkan pengetahuan yang sudah ada dan meninjau berbagai aspek pada studi kasus Taman Kencana dan Taman Sempur sebagai taman kota di Kota Bogor.
Park as a place is generally known as a place for recreation. Park is also a part of public open space Ruang Terbuka Hijau RTH, noted that the RTH itself is a prominent component of a city. RTH divides park into two categories neighborhood park and urban park. Either neighborhood park or urban park have a significant role for urban life of the society in the city. In its physical form and elements, urban park may either be simple or complex, considering that to be a functioning park and used well by its society, the most important thing of a successful park is its strategic location and contextual value.Urban park is consisted of gardens, and performs numbers of functions that are needed by the neighborhood or city where it is built. The purpose of this study is to redefining the definition of urban park in present time based on the existing knowledge theories by observing some aspects of urban parks on the case studies mdash Taman Kencana and Taman Sempur mdash as urban parks in the city of Bogor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rina Nourmasari
"Pada tahun 2013 akhir hingga awal 2014, Pemerintah Kota Bandung telah meresmikan 5 taman tematik, yakni Taman Jomblo, Taman Musik, Taman Fotografi, Taman Lansia, dan Taman Pustaka Bunga. Konsep yang berbeda membuat masing-masing taman memiliki temanya sendiri. Penamaan yang dipadupadankan dengan desain tempat membentuk identitas pada masing-masing taman. Penelitian ini akan menjabarkan bagaimana Pemerintah Kota Bandung mengemas taman sedemikian rupa sehingga tujuan dari pembuatan taman tematik ini bisa diterima oleh masyarakat. Lebih luas lagi, pembangunan taman tematik ini dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap masing-masing taman. Oleh sebabnya, dalam penelitian ini akan digunakan konsep framing yang dapat membantu kita menganalisis identitas taman. Pada analisis ini akan dijabarkan tentang 3 hal yang berperan dalam framing taman tematik. Pertama, aspek pemerintah yang berperan dalam pembuatan taman, meliputi penamaan dan tujuan khusus. Kedua, proses pengemasan taman sehingga sesuai dengan namanya, meliputi karakteristik fisik taman. Ketiga, dampak framing taman tematik yang meliputi persepsi pengunjung terhadap taman. Hasil dari penelitian ini adalah kesesuaian antara framing pada taman tematik dengan penamaan dan persepsi pengunjungnya.
In the end of 2013 up to early 2014, Bandung Government has built 5 thematic parks there are Taman Jomblo, Taman Musik, Taman Fotografi, Taman Lansia, and Taman Pustaka Bunga. Difference concepts of parks create their own theme. Name and design are combined to make identity which has uniqueness each others. This research will describe how the Government creates framing to each thematic park so that the civilization can support this program. Moreover, this framing can be able to change perception of civil to look at the parks. This research will use framing concept to analyze identity of the parks which describe 3 elements to create framing of thematic parks. First, in the Government side, we can see the name and the aim of the parks. Second is framing process which consists of physical characteristic of parks. Third is the framing impact of thematic parks which have difference perception from the civilization. The result of this research is seen by describing the process of framing to each park which has strength to change perception of civilization to look at thematic parks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57014
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nadira Ramadina Setyadi
"Melalui teori produksi ruang Lefebvre (1991), studi ini akan menganalisis dan memahami bagaimana anak-anak dan penjaganya menghasilkan ruang melalui praktik spasialnya, tepatnya di Tebet Eco Park, Jakarta. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji praktik spasial yang dilakukan oleh anak-anak dan penjaganya di Tebet Eco Park untuk mengetahui dan memahami bagaimana ruang diproduksi. Studi ini akan menggunakan metode kualitatif yang meliputi observasi langsung, pemetaan spasial, dan wawancara dengan anak-anak dan penjaganya serta informan lainnya termasuk penjaga taman, petugas keamanan, dan pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar Tebet Eco Park. Hasil studi ini menunjukkan bahwa praktik spasial anak-anak dan penjaganya di Tebet Eco Park dipengaruhi oleh elemen fisik ruang serta kondisi spasial. Kehadiran dan aktivitas anak-anak serta penjaganya yang terus menerus di beberapa zona juga terbukti mempengaruhi produksi ruang bagi PKL, yaitu memberikan peluang bagi mereka untuk berjualan dan mendirikan area dagang. Sesuai dengan teori produksi ruang Lefebvre (1991), interaksi dan aktivitas anak-anak serta penjaganya di Tebet Eco Park membentuk praktik spasial yang menghasilkan ruang sosial yang aktif.
Through Lefebvre's (1991) theory of space production, this study will analyze and understand how children and their gatekeepers produce space through their spatial practices, precisely at Tebet Eco Park, Jakarta. The aim of this study is to examine the spatial practices carried out by children and gatekeepers at Tebet Eco Park in order to discover and understand how space is being produced. This study will use a qualitative method, including direct observations, spatial mapping, and interviews with children and gatekeepers, as well as other informants including park caretakers, security officers and street vendors selling around Tebet Eco Park. The results of this study show that the spatial practices of children and gatekeepers at Tebet Eco Park are influenced by physical elements of space as well as spatial conditions. The continuous presence and activities of children and gatekeepers in several zones have also been proven to influence the production of space for street vendors, which is providing opportunities for them to sell and establish a selling area. In accordance with Lefebvre's (1991) theory of space production, the interactions and activities of children and their gatekeeper at Tebet Eco Park establish spatial practices that produce an active social space. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Saragih, John Fredy Bobby
"Umumnya anak- anak yang tinggal di Perumnas Tangerang memiliki masalah dalam bermain, faktor yang menyebabkan adalah terbatasnya tempat bermain yang ada. Ruang terbuka yang difungsikan sebagai taman bermain anak dan tempat olah raga yang telah disediakan pengembang, temyata tidak berfungsi maksimal. Kadang anak-anak mau menggunakan ruang terbuka tersebut sebagai tempat bermainnya, namun tidak jarang mereka justru menggunakan ruang terbuka lain (jalan atau halaman rumah) sebagai tempat bermain. Anak-anak tersebut cenderung memilih tempat bermainnya. Apa yang melatarbelakangi pilihan mereka merupakan hal yang perlu diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perilaku bermain anak dan menemukan hal-hal yang mempengaruhi pilihan mereka pada saat menentukan tempat bermain. Ada dua hal yang diamati yaitu pengaruh lingkungan sosial mereka (orang tua/keluarga dan teman bermain) dan pengaruh lingkungan bermain mereka (jenis permainan dan kondisi tempat bermain). Untuk memperoleh gambaran yang jelas, pendekatan penelitian memakai metode kualitatif melalui wawancara mendalam baik secara perorangan maupun kelompok dan pengamatan Iangsung. Sebagai informan utama pads penelitian ini adalah anak-anak yang tinggal di RW 08 Kelurahan Cibodas Baru, Perumnas Tangerang, mereka terbagi dalam dua kelompok usia yaitu 9 -12 tahun ( lebih besar) dan di bawah 9 tahun ( lebih kecil ). Selain itu, sebagian orang tua, pengurus RW dan pihak pengembang ( Perumnas ) juga dijadikan sebagai informan penunjang. Melalui penelitian ini terungkap bahwa dalam menentukan pilihan tempat bermain, anak lebih dipengaruhi oleh teman bermain, jenis permainan dan kondisi tempat bermain. Umumnya anak- anak yang lebih besar mendominasi ruang terbuka yang difungsikan sebagai tempat bermain dan olah raga sebagai tempat melakukan permainan olah raga. Di lain pihak anak-anak yang lebih kecil memilih tempat bermain lain ( jalan atau halaman rumah ) untuk melakukan permainan `games'. Selain hal tersebut diatas, ternyata kondisi tempat bermain juga mempunyai pengaruh dalam menentukan pilihan tempat bermain mereka. Mereka lebih memilih tempat bermain yang teduh ( tidak panas dan silau ) dan memiliki jarak yang relatif dekat dengan rumah mereka. Sementara itu ditemukan bahwa pengaruh keluarga ternyata tidak signifikan mernpengaruhi anak pada saat menentukan pilihan tempat bermain. Anak yang lebih besar bebas menentukan tempat bermain mereka. Hasil lain dari penelitian ini berkaitan dengan karakteristik ruang terbuka yang akan difungsikan sebagai tempat berrnain dan olah raga, adalah : ruang terbuka tersebut sebaiknya berada di tengah perumahan sehingga mudah dijangkau oleh anak-anak dan semua kegiatan yang ada dapat dipantau oleh orang tua anak ataupun orang lain. Penekanan terhadap hasil penelitian ini lebih difokuskan kepada alasan memilih tempat bermain ditinjau dari aspek fisik dan aspek non fisik ruang terbuka. Penelitian ini tidak membahas secara khusus alasan memilih yang dilakukan anak dari sisi psikologi dan sosiologi anak. Oleh sebab itu penelitian lanjutan yang melihat pilihan tempat bermain anak dari pendekatan ilmu pengetahuan lain sangat dibutuhkan. Melalui hasil penelitian ini diharapkan para perencana kota, Pemerintah atau pihak-pihak lain yang terkait dengan pengembangan perkotaan mampu merencanakan tempat bermain yang kondusif, sehingga anak dapat bermain dengan aman dan senang.
The children in Perumnas Tangerang have problem with their playground because the space is too small. The spaces for children playground and sports provided by developer are very limited, that it isn't reached as the purpose. It can be seen how the children unlikely use the place as their playground. They prefer to play on the streets or use the small yard as their playground. That's the fact of choice of children in choosing their own playground. What the backgrounds of their choice are the issue to be concerned. The objective of the research was to describe of children playing behavior and to find which factors influenced their choices for playground. There are two effects to be concerned, the social environmental effect (friends and family members) and the physical environmental effect (type of games and conditions of playground ) in this research. This research was conducted using a qualitative method mainly through interview and direct observation. The target group was the children who live in RW 08 sub district Cibodas Baru Perumnas Tangerang. They were divided into two different groups of age, where the older group is around 9 - 12 year old and the younger one is below 9 year old. Besides, the parents, local government and the developer were involved as the supported resources. The results of this research showed that children choices were influenced by their friends, the type of games and the condition of playground. The older children were more dominant in using the playground for sport rather than the younger children. Than the younger children chose to use the other open space such as open streets to play games. Besides, the condition of the playground influenced the choice of the children. They prefer to play in the shading areas nearer to their home. So far, the influence of family was only affected to the younger children. The older children were not affected because they had more freedom to choose their playground. The other result of this research is the characteristic of the open space for playground. It is more likely if the playground is situated in the mid of the neighborhood, where the place is easy to be reached by children and their parents can watch their activities around the place. This research does not specifically concern with the aspect of psychology and sociology of children, but it is emphasized on the reason of choosing the playground referring to physical and non-physical aspects of open space. Therefore, the follow up research to study on more choices of playground from different aspects of sciences is needed. Through this research outcomes, it is expected that the site planner, government and those who deal with real estate development can make a conducive and favorable playground so that children can play safely and happy."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15059
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Siringoringo, Cheelsy Rumondang
"Kota-kota besar membutuhkan third place inklusif yang bisa dinikmati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Ruang terbuka hijau berupa taman kota merupakan pilihan ideal yang memenuhi kebutuhan tersebut sebagai tempat bersosialisasi untuk bersantai di tengah rutinitas kota yang menjenuhkan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi, dan peningkatan kemampuan ekonomi membuat gaya hidup masyarakat ikut berubah. Beberapa taman kota yang dibangun beberapa dekade lalu jadi kurang relevan lagi saat ini, hingga akhirnya ditinggalkan pengunjungnya dan menjadi terbengkalai. Oleh karena itu revitalisasi pada taman kota perlu dilakukan agar tetap relevan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini, salah satunya dengan menambahkan unsur komersial seperti tenant makanan dan minuman dengan tujuan untuk menambah daya tarik dan kenyamanan pengunjungnya. Sehingga keberadaan komersialisasi dalam hal ini tidak menghilangkan inklusivitas taman kota sebagai third place. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah kajian studi literatur dan observasi dengan dua studi kasus yaitu Tebet Eco Park dan Taman Literasi. Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk menelusuri taman kota sebagai third place dan bagaimana pengaruh keberadaan komersialisasi terhadap inklusivitas taman kota.
Big cities needs an inclusive third place that can be enjoyed by various level of society. Green open spaces in the form of urban parks is an option that can fullfill these needs to socialize and relax amidst the tiring city routines. However, over time, technological advances and increasing of level economic capability that have a direct influence on changes in culture and livestyle, some urban parks were built several decades ago are no longer relevant today are ultimately ignored by visitors and become abandoned. Therefore, revitalization of urban parks needs to be carried out so that they become relevant to the lifesytle of today’s urban communities by adding commercial elements such as food and beverage tenants with the aim of increasing the attracttion and confort of visitors. Thus, the existence of commercialization in this case does not eliminate the inclusiveness of urban parks as a third place. The method used in this thesis is a literature review and observation with two case studies, Tebet Eco Park and Taman Literasi. This thesis was written with the objective of exploring urban parks as a third place and how the precence of commercialization influences the inclusiveness of city parks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Galindayu Cindya Waluya Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik pengunjung dan fungsi sosial dari tiga taman kota di Kota Jakarta Timur yang masing-masing memiliki karakteristik lokasi yang berbeda-beda. Digunakannya spatial comparison analysis untuk melihat perbedaan karakteristik lokasi taman, statistic deskriptif untuk melihat karakteristik pengunjung, dan analisis deskriptif untuk melihat fungsi social taman kota. Hasil penelitian menunjukkan, Taman Dukuh dan Taman Mahoni dengan site luas kecil dan sarana yang minim.memiliki karakteristik pengunjung yang berasal dari jarak yang dekat, frekuensi kunjungan sering dan durasi kunjungan sebentar. Sedangkan, Taman Cempaka dengan site luas yang besar dan sarana yang lengkap memiliki karakteristik pengunjung yang berasal dari jarak yang jauh, frekeunsi kunjungan jarang, dan durasi kunjungan lama. Adapun ketiga taman kota memiliki fungsi sosial yang berbeda-beda berdasarkan aktivitas sosialnya. Taman Dukuh dan Taman Mahoni memiliki aktivitas sosial sedikit. Sedangkan Taman Cempaka memiliki aktivitas sosial yang banyak. Namun, lokasi Taman Mahoni yang strategis dan berada di kawasan perdagangan membuat taman ini memiliki fungsi sosial yang tinggi karena dijadikan sebagai tempat singgah pengunjung.
This study aims to find out the visitor characteristics and social functions of three urban parks in East Jakarta City, each of which has different location characteristics. Spatial comparison analysis is used to see the differences in the characteristics of park locations, descriptive statistics to see the characteristics of visitors, and descriptive analysis to see the social function of urban parks. The results showed that Taman Dukuh and Taman Mahoni with small site area and minimal facilities had the characteristics of visitors coming from a short distance, the frequency of frequent visits and the short duration of visits. Meanwhile, Cempaka Park with a large area site and complete facilities has the characteristics of visitors who come from long distances, the frequency of visits is infrequent, and the duration of visits is long. The three city parks have different social functions based on their social activities. Taman Dukuh and Taman Mahoni have few social activities. Meanwhile, Cempaka Park has many social activities. However, the strategic location of Mahogany Park and being in a trading area makes this park have a high social function because it is used as a place for visitors to stop."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hasna Salsabila
"Taman kota sebagai ruang terbuka hijau merupakan elemen penting bagi kehidupan di perkotaan. Kota Depok mempunyai taman kota yang berfungsi ekologis, sosial, budaya maupun estetika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi taman kota yang dilihat dari aspek site dan situation serta hubungan karakteristik lokasi taman kota tersebut dengan pengunjungnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan keruangan dan menggunakan analisis statistik chi-square untuk melihat hubungan antar variabel.
Hasil penelitian ini adalah karakteristik lokasi taman kota di Kota Depok dikelompokkan menjadi empat tipe taman yaitu Tipe Cukup Memadai Kurang Strategis, Tipe Memadai Kurang Strategis, Tipe Cukup Memadai Strategis, dan Tipe Memadai Strategis. Sebagian besar taman kota di Kota Depok termasuk pada Tipe Cukup Memadai Strategis dan Tipe Memadai Strategis. Karakteristik lokasi taman kota di Kota Depok tidak mempunyai hubungan dengan pengunjungnya. Berdasarkan jumlah pengunjung, kegiatan pengunjung, tipe pengunjung, frekuensi kunjungan, serta persepsi pengunjung mengenai taman kota, tidak terdapat taman kota di Kota Depok yang memiliki karakteristik lokasi khusus.
City park as a green open space is an important element for urban life. Depok city has a city park that serves ecological, social, cultural and aesthetic. This study aims to analyze the characteristics of the city park location seen from the site and situation aspects and relationship characteristics of the city park location with visitors of city park. This research is a descriptive research with spatial approach and using chi square statistical analysis to see the relationship between variables. The result of this research is characteristic of city park location in Depok City grouped into four type of park, that is type of "Cukup Memadai Kurang Strategis", type of "Memadai Kurang Strategis", type of "Cukup Memadai Strategis" , and type of "Memadai Strategis". Most of the city parks in Depok City are in the Type of "Cukup Memadai Strategis" and the Type of "Memadai Strategis". There are no relationship between characteristic of city park location in Depok City and visitors. Based on the number of visitors, visitor activity, visitor type, visit frequency, and visitor perception about city park, there is no city park in Depok City which has special location characteristic."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67815
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Widis Aryasuta Ragawardhana
"Ruang kota yang baik harus bisa mendukung kehidupan yang baik untuk penduduknya. Teori good city form (Lynch, 1981) merumuskan kota yang baik harus vital, sensible, well fitted, accessible, dan well controlled. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kualitas taman kota (Taman Sempur, Taman Heulang, dan Alun-Alun Kota Bogor) di Kota Bogor sebagai evaluasi ruang perkotaan dari hubungan persepsi penduduknya terhadap kondisi fisik dan dikaitkan dengan teori yang digunakan. Data yang dikumpulkan berupa ketersediaan fasilitas taman kota melalui pengamatan dan juga persepsi penduduk Kota Bogor melalui kuesioner daring dan wawancara kepada pengelola taman. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif spasial yang didapatkan dari hasil kodifikasi dan kategorisasi tema. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi dengan kondisi fasilitas taman, salah satunya dipengaruhi kegiatan yang dilakukan responden. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa kualitas dari ketiga taman ini masih belum sepenuhnya baik khususnya dalam memenuhi dimensi performa di antaranya vitality, access, dan fit. Tetapi sudah baik untuk dimensi control dan sense.
A good urban space must be able to support a good life for its residents. The good city form theory (Lynch, 1981) formulates that a good city must be vital, sensible, well fit, access, and well controlled. This study aims to reveal the quality of urban parks (Taman Sempur, Taman Heulang, and Alun-Alun Kota Bogor) in Bogor City as an evaluation of urban space from the relationship between residents' perceptions of physical conditions and associated with the theory used. The data collected is the availability of city park facilities through observation and also the perception of residents of Bogor City through online questionnaires and interviews with park managers (park rangers). The analysis used in this research is a descriptive and spatial analysis obtained from the results of the codification and categorization of themes. The results of this study reveal that there are relationships between perception and the condition of park facilities, one of which is influenced by the respondents’ activities. This study also concludes that the quality of the three parks is still not entirely good, especially in fulfilling the performance dimensions including vitality, access, and fit. However, it's good on the control and sense dimensions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Reina Restianti Amin
"Identitas tempat merupakan nilai ataupun karakter khusus yang dimiliki oleh suatu tempat untuk membedakannya dengan tempat lain. Identitas tempat dibentuk oleh beberapa elemen fisik dan non fisik seperti kondisi fisik lingkungan, aktivitas dan persepsi manusia terhadap tempat itu. Taman Suropati Jakarta dan Taman Musik Centrum Bandung merupakan taman yang dikenal sebagai tempat untuk bermain musik oleh masyarakat. Kedua taman memiliki cara yang berbeda dalam mendapatkan identitasnya, Taman Suropati yang kuat dengan elemen persepsi dan Taman Musik Centrum yang kuat dengan elemen kondisi fisik. Penulis menggunakan metode observasi dan wawancara terhadap pengunjung untuk mengetahui bagaimana elemen tersebut membentuk identitas taman. Lalu, penulis akan membahas mengenai pengaruh identitas terhadap fungsi taman.
Place identity is a value or a special character that have by a place to distinguish them from the other. Place identity made by some physic and non physic element, like place setting, activities, and human perception. Taman Suropati Jakarta and Taman Musik Centrum Bandung are park that known as a place for playing music by public. They have their own way to get their identity, Taman Suropati that strength with their human perception about that place and Taman Musik Centrum that strength with their place setting. In this thesis, writer doing an observation and interview method to know about how their element made an identity of park. Then, we will explain about identity effect to function of park. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55202
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library