Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Komang Novi Suryani
"Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara keteraturan pelayanan antenatal dengan tes HIV pada ibu hamil di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional metode survei (cross sectional) dengan menggunakan data yang bersumber dari Riskesdas tahun 2018. Sampelnya wanita usia subur di Indonesia yang memiliki riwayat kehamilan dan terpilih yang menjadi responden Riskesdas tahun 2018 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel pada penelitian ini adalah 12.383 responden. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tes HIV pada ibu hamil, variabel independen utama yaitu keteraturan pemeriksaan antenatal (ANC) dan variabel kovariat yaitu umur, tempat tinggal, pendidikan, status bekerja, paritas, pengetahuan HIV, sikap terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pelayanan antenatal 10T, tenaga kesehatan (nakes) pemberi layanan dan fasilitas kesehatan (faskes) tempat ibu periksa hamil. Variabel keteraturan pemeriksaan antenatal dan variabel fasilitas kesehatan memiliki efek yang hampir sama dalam mempengaruhi rendahnya cakupan tes HIV pada ibu hamil. Tes HIV pada ibu yang teratur periksa hamil ditemukan 1,8 kali lebih banyak di perkotaan dan 2,2 kali lebih banyak di perdesaan dibandingkan dengan yang tidak teratur periksa hamil. Selanjutnya tes HIV pada ibu yang teratur periksa hamil lebih banyak ditemukan 1,5 kali yang periksa di rumah sakit, 2,8 kali yang periksa di puskesmas dan 2,2 kali yang periksa di klinik/praktek mandiri dibandingkan dengan yang tidak teratur periksa hamil. Saran kepada tenaga kesehatan dan pengelola program KIA untuk meningkatkatkan keteraturan dan kelengkapan pelayanan Antenatal serta meningkatkan ketersediaan fasilitas tes HIV.

More than 90% of cases of children infected with HIV are transmitted through the process of mother-to-child transmission. The purpose of the study was to determine the relationship between the regularity of antenatal care and HIV testing in pregnant women in Indonesia based on data from the 2018 Basic Health Research (Riskesdas). This study was an observational survey method (cross sectional) using data sourced from Riskesdas in 2018. The sample was women. of childbearing age in Indonesia who have a history of pregnancy and were selected as Riskesdas respondents in 2018 and met the inclusion and exclusion criteria. The sample size in this study was 12,383 respondents. The dependent variable in this study was HIV testing for pregnant women, the main independent variable was the regularity of antenatal check-ups (ANC) and the covariates were age, place of residence, education, work status, parity, knowledge of HIV, attitudes towards people living with HIV/AIDS (PLWHA). ), 10T antenatal care, health workers (nakes) who provide services and health facilities (faskes) where mothers check for pregnancy. The variables of regularity of antenatal check-ups and variables of health facilities have almost the same effect in influencing the low coverage of HIV testing in pregnant women. There were 1.8 times more HIV tests in women who had regular pregnancy check-ups in urban areas and 2.2 times more in rural areas compared to those who did not regularly check for pregnancy. Furthermore, HIV tests for mothers who regularly check for pregnancy are found to be 1.5 times more checked at the hospital, 2.8 times are checked at the puskesmas and 2.2 times are checked at the clinic/independent practice compared to those who do not regularly check for pregnancy. Suggestions to health workers and MCH program managers to improve the regularity and completeness of Antenatal services and increase the availability of HIV testing facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Fauziah Priani
"ABSTRAK
Antenatal care merupakan salah satu upaya mencegah kematian ibu dengan
mendeteksi lebih dini terjadinya risiko tinggi kehamilan. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keteraturan ibu
hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Desain
penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel ibu hamil trimester ketiga yang
sedang melakukan antenatal care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok
berjumlah 82 orang. Hasil penelitian menemukan terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care, antara lain faktor
predisposisi meliputi usia ibu hamil rata-rata 21-35 tahun (74,4%), tingkat
pendidikan SMA (54,9%), tidak bekerja (82,9%), paritas sedikit (78%),
pengetahuan tinggi (76,8%), dan sikap negatif (61%). Faktor pemungkin meliputi
penghasilan rendah (63,4%), jarak tempat tinggal dekat (63,4%), media informasi
baik (52,4%), sedangkan faktor penguat yaitu adanya dukungan suami (90,2%).
Perlunya peningkatan penyuluhan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok mengenai
antenatal care sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan pelayanan antenatal
oleh ibu hamil.

ABSTRACT
Antenatal care is one of an intervention to prevent maternal mortality by early
detecting of high risk pregnancy. The aim of this study was to describe factors
affecting regularity of pregnant women doing antenatal care at Puskesmas
Cimanggis Depok. This study used descriptive design with 82 third-trimester
pregnant women who did Antenatal Care at Puskesmas Cimanggis Depok. The
result found there were factors affecting regularity of pregnant women doing
antenatal care such as predisposing factors include maternal age of average 21-35
years (74.4%), high school education level (54.9%), most women were
housewives (82.9%), low parity (78%), high knowledge level (76.8%), and
negative attitudes (61%). Enabling factors include low income (63.4%), closer
residence distance (63.4%), good media information (52.4%), and reinforcing
factor was husband support (90.2%). It?s suggested to Depok Health Department
to increase socialization about antenatal care as an effort to increase utilization of
antenatal care by pregnant women."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43115
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Widiastuti
"Cakupan ANC lengkap (K6) di Indonesia masih rendah dikarenakan banyak faktor yang berkontribusi antara lain kehamilan tidak diinginkan. Di Indonesia, pada tahun 2017 angka KTD mencapai 15%, dimana 7% kehamilan tidak diinginkan dan 8% kehamilan tidak tepat waktu. Faktor yang berkaitan dengan kunjungan ANC lainnya adalah faktor individual dari ibu seperti usia, pendidikan, status pernikahan, status pekerjaan, paritas, dan partisipasi ibu dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan KTD dengan kunjungan ANC pada wanita usia subur di Indonesia. Desain studi yang digunakan yaitu cross-sectional dilakukan dengan menganalisis data SDKI tahun 2017. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji chi-square dan regresi logistik. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kehamilan tidak diinginkan dengan kunjungan ANC setelah dikontrol oleh variabel status perkawinan (p value=0,0001). Ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sama sekali memiliki kemungkinan 1,53 kali lebih besar untuk melakukan kunjungan ANC tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang kehamilannya diinginkan sedangkan ibu dengan kehamilan yang tidak tepat waktu 1,67 kali lebih besar untuk melakukan kunjungan ANC tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang kehamilannya diinginkan setelah dipengaruhi oleh usia dan status pekerjaan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan pelayanan KB dan kunjungan ANC untuk mencegah kehamilan tidak diinginkan serta meningkatkan kunjungan ANC lengkap.

The Complete ANC Coverage (K6) in Indonesia is still low due to various contributing factors, including unintended pregnancy. In 2017, the rate of unintended pregnancies reached 15% in Indonesia, with 7% being unwanted pregnancies and 8% being mistimed pregnancies. Other factors related to ANC visits include individual factors of the mother, such as age, education, marital status, employment status, parity, and maternal participation in decision-making. This study aims to analyze the relationship between unintended pregnancy and ANC visits among reproductive-age women in Indonesia. A cross-sectional study design was used, analyzing data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The analysis involved chi-square tests and logistic regression. The study found a significant association between unintended pregnancy and ANC visits after controlling for marital status (p value=0,0001). Mothers who experienced completely unintended pregnancies were 1.53 times more likely to have incomplete ANC visits compared to mothers who had intended pregnancies, while mothers with mistimed pregnancies were 1.67 times more likely to have incomplete ANC visits compared to those with intended pregnancies, after being influenced by age and employment status. Therefore, there is a need for improved family planning services and ANC visits to prevent unintended pregnancies and enhance complete ANC coverage."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khelian Ni Syevira
"Pendahuluan: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu diantaranya adalah tiga terlambat dan empat terlalu. Sebagian besar penyebab kematian ibu dapat dicegah dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas selama kehamilan dan persalinan. Hampir 98% ibu telah melakukan Antenatal Care minimal 1 kali di tenaga kesehatan professional. Namun, cakupan K4 pada 11 provinsi di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ANC pada ibu sudah memenuhi K1 namun tidak melanjutkan ANC minimal empat kali (K4).
Metode: penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian dianalisis menggunakan complex sample analysis dengan tiga tahap yaitu univariat, bivarat dan multivariat.
Hasil: Faktor yang berhubungan dengan kunjungan ANC adalah predisposisi (paritas), pemungkin (akses fisik, akses ekonomi, dan paparan media informasi), dan penguat (dukungan suami), sedangkan faktor kebutuhan tidak berhubungan. Dukungan suami merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kunjungan ANC pada 11 provinsi di Indonesia.
Kesimpulan: Pemerintah perlu menyediakan anggaran untuk pengembangan strategi promosi kesehatan terutama di pedesaan. Penyuluhan tentang pentingnya ANC dapat dilakukan melalui media yang mudah diakses seperti televisi. Peningkatan dukungan suami dalam kunjungan ANC dapat dilakukan dengan mengirimkan undangan lewat pesan sms atau whatsapp.

Introduction: Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still far from the target of the 2030 Sustainable Development Goals (SDGs) of 70 per 100,000 live births. Things related to maternal death are three late and four too. Most causes of maternal death can be prevented by quality health services during pregnancy and childbirth. The Ministry of Health makes the ANC service standard at least 4 times, namely 1 time in the first trimester, 1 time in the second trimester, and 2 times in the third trimester. Based on the Indonesian Health Profile in 2017, the coverage of pregnant women visiting health services, especially K4, is still low in eleven provinces in Indonesia or has not reached the target of 76%. Therefore, an analysis needs to be carried out relating to the factors that influence ANC visits.
Method: this study uses a quantitative approach using a cross sectional study design. Data was analyzed using complex sample analysis through three stages, which are univariate, bivariate, and multivariate.
Results: factors associated with ANC visit are predisposing (parity), enabling (physical access, economic access, and information media exposure), and reinforcing (husband's support), whereas need factor didn't associated with ANC visits. Husband support is the most important factor towards ANC visits in 11 provinces in Indonesia.
Conclusion: The government needs to provide a budget for developing health promotion strategies, especially in rural areas. Counseling about the importance of ANC can be done through the media which can be accessed easily such as television. Increasing husband's support during ANC visits can be done by sending invitations via SMS or WhatsApp messages.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Meutia Sari
"Latar belakang: Setiap hari di Indonesia, diperkirakan terjadi kematian 38 ibu
akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu pilar strategi menurunkan
angka kematian ibu adalah asuhan antenatal. Kualitas asuhan antenatal
dipengaruhi oleh kelengkapan pengisian buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
kesesuaian jumlah kunjungan antenatal di setiap trimester kehamilan. Sebagian
besar kasus rujukan ibu hamil di IGD RSCM datang dengan komplikasi berat
yang seharusnya dapat terdeteksi dini pada saat asuhan antenatal.
Tujuan: (1) Menentukan kualitas asuhan antenatal pada kasus rujukan ibu hamil
di IGD RSCM yang memiliki buku KIA (2) Menentukan persepsi ibu hamil yang
dirujuk ke IGD RSCM yang memiliki buku KIA dan tenaga kesehatan pemberi
layanan kesehatan tentang asuhan antenatal
Metode: Dilakukan studi kuantitatif dan kualitatif pada kasus rujukan ibu hamil
di IGD RSCM yang memiliki buku KIA tahun 2017-2018. Pengambilan data
kuantitatif dilakukan dengan telaah kelengkapan pengisian buku KIA secara
umum, halaman identitas keluarga (halaman viii), halaman catatan kesehatan ibu
hamil menyambut persalinan (halaman 19), halaman catatan kesehatan ibu hamil
yang diisi oleh petugas kesehatan (halaman 20-23) yang menggambarkan asuhan
antenatal. Kelengkapan komponen asuhan antenatal di fasilitas layanan kesehatan
(fasyankes) asal asuhan antenatal didapatkan dari survei ke fasyankes
menggunakan daftar tilik. Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan
wawancara mengenai persepsi ibu hamil yang dirujuk ke IGD RSCM dan tenaga
kesehatan pemberi pelayanan asuhan antenatal di fasyankes asal asuhan antenatal
Hasil: Terdapat 1442 kasus rujukan ibu hamil di IGD RSCM selama tahun 2017-2018, 57% di antaranya memiliki dan dapat menunjukkan buku KIA. Terdapat
subjek dengan usia kehamilan remaja dibawah 20 tahun (9.1%) dan usia tidak
ideal untuk hamil diatas 35 tahun (19.5%). Sebagian besar ibu hamil yang dirujuk
cukup berpendidikan (74.3%), dirujuk oleh RS atau klinik (58%) dan mendapat
asuhan antenatal di puskesmas (39%), dalam status persalinan inpartu (32%),
dengan usia kehamilan trimester III (92%). Semua subjek (100%) dinyatakan
tidak lengkap dalam kelengkapan pengisian seluruh halaman di buku KIA.
Hampir dari setengah subjek mempunyai jumlah antenatal yang tidak ideal (46%).
Kelengkapan komponen asuhan antenatal di fasyankes asal asuhan antenatal
berkisar 90-100%. Secara kualitatif, didapatkan persepsi ibu hamil yang dirujuk ke
IGD RSCM dan tenaga kesehatan pemberi asuhan antenatal masih kurang tepat
Kesimpulan: Kualitas asuhan antenatal pada kasus rujukan ibu hamil di IGD
RSCM berdasar rekam Buku KIA belum baik.

Background: Every day in Indonesia, an estimated number of 38 deaths of
mother happen from complicated pregnancy and delivery. Antenatal care stands
as one of the pillars sustaining the strategy to reducing maternal mortality. The
quality of antenatal care is affected by completeness filling of KIA book and
suitability of antenatal care frequency. Most of the referral case of pregnant
woman in emergency room (ER) Cipto Mangunkusumo Hospital come with severe
complications which should be detected early during antenatal care.
Aim: (1) To determine the quality of antenatal care received by pregnant women.
(2) To determine the perception of pregnant women and antenatal care providers
regarding antenatal care.
Method: A set of quantitative and qualitative study of cases of referred pregnant
women in ER Cipto Mangunkusumo Hospital who had and could show KIAs
book in year 2017-2018 was conducted. Quantitave data was obtained by
assessing the completeness filling of KIA books generally, the family identitiy
page (page viii) and mothers health record page (page 19, page 20-23) as they
report the antenatal care received by the subjects. The completeness of antenatal
care in health facility was obtained using checklist. Qualitative data was obtained
by interviewing pregnant women referred to ER Cipto Mangunkusumo Hospital
in year 2017-2018 and antenatal care providers in health facility.
Result: There were 1442 cases of referred pregnant women in ER Cipto
Mangunkusumo Hospital in year 2017-2018, 820 of them had and could show
KIA books. Pregnancy in adolescence age below 20 (9.1%) and pregnancy after
age 35 (19.5%) were existed. Most pregnant women are well educated (74.3%),
referred from hospital or clinic (57.6%), had antenatal care in public health center
(38.7%), were in labor (32%), and were in third trimester of pregnancy (92%). All
subjects (100%) had their KIA books generally incompletely filled (100%).
Almost half of subjects had unsuitable antenatal frequency(46%). The
completeness of antenatal care components in health care is 90-100%.
Qualitatively, the perception of mother and antenatal care providers is still
improper.
Conclusion: The quality of antenatal care in the case of referral pregnant women
at the ER RSCM based on KIs book record is still not good"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Kurniawan Jamal
"Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia adalah pelayanan antenatal (antenatal care). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan antenatal terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemilihan tempat kelahiran. Penelitian ini juga dilakukan untuk mencari hubungan kondisi sosioekonomi dan keadaan kehamilan terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil. Desain penelitian cross-sectional digunakan dalam penelitian ini yang berlangsung di Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Timur, pada bulan Maret 2013. Sampel sebanyak 109 orang diambil dengan metode konsekutif. Kualitas pelayanan dinilai dengan mengisi daftar tilik selama proses pengamatan. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil dinilai dengan menjawab kuesioner yang diberikan oleh peneliti secara terpimpin. Dalam penelitian ini, tidak ditemukan hubungan signifikan antara kualitas pelayanan antenatal terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemilihan tempat kelahiran. Namun, ditemukan hubungan signifikan antara pendidikan dan sikap ibu hamil (p=0.048), pengalaman edukasi mengenai pemilihan tempat kelahiran dan perilaku ibu hamil (p=0.033), dan pemilihan tempat kelahiran sebelumnya terhadap perilaku ibu hamil (p=0.015). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan pada variabel lainnya. Perlu peningkatan kualitas pelayanan antenatal untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemilihan tempat kelahiran. Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sikap dan perilaku ibu hamil.

One program that can be done to minimize high mortality rates in Indonesia is antenatal care (ANC). This study determines relationship between quality of ANC with knowledge, attitudes, and practice about birthplace preference. This study also finds relationship between socioeconomic status and pregnancy state with knowledge, attitudes, and practice. Cross-sectional method was used in this study which is taking place in Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Utara, in March 2013. Sample of 109 people was taken with consecutive method. Quality of ANC was assessed by completing a checklist during the observation process. Knowledge, attitude, and behavior were assessed by filling the questionnaire asked by researcher. In this study, there was no significant relationship between the quality of antenatal care on knowledge, attitudes, and practice about birthplace preference. However, a significant relationship was found between education with attitudes (p=0.048), educational experience about birthplace preference with practice (p=0.033), and the selection of the previous birthplace with practice (p=0.015). There was no significant relationship between other variables. In conclusion, quality of ANC needs to be increased to improve the knowledge, attitudes, and practice of pregnant women about birthplace preference. Education plays an important role in shaping the attitudes and behavior of pregnant women."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Trends of cesarean section trend in Indonesia (2007-2012) have doubled the risk of long-term and short-term health problems. This study was aimed to determine relation between antenatal care provider and cesarean section. This quantitative study used cross-sectional design with a total sample of 5,143 women aged 15-49 years who gave birth to the last child through cesarean section or not as in urban areas selected in samples of 2012 Indonesia Demographic and Health Survey. Logistic regression multivariate analysis was used to determine relation between antenatal care provider and section cesarean, which was controlled by maternal age, antenatal care facility, parity, and place of birth. Results showed that antenatal care at obstetrician was 6.6 times higher, while antenatal care at obstetrician and midwife was 2.1 times higher for cesarean section compared to women who had antenatal care at midwife after controlled by maternal age, antenatal care facility, parity, and place of birth. There is interaction between socioeconomic status and obstetrician for a cesarean section. Regulation on cesarean section by health authority, as well as protective and preventive labor applied towards on the high economic class community may reduce unnecessary cesarean section. Trends of cesarean section trend in Indonesia (2007-2012) have doubled the risk of long-term and short-term health problems. This study was aimed to determine relation between antenatal care provider and cesarean section. This quantitative study used cross-sectional design with a total sample of 5,143 women aged 15-49 years who gave birth to the last child through cesarean section or not as in urban areas selected in samples of 2012 Indonesia Demographic and Health Survey. Logistic regression multivariate analysis was used to determine relation between antenatal care provider and section cesarean, which was controlled by maternal age, antenatal care facility, parity, and place of birth. Results showed that antenatal care at obstetrician was 6.6 times higher, while antenatal care at obstetrician and midwife was 2.1 times higher for cesarean section compared to women who had antenatal care at midwife after controlled by maternal age, antenatal care facility, parity, and place of birth. There is interaction between socioeconomic status and obstetrician for a cesarean section. Regulation on cesarean section by health authority, as well as protective and preventive labor applied towards on the high economic class community may reduce unnecessary cesarean section."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 12:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Sri Rahayu
"Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Upaya yang dilakukan di bidang kesehatan adalah dengan meningkatkan umur harapan hidup, dengan cam menurunkan Angka Kcmatian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dibanding ncgara- negara ASEAN, AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi, demikian juga kondisi AKI dan AKB di Jawa Barat, termasuk di Kabupatcn Karawang.
Pelayanan antenatal merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling cfektif untuk pencegahan kesakitan dan kematian ibu. Kematian ibu dapat dicegah bila komplikasi dan keadaan resiko tinggi kehamilan dapat dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan antenatal sedini' mungkin. Hasil kegiatan yang dilakukan oleh bidan di desa Kabupaten Karawang dalam pelayanan antenatal (cakupan ANC KI dan K4}, menunjukkan adanya kesenjangan yang tinggi. Hal ini merupakan indikator bahwa kincda bidan di desa masih belum baik.
Tujuan peneiitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, pengalaman, tempat tinggal, motivasi, kelengl-:apan alat, supervisi dan klasiiikasi desa dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan populasi semua bidan di desa sebanyak 305 respondcn. Sampel penelitian semua populasi, yang berhasil didata sebanyak 289 responden. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret-April 2008, di Kabupatcn Karawang, dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Analisis univariat dengan mcmbuat distribusi frekuensi masing-masing variabel, analisis bivariat dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda dengan kriteria kemaknaan p<0,0S.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bidan di desa yang mempunyai kinerja kurang (49,8%),. sedikit Iebih rendah dibanding bidan di desa yang mempunyai kinerja baik (50,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tentang umur kehamilan dan fokus supervisi berhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel fokus supervisi bcrhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Bidan di desa dengan fokus supervisi kurang akan berpeluang mempunyai kineqja kurang, 1,7 kali lcbih besar dibanding bidan di desa dengan fokus supervisi baik.
Berdasarkan basil pcnelitian, penulis merekomendasikan saran sebagai berikut: Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan perlu meningkatkan supervisi dengan cara mcmbuat jndnval supervisi, cek list, kemudian didiskusikan, sampai terbentuk formulasi tentang masalah yang ada, menentukan penycbab masalah, prioritas dan membuat langkah- langkah perbaikan, membuat komitmen bersama untuk pcrbaikan, melakukan pelatihan bagi pctugas supervisi, kemudian melakukan uji coba, menilai hasi I yang dicapai dan menentukan tindak Ianj ut bcrikutnya.
Bagi bidan di desa perlu memahami kembali tentang tujuan, wewenang, lugas pokok dan fungsi sebagai bidan di desa, meningkatkan kerjasama, lebih proaktif dan meningkatkan .sq/T skiil. Bagi masyarakat perlu kexjasama dan partisipasinya dalam pelayanan antenatal. Bagi peneliti lain perlu dilakukan penelitian tentang fokus supervisi untuk meninkatkan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal dengan wawancara independen dan tentang kinerja bidan di desa secam komprehensif.

The level of public health is one of the indicators related to the wealth of society. One of the efforts being done in the health subject is to increase the age life expectancy by reducing the matemal mortality rate (MMR) and neonatal mortality rate (NMR). Comparing to the other ASEAN countries, Indonesia’s MMR and NMR are still high, and so docs for of West .lava’s MMR and NMR, including Karawang regcncy.
Antenatal care is one of the most effective health interver' veventing the matemal morbidity and mortality. Matemal mortality ca- vented, if complication and high risk conditions are detected early by anten. are. Activity result of village midwives on antenatal care in Karawang rcgency (including ANC KI dan K4) shows high discrepancy; which indicates that village midwives performances is not yet good.
The research objective is to tind out the link between knowledge, experience, residence, motivation, full-equipments, supervision and village classification with village midwives' performances in the antenatal care. This research of cross sectional program, uses a population of all the village midwives which are 305 respondents. The sample is using all ofthe population, 289 are successiiilly recorded as data. The data collection is started from March until April 2008, in Karawang regency, through interview and questionnaire fonns. Univariate analysis by making frequency distribution of such variable, bivariate analysis by chi square test and multivariate analysis by multiregression logistic test with p va1ue<0,05.
The research result shows that the proportion of the village midwives with low performance (49,8%) is almost the same as the village midwives with good performance (50,2%). The bivariate analysis shows variable knowledge of the age of pregnancy and supervision focus has significant relationship with the village midwives’ performance. The village midwives with less supervision focus have an opportunity to perfonn less by 1.7 times greater than the village midwives with good supervision focus.
According to research results, writer recommends advises as the following: For the Public Health Center and Official Health needs an improvement on supervision by making supervision schedule, check list and continued with discussions, in order to find the formulation ofthe existing problem, the cause of the problem, priorities and developing solving steps, making commitment together to improve, conducting training for supervision officers, then conducting testing which evaluate the result and decide the next steps.
For the village midwives, they need to understand the objectives, authority, the main function and responsibilities as village midwives, to improve teamwork, be more proactive and to improve soft skill. For the surrounding society, its teamwork and participation are importantly needed in the antenatal care. For other researchers, it is needed to carry on further researches about supervision focus to improve the village midwives performance in the antenatal care with independent interview and about comprehensive of the village midwives performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Penelitian yang dilaksanakan ini menyanglcut masalah perilaku dalam organisasi dan upaya pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Perrnasalahan yang diajukan adalah apakah terdapat hubungan antara komponen Quality of Work LM: (QWL) yang terdiri dari keterlibatan pegawai, kompensasi yang seimbang, :asa aman terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi, fasilitas yang tersedia, penyelesaian masalah dan komunikasi dengan upaya peningkatan pelayanan antenatal oleh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya Tahun 2007.
Tujuan Penelitian adalah didapatkannya gambaran dan informasi mengenai Kl.lBH\&$ Kehidupan Kerja Bidan di Unit KIA dan hubungannya dengan Pcnatalaksanaan Antenatal Care Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya Tahun 2007.
Metodologi Penelirian yang digunakan adalah Analisis Deskriptif secara Cross Sccnbnal dengan mernakai rnetode kuantitatif dan kualitatif. Obyek Penelitian adalah seluruh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya Tahun 2007, dimana didapatkan Sampel penelitian adalah 53 Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya. Data primer diperoleh dengan mcmakai instnmlcnt kucsioncr tcrstruktur, yaitu satu variabel dependen dan sembilan variabel independen, wawancara dan studi pustaka. Uji statistik untuk mengetahui hubungan komponen QWL dengan Penatalaksanaan ANC Bidan Puskesmas dipakai Analisis Korelasi dan Regresi Linier Ganda.
Hasil Analisis Bivariat dengan mcmakai uji stgfistik Pearson Correlation, didapatkan 3 komponcn QWL yang mernpunyai hnbungan signifkan dengan penatalaksanaan antenatal care (p Value S 0,05), yailu ras# bangga terhadap institusi (r = 0,405}, kornpcnsasi yang scimbang (r = -0,392) dan kogiunikasi (r = -0,267). Hal ini dapat diinterprctasikan bahwa antam rasa' bangga terhadap institusi dengan penatalaksanaan antenatal care terdapat Hubungan sedang dan berpola positjj; sedangkan antara kompcnsasi yang seimbang dan komunikasi dcngan pcnatalaksanaan antenatal care tcrdapat hubungan scdang dan berpola ncgatifl
Hasil Analisis Regresi Linier Ganda, didapatkan 3 komponen QWI. yaitu 1). Komponen Rasa bangga terhadap institusi dan Keselamatan Linglcungan Kezja dengan nilai Slope (B) positif, artinya terdapat hubungan yang positif antara rasa bangga terhadap institusi dan keselamatan lingkungan kerja dengan upaya peningkatan pelayanan antenatal. 2). Komponen kompensasi yang seimbang dengan nilai Slope (B) negatif; artinya terdapat hubungan yang negatif antam kompensasi yang seimbang dengan penalalaksanaan antenatal care oleh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya tahun 2007.
Kesimpulan Penelitian adalah dari 9 komponen QWZ terdapat 3 komponen QWL (Kompénsasi yang seimbang, Rasa bangga terhadap institusi dan Keselamatan Lingkungan Kerja) yang berhubungan signiiikan terhadap upaya peningkatan pelayanan _ayuenarat oleh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya, dan komponen yang paling besar pengamhnya terhadap upaya peningkatan pelayanan antenatal adalah koxnpensasi yang seimbang.
Saran yang dapat diberikan terutama bagi pihak Manajemen Puskwmas/Dinas Kesehat/an Kota Tasikmaiaya adalah agar melaksanakan peningkatan Kualitas Kehidupan -Qgja Bidan di Unit KIA melalui pemfferian pcrhatian, domngan dan scmangat kerja kepma para Bidan untuk bekexja lebih giat Iagi dan melengkapi baik sarana dan prasarana pendukung pelayanan, terciptanya siszem kompensasi befdasarkan leebenamn, kewajaran dan rasa keadilan, system reward and punishment ynxg baik dan terlakkan-anya pembinaan, pengawasan dan evaluasi kerja progmm yang berkesinambnmgan.

The research done is about behaviour problem in organization and the effort of using Health of Human Resource. The problem is if there are some relations among Quality of Work Life (QWL) consisted of officials, balancing conpensation, feeling safe of the job, working environvent safety, feeling proud of institution, available facilities, problem solving and communication to increase antenatal service by Public Health Center Midwife in the city of Tasikmalaya in 2007.
The aim of the research is to get the description and information about the quality of midwifes working life in KIA Unit and the relation with the implementation of Antenatal Care in the city of Tasikmalaya in 2007.
The methodology of this research used is Cross Sectional Descriptive Analysis by using quantitative and qualitative method. The object of the research is all of the Midwife in Public Health Center in the city of Tasikmalaya in 2007, where 53 Midwife in Tasikrnalaya become a sample. Primer data found by using structured questionnaire instrument is one dependent variable and nine independent variable, interview and devining manual study. Statistic test is to know the relation between QWL component and the implementation of ANC of Midwife in Public Health Center used Correlation analysis and Double Linear Regression.
The result of Bivariat Analysis by using statistic test Pearson Correlation, founded 3 QWL component which has the significant relation with the implementation antenatal care (p Value 5 0,05}, is the proud feeling of institution (r = 0,405), balancing compensation (r = -0,392) and communication (r = -0,267). This case can be interpreted that there are sufficient and positive pattern relation between the proud feeling to the institution and the implementation of antennal care, besides that there are sufficient and negative pattem relation between balancing compensation with communication and the implementation of antenatal care.
The result of Double Linear Regression Bivariat Analysis has been found 3 QWL component, as follows: 1). Proud feeling component to the institution and Working Environment Safety with the value of positive Slope (B), it means there are the relations between the proud feeling to the institution and working environment safety in order to increase antenatal service. 2). The balanced component with the value of negative Slope (B). lt means that there are negative relation between balanced compensation and the implementation of antenatal care by Midwife at Public Health Center in the city of Tasikmalaya in 2007.
The conclusion of this research is, there are 3 QWL components (balanced compensation, proud feeling of institution and working environment safety) from 9 QWL components which have significant relation to the effort of increasing antenatal service by Midwife at Public Health Center in the city of Tasikmalaya, and the component which has biggest influence to the effort of increasing antenatal service is balanced compensation.
The suggestion to the Public Health Center I Health Institution Management in the city of 'l`asik.malaya is the implementation of increasing Midwifes working life quality in KIA Uni! by giving more attention, motivation, working spirit to Midwife to work hard and also by completing structure and inhastructure, creating realistic fair proper compensation system, using good reward and punishment system and doing continual program of counselling, controlling and working evaluation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Antenatal care (ANC) merupakan program yang efektif untuk mencegah dan mengatasi anemia selama kehamilan. Studi ini bertujuan untuk menilai pelayanan antenatal care dan hubungannya dengan status anemia pada ibu hamil di Jakarta Timur. Studi potong lintang ini dilaksanakan pada 285 ibu dengan kehamilan ≥32 minggu. Pelayanan ANC dan kadar hemoglobin dinilai.
Studi menunjukkan bahwa ibu hamil dengan skor pengetahuan rendah?sedang tentang gejala berbahaya kehamilan dan peran keluarga dalam ANC, secara bermakna lebih rendah berresiko menderita anemia. Hal ini terkait dengan kecenderungan lebih baiknya konsumsi suplemen/multivitamin yang mengandung zat besi oleh subyek dengan skor rendah?sedang.

Antenatal care (ANC) is an effective program to prevent and overcome anemia during pregnancy. This study aimed to assess ANC services and its association with anemia status among pregnant women in East Jakarta. A cross sectional study was conducted among 285 pregnant women with ≥32 weeks gestation. ANC services and hemoglobin level were assessed.
This study showed pregnant women with low?medium score on education related to danger sign on pregnancy and family role on maternal care, had significantly lower risk of anemia. This contrary results was due to a tendency of better supplement/multivitamin containing iron consumption by subjects with lower-medium score.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>