Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105631 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lailatul Badriyah
"Kemampuan dalam pengambilan keputusan merupakan awal bagi remaja menentukan karir kedepannya. Menentukan keputusan karir dapat mengasah kompetensi yang berhubungan dengan karir yang ditekuni sehingga mencapai potensi dan berfungsi secara sosial. Tujuan penelitian mendeskripsikan proses pengambilan keputusan karir remaja di SOS Children’s Village Jakarta dengan pendekatan kualitatif deskriptif menggunakan wawancara mendalam, dan Focus Group Discussion. Hasil penelitian: 1) tugas perkembangan remaja di SOS Children’s Village yaitu mengembangkan keterampilan mengambil keputusan dan 2) proses pengambilan keputusan karir pada remaja di SOS Children’s Village dilakukan melalui program CDP, IDP dan aftercare.

The ability to make decisions is the beginning for teenagers to determine their future careers. Determining career decisions can hone competencies related to the career they are engaged in so that they reach their potential and function socially. The purpose of the study was to describe the career decision-making process of adolescents at SOS Children’s Village Jakarta with a descriptive qualitative approach using in-depth interviews and Focus Group Discussions. The results of the study: 1) adolescent development tasks at SOS Children’s Village are developing decision-making skills and 2) the career decision-making process for youth at SOS Children's Village is carried out through CDP, IDP and aftercare programs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eveline
"Career decision-making process (CDMP) merupakan keterampilan individu menentukan keputusan karir. Pada perkembangannya di masa kritis, seringkali remaja eksplorasi-transisi mengalami kesulitan menentukan tujuan karir. Dua aspek peneguh CDMP adalah identitas vokasional (IV [aspek internal]) dan keterlibatan orang tua terhadap persoalan karir remaja (aspek eksternal). Pada penelitian ini keterlibatan orang tua diselidiki melalui tiga bentuk (support, interference, lack of engagement) dari variabel parental career-related behavior (PCB). Berdasarkan penelitian terdahulu, IV remaja dalam peranannya terhadap CDMP dapat ditingkatkan melalui peranan positif orang tua. Oleh karena itu, penelitian ini menyelidiki peranan IV sebagai mediator dalam hubungan antara PCB dan CDMP, peranan langsung IV dan PCB masing- masing terhadap CDMP, serta peranan PCB terhadap IV. Subjek mahasiswa semester 1 (~19 tahun) pada salah satu universitas swasta di Lippo Village-Tangerang ditentukan melalui teknik simple random sampling. Data penelitian dianalisis dengan program SPSS Amos v.22. Hasil analisis jalur (regresi multivariat) menunjukkan model teoritis setiap bentuk PCB adalah sesuai (fit) dengan data empiris. IV berperan langsung terhadap CDMP (38.00, 32.00, dan 35.00%). Setiap bentuk PCB berperan langsung terhadap CDMP (19.00, -13.00, dan -15.00%). PCB interference dan lack of engagement berperan terhadap IV sebesar -23.00 dan -15.00%. IV setiap bentuk PCB tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan PCB dengan CDMP mahasiswa eksplorasi-transisi.

Career decision-making process (CDMP) is an individual skill in determining career decisions. During crisis development, transition-exploration adolescent may have difficulty in determining career goals. Two aspects stabilizer CDMP i.e.vocational identity ([VI], internal aspect) and parents? involvement in adolescent career issues (external aspect). This study investigated parental involvement in three forms (support, interference, lack of engagement) of the variable parental career-related behaviors (PCB). Based on previous research, the VI role to CDMP can be enhanced through the positive role parents. Therefore, this research investigated the VI role as a mediator in the PCB and CDMP relationship, each VI or PCB role directly to CDMP, and PCB role to IV. Research subjects of first semester (~19 years) students from a private university in Lippo Village-Tangerang were selected through simple random sampling. Data were analyzed with SPSS Amos v.22. Multivariate regression in path analysis showed the theoretical model of each form of PCB did fit with the empirical data. VI has a direct role to CDMP (38.00, 32.00, and 35.00%). Every form of PCB shows a direct role to CDMP (19.00, -13.00, and -15.00%). PCB interference and lack of engagement contribute to VI at -23.00 and -15.00%. VI of each PCB form shows no role as a mediator in the PCB and CDMP relationship on exploration-transition university students."
Universitas Tarumanagara. Department of Psychology, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iskhaq Zulkarnain
"Mahasiswa tingkat akhir diharapkan telah memiliki keyakinan terhadap keputusan karier yang akan ditekuni karena sebentar lagi mereka akan memasuki dunia pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran vocational identity terhadap career decision self-efficacy CDSE mahasiswa tingkat akhir. Partisipan penelitian ini terdiri dari 302 mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia yang tersebar di seluruh Fakultas. Vocational identity diukur menggunakan alat ukur vocational identity scale VIS yang merupakan sub-skala dari alat ukur My Vocational Situation MVS Holland, Daiger, Power, 1980 yang terdiri dari 18 item. Selanjutnya, konstruk CDSE diukur menggunakan Career Decision Self-Efficacy scale - Short Form Betz, Klein, Taylor, 1996 yang telah diadaptasi ke Indonesia yang terdiri dari 25 item. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat peran vocational identity yang signifikan terhadap CDSE mahasiswa tingkat akhir ? = .489, p

Senior year undergraduate students should have confidence in career decisions because they soon to be graduated and starting the transition stage from student to professional life. The purpose of this research is to know the role of vocational identity to career decision self efficacy CDSE of senior year undergraduate students. The participants of this study consisted of 302 Universitas Indonesia senior year undergraduate students from all Faculty. Vocational identity is measured using a vocational identity scale VIS which is a sub scale of My Vocational Situation MVS Holland, Daiger, Power, 1980 and consisting of 18 items. Furthermore, the CDSE were measured using a 25 items Self Efficacy Scale Short Form Betz, Klein, Taylor, 1996 that adapted to Indonesia. The result indicates that there is a significant role of vocational identity toward CDSE of senior year undergraduate students .489, p
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Wibowo
"Pengangguran usia muda merupakan masalah yang membutuhkan perhatian. Untuk itu upaya membantu remaja dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja menjadi penting. Kesiapan individu untuk membuat keputusan karir dengan informasi yang cukup dan sesuai dengan usianya serta menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan perkembangan karir disebut dengan kematangan karir. Keyakinan diri dan pusat kendali merupakan prediktor yang relevan dalam mempelajari kematangan karir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pusat kendali dan keyakinan diri keputusan karir terhadap kematangan karir siswa SMK Negeri 6 Jakarta.
Jumlah responden penelitian sebanyak 115 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan cara multistage random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif, yaitu penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dan menganalisis hubungan di antara variabel-variabel. Dalam penelitian ini digunakan konsep pusat kendali yang dikembangkan oleh Levenson (1972) yang membagi pusat kendali ke dalam tiga dimensi, yaitu Internal (I), Powerful-others (P), dan Chance (C). Konsep keyakinan diri keputusan karir yang digunakan merupakan konsep yang telah dikembangkan oleh Betz dan Taylor (2000) yang menunjukkan tingkat keyakinan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibutuhkan dalam membuat keputusan karir. Untuk mengukur kematangan karir digunakan instrumen yang dikembangkan Super et al. (1981) yang dikenal sebagai career development inventory (CDI). Analisis statistika yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pusat kendali dimensi internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keyakinan diri keputusan karir. Siswa yang memiliki pusat kendali internal merasa bahwa hasil kerja serta karirnya tergantung dari faktor internal, antara lain usaha, kemampuan, dan pengambilan keputusan sehingga akan meningkatkan keyakinan diri siswa dalam mengambil keputusan karir. Keyakinan diri keputusan karir berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karir. Siswa yang mempunyai keyakinan diri keputusan karir yang tinggi akan berpikir bahwa hambatan atau kendala selalu dapat diatasi melalui pengembangan diri dan ketekunan, sehingga akan menghasilkan kesiapan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir. Pusat kendali dimensi internal berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karir. Siswa yang memiliki pusat kendali internal merasa bahwa karirnya tergantung dari faktor internal, antara lain usaha dan kemampuannya sehingga siswa akan aktif mencari informasi dan berusaha keras untuk mencapai karir yang diharapkan.

Youth unemployment is a problem that requires attention. Therefore, the effort to help youth in preparing themselves to enter the world of work becomes important. Career maturity refers to the individual?s readiness and awareness to make age-appropriate career decisions and cope with career development tasks. Self- efficacy and locus of control are a relevant predictors in studying career maturity. This study aims to determine the effect of locus of control and career decision-making self-efficacy on students' career maturity of SMK Negeri 6 Jakarta.
Total respondents of this research are 115 students. The sampling technique used was multistage random sampling. This is an explanatory research which is to test hypotheses and analyze the relationship between the variables. This study use the concept of locus of control developed by Levenson (1972) that divide locus of control into three dimensions, Internal (I), Powerful-others (P), and Chance (C). Career decision-making self-efficacy concept used is the concept that developed by Betz and Taylor (2000), which shows individual?s belief in completing the tasks necessary to making career decisions. The instrument used to measure career maturity was developed by Super et al. (1981), known as the Career Development Inventory (CDI). Statistical analysis used to test the hypothesis is path analysis.
The results showed that internal locus of control dimension has a significant effect on career decision-making self-efficacy. Students who have internal locus of control feel that the work and his career depends on internal factors, such as an effort, ability, and decision making that will enhance students' self-efficacy in making career decisions. Career decision-making self-efficacy significantly influence career maturity. Students who have high self-efficacy would think that the barriers or constraints can always be solved through selfdevelopment and persistence, so that will result readiness in completing career development tasks. Internal locus of control dimension significantly influence career maturity. Students who have internal locus of control feel that his career depends on internal factors, such as efforts and abilities so that students will actively seek information and strive to achieve the expected career."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfatiane Putrini
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raihani Adityawandari
"Kesulitan dalam pengambilan keputusan karier merupakan salah satu kesulitan yang sering dialami oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam membuat keputusan terkait jurusan kuliah. Kesulitan dalam memilih jurusan kuliah yang dialami oleh siswa dapat menyebabkan siswa mengambil keputusan secara tidak optimal. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa kesulitan dalam pengambilan keputusan karier dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya core self-evaluation. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara core self-evaluation dan career decision-making difficulties pada siswa SMA kelas 10, 11, dan 12 yang bersekolah di wilayah Jabodetabek. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Alat ukur yang digunakan adalah Career Decision-making Difficulties Questionnaire (CDDQ) dan Core Self-Evaluation Scale (CSES). Partisipan penelitian ini adalah 195 siswa SMA (Laki-laki = 25.6%; Perempuan = 71.8%; Mean Usia = 17.05; SD Usia = 0.86). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif dan signifikan antara core self-evaluation dan career decision-making difficulties pada siswa SMA, r(195) = -0.36, p < 0.01, one-tailed, r² = 0.13. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran bagi siswa mengenai pentingnya melakukan penilaian diri secara positif dalam membuat keputusan karier dan bagi pihak sekolah untuk membentuk program preventif terkait kesulitan dalam pengambilan keputusan karier.

Career decision-making difficulties are often experienced by high school students in making decisions regarding college majors. Difficulties in choosing college majors experienced by students can cause students to make decisions that are not optimal. Several previous studies have found that career decision-making difficulties are influenced by various factors, one of which is core self-evaluation. Therefore, this study aimed to examine the relationship between core self-evaluation and career decision-making difficulties among high school students in grades 10, 11, and 12 who attend school in Jabodetabek area. This research is quantitative research with a correlational research design. The measurement tools used are Career Decision-making Difficulties Questionnaire (CDDQ) and Core Self-Evaluation Scale (CSES). The participants in this study were 195 high school students (Male = 25.6%; Female = 71.8%; Mean Age = 17.05; SD Age = 0.86). This study results indicate a negative and significant correlation between core self-evaluation and career decision-making difficulties among high school students, r(195) = -0.36, p < 0.01, one-tailed, r² = 0.13. The research results are expected to provide students with an overview of the importance of positive self-evaluation in making career decisions and for schools to form preventive programs related to career decision-making difficulties."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Trisna
"ABSTRAK
Hubungan interpersonal merupakan hal yang penting dalam menjalani
kehidupan, karena sebagian besar perjalanan hidup kita terbentuk berdasarkan
adanya keijasama dengan orang lain. Ketika telah mencapai tahap dewasa muda,
seseorang memiliki tugas penting yaitu mengembangkan intimate relationship
melalui pacaran. Dalam menjalani hubungan pacaran terkadang timbul
ketidakcocokan dan ketidakpuasan baik terhadap hubungan itu sendiri maupun
terhadap pasangan. Jika masalah sulit teratasi, maka alternatif cara untuk
mengatasinya adalah dengan mengakhiri hubungan. Salah satu masalah yang
menyebabkan putusnya hubungan dengan pasangan adalah perselingkuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengambilan keputusan untuk
mengakhiri hubungan pacaran pada wanita dewasa muda yang pasangannya
berselingkuh.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan melalui metode wawancara dan didukung oleh metode observasi.
Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam pedoman wawancara mengacu
pada teori tahapan pengambilan keputusan untuk mengakhiri hubungan yang
diungkapkan oleh Loren Lee. Wawancara dan observasi ini dilakukan pada lima
orang subyek berusia 20-25 tahun dengan lama hubungan pacaran di atas enam
bulan, dan memiliki intensitas pertemuan minimal tiga kali dalam satu minggu.
Subyek juga telah mengakhiri hubungan dengan pasangan yang berselingkuh.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan yang diungkapkan
oleh Loren Lee tidak dengan mudah diterapkan secara utuh dalam mengambil
keputusan, khususnya dalam kasus pengakhiran hubungan karena perselingkuhan.
Lima tahapan yang diungkapkan oleh Loren Lee adalah discovery of
dissatisfaction, exposure, negotiation, resolution, dan transformation. Tiga orang
subyek telah melewati lima tahap secara berurutan dan memutuskan hubungan
dengan pasangan dengan membicarakannya berdua. Namun, dua orang subyek
tidak secara keseluruhan melalui lima tahap tersebut. Tahapan yang terlewat
adalah tahap negotiation, dimana kedua subyek tersebut tidak mendiskusikan
kelanjutan hubungan pacaran dengan pasangan. Satu subyek memutuskan melalui
pesan singkat (sms), dan satu subyek lain putus dalam keadaan tidak jelas. Untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar dilakukan
wawancara terhadap pihak yang berselingkuh; wawancara terhadap subyek
dengan karakteristik yang bervariasi; dan menggunakan subyek yang lebih
banyak. Bagi wanita yang pernah mengalami perselingkuhan, untuk menghindari
kejadian perselingkuhan di masa datang hendaknya sejak awal mengembangkan
komunikasi dan keterbukaan dengan pasangan. Ini ditujukan untuk mengetahui
ketidakpuasan dan masalah sejak dini."
2002
S3175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>