Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Melissa Paulina
"Skripsi ini membahas keterlibatan pria dalam program KB di Indonesia. Keterlibatan pria dalam KB tidak hanya pria menggunakan alat/cara KB, namun ia juga menjadi pasangan yang mendukung istri untuk ber-KB. Tujuan penelitian ini ialah mengindentifikasi faktor-faktor yang paling mempengaruhi keterlibatan pria dalam KB di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017. Desain penelitian ini ialah cross-sectional. Sampel penelitian ini ialah 8.925 pasangan kawin. Variabel dependennya ialah keterlibatan pria dalam KB yang terdiri dari tiga kategori yaitu keterlibatan langsung (pria memakai salah satu alat/cara KB), keterlibatan tidak langsung (pria mendukung istri untuk ber-KB dan istri melakukannya), dan tidak terlibat. Variabel independennya ialah umur, tingkat pendidikan pria, jenis pekerjaan, pengetahuan tentang KB, sikap terhadap KB, jumlah anak yang hidup, tangkat pendidikan istri, pengetahuan istri tentang KB, tempat tinggal, diskusi dengan tenaga kesehatan/kader KB mengenai KB, dan mendapatkan informasi KB dari media. Hasil penelitian ini menemukan bahwa persentase pria yang terlibat langsung dalam KB, dimana mereka menggunakan salah satu alat/cara KB ialah 7,8%. Persentase pria yang terlibat secara tidak langsung, dimana mereka mendukung istri untuk ber-KB dan istri melakukannya ialah 24,5%. Sebanyak 67,7% pria tidak terlibat dalam KB. Faktor yang mempengaruhi keterlibatan pria dalam KB ialah umur pria (p-value=0,00), pengetahuan pria tentang KB (p-value=0,00; OR=1,55; 95%CI=1,37-1,76), jumlah anak yang hidup (p-value=0,00), pengetahuan pasangan tentang KB (p-value=0,00; OR =1,36; 95%CI:1,20-1,55), diskusi pria dengan tenaga kesehatan/kader KB (p-value=0,00; OR =1,57; 95%CI: 1,36-1,81), dan mendapatkan informasi KB dari media (p-value=0,00; OR =1,28; 95%CI:1,12-1,45).

This thesis discusses the male involvement in family planning programs in Indonesia. Male involvement in family planning is not only for men using family planning tools/methods, but he is also a partner who supports his wife for family planning. The purpose of this study is to identify the factors that influence the male involvement in family planning in Indonesia. This study uses the 2017 IDHS data. The design of this study is cross-sectional. The sample of this study was 8,925 married couples. The dependent variable is male involvement in family planning which consists of three categories, namely direct involvement (men use one of the methods of family planning), indirect involvement (men support their wives for family planning and their wives do it), and not involved. The independent variables are age, level of education, occupation, knowledge about family planning, attitudes towards family planning, number of living children, wife's education level, wife's knowledge of family planning, place of residence, discussions with health workers/FP cadres about family planning, and getting FP information from the media. The results of this study found that the percentage of men who were directly involved in family planning, where they used one of the methods of family planning, was 7.8%. The percentage of men who are indirectly involved, where they support their wives to take family planning and their wives do it is 24.5%. A total of 67.7% of men were not involved in family planning. Factors that influence male involvement in family planning are men's age (p-value=0.00), men's knowledge about family planning (p-value=0.00; OR=1.55; 95%CI=1.37-1.76 ), number of living children (p-value=0.00), knowledge of partners about family planning (p-value=0.00; OR = 1.36; 95%CI:1.20-1.55), male discussion with health workers / family planning cadres (p-value = 0.00; OR = 1.57; 95%CI: 1.36-1.81), and get family planning information from the media (p-value = 0.00; OR =1.28; 95%CI:1.12-1.45)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Utami
"Target RJPMN 2015-2019 terhadap kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) yaitu sebesar 9,9 persen belum tercapai, seperti terlihat pada hasil SDKI 2017 terhadap unmet need sebesar 10,6 persen. Unmet need merupakan salah satu faktor penyebab kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian maternal. Untuk meningkatkan kesehatan ibu, termasuk keluarga berencana perlu untuk mengatasi masalah keberdayaan perempuan (women's empowerment) yang merupakan tujuan ke lima Sustainable Development Goals (SDG's), yaitu mencapai kesetaraan gender dan keberdayaan perempuan. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara keberdayaan perempuan serta variabel demografi dan sosial ekonomi terhadap unmet need di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data SDKI 2017. Unit analisisnya adalah perempuan usia subur umur 15-49 tahun yang berstatus kawin/hidup bersama serta memiliki kebutuhan terhadap KB dengan observasi berjumlah 26.249 individu. Kategori unmet need adalah unmet need penjarangan dan unmet need pembatasan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logit biner dan multinomial logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima komponen keberdayaan perempuan berpengaruh signifikan secara statistik terhadap semua kategori unmet need. Keempat komponen tersebut, yaitu partisipasi kerja perempuan, tingkat pengetahuan, partisipasi pengambilan keputusan rumah tangga, dan kepemilikan aset. Partisipasi kerja perempuan, tingkat pengetahuan, dan kepemilikan aset berpengaruh negatif terhadap unmet need. Sedangkan partisipasi pengambilan keputusan rumah tangga mempunyai pengaruh positif terhadap unmet need. Sementara itu, pandangan pemukulan terhadap istri tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap semua kategori unmet need. Faktor demografi dan sosial ekonomi memberikan pengaruh pada unmet need, namun tidak semua variabel berpengaruh signifikan pada semua kategori unmet need. Umur, jumlah anak masih hidup, dan pulau tempat tinggal berpengaruh terhadap semua kategori unmet need. Daerah tempat tinggal hanya berpengaruh terhadap unmet need penjarangan dan total unmet need. Pendidikan suami berpengaruh terhadap unmet need penjarangan dan unmet need pembatasan. Kunjungan petugas KB hanya signifikan berpengaruh pada unmet need penjarangan, sedangkan perempuan yang melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan hanya signifikan berpengaruh pada unmet need pembatasan.

The 2015-2019 RJPMN target of unmet need for family planning at 9.9 percent has not been achieved, since the results of the 2017 IDHS on unmet need was 10.6 percent. Unmet need is one of the factors causing unwanted pregnancy and unsafe abortion which can cause morbidity and maternal death. To improve maternal health, as well as family planning, it is necessary to address the issue of women's empowerment which is the fifth objective of the Sustainable Development Goals (SDG's) that covers gender equality and women empowerment. This study aims to study the relationship between women's empowerment, demographic and socioeconomic variables on the unmet need in Indonesia. This study uses data from the 2017 IDHS. The unit of analysis is women at childbearing age-aged 15-49 who were married/living together and had a need for family planning with observations totaling 26,249 individuals. The unmet need is categorized into unmet need for spacing and unmet need for limiting. The analytical methods used are binary logit regression and multinomial logit. The results showed that four of the five components of women's empowerment had a statistically significant effect on all categories of unmet need. These four components, namely women's work participation, level of knowledge, participation in household decision making, and asset ownership. Women's work participation, level of knowledge, and asset ownership negatively affect unmet need. Whereas participation in household decision making has a positive effect on unmet need. Meanwhile, attitude toward wife-beating has no significant effect on all categories of unmet need. Demographic and socioeconomic factors influence the unmet need, but not all variables have a significant effect on all categories of unmet need. Age, number of living children, and region of residence affect all unmet need categories. The place of residence only affects the unmet need for spacing and total unmet need. Husband's education influences unmet need for spacing and unmet need for limiting. Visit by family planning field workers only has a significant effect on unmet need for spacing, while women who visit health facilities only have a significant effect on unmet need for limiting."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Risti Yulianti
"Penggunaan kontrasepsi modern pria jauh lebih rendah dibandingkan wanita di Indonesia dan terdapat perbedaan cukup jauh jika dibandingkan dengan beberapa negara di Asia, karena penggunaan kontrasepsi modern pria tahun 2002-2012 di Indonesia selalu rendah (kurang dari 5%) akibat kurangnya pengetahuan KB dan adanya persepsi KB negatif pada pria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pengetahuan dan persepsi KB terhadap penggunaan kontrasepsi modern pria di Indonesia tahun 2017. Metode penelitian ini menggunakan desain potong lintang secara sekunder berdasarkan dataset SDKI 2017 mengenai pria kawin, serta subjek penelitian ini adalah pria kawin 15-54 tahun pada data SDKI 2017 di Indonesia. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dan persepsi KB terhadap penggunaan kontrasepsi modern pria di Indonesia. Kesimpulan penelitian ini adalah pria kawin yang menggunakan kontrasepsi modern (kondom dan vasektomi) adalah pria kawin yang memiliki pengetahuan KB baik dan persepsi KB positif yang ditemukan pada pria yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, tinggal di perkotaan, dan sudah tidak ingin memiliki anak lagi. Penelitian ini merekomendasikan adanya program KB khusus pria yang berbasis keadilan gender dengan mengutamakan pemberian substansi pengetahuan dan persepsi KB yang khusus.

The use of men's modern contraception is much lower than among women in Indonesia and there are quite large differences when compared to several countries in Asia because the use of men's modern contraception from 2002-2012 in Indonesia was always low due to a lack of knowledge and perception about Family Planning. This study aimed to determine the role of knowledge and perceptions of family planning for use of men's modern contraception in Indonesia. This research method used a cross-sectional design on a secondary basis based on the 2017 IDHS. The result of this study is that there is a relationship between knowledge and perception of family planning in the use of men's modern contraception after being controlled by education level, area of residence, and fertility preferences. This study concludes that married men who use modern contraception (condoms and vasectomy) are those who have good knowledge and positive perceptions about family planning, which are found in married men who have a high level of education, live in urban areas, and do not want to have children anymore. This study recommends a special male family planning program based on gender justice by prioritizing special substances regarding family planning knowledge and perceptions."
Depok: fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Nur Annisa Yasim
"KB merupakan program yang diandalkan pemerintah dalam mengatasi permasalahan laju penduduk sekaligus upaya untuk menekan AKI dan AKB. Meskipun pemerintah telah melaksanakan program KB yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender, namun partisipasi pria dalam pelaksanaan program KB dan kesehatan reproduksi masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi di Indonesia Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan rancangan studi cross-sectional. Sampel penelitian ini yaitu pria kawin usia 15-54 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 9.139 pria. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Presentase pria yang berpartisipasi dalam menggunakan kontrasepsi sebesar 7,8%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, persepsi, akses media informasi, kepemilikan jaminan kesehatan, dan komunikasi dengan pasangan dengan partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi.

Family planning is a program that The Government implements to manage population growth problem as well as an effort to suppress MMR and IMR. The Government has implemented family planning program with gender equality and justice-oriented yet men's participation in the implementation of family planning and reproductive health program is still low. This study aims to determine the factors associated with male participation in Indonesia to use contraceptive on 2017. This study uses the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey data with a cross-sectional study design. The sample of this study is 9,139 men, currently married and aged between 15-54 years old who met the inclusion and exclusion criteria of study. The data is analyzed in univariate and bivariate. The percentage of men who participated in using contraceptive is 7.8%. The results shows that there is a significant relationship between education, occupation, knowledge, perception, access to information, ownership of health insurance, communication with partners toward men's participation in using contraception."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Nur Annisa Yasim
"KB merupakan program yang diandalkan pemerintah dalam mengatasi permasalahan laju penduduk sekaligus upaya untuk menekan AKI dan AKB. Meskipun pemerintah telah melaksanakan program KB yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender, namun partisipasi pria dalam pelaksanaan program KB dan kesehatan reproduksi masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi di Indonesia Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan rancangan studi cross-sectional. Sampel penelitian ini yaitu pria kawin usia 15-54 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 9.139 pria. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Presentase pria yang berpartisipasi dalam menggunakan kontrasepsi sebesar 7,8%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, persepsi, akses media informasi, kepemilikan jaminan kesehatan, dan komunikasi dengan pasangan dengan partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi.

Family planning is a program that The Government implements to manage population growth problem as well as an effort to suppress MMR and IMR. The Government has implemented family planning program with gender equality and justice-oriented yet men's participation in the implementation of family planning and reproductive health program is still low. This study aims to determine the factors associated with male participation in Indonesia to use contraceptive on 2017. This study uses the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey data with a cross-sectional study design. The sample of this study is 9,139 men, currently married and aged between 15-54 years old who met the inclusion and exclusion criteria of study. The data is analyzed in univariate and bivariate. The percentage of men who participated in using contraceptive is 7.8%. The results shows that there is a significant relationship between education, occupation, knowledge, perception, access to information, ownership of health insurance, communication with partners toward men's participation in using contraception."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zefanya Meilinda
"Kehamilan yang beresiko adalah kehamilan yang mengandung unsur 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu dekat). Kehamilan dengan jarak kurang dari 2 tahun memiliki resiko lebih tinggi untuk menyebabkan komplikasi hingga kematian pada ibu atau bayi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang memengaruhi perilaku penggunaan KB pada ibu pasca persalinan di Indonesia menggunakan data sekunder SDKI 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang, dengan sampel wanita usia 15-49 tahun yang menikah dan anak terakhir berusia ≤24 bulan. Hasil penelitian menunjukan 24.8% ibu tidak menggunakan KB pasca persalinan di Indonesia. Pendekataan perilaku Lawrance Green meninjau faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Dalam studi ini tidak ditemukan perbedaan antara faktor perdisposisi usia, pengetahuan, status pekerjaan, jumlah anak, pendidikan dan daerah tempat tinggal dengan penggunaan KB pasca persalinan. Sementara untuk faktor predisposisi niat reproduksi, ditemukan hubungan yang bermakna terhadap penggunaan KB pasca persalinan (PR=1.396). Untuk faktor pemungkin, dalam kasus ini kunjungan ANC, ditemukan hubungan yang signifikan terhadap penggunaan KB pasca persalinan (PR=1.789). Untuk Faktor penguat, dalam kasus ini dukungan suami, memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan KB pasca persalinan (PR=3.043).

Pregnancy with less than 2 years after the last birth is considered high risk and prone to complications, including the death of the mother and the baby. This study is conducted to investigate factors that affect the postpartum family planning in Indonesia based on the secondary data of IDHS 2017. This study using cross sectional method is employed to analyze married women between 15-49 years old with the last child younger than 24 months. This study shows that 24.8% of postpartum mothers in Indonesia are not using contraception. Lawrence Green behavioral approach is used to inspect predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors. This approach shows that predisposing factors such as age, knowledge, employment status, number of children, education and domicile are not correlated to the use of contraception. On the other hand, other predisposing factors: reproductive intention have a significant relation postpartum contraception usage (PR=1.396). For enabling factor, the antenatal care is found to have significant relation with postpartum contraception (PR=1.798). Significant relation is also found for reinforcing factor, in this case partner support (PR=3.043)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Setiyowati
"Tingginya laju pertumbuhan penduduk menimbulkan permasalahan diberbagai Negara termasuk di Indonesia. Upaya pengendalian dilkukan dengan cara program Keluarga Berencana. Akan tetapi angka CPR sebesar 64% belum memenuhi target RPJMN 2019 sebesar 66% dan adanya kecenderungan trend penggunaan KB modern yang cenderung menurun. Berbagai faktor mempengaruhi dalam pemilihan kontrasepsi modern diantaranya peran wanita dalam pengambilan keputusan untuk ber KB.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar hubungan antara peran wanita dalam pengambilan keputusan dengan penggunaan kontrasepsi modern. Desain penelitian ini adalah cross sectional menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia 15-49 tahun yang terdaftar dalam data SDKI 2017 yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 17.234. Analisis dalam penelitian ini menggunakan cox regression.
Hasil analisis multivariat menyatakan ada hubungan antara peran wanita dalam pengambilan keputusan dengan penggunaan kontrasepsi modern dengan nilai PR sebesar 1,128 ( 1,061-1,201). Disimpulkan bahwa wanita berperan dalam pengambilan keputusan risikonya 1,128 kali bila dibandingkan dengan wanita yang tidak berperan untuk menggunakan kontrasepsi modern. Peningkatan pengetahuan dan informasi bagi wanita untuk meningkatkan kemandirian dan keberdayaan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dirinya dan keluarganya.

The high rate of population growth raises problems in various countries including Indonesia. Control efforts are carried out by means of the Family Planning program. However, the CPR rate of 64% has not met the 2019 RPJMN target of 66% and there is a trend towards a trend towards modern family planning which tends to decline. Various influencing factors in the selection of modern contraception include the role of women in making decisions for family planning.
This study aims to determine the relationship between the role of women in decision making and modern contraceptive use. The design of this study was cross sectional using data from the 2017 Indonesian Health Demographic Survey (SDKI) 2017. The samples in this study were women aged 15-49 years who were registered in the 2017 IDHS data that met the inclusion criteria of 17,234. The analysis in this study used cox regression.
The results of the multivariate analysis state that there is a relationship between the role of women in decision making and the use of modern contraception with a PR value of 1,128 (1,061-1,201). It was concluded that women taking a role in decision making had a risk of 1,128 times compared to women who did not play a role in using modern contraception. Increased knowledge and information for women to increase independence and empowerment in making decisions related to the health of themselves and their families.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sih Kawuri Sejati
"Relasi gender di Indonesia masih diwarnai oleh kuatnya pembagian kerja menurut jenis kelamin dalam keluarga. Ide bahwa suatu aktivitas tertentu merupakan tanggung jawab suami dan aktivitas lain merupakan tanggung jawab istri berlaku juga dalam isu terkait Keluarga Berencana (KB), dapat dilihat dari rendahnya persentase pemakaian KB pria di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diskusi suami istri terhadap pemakaian KB pria serta pemilihan metode KB pria di Indonesia. Dengan menggunakan data sekunder dari pendataan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 (SDKI) modul Pria Kawin (SDKI2017-PK) dan Wanita Usia Subur (SDKI2017-WUS), hasil analisis dengan menggunakan metode regresi logistik biner menunjukkan bahwa diskusi suami istri tentang KB memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pemakaian KB pria di Indonesia. Pria yang berdiskusi tentang KB bersama dengan pasangannya memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memakai KB. Pendidikan istri berperan penting dalam partisipasi pemakaian KB pria, namun hubungannya tidak linear. Dalam penelitian ini, jenis pekerjaan istri tidak berhubungan dengan pemakaian KB pada pria. Dalam hal pemilihan metode, diskusi suami istri tidak berhubungan dengan metode KB yang dipilih oleh pria.

Gender relations in Indonesia are still characterized by division of labor within family. The idea that a certain activity is husbands responsibility and other activities are wifes responsibility also applies to issues related to family planning. It can be seen from the low percentage of use of male family planning in Indonesia. This study aims to determine the effect of spousal discussion on the use of male family planning and the selection of male family planning methods in Indonesia. Using secondary data from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) for the Married Men module and Fertile Age Women, the results of the analysis using the binary logistic regression method show that spousal discussion about family planning provide positive and significant effect on the use of male family planning. Men who discuss family planning with their partners have a greater tendency to use family planning method. Wife education plays an important role in the use of male family planning, but the relation is not linear. In this study, wife occupation is not related to the use of male family planning. In the case of method selection, spousal discussion is not related to the method of family planning chosen by men."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maretha Hasian
"Angka kepesertaan pria dalam program Keluarga Berencana masih sangat rendah. Berdasarkan data dari BKKBN cakupan peserta baru KB pria pada tahun 2011 adalah sebesar 8,1%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepesertaan pria dalam program Keluarga Berencana dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal itu. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Puskesmas Sei Jang Kota Tanjungpinang pada bulan Apri-Mei 2012 dengan menggunakan kuesioner pada 136 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 23,5% responden merupakan peserta KB, serta adanya hubungan dan bermakna antara faktor pendidikan, dukungan istri dan pengetahuan dengan kepesertaan pria dalam program Keluarga Berencana.

Male participation rate in Family Planning programs still very low. Based on data from BKKBN, coverage new participant of male contraception on 2011 was 8,1%. This study aim to determine the participation of men in family planning programs and the factors associated with it. This research design used cross sectional approach is implemented in Health Center Sei Jang Tanjungpinang City on April until May 2012 by using questionnaire to 136 respondents. The results showed that 23,5% respondents are family planning participant. There are meaningfull association between education, wife's support and knowledge with male participation in Family Planning programs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Toma Afriandi
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola, perbedaan dan determinan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan ibu menurut faktor-faktor predisposisi (predisposing), pemungkin (enabling), dan penguat (reinforcing). Data yang digunakan bersumber dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dengan menerapkan metode analisis tabulasi silang dan regresi logistik biner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor predisposisi (umur, pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah anak masih hidup, pengetahuan alat kontrasepsi), pemungkin (pengetahuan tempat mendapat kondom, paparan media) dan penguat (diskusi dengan istri, diskusi dengan dokter) mempengaruhi partisipasi pria kawin dalam KB dan kesehatan ibu. Faktor-faktor penguat mempunyai pengaruh paling kuat terhadap partisipasi pria dalam KB dan kesehatan ibu.

This research aims to study patterns, differences, and determinant of men's participation in family planning and maternal health based on the factors of predisposing, enabling, and reinforcing. Data used in the research was collected through Indonesian Demography and Health Survey in 2012 and used crosstab analysis and binary logistic regression.
The result of the research shows that the factors of predisposing (age, education, profession, number of living children, knowledge of contraception), enabling (knowledge of place to get condom, media exposure), and reinforcing (discussion with wife, discussion with doctor) influence the participation of married men in family planning and maternal health. The factors of reinforcing strongly influence the participation of married men in family planning and maternal health.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>