Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qonitah
"Disertasi ini mendiskusikan tentang budaya bersekolah dalam perspektif resistensi kultural. Kurikulum sebagai desain akan jalan yang dilalui setiap penuntut ilmu dalam prosesnya mengalami berbagai perubahan pun mengalami perubahan. Kehadiran Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang digagas kelompok Tarbiyah sejak awal 1990 membawa nuansa kurikulum tersendiri bagi Pendidikan di Indonesia khususnya di wilayah perkotaan. Kurikulum dalam sistem Pendidikan Nasional dianggap tidak mencukupi bagi terbentuknya generasi Muslim yang akan datang. SIT dalam pelaksanaannya menginfusi kurikulum ketarbiyahan dalam kurikulum terselubung yang akhirnya mempengaruhi kehidupan murid, guru, dan orang tua murid. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri Depok. Data dari penelitian ini dikumpulkan dengan observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan kajian pustaka. Penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan pada SIT NF Depok adalah bentuk resistensi kultural aktif dari Muslim perkotaan. Kurikulum sekolah tidak hanya ditempatkan sebagai sarana belajar, tetapi menjadi nilai-nilai yang ingin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

This dissertation is aimed to discuss schooling culture in the light of cultural resistance perspective. Curriculum as a design of path that every student through in the process experiencing changes thru times and places for the relations that includes School, parents, and state. The emergence of Integrated Islamic School (IIS) since early 1990s brought a specific curriculum ambience as an alternative for Indonesian Muslims to select for their children, especially those who live in urban area. Tarbiyah community that started in campuses at 1980s and initiated IIS recognized that the curriculum of national education was insufficient for developing the next Muslim generation. They managed to instill the tarbiyah curriculum through ways that are hidden, implisit and demonstrate how their hidden curriculum effecting students’, teachers’, and parents’ lives. This research conducted in Nurul FIkri Integrated Islamic School Depok. The data for this research was collected by participant observation, indepth interview, and literature studies. This study reveals that IIS curriculum is form of active cultural resistance for the urban Muslim that embodied Islamic values that desired to be integrated in Urban Muslim everyday life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Defison
"ABSTRAK
Kebudayaan, khususnya komponen nilai, dapat dipelajari melalui proses
pendidikan. Pendidikan menjadi isu penting karena pendidikan memainkan peran
yang penting dalam sosialisasi pada diri anak-anak. Menjadi sesuatu yang
kontradiktif ketika budaya di sekolah bertentangan budaya di masyarakat,
khususnya budaya di sebagian kalangan pelajar. Misalnya, masyarakat tidak
membenarkan kenakalan pelajar seperti tawuran, pergaulan bebas dan penyalah
gunaan narkoba. Tetapi justru sebagian pelajar justru terlibat dalam kenakalan
pelajar tersebut.Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya mempunyai peran
penting untuk membendung kenakalan pelajar. Sekolah pada umumnya memiliki
visi, misi, nilai, program dan tata tertib yang menentang kenakalan pelajar
tersebut. Visi, misi, nilai, program dan tata tertib sekolah dapat disebut sebagai
school culture. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan school culture di
SMA Islam Terpadu Nurul Fikri (SMAIT NF) Depok. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus.
Nilai SMART merupakan inti school culture SMAIT NF Depok. School culture
SMAIT NF Depok secara umum cukup berjalan cukup baik. Hal tersebut
didukung oleh pelaksanaan sosialisasi SMART sejak Masa Orientasi Sekolah
(MOS). SMART juga dimasukkan ke dalam buku pedoman tata tertib siswa dan
dievaluasi setiap bulan. SMART juga berlaku bagi guru dan karyawan tetapi
sosialisasi dan evaluasi belum optimal. Tetapi elemen school culture yang masih
lemah di SMAIT NF Depok adalah dokumentasi sejarah dan artefak simbolik.
Nilai SMART yang berlaku bagi semua warga SMAIT NF Depok baik siswa,
guru maupun karyawan seharusnya didukung oleh kebijakan, konsep dan berbagai
perangkat yang lebih tepat guna. Sehingga nilai SMART secara konkret dapat
bekerja sebagai inti shoool culture SMAIT NF Depok.

ABSTRACT
Culture, especially a value component can be learnt through a learning process.
Education becomes an important issue because education plays the crucial role in
socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school
is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the
society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and
drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency.
School as the education institution has the crucial role to prevent teenages
delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and
regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values,
program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to
describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School
(SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy.
SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the
school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an
implementation of SMART socialization since School Orientation Period
(SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it
is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however
the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school
culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact.
SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students,
teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and
various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture
core of SMAIT NF Depok."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Defison
"[ABSTRAK
Kebudayaan, khususnya komponen nilai, dapat dipelajari melalui proses
pendidikan. Pendidikan menjadi isu penting karena pendidikan memainkan peran
yang penting dalam sosialisasi pada diri anak-anak. Menjadi sesuatu yang
kontradiktif ketika budaya di sekolah bertentangan budaya di masyarakat,
khususnya budaya di sebagian kalangan pelajar. Misalnya, masyarakat tidak
membenarkan kenakalan pelajar seperti tawuran, pergaulan bebas dan penyalah
gunaan narkoba. Tetapi justru sebagian pelajar justru terlibat dalam kenakalan
pelajar tersebut.Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya mempunyai peran
penting untuk membendung kenakalan pelajar. Sekolah pada umumnya memiliki
visi, misi, nilai, program dan tata tertib yang menentang kenakalan pelajar
tersebut. Visi, misi, nilai, program dan tata tertib sekolah dapat disebut sebagai
school culture. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan school culture di
SMA Islam Terpadu Nurul Fikri (SMAIT NF) Depok. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus.
Nilai SMART merupakan inti school culture SMAIT NF Depok. School culture
SMAIT NF Depok secara umum cukup berjalan cukup baik. Hal tersebut
didukung oleh pelaksanaan sosialisasi SMART sejak Masa Orientasi Sekolah
(MOS). SMART juga dimasukkan ke dalam buku pedoman tata tertib siswa dan
dievaluasi setiap bulan. SMART juga berlaku bagi guru dan karyawan tetapi
sosialisasi dan evaluasi belum optimal. Tetapi elemen school culture yang masih
lemah di SMAIT NF Depok adalah dokumentasi sejarah dan artefak simbolik.
Nilai SMART yang berlaku bagi semua warga SMAIT NF Depok baik siswa,
guru maupun karyawan seharusnya didukung oleh kebijakan, konsep dan berbagai
perangkat yang lebih tepat guna. Sehingga nilai SMART secara konkret dapat
bekerja sebagai inti shoool culture SMAIT NF Depok.

ABSTRACT
Culture, especially a value component can be learnt through a learning process.
Education becomes an important issue because education plays the crucial role in
socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school
is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the
society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and
drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency.
School as the education institution has the crucial role to prevent teenages
delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and
regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values,
program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to
describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School
(SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy.
SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the
school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an
implementation of SMART socialization since School Orientation Period
(SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it
is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however
the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school
culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact.
SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students,
teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and
various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture
core of SMAIT NF Depok, Culture, especially a value component can be learnt through a learning process.
Education becomes an important issue because education plays the crucial role in
socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school
is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the
society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and
drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency.
School as the education institution has the crucial role to prevent teenages
delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and
regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values,
program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to
describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School
(SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy.
SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the
school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an
implementation of SMART socialization since School Orientation Period
(SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it
is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however
the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school
culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact.
SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students,
teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and
various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture
core of SMAIT NF Depok]"
2012
T43539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Rahmi
"WHO menyatakan rendahnya konsumsi buah dan sayur merupakan salah satu dari 10 faktor utama yang menyebabkan tingginya angka kematian. Rata-rata remaja di negara barat tidak memenuhi rekomendasi WHO untuk mengonsumsi buah dan sayur minimal 400 gram per hari. Di Indonesia, rekomendasi konsumsi buah dan sayur adalah 5 porsi buah dan sayur berdasarkan WHO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi konsumsi buah dan sayur siswa SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017 serta faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur siswa SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 156 orang, dilakukan pada bulan Juni 2017 di SMAIT Nurul Fikri Depok. Sumber data penelitian ini adalah data pimer yang dikumpulkan dengan metode pengisian kuesioner dan formulir Food Frequency Questionnaire pada siswa SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017 dengan alat bantu kuesioner dan formulir Food Frequency Questionnaire.
Analisis data menggunakan uji statistik chi-square dan regresi logistik ganda model faktor dominan. Konsumsi buah dan sayur baik terdapat sebanyak 5.1 siswa. Terdapat 5 variabel yang diduga menjadi faktor dominan konsumsi buah dan sayur di SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017. Setelah dilakukan analisis, variabel yang dominan berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur adalah keterpaparan media dengan p= 0,012 dan OR=0,048 artinya siswa yang tidak memiliki keterpaparan media yang baik mengenai buah dan sayur berpeluang untuk tidak mengonsumsi buah dan sayur 0,048 kali dibanding yang terpapar media setelah dikontrol oleh ketersediaan di rumah, ketersediaan di sekolah, pengetahuan dan preferensi terhadap buah dan sayur.

WHO report that low consumption of fruit and vegetable causal high fatality rate. Adolescent average in west not comply with a request of WHO for cunsumption fruit and vegetable with a minimum consumption 400 gram day. In Indonesia, recommendation for consumption fruit and vegetables is 5 portion fruit and vegetable per day.. This study purpose for knows distribution consumption of fruit and vegetable student senior high school Islam Terpadu Nurul Fikri Depok 2017 with factor factor related to consumption fruit and vegetable at student senior high school Islam Terpadu Nurul Fikri Depok 2017. This study use desain cross sectional with total sample 156 responden. It going on June 2017 at Senior High Scholl Islam Terpadu Nurul Fikri Depok. Source of data is primer data with filled the questionnaire and form Food Frequency Questionnaire by student senior high school Islam Terpadu Nurul Fikri Depok.
Analisys data use test statistic chi square and regression binary logistic by factor dominant models. Goog consumption fruit and vegetable 5,1 student in senior high school islam terpadu nurul fikri Depok. There are 5 variabels expected as factor dominant consumption fruit and vegetable in senior high school islam terpadu nurul fikri Depok 2017. After do analisys, dominant variabel related with consumption fruit and vegetable is connected mass media p value 0,012 and odd ratio 0,048 its mean students connected mass media consumption fruit and vegetable have opportunity as big as 0,048 times to consumption fruit and vegetable just than student dont connected mass media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonifasius Tito Gildas
"Karya akhir ini disusun untuk membahas dan menganalisis lagu protes sebagai bentuk resistensi terhadap kekerasan dalam perspektif Kriminologi Budaya. Kekerasan seringkali terjadi pada kelompok agama minoritas tertentu dengan salah satu bukti konkretnya adalah tragedi Bom Gereja Surabaya pada tahun 2018. Begitu banyak reaksi yang terjadi, begitu pula dari segi seni massa yakni musik. Band .Feast turut mengambil bagian dengan mengeluarkan lagu “Peradaban” yang kemudian dikategorikan sebagai lagu protes. Kriminologi Budaya menjadi kacamata dalam melihat rangkain peristiwa ini dengan mencari dua konsep utamanya yaitu, culture as crime dan crime as culture digunakan untuk melihat kekerasan yang terjadi pada tragedi Bom Gereja Surabaya 2018. Kemudian resistensi dilihat dari pemaknaan pada lirik lagu.

This final work is structured to discuss and analyse protest songs as a form of resistance to violence in the perspective of cultural criminology. Violence often occurs in certain minority religious groups with one concrete proof of which is the Surabaya Church Bomb tragedy in 2018. So many reactions have occurred, as well as in terms of mass art, namely music. The band .Feast also took part by releasing the song “Peradaban” which was later categorized as a protest song. Cultural criminology becomes the glasses in seeing this series of events by looking for two main concepts, culture as crime and crime as culture which are used to see the violence that occurred in the 2018 Surabaya Church Bomb tragedy. Then resistance is seen from the meaning of the song lyrics."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku terbitan berkala Noeroe?l Islam berisi tulisan/artikel: 1. Islam lan Kristen; 2. Tanajungulbakak; 3. Kapitadosanipun tiyang Kristen bab panebus dosa; 4. Udar Rasul; 5. Tapsir Qur?an Jawen; 6. Dunya Kaislaman; 7. Pariwara."
Solo: Boekhandel AB. Siti Sjamsijah, 1928
BKL.0333-IS 30
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Damayanti
"Penelitian telah dilaksanakan di SLTP Islam Terpadu Nurul Fikri dari Februari 2008 sampai dengan Maret 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pola asuh Orang tua (X) terhadap Keberagamaan (Y1) dan Kecerdasan Emosional (Y2) Siswa dan siswi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perbaikan pola asuh orang tua terhadap anak-anaknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sebagai partisipan penelitian dalam tesis ini adalah Siswa dan Siswi SLTP Islam Terpadu Nurul Fikri, Depok yang telah direkomendasikan dan menyatakan kesetujuannya menjadi partisipan penelitian, yang berjumlah 69 siswa siswi. Proses penelitian secara praktis yang dipakai untuk penyebaran dan pengambilan kuesioner diselenggarakan oleh peneliti kepada siswa/i bersangkutan dilakukan selama dua bulan. Pola Asuh Orang tua (X) memberikan pengaruh terhadap Keberagamaan (Y1) dan Kecerdasan Emosional (Y2) para siswa/i. Melalui uji regresi, uji t, uji F dan Koefisien Determinasi (R Square) sebagai alat penguji hipotesis, hipotesis penelitian terjawab secara akurat. Dari keempat hasil analisis uji statistika tersebut diperoleh kesimpulan bahwa hanya pengasuhan orang tua dengan tipe demokrasi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keberagamaan dan kecerdasaan emosional anak. Adapun tipe pengasuhan orang tua otoriter memiliki pengaruh yang positif terhadap keberagamaan dan pengaruh yang negatif terhadap kecerdasan emosional. Pola asuh permisif memiliki pengaruh negatif terhadap kedua variabel tersebut. Adapun dari uji F, secara keseluruhan pola asuh orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap keberagamaan dan kecerdasan emosional anak. Koefisien determinasi membuktikan peranan orang tua terhadap perkembangan keberagamaan dan kecerdasan emosional pada anak-anaknya. Namun, peneliti harus mengakui bahwa masih terdapat keterbatasan hasil penelitian, yaitu hasil penelitian ini masih belum dapat digeneralisasikan. Hal itu dikarenakan sampel penelitian yang masih sedikit, yakni 69 orang siswa/i dan terbatas hanya siswa/i di SLTP Islam Terpadu Nurul Fikri Depok saja, sehingga belum mewakili populasi pengaruh pola asuh orang tua kepada para siswa/i secara lebih luas. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut yang melibatkan responden yang lebih banyak sehingga dapat mendukung hasil penelitian ini."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T25003
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo : Soka Gakkai International, 2007
290 SGI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Rohiman Notowidagdo
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002
297.66 ROH i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael Raga Maran
Jakarta: Rineka Cipta, 2000
306 RAF m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>