Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alyssa Quinta Salsabila
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi peran kualitas hubungan ibu dan anak terhadap regulasi emosi anak usia dini, serta melihat peran dari setiap dimensi kualitas hubungan ibu dan anak terhadap regulasi emosi anak usia dini. Dalam penelitian ini, alat ukur Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO) dan Emotion Regulation Checklist (ERC) diadministrasikan pada 32 partisipan ibu dan anak yang berusia 24-47 bulan melalui metode observasi dan pengisian kuesioner. Hasil analisis utama dengan menggunakan regresi menunjukkan bahwa kualitas hubungan ibu dan anak tidak berperan secaraa signifikan terhadap regulasi emosi anak usia dini (F = 0,179, p < 0,05).

This study aims to find out about the role of the quality of the mother-child relationship on children’s emotion regulation in early childhood, and also to know how the role of each dimension of the quality of the mother-child relationship on the children’s emotion regulation in early childhood. In this study, measuring instruments such as Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO) and Emotion Regulation Checklist (ERC) were administered to 32 participants, mothers and children aged 24-47 months through observation and filling out questionnaires. The results of the main analysis using regression showed that the quality of the mother-child relationship did not play a significant role in the children’s emotion regulation in early childhood (F = 0.179, p < 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin Ayip
Kualalumpur: MMP Communications Sdn Bhd, 2011
306.874 3 ZAI j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zia Thahira
"Preferensi ibu terhadap salah satu gender anak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan anggota rumah tangga. Model teoretis memprediksi bahwa ketika seorang anak lahir dari jenis kelamin yang disukai ibunya, orang tua akan mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk anak tersebut, sehingga menciptakan modal manusia yang lebih baik. Dalam penelitian ini, kami menyelidiki sejauh mana preferensi anak laki-laki mempengaruhi disparitas perkembangan kognitif antara anak laki-laki dan perempuan di Indonesia dengan menggunakan metode OLS. Kami menemukan bahwa perbedaan skor kognitif antara anak perempuan adalah sebesar 0,259 lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki disebabkan oleh adanya son preference. Analisis heterogenitas juga menunjukkan bahwa anak-anak perempuan dari latar belakang yang kurang berkecukupan, seperti mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan lahir dari ibu yang berpendidikan rendah, juga dipengaruhi oleh preferensi anak laki-laki.

The wellbeing of family members is impacted by a mother's preference for children of a particular gender. A simple theoretical model predicts that when a child is born of their mother's preferred sex, parents will devote more resources to that child, resulting in good human capital. In this study, we investigate the extent to which son preference influences cognitive development disparities between sons and daughters in Indonesia by using OLS method. We find that the differences in cognitive scores between daughters is 0.259 standard deviation higher compared to the differences between sons due to son preference. Our heterogeneity analysis also reveals that daughters from disadvantaged backgrounds, such as those living in rural areas and born to less educated mothers, are disproportionately affected by son preference."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ceisha Kartika Novianti
"Anak usia prasekolah rentan mengalami permasalahan regulasi emosi yang berdampak pada aspek psiko-sosial dan akademik, baik pada saat ini maupun usia mendatang. Regulasi emosi anak terbukti berhubungan dengan regulasi emosi ibu dan sosialisasi emosi juga terbukti mampu berperan sebagai mediator dalam hubungan ini. Penelitian ini ingin mengetahui peran sosialisasi emosi sebagai mediator dalam hubungan antara regulasi emosi ibu dan anak usia prasekolah. Penelitian kuantitatif dengan desain korelasional ini melibatkan 205 ibu dari anak usia prasekolah (3-6 tahun) sebagai partisipan.
Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa tidak terdapat direct effect yang signifikan antara regulasi emosi ibu dan anak usia prasekolah dan tidak terdapat indirect effect yang signifikan melalui sosialisasi emosi secara supportive, tetapi terdapat indirect effect yang ditemukan signifikan melalui sosialisasi emosi secara unsupportive dalam memediasi hubungan antara regulasi emosi ibu dan anak usia prasekolah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi ibu tidak dapat berhubungan secara langsung dengan regulasi emosi anak usia prasekolah, tetapi harus melewati sosialisasi emosi secara unsupportive terlebih dahulu untuk berhubungan dengan regulasi emosi anak usia prasekolah.

Preschool-aged children are vulnerable to emotional regulation problems that have an impact on psycho-social and academic aspects, both now and in the future. Children's emotional regulation has been shown to be related to maternal emotion regulation and emotional socialization has also been shown to be able to act as a mediator in this relationship. The current study examined the role of emotion socialization as a mediator of the relations between maternal emotional regulation and emotion regulation of preschool-aged children. This quantitative study with a correlational design involved 205 mothers of preschool children (3-6 years old) as participants.
Results of the mediation analysis revealed that there was no significant direct effect between the maternal emotion regulation and preschool-aged children was not significant, and there was no significant indirect effect through supportive emotional socialization, whereas there was significant indirect effect through unsupportive emotional socialization in mediating the relationship between maternal emotion regulation and preschool-aged children. Therefore, it can be concluded that maternal emotional regulation cannot be directly related to emotional regulation of preschool-aged children, but must pass through unsupportive emotional socialization first to correlate with emotional regulation of preschool-aged children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sofiah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurpita Suprawoto
"ABSTRAK
Asupan nutrisi tidak seimbang akan meningkatan risiko kegemukan pada anak. Ibu memegang peran primer dalam menentukan kualitas nutrisi dan perilaku anak saat makan. Studi ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman ibu merawat anak usia balita yang gemuk. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif, dengan wawancara mendalam terhadap sepuluh ibu yang memiliki anak usia balita dengan status gizi gemuk yang dipilih secara purposive sampling. Data dianalisis dengan analisis tematik berdasarkan pendekatan Collaizi. Penelitian ini menghasilkan delapan tema, yang menggambarkan bahwa ibu tidak menyadari kondisi kegemukan yang terjadi pada anaknya bahkan merasa lebih senang dengan kondisi anaknya yang gemuk. Hal ini yang menyebabkan upaya ibu dalam membatasi makan anak tidak optimal. Rendahnya kesadaran ibu akan kondisi kegemukan pada anak mengindikasikan perlunya intervensi berupa program penatalaksanaan anak usia balita yang gemuk berbasis pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan kesadaran keluarga khususnya orang tua dalam memanajemen kegemukan sejak dini.

ABSTRACT
Imbalanced nutritional intake affects the child rsquo s health condition in the future which resulted in malnutrition and increasing the risk of overweight. Mother played a primary role in determining the nutritional quality and behavior of children while eating. This study aimed to explore the experience of mother caring for children under five with nutritional status obese. Descriptive phenomenology approach was applied where in depth interview conducted in ten mothers who have children under five years of age 2 5 years with nutritional status obese who purposively sampled. Thematic analysis was conducted based on Collaizi approach. Eight themes were identified in this study that was described the mother is not aware of the condition of overweight that occurs in her child even feel more pleased with the overweight condition of her child. This was caused the mother 39 s efforts in restricting child feeding is not optimal. The low awareness of the mother of overweight conditions in children indicates the need for intervention in the form of management program of overweight children under five years of family empowerment to increase family awareness, especially parents in managing overweight early on."
2018
T50550
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teresia Putri Widia Nugraheni
"'Bonding' adalah perkembangan hubungan resiprokal antara ibu dan anak. 'Bonding' dapat dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya depresi pascakelahiran pada ibu dan jenis kelamin anak. 'Bonding' antara ibu dan anak dapat bermasalah, dan diduga berhubungan dengan gejala stres pada anak. Stres diketahui memiliki dampak buruk terhadap perkembangan anak, terutama pada usia batita. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi gejala stres pada anak usia batita, serta untuk mengidentifikasi korelasi 'bonding' ibu-anak usia batita dengan gejala stres pada anak.
Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Sampel yang didapat berjumlah 65 pasang ibu-anak usia batita. 'Bonding' ibu-anak usia batita diukur menggunakan Kuesioner 'Mother-Infant Bonding Scale' (MIBS), sementara gejala stres pada anak diukur dengan wawancara ibu berdasarkan Kuesioner Gejala Stres pada Anak Usia Batita dan pengukuran detak jantung serta laju pernapasan anak.
Penelitian ini menunjukkan bahwa gejala stres yang paling banyak dialami oleh anak adalah perubahan pola makan (52,3%), diikuti oleh perubahan perilaku tidak baik (41,8%) dan perubahan emosi (36,9%). Gejala stres berupa perubahan emosi lebih banyak dialami oleh anak laki-laki daripada anak perempuan (p=0,024). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan secara statistik antara 'bonding' ibu-anak usia batita dan gejala stres pada anak (p>0,05). Penelitian ini tidak menemukan korelasi yang signifikan secara statistik antara 'bonding' ibu-anak usia batita dan gejala stres pada anak.

Bonding is the growth of reciprocal relationship between mother and child. Maternal factors such as postpartum depression and children factors such as gender can affect mother-child bonding. Impaired bonding may possibly be related to stress symptoms in children. Stress can negatively impact children's development, particularly those under 3 years-old. This research aims to obtain the proportion of stress symptoms in children under 3 years-old, and to identify the correlation between mother-child bonding and stress symptoms in children under 3 years-old.
This cross-sectional research involved 65 pairs of mother and child under 3 years-old. The mother-child bonding was measured by 'Mother-Infant Bonding Scale' (MIBS) questionnaire, while the stress symptoms in children were measured by interviewing the mother according to Stress Symptoms in Children under 3 Years-Old Questionnaire and children's heart rate and respiration rate measurement.
From the measured stress symptoms, alteration of eating pattern (52.3%), followed by behavioral symptoms (41.8%) and emotional symptoms (36.9%) were the most likely to occur. Emotional symptoms were more prominent in boys than girls (p=0.024). Spearman's correlation test showed no statistically significant correlation between mother-child bonding and stress symptoms in children under 3 years-old (p>0.05). This research shows no statistically significant correlation between mother-child bonding and stress symptoms in children under 3 years-old.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Chairunnisa
"Bonding merupakan ikatan emosi yang terbentuk antara seorang ibu dengan anaknya sejak pertama kali terjadinya kontak antara ibu dan anak. Bonding yang erat pada masa awal perkembangan anak, khususnya pada usia bawah tiga tahun, merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan emosi dan sosial anak. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap bonding ibu-anak adalah psikopatologi ibu. Terdapat berbagai studi yang meneliti hubungan antara psikopatologi ibu dengan bonding, tetapi studi-studi tersebut umumnya berfokus pada depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara jenis psikopatologi lainnya pula dengan bonding ibu-anak usia bawah tiga tahun. Pada penelitian cross-sectional ini, sebanyak 65 ibu yang memiliki anak berusia 0-36 bulan diminta untuk mengisi kuesioner Mother Infant Bonding Scale (MIBS) sebagai instrumen pengukuran bonding ibu-anak dan kuesioner Symptoms Checklist 90 (SCL-90) sebagai instrumen pengukuran psikopatologi pada ibu. Uji korelasi Spearman kemudian dilakukan untuk melihat korelasi antara skor total MIBS dengan skor total SCL-90 maupun skor per dimensi psikopatologi, yang mencakup gejala depresi, ansietas, obsesif kompulsif, phobic anxiety, hostilitas, ideasi paranoid, somatisasi, sensitivitas interpersonal, serta psikosis. Ditemukan korelasi positif lemah yang bermakna antara psikopatologi ibu secara keseluruhan (r=0,228), gejala depresi (r=0,236), ansietas (r=0,313), phobic anxiety (r=0,207), dan psikosis (0,221) dengan bonding ibu-anak usia bawah tiga tahun. Tidak ditemukan korelasi yang bermakna antara gejala obsesif kompulsif, hostilitas, ideasi paranoid, somatisasi, dan sensitivitas interpersonal dengan bonding (p>0,05). Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi hubungan antara psikopatologi yang memiliki korelasi tidak bermakna tersebut dengan bonding, serta penelitian untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang dapat turut memengaruhi bonding ibu-anak usia bawah tiga tahun.

The term bonding refers to the emotional tie between a mother and her infant which forms since their earliest contact. Bonding during the childs early years, especiallyup until the age of three, is crucial for the childs emotional and socia development. Maternal psychopathology is one of the most important factors affecting mother-child bonding. Studies in this area have primarily focused on the association between depression and mother-child bonding, with limited studies investigating other types of psychopathology. This cross-sectional research aims to identify the correlation between various types of psychopathology and bonding among mothers and children under three years old. As many as 65 mothers of children aged 0-36 months were asked to complete two questionnaires: the Mother-Infant Bonding Scale (MIBS) as a measure of mother-child bonding and the Symptoms Checklist 90 (SCL-90) as a measure of maternal psychopathology. Spearmans correlation test was then performed to investigate the correlation between the total scores of each questionnaire, as well as the correlatio between MIBS total score and the SCL-90 subscores for each type of psychopathology. This includes depression, anxiety, obsessive-compulsiveness, phobic anxiety, hostility, paranoid ideation, somatization, interpersonal sensitivity, and psychoticism. Weak but significant positive correlation between maternal psychopathology in general and mother-child bonding was observed (r=0.228). Similar correlation was also observed between bonding and maternal depression (r=0,236), anxiety (r=0.313), phobic anxiety (r=0.207), and psychoticism (r=0,221). No significant correlation was found between bonding and maternal obsessive-compulsiveness, hostility, paranoid ideation, somatization, as well as interpersonal sensitivity (p>0.05). Further research investigating the association of these five psychopathologies with mother-child bonding is needed. Factors other than materna psychopathology that might have affected mother-child bonding also needs to be explored.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Arum Witasari Humani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan empat aspek kunci interaksi untuk mengembangkan interaksi antara ibu dan anak usia kanak-kanak awal melalui kegiatan bermain studi pada anak usia 3-6- tahun. Empat aspek kunci dalam interaksi ibu-anak tersebut meliputi, affection, responsiveness, encouragement, dan teaching Roggman, dkk., 2013. Penelitian ini menggunakan reversal design, merupakan penelitian experimental satu-subjek kelompok dengan jumlah partisipan 11 pasangan ibu-anak. Pelatihan diberikan kepada ibu dengan total jumlah waktu 15 jam dan diselenggarakan selama empat hari berturut-turut. Materi yang diberikan dalam pelatihan mencakup, karakteristik anak usia kanak-kanak awal, bermain, dan interaksi ibu-anak.
Analisis data yang digunakan merupakan gabungan metode kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan t-test. Interaksi ibu-anak diobservasi dan diukur menggunakan Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes PICCOLO , untuk mengidentifikasi aspek-aspek kunci interaksi orang tua-anak Roggman, dkk., 2013. Hasil perhitungan statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara skor interaksi ibu-anak yang diukur menggunakan PICCOLO melalui aktivitas bermain ibu-anak antara sebelum dan sesudah pemberian pelatihan empat aspek kunci interaksi ibu-anak pada ibu t = -3.339, p = 0,008 le; 0,05 , artinya pelatihan empat aspek kunci interaksi efektif mengembangkan interaksi ibu dan anak usia kanak-kanak awal.

The aim of this research is to understand the effectiveness of training on four interaction's key aspects to develop interaction between mother and early childhood children through playing study on children with 3 6 years of age. The four key aspects of mother children interaction are affection, responsiveness, encouragement, and teaching Roggman, et.all, 2013. This research using reversal design, a single subject experimental research with number of participants 11 couples mother and child. The 4 days training with total 15 hours is given to mother. The training materials covers characteristic of early childhood children, play, and mother child interaction.
The data analysis used is a combination of qualitative and quantitative methods, using t test statistics. The mother child interaction is observed and measured using Parenting Interactions with Children Checklist of Observations Linked to Outcomes PICCOLO Roggman, et.all, 2013. The statistical result demonstrates that there is a significant difference between mother child interaction score before and after the training on four interaction's key aspects t 3.339, p 0,008 le 0,05. It means that the training on four interaction's key aspects is effectively develop interaction between mother and early childhood children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destha Andila Novyan
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara self esteem ibu dan interaksi ibu-anak usia toddler pada keluarga miskin. Self esteem ibu diukur menggunakan Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) yang telah diadaptasi oleh Sarandria (2012) dan interaksi ibu-anak diukur menggunakan Parenting Interaction with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). Penelitian ini dilakukan pada 71 pasang partisipan, yaitu ibu dan anak usia toddler yang berasal dari keluarga miskin. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik statistik Pearson Product Moment Correlation. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self esteem ibu dan interaksi ibu-anak usia toddler pada keluarga miskin (r = -0,234, p = 0,049, signifikan pada LoS 0,05). Hasil penelitian ini dapat dijadikan intervensi kepada ibu dari keluarga miskin berupa pemberian pengetahuan mengenai perkembangan anak dan cara mengasuh serta berkomunikasi yang baik kepada anak.

This study is conducted to find the relationship between mother`s self esteem and mother-toddler interaction in poverty family. Self esteem is measured using Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) which was adapted by Sarandria (2012) and mother-child interaction is measured using Parenting Interaction with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). The participant in this research are 71 pairs of mother and toddler from poverty family. Data was analyzed using Pearson Product Moment Correlation technique. The result showed that there is a significant correlation between mother`s self esteem and mother-toddler interaction in poverty family (r = -0,234, p = 0,049, significant at LoS 0,05). The result suggest an intervention for mother in poverty family like giving knowledge about children development, child rearing, and interaction with children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>