Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176368 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Matthew Alexander Setiadi
"Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan alasan dibalik peningkatan keasertifan Tiongkok terhadap kritik di bidang olahraga pada masa kepemimpinan Xi Jinping. Tiongkok sebagai negara telah memanfaatkan bidang olahraga sebagai salah satu instrumen kebijakan luar negerinya guna mencapai kepentingan negaranya. Bidang olahraga dimanfaatkan sebagai instrumen kebijakan luar negeri oleh Tiongkok melalui Ping Pong Diplomacy maupun penyelenggara Olimpiade. Akan tetapi, Tiongkok mendapatkan kritik internasional yang konstan, terutama pada isu-isu pelanggaran Hak Asasi Manusia. Pemerintahan Xi Jinping meresponsnya dengan lebih asertif melalui tidak hanya menggunakan norma internasional bahwa bidang olahraga tidak boleh dipolitisasi, tetapi juga disertai dengan aksi seperti permintaan maaf secara langsung. Untuk memahami alasan dibalik peningkatan keasertifan Tiongkok, penelitian ini menggunakan analisis kebijakan luar negeri dengan teori realisme neoklasik secara kualitatif. Penelitian ini menunjukan bahwa intensifikasi respons internasional Tiongkok ini karena adanya dorongan faktor sistemik dan faktor domestik serta pentingnya bidang olahraga bagi Tiongkok. Faktor sistemik mempengaruhi intensifikasi respons internasional Tiongkok karena adanya peningkatan rivalitas strategis Tiongkok dengan aktor internasional. Kemudian, faktor domestik ditenagai oleh kekuatan rezim pemerintahan Tiongkok dibawah kepemimpinan Xi Jinping ditenagai oleh kekhawatiran akan legitimasi Partai Komunis Cina. Terakhir, bidang olahraga menjadi sarana untuk melakukan intensifikasi respons internasional karena mampu menarik perhatian internasional dan kebanggaan bagi warga negara Tiongkok.

This thesis aims to explain China’s increasing assertiveness toward international critics of Xi Jinping’s leadership. China has utilized sports as part of its foreign policy instrument to achieve its national interest. China uses sport as a foreign policy instrument through Ping Pong Diplomacy and Olympic host. However, China gains constant criticism from international society, especially on Human Rights violations. China, under Xi Jinping’s leadership, responds more assertive by not only using the international norm that sports should not be politicized but also followed by follow-up action such as actively seeking apologies. To understand the reasoning behind the increasing assertiveness, this research uses foreign policy analysis with neo-classical realism theory and is conducted qualitatively. This research shows China’s increasing assertiveness because of systemic and domestic factors. Systemic factor influences China's assertiveness through China's increasing strategic rivalry. Furthermore, domestic factors fueled by regime insecurities on China Communist Party legitimacy. Lastly, sport becomes a platform to intensify China’s international response because of its ability to attract international attention and social pride."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nya Natalina Lukman
"Nama : Nya Natalina Lukman
Program Studi : Profesi Ners
Judul         : Penerapan Tindakan Verbal Asertif dalam Menurunkan Tanda dan Gejala Marah Pada Pasien dengan Risiko Perilaku Kekerasan Risiko perilaku kekerasan merupakan salah satu gangguan jiwa yang ditunjukkan dengan respon emosi yang timbul akibat dari kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman sehingga dapat membahayakan orang lain maupun lingkungan. Tanda dan gejala yang timbul pada Tn. I yang mengalami risiko perilaku kekerasan antara lain marah-marah, teriak-teriak, bicara kasar dengan nada suara yang tinggi, kadang mondar-mandir dan gelisah. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran hasil penerapan tindakan verbal asertif pada asuhan keperawatan klien Tn. I dengan risiko perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan yang dilakukan berupa tindakan keperawatan generalis yang berfokus pada tindakan verbal asertif. Hasil evaluasi yang diukur dengan menggunakan instrumen tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan selama 7 hari menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala dan mengalami peningkatan kemampuan pasien dalam mengekspresikan rasa marahnya secara asertif. Diharapkan tindakan verbal asertif dapat dimasukkan dalam aktivitas terjadwal klien, serta keluarga dilibatkan dalam latihan ini sehingga kemampuan pasien dalam melakukan latihan asertif dapat berkesinambungan dan lebih efektif. Kata kunci : risiko perilaku kekerasan, gangguan jiwa, verbal asertif

Name : Nya Natalina Lukman
Study Program : Nursing Profession
Title         : Application of Assertive Verbal Measures in Reducing Anger Signs and Symptoms in Patients at Risk of Violent Behavior. The risk of violent behavior is a mental disorder which is indicated by the emotional response that arises as a result of increased anxiety and is perceived as a threat so that it can harm other people and the environment. Signs and symptoms that arise in Mr. Those who are at risk of violent behavior include being angry, shouting, speaking harshly in a high tone of voice, sometimes pacing and restless. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the results of the application of assertive verbal actions in the nursing care of the client Mr. I with the risk of violent behavior. Nursing actions taken are generalist nursing actions that focus on assertive verbal actions. The results of the evaluation measured using the instrument for signs and symptoms of risk of violent behavior for 7 days showed a decrease in signs and symptoms and an increase in the patient's ability to express his anger assertively. It is hoped that assertive verbal actions can be included in the client's scheduled activities, and the family is involved in this exercise so that the patient's ability to carry out assertive exercises can be sustainable and more effective. Keywords: risk of violent behavior, mental disorders, verbal assertiveness
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dianta Raisa Fathania
"Dalam penelitian ini, sebuah alat ukur keasertifan dibuat untuk digunakan dalam konteks khusus yaitu dalam rumah kos. Alat ukur ini diadaptasi dari the Rathus Assertiveness Scale (McCormick, 1984), dan diuji kepada 142 mahasiswa psikologi di University of Queensland. Analisis statistik menunjukkan bahwa alat ukur ini memiliki reliabilitas yang cukup baik (α = .64). Kalkulasi Indeks Diskirimasi Item mengungkap bahwa pada umumnya, item-item dalam skala ini tidak terlalu tinggi angka indeksnya, namun kebanyakan item cukup baik angka indeksnya. Validitas dari alat ukur ini hanya terbukti sebagian, karena subskala Extraversion dari Eysenck Personality Questionnaire, sebagai salah satu dari skala validasi, tidak menunjukkan korelasi yang signifikan dengan skala GOOMS ini. Walaupun begitu, Rathus Assertiveness Scale dan Liebowitz Social Anxiety Scale dua-duanya berkolerasi secara positif dengan skala GOOMS. Secara keseluruhan, skala ini menunjukkan reliabilitas dan validitas yang cukup menjanjikan, dan dapat berguna dalam konteks dimana keasertifan sangat diperlukan.

In this study, a scale of Assertiveness in share-housing was created. The scale was adapted from the Rathus Assertiveness Scale (McCormick, 1984), and was tested on 142 Psychology students at the University of Queensland. Statistical analyses revealed that the scale had an acceptable level of reliability (α = .64). Calculations of Item Discrimination Indices also revealed that on average, items were not very high in terms of their indices, but
most obtained sufficient figures. The validity of this scale was also only partially established, as the Extraversion subscale of the Eysenck Personality Questionnaire, as one of the three validating scales, did not show significant correlation with the GOOMS scale. However, the Rathus Assertiveness Scale and the Liebowitz Social Anxiety Scale were significantly positively correlated with GOOMS. Overall, this scale showed promising direction towards good reliability and validity, and could be useful for certain contexts where assertiveness
might be socially required in a community.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dinarwiyata
"[ABSTRAK
Skizophrenia paranoid memperlihatkan tanda dan gejala perilaku kekerasan yang berisiko cedera bagi klien dan lingkungan Tujuan Karya Ilmiah ini untuk mengetahui pengaruh terapi generalis latihan asertif psikoedukasi keluarga terhadap tanda dan gejala kemampuan klien keluarga Metode yang digunakan deskriptif analitik dengan memberikan terapi generalis latihan asertif pada 20 klien dan selanjutnya pada 7 klien diberikan psikoedukasi pada keluarga Pemberian terapi generalis latihan asertif pada 13 klien menunjukkan penurunan tanda gejala peningkatan kemampuan klien Pemberian terapi generalis latihan asertif psikoedukasi keluarga pada 7 klien dan keluarganya menunjukkan penurunan tanda dan gejala peningkatan kemampuan yang lebih besar daripada pemberian terapi generalis latihan asertif Direkomendasikan kombinasi terapi generalis latihan asertif psikoedukasi keluarga pada klien Risiko perilaku kekerasan ABSTRACT Skizophrenia paranoid shows signs symptoms of aggressive behavior are at risk of injury for the client the environment The purpose of this scientific masterpiece to know influence of generalist therapy assertiveness training family psychoeducation against the mark the symptoms the capabilities of the client family Analitic descriptive method used by providing a generalist therapy assertiveness training on 20 asertif the client and client 39 s given on 7 psikoeducation in the family Generalist therapy assertiveness training on 13 clients shows a decrease in signs and symptoms increased the ability of the client Generalist therapy assertiveness training family psychoeducation in 7 clients and family shows a decrease in signs symptoms and improved skills an increase greater than on the giving of generalist therapy assertiveness training family psychoeducation Recommended combination generalist therapy assertiveness training family psychoeducation on the client 39 s risk of aggressive behavior ;Skizophrenia paranoid shows signs symptoms of aggressive behavior are at risk of injury for the client the environment The purpose of this scientific masterpiece to know influence of generalist therapy assertiveness training family psychoeducation against the mark the symptoms the capabilities of the client family Analitic descriptive method used by providing a generalist therapy assertiveness training on 20 asertif the client and client 39 s given on 7 psikoeducation in the family Generalist therapy assertiveness training on 13 clients shows a decrease in signs and symptoms increased the ability of the client Generalist therapy assertiveness training family psychoeducation in 7 clients and family shows a decrease in signs symptoms and improved skills an increase greater than on the giving of generalist therapy assertiveness training family psychoeducation Recommended combination generalist therapy assertiveness training family psychoeducation on the client 39 s risk of aggressive behavior ;Skizophrenia paranoid shows signs symptoms of aggressive behavior are at risk of injury for the client the environment The purpose of this scientific masterpiece to know influence of generalist therapy assertiveness training family psychoeducation against the mark the symptoms the capabilities of the client family Analitic descriptive method used by providing a generalist therapy assertiveness training on 20 asertif the client and client 39 s given on 7 psikoeducation in the family Generalist therapy assertiveness training on 13 clients shows a decrease in signs and symptoms increased the ability of the client Generalist therapy assertiveness training family psychoeducation in 7 clients and family shows a decrease in signs symptoms and improved skills an increase greater than on the giving of generalist therapy assertiveness training family psychoeducation Recommended combination generalist therapy assertiveness training family psychoeducation on the client 39 s risk of aggressive behavior ;Skizophrenia paranoid shows signs symptoms of aggressive behavior are at risk of injury for the client the environment The purpose of this scientific masterpiece to know influence of generalist therapy assertiveness training family psychoeducation against the mark the symptoms the capabilities of the client family Analitic descriptive method used by providing a generalist therapy assertiveness training on 20 asertif the client and client 39 s given on 7 psikoeducation in the family Generalist therapy assertiveness training on 13 clients shows a decrease in signs and symptoms increased the ability of the client Generalist therapy assertiveness training family psychoeducation in 7 clients and family shows a decrease in signs symptoms and improved skills an increase greater than on the giving of generalist therapy assertiveness training family psychoeducation Recommended combination generalist therapy assertiveness training family psychoeducation on the client 39 s risk of aggressive behavior , Skizophrenia paranoid shows signs symptoms of aggressive behavior are at risk of injury for the client the environment The purpose of this scientific masterpiece to know influence of generalist therapy assertiveness training family psychoeducation against the mark the symptoms the capabilities of the client family Analitic descriptive method used by providing a generalist therapy assertiveness training on 20 asertif the client and client 39 s given on 7 psikoeducation in the family Generalist therapy assertiveness training on 13 clients shows a decrease in signs and symptoms increased the ability of the client Generalist therapy assertiveness training family psychoeducation in 7 clients and family shows a decrease in signs symptoms and improved skills an increase greater than on the giving of generalist therapy assertiveness training family psychoeducation Recommended combination generalist therapy assertiveness training family psychoeducation on the client 39 s risk of aggressive behavior ]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reta Dwi Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan sikap asertif pada siswa SMAN 74 Jakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasi yang diambil secara cross sectional. Studi dilakukan di SMAN 74 Jakarta dengan kriteria inklusi adalah siswa yang tinggal bersama orang tua, terdaftar di SMAN 74 Jakarta serta bersedia menjadi responden.
Hasil studi menunjukkan adanya hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan sikap asertif dengan p value yang didapatkan adalah 0.000 dan odds ratio adalah 6,026. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 67,4% responden yang memiliki pola komunikasi fungsional ternyata memiliki sikap asertif. Penelitian ini merekomendasikan penerapan pola komunikasi keluarga fungsional untuk mengembangkan sikap asertif pada remaja agar dapat menghindari diri dari perilaku negatif dalam pergaulan.

The aim of this study was to identify the relationship between communication pattern in the family and assertiveness in SMAN 74 Jakarta's pupils. This study used descriptive correlation method with cross sectional approach. The study took places in SMAN 74 Jakarta with the inclusion were the pupils who listed in the SMAN 74 Jakarta, lived with parents, and voluntary agree to participated in the study.
The result shows that there are relationship between communication pattern in the family and assertiveness. Studies find that 67.4% pupils who are using functional communication in their family are assertive. The studies recommend the application of functional communication pattern in the family to develop assertiveness among adolescent to protect themselves from negative behaviors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5645
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Malfasari
"Tahap perkembangan anak usia sekolah jika tidak tercapai akan menimbulkan perilaku yang menyimpang. Karya ilmiah ini bertujuan melihat efektifitas terapi kelompok terapeutik (TKT) dan latihan asertif terhadap perkembangan dan kemampuan asertif anak usia sekolah dengan pendekatan model hubungan interpesonal Peplau di kota Bogor. Karya ilmiah ini dilakukan di masyarakat dalam program Community Mental Health nursing (CMHN). Pemberian TKT dapat meningkatkan kemampuan anak secara motorik, kognitif, bahasa, moral, spiritual, emosi, kepribadian dan psikososial dan kemampuan asertif anak. Penambahan latihan asertif setelah TKT dapat meningkatkan aspek emosi anak dan beberapa komponen aspek yang terkait emosi dan kemampuan asertif anak. Peplau membantu memudahkan asuhan keperawatan mulai proses pengkajian hingga evaluasiPerawat CMHN dapat menerapakan terapi ini dengan mengikutsertakan keluarga dan kader kesehatan jiwa. Terapi ini bisa diterapkan di sekolah dalam program Usaha Kesehatan Jiwa di Sekolah untuk mencegah penyimpangan perilaku anak.

Lack of behaviour will be occur when school age children can not achive their development. The purpose of this study was to see effectivity of TKT and AT to school age development and assertiveness ability. This study included to CMHN program. TKT increased motoric, cognitive, language, emotional, personality, moral, spiritual and psychososial ability and also assertive ability. After the School age children was given AT, the emotional ability and some of emotional aspect increased and also assertive ability. Peplau helped to do nursing procces in easy way to children using interpersonal relationship. This therapy can be use in community and school."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuniek Setyo Wardani
"Peningkatan masalah dalam rumah tangga dengan kurangnya pemecahan masalah yang baik memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, baik pada usia pernikahan muda maupun tua. Tujuan penelitian ini melihat pengaruh assertive training therapy (ATT) terhadap kemampuan asertif dan persepsi istri terhadap risiko kekerasan dalam rumah tangga suami. Desain penelitian Quasi Experimental Pre-Post Test With Control Group, dengan sampel 60 orang istri dengan resiko kekerasan dalam rumah tangga. Hasil menunjukkan ATT berpengaruh meningkatkan kemampuan asertif istri sebesar 86,9% dan persepsi istri terhadap risiko kekerasan menurun 71,3%. Istri yang diberi ATT mempunyai kemampuan asertif meningkat secara bermakna dan persepsi istri terhadap risiko kekerasan dalam rumah tangga suami lebih rendah dibandingkan yang tidak diberikan ATT. Assertive Training Therapy direkomendasikan untuk istri dengan resiko kekerasan dalam rumah tangga.

Increase in domestic problems with a lack of good problem solving trigger domestic violence, both young and old age marriage. Purpose of the study was to discover the effect of assertive training therapy (ATT) to assertive ability and wives perception to husband with risk of domestic violence. The study’s design was Quasi Experimental Pre-Post TestWith Control Group, with 60 wives with the risk of domestic violence. Result showed that the ATT effect increases the ability of assertive wife of 86,9% and the wife’s perception of the risk of domestic violence by husbands were decreased 71.3%. ATT has a wife who is given a Assertive skills increased significantly and the wife’s perception of the risk of domestic violence is lower than the husband who is not given ATT. Therapy Training assertive recommended to his wife with the risk of domestic violence."
Depok: Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Isdar Andre Marwan
"
ABSTRAK
Kebahagiaan adalah sesuatu yang didambakan manusia sejak zaman
dahulu kala. Banyak cabang ilmu yang mempelajari kebahagiaan, salah satunya
adalah psikologi. Para ahli psikologi lalu menggunakan konstruk kesejahteraan
subyektif (subjective well-being), karena istilah kebahagiaan memiliki makna
yang rancu.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara perilaku asertif, pengaruh perbedaan budaya,
penghasilan, dukungan sosial, tujuan pribadi, aktivitas, kepribadian, kognisi, dan
kejadian-kejadian yang dialami seorang dalam hidup dengan kesejahteraan
subyektif (Diener, 1996; Alberti & Emmons, 1995; Zika & Chamberlain, 1987).
Pengaruh perbedaan budaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
idiosentrisme, karena obyek penelitian ini adalah individu. Perilaku asertif
membuat seseorang mampu mengekspresikan diri sekaligus menghormati hak-hak
orang lain. Hal ini meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain,
meningkatkan self-esteem, mengurangi kecemasan dan mengurangi tingkat
depresi. Idiosentrisme berhubungan dengan kesejahteraan subyektif karena orang
yang idiosentris punya kebebasan untuk menetapkan tujuan dan tingkah lakunya
sendiri. Idiosentrisme juga berhubungan dengan self-esteem yang berkaitan erat
dengan kesejahteraan subyektif.
Penelitian-penelitian mengenai hubungan antara perilaku asertif dan
kesejahteraan subyektif masih sangat jarang dilakukan, demikian pula dengan
idiosentrisme. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara
perilaku asertif dan idiosentrisme dengan kesejahteraan subyektif. Apalagi
penelitian-penelitian yang selama ini dilakukan lebih banyak dilakukan dalam
budaya yang individualis, masih sangat jarang dilakukan di Indonesia yang
memiliki budaya yang kolektif dan kekhasan tersendiri.
Budaya Indonesia terlalu luas untuk dibicarakan, maka peneliti memilih
budaya Jawa dan budaya Batak sebagai kelompok budaya yang menjadi obyek
penelitian ini. Kedua kelompok budaya ini djpilih karena hasil penelitian Najelaa
(1996) menunjukkan budaya Batak dipersepsikan sebagai budaya yang paling
asertif sedangkan budaya Jawa sebagai budaya yang paling tidak asertif.

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara
perilaku asertif dan idiosentrisme dengan kesejahteraan subyektif pada orang
Jawa dan orang Batak. Penelitian ini bertujuan pula untuk melihat sumbangan
perilaku asertif dan idiosentrisme terhadap kesejahteraan subyektif orang Jawa
dan orang Barak.
Berkaitan denga tujuan di atas, maka penelitian ini melibatkan 277
mahasiswa dari perguruan tinggi dan swasta yang ada di Jabotabek. Kepada
mereka diberikan beberapa alat ukur, yang masing-masing mengukur : kepuasan
hidup, afek menyenangkan dan afek tidak menyenangkan, perilaku asertif dan
idiosentrisme. Hubungan antara perilaku asertif dan idiosentrisme secara
bersama-sama terhadap kesejahteraan subyektif orang Jawa dan orang Batak
diukur dengan mengontrol variabel-variabel yang mungkin berpengaruh dengan
kontrol statistik. Sumbangan masing-masing faktor tersebut terhadap
kesejahteraan subyektif diperoleh dengan menggunakan analisis regresi majemuk.
Penelitian ini membuktikan adanya hubungan antara perilaku asertif dan
idiosentrisme secara bersama-sama terhadap kesejahteraan subyektif baik pada
orang Jawa maupun orang Batak. Perilaku asertif memiliki sumbangan positif
yang bermakna tarhadap kesejahteraan subyektif baik pada orang Jawa maupun
orang Batak. Variabel idiosentrisme memiliki sumbangan negatif yang bermakna
terhadap kesejahteraan subyektif orang Batak, sedangkan pada orang Jawa,
sumbangan variabel ini tidak bermakna. Variabel pengeluaran setiap bulan
memberikan sumbangan positif yang bermakna terhadap kesejahteraan subyektif
orang Batak. Temuan ini sejalan dengan sumbangan negatif yang bermakna dari
variabel jumlah saudara terhadap kesejahteraan subyektif orang Batak.
Hasil tambahan dari penelitian ini menunjukkan bahwa orang Batak lebih
asertif dibandingkan orang Jawa. Hasil lain adalah budaya Jawa lebih cenderung
mengarah ke arah kolektivisme vertikal dibanding budaya Batak. Didapati pula
hasil yang menunjukkan bahwa perilaku asertif dihambat oleh budaya yang
mengarah pada kolektivisme vertikal dan cenderung muncul dalam budaya yang
individualisme horizontal.
Penelitian Ianjutan kiranya dapat dilakukan dengan menggunakan alat
ukur yang lebih baik untuk masing-masing variabel penelitian ini. Topiknya dapat
diperluas dengan hal-hal Iain seperti dukungan sosial dan self-esteem, yang
diharapkan dapat lebih menjelaskan perbedaan budaya individualis dan budaya
kolektif. Sampelnya pun dapat diperluas, bukan hanya usia dewasa muda dan
bukan hanya mahasiswa yang tinggal di Jakarta. Dengan demikian dapat
diperoleh masukan yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan subyektif
masyarakat Indonesia.
"
1997
S2553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Aini
"Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran pengaruh assertive training therapy terhadap kemampuan asertif dan risiko kekerasan dalam rumah tangga suami. Desain penelitian "Quasi Experiment Pre-Post Test With Control Group". Sampel penelitian ini berjumlah 60 orang, 30 orang diberikan assertive training therapy dan 30 orang hanya diberikan terapi generalis.
Hasil penelitian didapatkan pengaruh terapi asertif training terhadap kemampuan asertif suami sebesar 67,4% dengan peningkatan yang bermakna p-value < 0,05. Sedangkan perilaku risiko kekerasan dalam rumah tangga mengalami penurunan sebesar 29,6 % dengan penurunan yang bermakna p-value < 0,05. Assertive training therapy direkomendasikan diberikan pada suami dengan risiko kekerasan dalam rumah tangga.

The objective of this study is to describe the influence of assertive training therapy to the ability of assertiveness and husbands with risk of domestic violence. Research design using "Quasi Experiment Pre-Post Test With Control Group". The respondents of this study consists 60 respondents, 30 respondents were given assertive training therapy, 30 respondents given only generalist therapy.
The results of this study shows the effect of assertive training therapy to husband's assertiveness ability of 67,4% with significant improvement (p-value < 0,05). While the risk of domestic violent decreased by 29,6% with significant reductions (p-value < 0,05). Assertive training therapy recommended for husbands with domestic violence risk.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuniek Setyo Wardani
"Tujuan penelitian memperoleh gambaran pengaruh assertive training therapy (ATT) terhadap kemampuan asertif dan persepsi istri terhadap risiko kekerasan dalam rumah tangga suami. Desain penelitian "Quasi Experimental Pre-Post Test With Control Group". Sampel penelitian ini berjumlah 60 orang istri dengan resiko kekerasan dalam rumah tangga, 30 orang diberikan assertive training therapy dan 30 orang mendapatkan terapi generalis.
Hasil penelitian didapatkan bahwa ATT berpengaruh meningkatkan kemampuan asertif istri secara bermakna sebesar 86,9% dan persepsi istri terhadap risiko kekerasan dalam rumah tangga suami menurun secara bermakna sebesar 71,3%. Istri yang diberi ATT mempunyai kemampuan asertif yang meningkat secara bermakna dan persepsi istri terhadap risiko kekerasan dalam rumah tangga suami lebih rendah dibandingkan yang tidak diberikan ATT. Assertive Training Therapy direkomendasikan untuk istri dengan resiko kekerasan dalam rumah tangga.

Purpose of the study was to discover the effect of assertive training therapy (ATT) to assertive ability and wive perception to husband with risk of domestic violence. The study's design was Quasi Experimental Pre-Post Test With Control Group. Sample of the study is 60 wives with the risk of domestic violence, 30 people were given assertive training therapy and 30 people get a generalist therapy.
Result showed that the ATT effect increases significantly the wife assertive ability of 86.9% and the wife's perception of the risk of domestic violence by husbands were significantly decreased 71.3%. ATT has a wife who is given a Assertive skills increased significantly and the wife's perception of the risk of domestic violence is lower than the husband who is not given ATT. Therapy Training assertive recommended to his wife with the risk of domestic violence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>