Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156131 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alma Rizkia Shania Muhamad
"Ketahanan pangan merupakan kondisi ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi ke pangan yang cukup, aman, dan bergizi yang memenuhi preferensi makanan dan kebutuhan makanan untuk hidup yang aktif dan sehat. Munculnya pandemi COVID-19 merupakan ancaman bagi ketahanan pangan rumah tangga karena kebijakan pembatasan sosial, penurunan pendapatan dan kehilangan pekerjaaan yang dapat mempengaruhi daya beli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 di DKI Jakarta Tahun 2020. Penelitian cross-sectional ini menggunakan data sekunder dari penelitian yang berjudul “Situasi Ketahanan Pangan Keluarga dan Coping Mechanism dalam Kondisi Pandemi COVID-19 di Wilayah Urban dan Semi Urban Tahun 2020”. Sampel penelitian ini adalah 258 rumah tangga di DKI Jakarta. Analisis data univariat dan bivariat berupa uji Chi Square dan uji Regresi Logistik Ganda dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan 68.2% rumah tangga di DKI Jakarta mengalami rawan pangan. Hasil analisis bivariat menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan suami, pendapatan istri, pendidikan suami, pendidikan istri dan jumlah orang berpendidikan tinggi dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19. Faktor dominan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 di DKI Jakarta tahun 2020 adalah pendapatan suami (OR = 3,688) setelah dikontrol oleh variabel pendapatan istri selama pandemi dan pendidikan istri sebagai variabel perancu.

Food security is a condition when all people, at all times, have physical, social and economic access to sufficient, safe and nutritious food that meets food preferences and dietary needs for an active and healthy life. The emergence of the COVID-19 pandemic is a threat to household food security due to social restriction policies, declining in incomes and job losses that can affect purchasing power. This study aimed to determine the dominant factors of household food security during the COVID-19 pandemic in DKI Jakarta 2020. This cross-sectional study used secondary data from research entitled Situation of Family Food Security and Coping Mechanisms in COVID-19 Pandemic Situation in Urban and Semi-Urban Areas. The sample of this study was 258 households in DKI Jakarta. Data were analyzed using chi-square test and binary logistic regression. This research revealed that 68,2% of households experienced food insecure. The result of bivariate analysis revealed that husband’s income, wife’s income, husband’s education, wife’s education and number of high educated people had significant relationship to household food security during COVID-19 pandemic. Dominant factor of household food security during COVID-19 pandemic in DKI Jakarta in 2020 was husband’s income (OR = 3,688) after being controlled by wife’s income during pandemic and wife’s education as confounding variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Nisa
"Ketahanan pangan adalah kondisi ketika semua orang dapat mengakses makanan yang aman dan bergizi guna hidup aktif dan sehat. Pandemi COVID-19 mengganggu ketahanan pangan oleh karena dampak buruknya terhadap sosial ekonomi, yang menyebabkan kerawanan pangan. Kondisi rawan pangan berkaitan dengan buruknya kualitas konsumsi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 dan kaitannya terhadap kebiasaan konsumsi siswa SMAN 1 dan SMAN 2 Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional ini menggunakan data sekunder. Sampel penelitian ini adalah 207 siswa SMA (berusia 14-17 tahun) beserta ibunya. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 51,2% rumah tangga mengalami rawan pangan. Hasil analisis statistik menunjukkan pekerjaan ayah sebagai non-PNS (OR = 4,115), pendapatan orang tua per bulan saat pandemi COVID-19 kurang dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) (OR = 4,115), pendidikan ayah dan pendidikan ibu kurang dari atau sama dengan tamat SMP (OR = 1,739 dan 1,843) berhubungan signifikan dengan kerawanan pangan rumah tangga. Penelitian ini juga menemukan hubungan yang bermakna antara kerawanan pangan rumah tangga dengan kebiasaan tidak sering mengonsumsi sumber protein hewani (OR = 2,569), susu dan produk olahannya (OR = 7,098), serta fast food (OR = 0,562) pada siswa. Program ketahanan pangan sebaiknya difokuskan kepada sasaran rentan, yakni rumah tangga dengan ayah dan ibu berpendidikan rendah serta memiliki pendapatan di bawah UMK. Rumah tangga rawan pangan direkomendasikan untuk melakukan upaya ternak ayam dan ikan sebagai sumber konsumsi protein hewani. Dinas Ketahanan Pangan dapat bekerja sama dengan Dinas Peternakan untuk mengembangkan industri peternakan sapi perah guna meningkatkan produksi susu.

Food security is a condition when everyone can access safe and nutritious food for an active and healthy life. The COVID-19 pandemic disrupts food security due to its adverse socio-economic impact, which causes food insecurity. Food insecurity is related to poor diet quality. This study aims to determine the factors related to household food security during the COVID-19 pandemic and its relation to the consumption habits among students at SMAN 1 and SMAN 2 Liwa, West Lampung Regency, Lampung Province. This quantitative research with a cross-sectional design uses secondary data. The sample of this study was 207 high school students (aged 14-17 years) and their mothers. Data analysis was univariate and bivariate using the chi-square test. The results showed 51,2% of households experienced food insecurity. The results of statistical analysis showed that the father's occupation as a non-civil servant (OR = 4,115), the parent's monthly income during the COVID-19 pandemic was less than the District Minimum Wage (UMK) (OR = 4,115), father's education and mother's education was less than or equal to junior high school (OR = 1.739 and 1.843) had a significant relationship to household food insecurity. This study also found that household food insecurity was significantly related to the habit of not frequently consuming animal protein sources (OR = 2.569), milk and its processed products (OR = 7.098), and fast food (OR = 0.562) in students. Food security programs should be focused on vulnerable targets, namely households with fathers and mothers with low education and income below the UMK. It is recommended to raise chicken and fish as a source of animal protein consumption for food insecurity households. The Food Security Agency can collaborate with the Animal Husbandry Agency to develop the dairy cows industry to increase milk production."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizna Notarianti
"Ketahanan pangan rumah tangga menjadi salah satu faktor dalam pemenuhan gizi dan konsumsi rumah tangga. Pandemi Covid-19 mengakibatkan semakin terbatasnya akses pangan bagi rumah tangga, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan pangan. Guna menanggulangi kerawanan pangan, rumah tangga melakukan food coping strategy. Penelitian di pemukiman kumuh di Depok menunjukkan sebanyak 51,3% rumah tangga memiliki skor food coping strategy tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran food coping strategy dan faktor-faktor yang berhubungan dengan food coping strategy pada rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari Studi Ketahanan Pangan Keluarga dalam Kondisi Pandemi Covid-19 di Wilayah Urban dan Semi Urban Tahun 2020. Responden berjumlah 259 rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan kepala rumah tangga, pendidikan pasangan, pendapatan rumah tangga, status menerima bantuan pemerintah dan ketahanan pangan rumah tangga dengan penggunaan food coping strategy. Faktor yang paling dominan terhadap food coping strategy adalah rumah tangga rawan pangan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dilakukan edukasi kepada masyarakat tentang diversifikasi pangan dan promosi potensi pangan lokal agar tercapainya ketahanan pangan rumah tangga

Household food security is one of the factors in the fulfilment of nutrition and household consumption. The Covid-19 pandemic has resulted in increasingly limited access to food for households, thus potentially causing food insecurity. To overcome food insecurity, households adopt a food coping strategy. Research in slums area in Depok shows that 51.3% of households have a high food coping strategy score. This study aims to determine the food coping strategy and the factors associated with the food coping strategy in the household. This study is a cross-sectional study using secondary data from the Study of Family Food Security in the Conditions of the Covid-19 Pandemic in Urban and Semi-Urban Areas in 2020. This study is a cross-sectional study with a sample of 259 households. The results showed that there was relationship between occupation of household head, spouse education, household income, status of receiving government assistance and household food security with food coping strategy. The dominant factor in food coping strategy is household food security. From the results of this study, it is hoped that education about food diversification and promotion of local food potential can be carried out to achieve household food security."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitty Noorillah
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Dengan adanya penyebaran virus Covid-19 ini Indonesia menerapkan beberapa kebijakan dan peraturan yang bertujuan untuk pencegahan persebaran virus Covid-19. Salah satu kebijakan yang diterapkan di Indonesia salah satunya kebijakan yang mengatur tentang perjalanan internasional dan pelaksanaan karantina bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri. Pada tesis ini akan membahas tentang ancaman penyalahgunaan kebijakan karantina pelaku perjalanan luar negeri dan strategi dalam mencegah potensi penyalahgunaan kebijakan karantina tersebut di Indonesia. Latar belakang masalah yang mendasari penelitian ini adalah adanya perubahan kebijakan karantina pelaku perjalanan luar negeri yang berlaku secara dinamis dan cepat di negara Indonesia sepanjang tahun 2020 sampai dengan 2022. Adanya temuan beberapa pelanggaran pelaksanaan karantina yang diduga terjadi akibat oknum pelaksana karantina maupun penyelenggara karantina juga mendorong peneliti untuk mendalami permasasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan teori intelijen, teori keamanan nasional, teori strategi dan teori Human Security. Penelitian ini juga menggunakan metode pendekatan secara kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Pengumpulan data penelitian melalui wawancara dan studi pustaka. Berdasarkan hasil wawancara, ditemukan ancaman dari pelanggaran sebagai bentuk penyalahgunaan kebijakan karantina PPLN adalah meningkatnya angka positif Covid-19 di Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena belum pahamnya PPLN terhadap pentingnya pelaksanaan karantina PPLN pasca melakukan perjalanan internasional dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terkait perubahan regulasi perjalanan internasional yang mengatur terkait pelaksanaan karantina PPLN tersebut. Strategi untuk mengatasi ancaman penyalahgunaan kebijakan karantina PPLN yaitu mengoptimalisasi edukasi kepada masyarakat, menindak tegas setiap upaya pelanggaran yang dilakukan oleh oknum PPLN, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana akomodasi repatriasi, melakukan evaluasi dan pengawasan secara ketat pada pelaksanaan karantina dan membuat Standar Operasional Prosedur sebagai pedoman bagi penyelenggara karantina guna mengetahui tugas, peran dan fungsinya dengan baik dalam pelaksanaan karantina PPLN di Indonesia.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a new type of disease that has never been identified in humans before. With the spread of the Covid-19 virus, Indonesia has implemented several policies and regulations aimed at preventing the spread of the Covid-19 virus. One of the policies implemented in Indonesia is a policy that regulates international travel and the implementation of quarantine for domestic and foreign travellers. This thesis will discuss the threat of quarantine policy abuse by foreign travelers and strategies to prevent potential abuse of quarantine policy in Indonesia. The background of the problem underlying this research is the change in the quarantine policy for foreign travelers that applies dynamically and quickly in Indonesia from 2020 to 2022. The findings of several quarantine implementation violations that are suspected to have occurred due to quarantine implementers and quarantine organizers also encourage researchers to explore the problem. This study uses intelligence theory, national security theory, strategy theory and Human Security theory. This study also uses a qualitative approach using descriptive analysis. Collecting research data through interviews and literature study. Based on the interview results, it was found that the threat of violations as a form of abuse of the PPLN quarantine policy was the increase in the positive number of Covid-19 in Indonesia. This can happen because PPLN do not understand the importance of implementing PPLN quarantine after international travel and lack of socialization to the public regarding changes to international travel regulations that regulate the implementation of the PPLN quarantine. Strategies to overcome the threat of abuse of the PPLN quarantine policy include optimizing education for the public, taking firm action against any attempted violations committed by PPLN elements, improving the quality of repatriation accommodation facilities and infrastructure, evaluating and strictly supervising the implementation of quarantine and establishing Standard Operating Procedures as a guideline for Quarantine organizers to know their duties, roles and functions well in implementing PPLN quarantine in Indonesia."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Juliandari
"

Coronavirus Disease (COVID-19) merupakan penyakit pernafasan dengan tingkat penyebaran tinggi yang dapat menular dari orang ke orang. COVID-19 menginfeksi lebih dari 121.000 orang di dunia dan telah dinyatakan sebagai pandemi. Mesipun telah cukup lama dinyatakan sebagai pandemi namun pemahaman terkait COVID-19 di masyarakat masih belum menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, persepsi, dan perilaku masyarakat pada pandemi COVID-19 di Kota Depok tahun 2020. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini diikuti oleh 226 responden, dengan proporsi responden perempuan 69,9% dan laki-laki 30,1%. Hasil penelitian menunjukan proporsi pengetahuan responden yang baik 89,4%, proporsi persepsi positif 89,4%, dan proporsi perilaku kebersihan diri yang baik 69%. Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan (p=0,05, OR=4,797) dan dengan perilaku kebersihan diri (p=0,000, OR= 5,174). Terdapat hubungan usia dewasa dengan perilaku kebersihan diri (p=0,001, OR=3,750) dan jenis kelamin dengan perilaku kebersihan diri (p=0,015, OR=2,194).


Coronavirus Disease (COVID-19) is a respiratory disease with a high spread rate that can be transmitted from person to person. COVID-19 infected more than 121,000 people in the world and has been declared a pandemic. Even though it has long been declared a pandemic, knowledge and perception of COVID-19 in the community is still not comprehensive. This study aims to determine the factors associated with community knowledge, perceptions and personal hygiene behavior in the COVID-19 pandemic in Depok City in 2020. The design of this study is cross-sectional. Among 226 subjects recruited for the study, 69.9% were female and 30.1% were male. The results showed a good proportion of respondents knowledge 89.4%, a proportion of positive respondents perceptions 89.4%, and a proportion of good respondents personal hygiene behavior 69%. Bivariate analysis shows there is a relationship between education and knowledge (p= 0.05, OR =4.797) and with personal hygiene behavior (p =0,000, OR =5.174). Thereis was significant between adult group and personal hygiene behavior (p =0.001, OR = 3.750) and the gender with personal hygiene behavior (p =0.015, OR =2.194).

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Lanang Syeikha
"Coronavirus disease 2019 atau COVID-19 merupakan suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus bernama SARS-CoV-2 dan menginfeksi sistem pernapasan
manusia. Untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 selama masa pandemi,
pemerintah di berbagai negara telah menerapkan berbagai jenis modifikasi dalam
kehidupan sehari-hari, contohnya dengan menerapkan sistem lockdown. Tetapi, adanya
modifikasi gaya hidup tersebut dapat meninggalkan beberapa dampak, salah satunya
adalah konsekuensi sosial psikologis yang meliputi masalah stres psikologis. Stres
psikologis yang dirasakan oleh seseorang dapat dijelaskan oleh beberapa faktor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjelaskan
tingkat stres seseorang selama masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020, baik secara
global maupun untuk beberapa negara secara terpisah serta menganalisis karakteristik
individu di beberapa negara selama masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020.
Penelitian ini akan menggunakan data sekunder berupa data survei global yang
diselenggarakan oleh COVIDiSTRESS. Adapun metode yang digunakan untuk
menganalisis karakteristik individu di beberapa negara selama masa awal pandemi
COVID-19 tahun 2020 adalah exploratory data analysis (EDA) dan metode untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjelaskan tingkat stres seseorang selama
masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020, baik secara global maupun untuk beberapa
negara secara terpisah adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya kecenderungan perbedaan karakteristik individu di
beberapa negara selama masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020 jika dilihat
berdasarkan informasi demografi serta pengukuran psikologis berupa variabel-variabel
pertanyaan di dalam survei. Selain itu, secara global didapatkan beberapa faktor penting
yang dapat menjelaskan tingkat stres seseorang selama masa awal pandemi COVID-19
tahun 2020, contohnya seperti tingkat kesepian, usia, dan tipe kepribadian neuroticism.
Kemudian untuk beberapa negara yang diamati, mayoritas faktor penting yang dapat
menjelaskan tingkat stres seseorang selama masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020
contohnya meliputi tingkat kesepian, seberapa bervariasi sumber pemicu stres, dan usia.

Coronavirus disease 2019 or COVID-19 is an infectious disease caused by a virus called
SARS-CoV-2 and infects the human respiratory system. To control the spread of COVID-
19 during the pandemic, governments in various countries have implemented various
types of modifications in daily life, for example by implementing a lockdown system.
However, these lifestyle modifications can leave several impacts, one of which is socio-
psychological consequences which include psychological stress problems. The
psychological stress felt by a person can be explained by several factors. This study aims
to identify factors that can explain a person's stress level during the early days of the
COVID-19 pandemic in 2020, both globally and for several countries separately and
analyze the characteristics of individuals in several countries during the early days of the
COVID-19 pandemic in 2020. This research will use secondary data in the form of global
survey data organized by COVIDiSTRESS. The method used to analyze the
characteristics of individuals in several countries during the early days of the COVID-19
pandemic in 2020 is exploratory data analysis (EDA) and the method to identify factors
that can explain a person's stress level during the early days of the COVID-19 pandemic
in 2020, both globally and for several countries separately is multiple regression analysis.
The results of this study show that there is a tendency for differences in individual
characteristics in several countries during the early days of the COVID-19 pandemic in
2020 when viewed based on demographic information and psychological measurements
in the form of question variables in the survey. In addition, globally, there are several
important factors that can explain a person's stress level during the initial period of the
COVID-19 pandemic in 2020, such as the level of loneliness, age, and neuroticism
personality type. Then for some countries observed, the majority of important factors that
can explain a person's stress level during the early days of the COVID-19 pandemic in
2020 include the level of loneliness, how varied the sources of stress triggers are, and age
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmakarina
"Latar Belakang: Terdapat penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara faktor interaksi sosial, yaitu jenis kelamin dan tingkat pengetahuan dengan self-perceived halitosis. Masih terdapat beberapa faktor interaksi sosial lainnya yang belum diketahui hubungannya dengan self-perceived halitosis.
Tujuan: Mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor interaksi sosial dan self-perceived halitosis pada remaja DKI Jakarta.
Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional. Self-perceived halitosis diukur melalui self-assessment halitosis menggunakan metode licking wrist dan interaksi sosial diukur menggunakan 23 pertanyaan kueioner.
Hasil: self-perceived halitosis lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan (p = 0,038, r = - 0,139). Selain itu, adanya pengalaman tidak menyenangkan mengenai bau mulut meningkatkan self-perceived halitosis (p = 0,011, r = 0,136) dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi self-perceived halitosis. Faktor interaksi sosial lainnya tidak memiliki hubungan dengan self-perceived halitosis (p>0,05).
Kesimpulan: terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin, pengalaman/persepsi sosial, dan pendidikan terhadap self-perceived halitosis.

Background: There are studies that show a relationship between social interaction factors, that is gender and level of knowledge with self-perceived halitosis. There are still several other social interaction factors in which the relationships toward self-perceived halitosis have not yet known.
Objective: To identify the relationship between social interaction factors and self-perceived halitosis toward adolescents in DKI Jakarta.
Methods: The study is using cross-sectional design. Self-perceived halitosis was measured through self-assessment of halitosis using the licking wrist method and social interaction was measured using 23 questionnaire questions.
Result: self-perceived halitosis was higher in males than females (p = 0.038, r = - 0.139). In addition, having an unpleasant experience with halitosis increases self-perceived halitosis (p = 0.011, r = 0.136) and the higher the level of education, the higher the self-perceived halitosis. Other social interaction factors have no relationship with self-perceived halitosis (p>0,05).
Conclusion: There is a relationship between gender, social experience factors, and level of education on self-perceived halitosis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiolyn Wina Putri
"Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas menghasilkan limbah padat bahan berbahaya dan beracun (B3) yang akan berdampak pada permasalahan lingkungan dan kesehatan. Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah salah satu kota yang mengalami laju pertumbuhan penduduk cukup besar dan memiliki jumlah Puskesmas terbesar kedua di Provinsi DKI Jakarta, sehingga jumlah limbah yang dihasilkan akan semakin bertambah. Dengan demikian, diperlukan pengelolaan limbah berkelanjutan yang terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah padat B3 Puskesmas di Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan menilai aspek pengelolaan limbah yang terintegrasi dan berkelanjutan dan menentukan prioritas masalah pada aspek pengelolaan limbah padat B3. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 35 Puskesmas Kelurahan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor aspek pengelolaan limbah di Puskesmas Kota Administrasi Jakarta Selatan tergolong baik, dengan nilai 79,18 dari 100. Prioritas masalah disusun berdasarkan nilai terendah yaitu dimulai dari aspek kelembagaan dengan skor 60, aspek sosial budaya dengan skor 66,29, aspek teknis dengan skor 75,36, aspek lingkungan dengan skor 94,29, dan aspek hukum dengan skor 100.
Public Health Center (PHC) is a health service facility that organizes public health and individual health efforts. Health service activities in PHC produce hazardous and toxic solid waste that will have an impact on environmental and health problems. South Jakarta City has a fairly large population growth rate and second largest number of PHC in DKI Jakarta Province so that the amount of waste generated will increase, therefore integrated sustainable waste management is needed. This study aims to determine the description of the management of toxic and solid waste in South Jakarta City PHC by assessing the waste management aspects and determining the priority problems in the aspects of hazardous and toxic solid waste management. This research is a quantitative study with a descriptive research design with a sample size of 35 Village Public Health Centers. The results of this study indicate that the score of waste management aspects in South Jakarta City PHC is classified as good, with a score of 79,18 out of 100. Priority problems are arranged based on the lowest value, starting from the institutional aspects (score 60), socio-cultural aspects (score 66,29), technical aspects (score 75,36), environmental aspects (score 94,29), and legal aspects (score 100)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfianita
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020, telah menyatakan bahwa Coronavirus Disease-19 (Covid-19) mewabah sebagai pandemi global. Pandemi ini telah memberikan dampak krisis bagi dunia kesehatan, khususnya di Indonesia sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menanggung semua biaya pengobatan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Pada kenyataannya proses pembayaran klaim memiliki beberapa kendala yang salah satunya Kementerian Kesehatan mengatakan kasus dispute rumah sakit mencapai 10,7 triliun rupiah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan desain deskriptif untuk mengetahui bagaimana implementasi sistem klaim Covid-19 di DKI Jakarta tahun 2020 yang dilihat dari variabel komunikasi, sumber daya, disposisi, struktur birokrasi serta faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keberlanjutan sistem ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya hambatan yang terjadi pada sistem klaim pasien Covid-19 yaitu karena perbedaan persepsi antar petugas dan keterbatasan sumber daya manusia sehingga berkas yang dikumpulkan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan sistem ini antara lain kepastian kebijakan, pemahaman petugas terhadap kebijakan, kelengkapan dokumen, dan kecukupan sumber daya manusia. Oleh karena itu diharapkan pemerintah dapat melakukan sosialisasi atau pelatihan saat mengeluarkan kebijakan baru terkait sistem klaim ini agar implementasinya dapat berjalan dengan baik.

At March 11th 2020, World Health Organization (WHO) has declared Coronavirus Disease-19 as global pandemic. This pandemic has given crisis impact for health world, especially Indonesia so that the government stated that they will provide all treatment cost for Covid-19 patients that are admitted to hospital. However some claims payment process are deferred due to certain issues where Ministry of health said dispute hospital cases reach IDR 10,7 trillion. Therefore, this research was conducted in qualitative with descriptive design to understand how is implementation of Jakarta’s claims payment process of Covid-19 in 2020 that was attributed with variables communication, resource, disposition, bureaucracy structure and factors that contribute system’s continuity. This research reveals that issue of claiming system was determined by different perception between each staff and limited human resources resulting document collected are not corresponding with rule. Factors that are affecting THIS system’s success rate are policy certainty, worker’s comprehension of the policy, document completion, and sufficiently human resources. Therefore, it is hoped that the government can conduct socialization or training when issuing new policies related to this claim system so that its implementation can run well."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baron Muhammad Reyhan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban berlebih, konflik keluarga, dan konflik pekerjaan-pengasuhan sebagai stressor, serta tingkat dukungan sosial terhadap tingkat depresi ibu bekerja di DKI Jakarta. Ada sejumlah studi terdahulu yang memiliki fokus kajian yang serupa dengan penelitian ini. Studi terdahulu yang peneliti temukan tidak membahas mengenai beban berlebih, konflik keluarga, dan konflik pekerjaan-pengasuhan secara sosiologis, apalagi menggunakan kerangka proses stres yang dikemukakan oleh Pearlin. Studi terdahulu juga tidak membahas mengenai tingkat depresi dengan subjek penelitian berupa ibu bekerja dengan anak yang relatif belum bisa hidup mandiri, yakni anak berusia balita atau bersekolah di tingkat SD, SMP atau SMA. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengisi keterbatasan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penarikan sampel yaitu non-probability sampling, tepatnya purposive sampling. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner online. Peneliti juga melakukan pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam sebagai data tambahan. Berdasarkan hasil temuan data, dapat disimpulkan bahwa beban berlebih dan konflik pekerjaan-pengasuhan memiliki hubungan terhadap tingkat depresi pada ibu bekerja, sedangkan konflik keluarga dan dukungan sosial tidak memiliki hubungan terhadap tingkat depresi pada ibu bekerja.

This study aims to examine the influence of overload, family conflict, and job-caregiving conflict as stressors, as well as social support, on working mothers’ depression in DKI Jakarta. There are several past studies that have examined similar subjects. However, past studies did not apply Pearlin’s stress process model to explain the influence of overload, family conflict, and job-caregiving conflict, and social support on working mothers’ depression. Past studies also did not elaborate said factors on a specific criterion of working mothers, that is, working mothers with children in high school age or younger. Therefore, this study aims to fill that gap. This study used quantitative research methods, with purposive sampling as part of non-probability sampling method. To collect data, this study primarily utilized online survey, and as for supporting data, this study conducted online interviews with selected respondents. Based on the findings, it can be concluded that overload and job-caregiving conflict positively correlated to depression on working mothers, while family conflict and social support did not."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>