Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London : Routledge, 1998
070.1 MED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1998
302.23 RIT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Moh Khusen
"Wacana tentang slametan dalam masyarakat Muslim Surinam keturunan Jawa di Belanda sesungguhnya, di satu sisi, merepresentasikan sebuah pertarungan identitas kultural keagamaan di antara mereka dan, di sisi lain, menunjukkan sebuah hubungan yang kompleks antara Islam ‘resmi’ dengan tradisi Jawa. Tulisan ini membuktikan bahwa praktek slametan dalam masyarakat Muslim Surinam keturunan Jawa di Belanda ternyata hampir tidak mengalami perubahan. Perubahan yang ada hanya berkaitan dengan aksesoris upacara sebagai akibat dari penyesuaian terhadap kondisi geografis dan iklim setempat. Hal ini tidak ada artinya dibandingkan dengan antusiasme yang sangat besar --khususnya bagi kelompok masyarakat Muslim Kejawen untuk melestarikan semua warisan budaya dari pendahulu mereka yang adalah orang Jawa. Tulisan ini pada akhirnya menunjukkan adanya pertarungan identitas antara kelompok Muslim Kejawen yang bangga dengan “agama jawa”-nya dan kelompok moderat dan reformis yang ingin menjadi Muslim yang sebenarnya."
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005
297 JAMI 43:2 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Morris, Meghan
London: Sage, 2006
302.23 MOR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lala Siti Sahara
"[ABSTRAK
Tesis ini memfokuskan diri pada bagaimana penegasan identitas diri komunitas lokal Sentani yang dieskpresikan di dalam ritual pembayaran harta kepala pada festival danau Sentani.
Para pelaku komunitas lokal Sentani menggunakan ritual dalam rangka menegosiasikan dan menyiasati penegasan kembali identitas diri mereka dan komunitasnya dalam menghadapi pelaku dan kelompok lain.
Ritual pembayaran harta kepala dalam festival danau Sentani mengalami beberapa perubahan dibandingkan ritual pembayaran harta kepala yang dilakukan di luar festival, karena para pelaku komunitas Sentani berhadapan dengan kekuatan dari luar diri mereka, seperti negara dan pasar global, sehingga mereka harus menegosiasikan, menyiasati dan menegaskan ekspresi identitas diri mereka sesuai dengan peluang yang ada.
Kepentingan pasar lebih berperan dominan atas kepentingan kelompok lokal Sentani. Pasar memiliki kemampuan mendikte atau menentukan unsur-unsur prosesi ritual yang harus melakukan penyesuaian dengan kepentingan pasar yang lebih luas.

ABSTRACT
This thesis is focused on the personal identity affirmation of local community Sentani, which expressed in the ritual of head rendering on Sentani lake festival.
The doer of community local are using the ritual in order to negotiate and to deal with the reaffirmation of their personal identity and their community in facing the other doer and groups.
The head rendering ritual in Sentani lake festival has been changed a lot compared to the head rendering out of festival because the doer of the ceremony have to dealing with forces outside themselves, such as countries and global markets, so they have to negotiate, deal with and affirm the expression of their personal identity according to the existing opportunities.
The interest of the markets play more dominant role of the local community Sentani. The market has the ability to dictate or the determine the elements of ritual procession which should make the adjustments to the interest of the broader market;This thesis is focused on the personal identity affirmation of local community Sentani, which expressed in the ritual of head rendering on Sentani lake festival.
The doer of community local are using the ritual in order to negotiate and to deal with the reaffirmation of their personal identity and their community in facing the other doer and groups.
The head rendering ritual in Sentani lake festival has been changed a lot compared to the head rendering out of festival because the doer of the ceremony have to dealing with forces outside themselves, such as countries and global markets, so they have to negotiate, deal with and affirm the expression of their personal identity according to the existing opportunities.
The interest of the markets play more dominant role of the local community Sentani. The market has the ability to dictate or the determine the elements of ritual procession which should make the adjustments to the interest of the broader market, This thesis is focused on the personal identity affirmation of local community Sentani, which expressed in the ritual of head rendering on Sentani lake festival.
The doer of community local are using the ritual in order to negotiate and to deal with the reaffirmation of their personal identity and their community in facing the other doer and groups.
The head rendering ritual in Sentani lake festival has been changed a lot compared to the head rendering out of festival because the doer of the ceremony have to dealing with forces outside themselves, such as countries and global markets, so they have to negotiate, deal with and affirm the expression of their personal identity according to the existing opportunities.
The interest of the markets play more dominant role of the local community Sentani. The market has the ability to dictate or the determine the elements of ritual procession which should make the adjustments to the interest of the broader market]"
2015
T42937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Nuha
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh identitas pada kota benteng pada Kremlin di Kota Moskow dan Bastille di Kota Paris. Studi berfokus pada eksistensi dan signifikansi benteng yang memperlihatkan perbedaan pada ritual dan settings pada pembangunan dan perkembangan kedua benteng dari abad pertengahan hingga sekarang. Ritual, yang diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara kultur atau simbolis, dan settings, yang diartikan sebagai latar belakang, menjadi kajian spesifik dikarenakan perannya sebagai sebuah landasan dalam pembangunan serta representasi identitas dari benteng. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh temuan bahwa benteng muncul dari kebutuhan mempertahankan kota yang dilakukan pada abad pertengahan dan eksistensinya bergantung pada signifikansinya pada identitas dari masyarakatnya. Identitas tersebut dapat diimplementasikan pada urban fabric di sekitar benteng dan simbolisme yang dibangun pada masyarakatnya. Kremlin bertahan dan fungsional hingga sekarang karena simbolismenya sebagai tempat kekuasaan dan identitas Rusia. Di sisi lain, eksistensi Bastille tidak bertahan karena identitasnya yang kental dengan absolutisme Kerajaan Perancis sehingga benteng tersebut dihancurkan pada Revolusi Perancis. Perbedaan mendasar lainnya terletak pada implementasi identitas pada urban fabric di sekitar Kremlin yang membedakan gaya arsitekturnya dengan bangunan di sekitarnya, sementara Bastille memainkan skala untuk menyimbolkan dominansi Kerajaan Perancis.

This thesis discusses the influence of identity on the fortress city on the Kremlin in Moscow and the Bastille in Paris. The study focuses on the existence and significance of these forts, which reveals the differences in rituals and settings in the construction and development of these two forts from the Middle Ages to the present. Ritual, which is defined as a series of activities carried out culturally or symbolically, and setting, which is interpreted as the background, are a set of specific studies because it has been included as the basis for the development and identity representation of the fort. Based on the results of the analysis, it was found that these forts emerged from the need to defend the city, which was carried out in the Middle Ages and their existence depended on their significance on the identity of its people. This identity can be implemented in urban structures around the fort and the symbolism that is built in the community. The Kremlin survives and is functional today because of its symbolism as a place of power and Russian identity. On the other hand, the existence of the Bastille did not last because of its strong identity with the absolutism of the French Empire, so the fortress was destroyed in the French Revolution. Another fundamental difference lies in the implementation of identity in the urban fabric around the Kremlin, which distinguishes its architectural style from the surrounding buildings, while the Bastille plays on a scale to symbolize the dominance of the French Empire."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlette Otino
"
Tulisan ini membahas implikasi dari ikatan-ikatan ritual sebagai suatu sarana kultural yang khusus untuk menjadi bagian dari masyarakat Bali. Dengan menggunakan contoh kasus suatu kelompok asal-mula (origin group) Bali Aga yang memiliki derajat tinggi, yakni Kabayan dari Wangaya Gede di Gunung Batukau, penulis berargumentasi bahwa sebagai suatu dimensi yang melengkapi atau yang menjadi alternatif dari keanggotaan dalam suatu kelompok asal-mula (origin group), subordinasi-ritual (ritual subordination) kepada para pemimpin kelompok itu menghasilkan suatu struktur hirarkhis yang bertentangan dengan ideologi egaliter yang selalu diasosiasikan dengan Bali Aga pada umumnya. Keunikan dari kelompok asal-mula Kabayan ini ialah terstrukturnya kelompok itu seputar suatu garis pusat (garis purusa). Dalam struktur itu, garis keturunan langsung dengan suatu kelompok kekerabatan berdasarkan satu garis keturunan (lineage) dari para pemimpin masa lalu yang memiliki prestige, merupakan hal yang amat penting. Keberadaan warga biasa (warga) yang melaksanakan subordinasi-ritual dalam bentuk masiwa ke garis purusa (memohon air suci yang diperlukan untuk ritualnya) merupakan kriteria yang relevan bagi keanggotaan dalam kelompok. Berdasarkan latar belakang etnografis tersebut, tulisan ini menunjukkan bahwa jauh dari kenyataan sebagai sub-kategori masyarakat Bali yang tidak memiliki penampilan hierarkhis kelompok asal-mula Bali Aga itu justru mewujudkan penampilan yang mirip dengan kelompok-kelompok bangsawan dalam masyarakat Bali umumnya. "
2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bell, Catherine M., 1953-
New York : Oxford University Press , 1992
291.38 BEL r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Fitrianur Ardifa
"Konstruksi identitas Meghan Markle sebagai seorang wanita birasial dapat digambarkan melalui pemberitaan pernikahan Kerajaan Inggris pada tahun 2018 di berbagai media Inggris dan Amerika Serikat. Keluarga Kerajaan Inggris dan juga pernikahannya selalu menjadi pusat perhatian dunia, misalnya kehadiran Lady Diana dan Kate Middleton yang menikah dengan Pangeran Charles dan Pangeran William dalam keluarga Kerajaan Inggris. Penelitian ini menganalisis bagaimana pemberitaan tersebut mencerminkan ambivalensi pemberitaan Meghan Markle dalam artikel media online sebagai perubahan yang dapat “memodernisasi” keluarga Kerajaan Inggris yang sebagian besar adalah orang berkulit putih. Penelitian ini juga berfokus pada bagaimana pemberitaan media tentang Meghan Markle cenderung menekankan pada identitas rasial dan latar belakang keluarganya. Teori rasisme modern dari Caliendo dan McIlwain (2015), dan pendekatan analisis wacana dari Brian Paltridge (2006) berfungsi sebagai kerangka kerja dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa media masih memiliki kecenderungan untuk bersikap rasis terhadap orang birasial yang memiliki keturunan campuran Afrika seperti Meghan. Selain itu, ada ambivalensi di media mengenai kehadiran Meghan. Di satu sisi Meghan dianggap dapat menghadirkan citra baru dalam keluarga Kerajaan Inggris, namun di sisi lain, identitas Meghan sebagai seorang wanita birasial dianggap tidak membawa dampak besar terhadap representasi orang birasial di media.

The construction of Meghan Markle’s identity as a biracial woman can be represented through the reports of the British Royal wedding 2018 in the U.K and U.S media. British Royal family and its wedding have always been the center of world’s attention, for example, the presence of Lady Diana and Kate Middleton in the Royal Family who got married with Prince Charles and Prince William. All the media discussed in this article represent how these reports reflect ambivalence in the ways media report about Meghan Markle in the article as a ‘modernizing’ change in the mostly white British Royal family, and how media reports on Meghan Markle emphasize her racial identity and family background are the focus of this research. The theory of modern racism from Caliendo and McIlwain (2015), and Brian Paltridge’s (2006) critical discourse analysis and framing serve as the framework for this research. The research shows that some of the media still have a tendency to be racist towards biracials who have a mixed African heritage like Meghan. Furthermore, there is ambivalence in the media regarding her presence whether she may present a new image in the British Royal family or she is as a biracial woman who does not necessarily bring major impacts towards how biracial people are represented in the media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>