Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Couldry, Nick
London: Routledge, 2000
302.23 COU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nurizkitha
"Perkembangan media sosial yang semakin canggih memberikan ruang bagi setiap individu dalam menampilkan citra diri dirinya di dunia digital. Tiktok, sebuah fenomena budaya, telah mendefinisikan ulang lanskap pengaruh, memungkinkan siapa pun untuk muncul sebagai 'influencer baru' dan membentuk kembali gagasan konvensional tentang popularitas dan publik. Penelitian dilakukan melalui studi etnografi virtual dengan cara mengamati aktivitas subjek secara online, melakukan wawancara mendalam, dan pengamatan terlibat secara online. Tulisan ini meneliti fenomena tren ulasan produk Shopee di Tiktok melalui praktik yang dilakukan oleh pembuat konten dan penonton sebagai sebuah imagined community yang memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana anggotanya bekerja dalam ruang digital dan membangun nilai-nilai. Temuan mengungkapkan interaksi dinamis antara pembuat konten (influencer), penonton, dan platform Tiktok, menyoroti peran ketiganya dalam membentuk nilai dan standar. Penelitian ini mengidentifikasi tiga wawasan utama: pertama, dinamika rumit antara pengguna dan platform Tiktok dalam konstruksi nilai dan standar; kedua, penerapan praktik micro-celebrity oleh pengguna sebagai sarana untuk menyesuaikan dan menegosiasikan nilai-nilai mereka dalam komunitas; dan ketiga, eksplorasi kekuasaan yang lebih luas, termasuk pengendalian pasar dan faktor ekonomi, yang berperan dalam membentuk perilaku pengguna di platform. Tulisan ini lebih dari sekadar menjelaskan bagaimana pengguna memandang dan menafsirkan penonton mereka, menyoroti hubungan beragam antara struktur Tiktok dan pengaruh eksternal yang berdampak pada perilaku pengguna, tulisan ini menawarkan pemahaman komprehensif tentang interaksi yang rumit antara pengguna, platform digital, dan masyarakat luas.

The rapid development of social media provides space for every individual to display their image in the digital world. Tiktok, a cultural phenomenon, has redefined the landscape of influence, allowing anyone to emerge as a 'new influencer' and reshaping conventional notions of popularity and public. The research was conducted through a virtual ethnographic study by observing the subject's activities online, conducting in- depth interviews, and engaging in online observations. This article examines the trending phenomenon of Shopee product reviews on Tiktok through the practices carried out by content creators and viewers as an imagined community that provides a framework for understanding how its members work in the digital space and build values. The findings reveal dynamic interactions between content creators (influencers), audiences, and Tiktok platform, highlighting the role of all three in shaping values and standards. This research reveals three main insights: first, the complex dynamics between users and the Tiktok platform in the construction of values and standards; second, the adoption of micro- celebrities by users as a means of appropriating and negotiating their values within the community; and third, an exploration of the broader power, including market control and economic factors, that play a role in shaping user behavior on the platform. This paper goes beyond simply explaining how users perceive and interpret their audience, highlighting the diverse relationships between Tiktok's structure and external influences that impact user behavior, it offers a comprehensive understanding of the complex interactions between users, the digital platform, and society at large."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burton, Graeme
Yogyakarta: Jalasutra, 2012
302.23 BUR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Burton, Graeme
New York: McGraw-Hill, 2010
302.23 BUR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Burton, Graeme
Yogyakarta : Jalasutra, 2008
302.23 BUR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Neil Imanurachman
"Kelompok Kompas Gramedia (KG) adalah perusahaan yang kini sedang menjalankan konvergensi media dalam perusahaannya. Di dimensi teknologi, KG telah menggunakan beberapa seri teknologi digital terbaru seperti smartphone yang terkoneksi internet untuk mendukung kinerja peliputan. Konten multimedianya pun beragam seperti Harian Kompas dan kompas.com yang menyediakan berita dalam format teks, gambar, hingga video. Kepemilikan KG pun banyak memiliki beragam jenis unit usaha dari media hingga nonmedia yang pemiliknya berasal dari dalam tubuh KG tersebut. Di sisi Kolaborasi dan koordinasi, KG dapat menerapkan strategi ruang berita yang terkonvergensi dalam kinerjanya sehari-hari.
Penerapan konvergensi media di lingkungan KG tidak luput dari permasalahan. Seringkali ada karyawan yang keberatan dan kurang memahami mengenai teknologi canggih yang diharuskan untuk digunakan. Konten multimedia yang dimiliki KG pun sering mengalami permasalahan dalam peliputan di kalangan wartawannya. Dari segi kepemilikan, pemilik masing-masing unit usaha masih berselisih mengenai sistem kepemilikan yang menggunakan sistem perusahaan modern. Sisi kolaborasi dan koordinasi juga masih banyak diwarnai dengan kerasnya perdebatan para jurnalis mengenai transisi menuju konvergensi.
Makalah ini mencoba melihat bagaimana KG menginternalisasi konvergensi media ke dalam cara kerja perusahaan media tersebut sekarang ini. Dengan pendekatan dimensional dari konvergensi media, yakni konvergensi teknologi, konten multimedia, kepemilikan, kolaborasi, dan koordinasi, penulis mencoba melihat bagaimana jatuh bangunnya KG menghadapi permasalahan menuju konvergensi. Data di dapat dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan seorang petinggi KG yang kompeten akan hal ini.
Hipotesis dari makalah ini adalah KG sedang melakukan transisi besar-besaran dari desintegrasi menuju konvergensi media yang terintegrasi. Di dalamnya banyak sekali masalah yang timbul akibat dinamika perubahan sistem yang menuju konvergensi media. akan tetapi, masalah tersebut lambat laun akan memberikan pelajaran tersendiri bagi KG sehingga dapat menyesuaikan diri menyambut konvergensi media sepenuhnya yang akan disongsong pada tahun 2013.

Kompas Gramedia group is one of media company which applied media convergency over their activity. From technological dimension, Kompas Gramedia is using some of brand new digital technology like smartphone with internet connection for supporting its reporting activity. Kompas Gramedia has their own multimedia content, such as Harian Kompas, Kompas epaper, and Kompas.com that provides news in text, picture, and video. Besides of media, Kompas Gramedia has a nonmedia company too, like hotel and event organizer. In collaboration and coordination dimension, Kompas Gramedia able to apply the strategy of convergent newsroom in their daily activities.
The application of media convergence in Kompas Gramedia isn’t free of problem. Sometimes, there is a employee who can’t operate the latest technology. Multimedia content of Kompas Gramedia often got a problem in case of reporting activities. In ownership, each owner of business unit still have a conflict about using modern company system. In collaboration and coordination too, Kompas Gramedia still has a matter about transition process towards convergence phase.
This papers is trying to know how Kompas Gramedia internalize media convergence to their work method nowadays. With dimensional approach of media convergence, that is technological convergence, multimedia content, ownership, collaboration and coordination, we as a writer is trying to look further about the struggling of Kompas Gramedia face many problems towards convergence era. Data can be collected by doing a depth interview with one of influential person of Kompas Gramedia, who knows many thing about the journey of Kompas Gramedia.
A hypothesis of this papers is Kompas Gramedia now in a phase of big transition from disintegration towards media convergence with total integration. There is a lot of problem inside as effect of system changing towards media convergence. Although, those problems slowly can give a learning for Kompas Gramedia so that they can adapt themselves to perfectly applied media convergence in 2013.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yeremia Angga Sugiyanto
"Digitalisasi yang terus berkembang pesat tmengubah pola khalayak dalam menggunakan keaktifannya untuk memperoleh manfaat dari konsumsi media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika transformasi konsumsi media dari editor-mediated ke non-editor mediated dan kembali ke editor mediated. Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratification untuk melihat peran aktif khalayak untuk memperoleh manfaat dari media dalam memenuhi kebutuhannya. Adapun pendekatan dan metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode narrative psychology. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi konsumsi media oleh khalayak dapat ditentukan oleh faktor trust, yang diperoleh melalui kredibilitas yang dibangun melalui ketaatan pada etika jurnalistik yang menjamin akurasi dan proses verifikasi informasi, seperti yang dilakukan oleh Editor Mediated.

Digitalization has changed audience patterns in using their activeness to gain benefit from media consumption. This study aims to determine the dynamics of media consumption transformation from editor-mediated to non-editor-mediated and back to editor-mediated. This study uses the Uses and Gratification theory to see the audience's active role in obtaining the benefits of the media in meeting their needs. The approach and research method using a qualitative approach with the narrative psychology method. This study indicates that the media consumption preferences can be determined by the trust factor, which is obtained through the credibility built through adherence to journalistic ethics that ensures the accuracy and verification process of information, as practiced by Mediated Editors."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamad
"ABSTRAK
Pokok masalah penelitian ini adalah soal keberadaan media massa dalam benturan antar peradaban. Apakah media massa mempercepat ataukah memperlambat terjadinya clash of civilization tersebut? Sebagaimana diramalkan Samuel Huntington, dunia di masa depan akan ditandai oleh benturan-benturan antar peradaban, terutama antara Barat dan Islam. Sehubungan dengan ini, bagaimana media massa, khususnya media cetak, dari masing-masing peradaban menempatkan dirinya dalam perseteruan itu : ikut memanaskan suasana atau mencoba menciptakan iklim yang dialogis.
Aspek yang ditelaahnya adalah seputar isi berita, guna menemukan dan memahami apa yang disebut dengan gejala "retak dalam teks". Apakah cara penyajian dan pemakaian sebutan-sebutan tertentu (sebagai indicator retak teks) memiliki arti (meaning) dan maksud (purpose) tertentu pula? Bisakah gejala itu dijadikan bukti ada (terjadinya) benturan antar-peradaban.
Dengan memakai kerangka teori dan metode semiotika sosial, analisis isi terhadap berita-berita tentang empat peristiwa peradaban (kasus The Satanic Verses novel karya Salman Rushdie; peledakan tower World Trade Center di New York; pengepungan dan penyerbuan markas kelompok Branch Davidian di Waco, Texas; dan pemboman gedung Alfred Murah di Oklahoma City) oleh The Washington Post (mewakili media berperadaban Barat) dan Republika (sampel media berperadaban Timur) menunjukkan bahwa kedua harian ini secara konsisten dan koheren melakukan peretakan teks.
Dapat dirasakan dari cara kedua harian itu memilih gaya penyajian dan sebutannya, bahwa Post dan Republika selalu membuat afeksi (subjective meaning) positif tentang peradaban darimana mereka berasal. Kedua harian ini tampaknya sengaja menjadikan keempat peristiwa tersebut sebagai simbol perantara (condensational symbol) untuk membaguskan peradaban diri sendiri seraya menjelekkan peradaban lawan. Terutama Post, nyata bahwa kedua koran itu terlibat dalam praktik newspeak.
Dipandang dari konsep semantic disclosure tampak bahwa kedua harian itu pun berusaha keras untuk menciptakan mitos baik tentang peradaban dirinya sendiri dan mitos buruk mengenai peradaban orang lain, melalui penanaman makna konotatif dalam berita-berita (teks) yang disajikannya. Maka dapatlah dikatakan bahwa keduanya telah menjadi agen yang sesungguhnya (virtually agent) dari masyarakatnya. Post sebagai agen budaya Barat; Republika mewakili peradaban Timur. Saling silang di antara keduanya menunjukkan adanya (terjadinya) benturan antara kedua peradaban Barat (Kristen) dan Timur (lslam).
Sebagai bagian dari sistem media massa Barat, untuk Post peretakan teks tersebut bertujuan untuk mempertahankan supremasi Barat di dunia internasional. Sementara bagi media Timur seperti Republika langkah itu lebih tepat dikatakan sebagai upaya mengimbangi kekuatan media Barat dalam mencitrakan peradaban yang diwakilinya, Islam."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coleman, Loren
New York: Paraview Pocket Books, 2004
303.6 COL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ajar Abdillah Edi
"Sebuah kota metropolitan mensyaratkan infrastruktur transportasi yang baik, sehingga sebuah hal yang patut didukung, saat Pemprov Jakarta meluncurkan kebijakan untuk melakukan pembangunan sistern transportasi busway di Jakarta. Demi suksesnya kebijakan ini, seharusnya pemerintah kota juga mempertimbangkan suara-suara publik.
Sebab sebuah kota akan berkembang makin maju, jika kebijakan publik yang dibuat selalu sesuai kebutuhan publik, sehingga dukungan publik akan muncul. Dukungan Inilah yang membuat pembangunan kota makin baik, terintegrasi dan sesuai kebutuhan kota. Sebagai bagian dari masyarakat modern, warga kota dihidupi oleh media masa. Inilah sarana paling rill, bagaimana warga kota berinteraksi dengan para pemegang kebijakan perkotaan. Media masa pun mewujudkan dirinya sebagai penyeimbang dan pengawas bagi pembangunan kola.
Penelitian ini bermaksud melihat, sejauh mana media masa di Jakarta, menilai kebijakan busway. Lantas, bagaimana media masa memberi ruang bagi para stake holder kota, baik dari Gubernur, pejabat Pemprov DKI Jakarta, pakar, masyarakat umum, hingga pekerja dalam menilai kebijakan busway ini. Untuk analisa menggunakan analisa isi media.
Dari hasil penelitian ini ditemukan, bahwa media masa dan komentar publik di media menolak busway karena pembangunan busway koridor 1 Pemprov DKI Jakarta terkesan tidak mempersiapkan secara matang. Sehingga kondisi ini menganggu operasional, dan menimbulkan efek sosial dan lalu lintas yang cukup besar. Media mencatat, hal yang sama dilakukan kembali oleh Pemprov DKI Jakarta untuk koridor II dan III, tapi media tidak lagi menolak. Sebagian publik mendukung program busway, namun harus dikerjakan lebih profesional. Baik dari sosialisasi, implementasi, hingga evaluasi yang harus terns dilakukan.
Untuk pembangunan koridor berikutnya, disarankan agar Pemprov DKI Jakarta memperbaiki sistem sosialisasi publik dalam implementasi infrastruktur seperti pembangunan halte atau separator. Lalu, Pemprov Jakarta harus tanggap, bahwa efek-efek sosial dan rekayasa lain lintas harus bisa diprediksi dan segera dibenahi bila muncu] setelah adanya implementasi busway.
Agenda media terfokus pada masalah operasional, kemacetan, efek sosial. Dan agenda media baru yang muncul pada koridor II dan III adalah pembebasan lahan dan impelementasi Bahan Bakar Gas. Kebijakan publik busway akan makin didukung, bila Pemprov Jakarta mengembangkan sikap emansipatoris dan tanggap atas reaksi dari publik.

A metropolitan city needs good transportation infrastructure to support its growth. The city government?s plan to implement the bus priority system is designed to improve the city?s ability to support its inhabitants, and therefore deserves the people?s full support. However, in order to ensure the success of the bus priority policy, the city government needs to listen to the public?s opinion.
The city?s government needs to identify the public?s needs and wants in order to better the city, which in turn will generate more goodwill and support of its policies by the people. A publicy supported city policy will create a better city development which is integrated and adequately supports the city?s needs.
In a modern society, peoples lives are permeated by the mass media. The mass media is the most often-used way by a city?s inhabitants to address their government and control its policies. The mass media has in turn transformed itself into a watchdog for the city's development policies.
This research aims to evaluate the effects of the mass media on the busway policy implementation. It especially focuses its evaluation on how the mass media
provides the city?s stakeholders, namely the Governor, city officials, public experts and the city?s citizens, with the means to evaluate this policy. The research uses media content analysis.
The research has found that media refused busway. Media recorded Busway corridor I implementation was not well prepared by the city?s government. This has created various social and traffic problems in the city. The media noted that the city?s governments repeats its mistakes in busway corridors II and III, but media did not refused busway. The city?s public however has been found to support the policy, although they demand that it be managed more professionally, especially in the policy?s socialization, implementation and evaluation.
The research therefore proposes that in the implementation of the next busway corridors the city government improves on its public socialization methods. Which in turn will give the city?s government with adequate information to address social and traffic problems which might arise from the development of the busway system.
Media agenda watch that the problems of the busway system still focuses on the traffic and feeder buses availability. New obstacles in the development of the busway system has also arisen in the form of land purchases and implementation of Gas Fuel. The research therefore proposes that the city?s government develops a more open and inclusive policy in its busway program. It must be open to public opinion and reacts accordingly to address the demands of the city?s citizens.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>