Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jayapura: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1986/1987
306 TRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mursal Esten
Padang: Angkasa Raya, 1993
572.792 5 MUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mursal Esten
Padang: Angkasa Raya, 1993
390.095 98 MUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
303.447 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
"In this article, the author describes the history of changes among the Kamoro in Mimika. Some of the changes-due to changes in their physical, social, and cultural environment-were unexpected and surprising, so that they were not ready to cope with. Consequently, there were two prominent implications in their life: the increase of consumerism behavior, and the occurrence of more frequent conflicts among themselves. In the final part, the author examines the Kamoro relationship with outsiders, of how they categorize the latter, and with whom they used to generate conflicts. Recently, conflicts mainly occur on the problems of land dispute with outsiders, and in the competition to get the 'one million-dollars' funds from PT Freeport."
2001
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jacob Ajawaila
"The Ambonese is a community that underwent changes from time to time as a result of the influence of religion, government's policies and global culture. The changes have further implications. A considerable 'in group' solidarity of village as totality (supported by villagers and their special rights, excluding the newcomers) became segregated because of religion. Religion has taken over the traditional rites. The village as an entity of traditional laws based upon genealogy has undergone changes into a public village. The village has become multi profiled with its activities based on needs, e.g. the ceremonial needs for the benefits of traditions. Traditional institutions that strengthened social relations between villages have weakened as a result of the government's policies, and so is the traditional institutions that fulfill the needs of the traditional community."
Lengkap +
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2000
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
572.792 PAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Dharmika
"Usaha untuk melestarikan lingkungan alam dengan sebaik-baiknya ditemukan pada masyarakat desa adat Tenganan Pegringsingan, kecamatan Manggis, kabupaten Karangasem, Bali yang pernah dikenal dengan nama Republik Tenganan, dan usaha ini termuat dalam awig-awig. Awig-awig adalah suatu bentuk hukum tertulis yang memuat seperangkat kaedah-kaedah sebagai pedoman bertingkah laku dalam masyarakat dan disertai dengan sanksi-sanksi yang dilaksanakan secara tegas dan nyata. Para leluhur penduduk desa ini menyusun awig-awig pada sekitar abad ke 11, dan dibakukan dalam sebuah 'buku suci' 58 halaman yang ditulis dalam bahasa Bali. Sejumlah aturan adat yang dinyatakan dalam awig-awig tersebut dan ketaatan penduduk untuk menegakkan aturan-aturan yang bersangkutan memungkinkan sumber daya lingkungan alam tetap terpelihara. Berkat ketaatan penduduk dalam menjalankan aturan-aturan yang ada dalam awig-awig ini, penduduk desa Tenganan Pegringsingaan memperoleh penghargaan Kalpataru untuk kategori penyelamat lingkungan tahun 1989.
Awig-awig yang telah berlaku sejak abad 11 secara turun temurun dikalangan masyarakat Tenganan Pegringsingan, penulis duga telah mengalami proses perubahan. Oleh sebab itu, berbagai gejala yang berhubungan dengan keberadaan awig-awig ini ditelusuri kaitannya. Misalnya, gejala-gejala alam yang pernah terjadi, proses ekonomi, proses kontak.
Tujuan kajian ini adalah ingin menelusuri keberadaan awig-awig dan hubungannya dengan berbagai gejala yang melibatkan perilaku masyarakat desa adat Tenganan Pegringsingan. Selanjutnya tulisan ini mencoba menjawab persoalanï·“persoalan yang secara operasional dijabarkan sebagai berikut, (1) Mengapa pranata seperti awig-awig itu masih dipertahankan dan dilaksanakan oleh masyarakat desa adat Tenganan sampai sekarang? (2) Adakah perubahan-perubahan yang terjadi baik pada tingkat peraturan-peraturan dan penafsiran maupun pada tingkat perilaku masyarakat yang bersangkutan? Kalau ada, bagaimana perubahan-perubahan itu.
Dalam pengumpulan data untuk mengkaji pokok permasalahan tesis ini, penulis melakukan studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Dalam studi kepustakaan pertama-tama penulis berusaha mendapatkan teks awig-awigdesa adat Tenganan Pegringsingan dan sekaligus menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan penelitian lapangan penulis lakukan untuk mengamati dan menjelaskan gejala-gejala sosial terutama yang mencerminkan interaksi penduduk desa dengan lingkungan yang berpedoman pada awig-awig yang mereka miliki.
Temuan ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut, (1) awig-awig desa adat Tenganan Pegringsingan dengan sanksi-sanksi yang tegas dan nyata ternyata telah mampu mengatur hubungan manusia dan kesinambungan pemanfaatan sumber daya alam. (2) Kelestarian lingkungan di desa adat Tenganan Pegringsingan dapat dipertahankan sampai sekarang karena potensi sosial budaya yang mereka miliki. Potensi budaya terlihat dalam kepercayaan tentang dunia Buana Agung dan Buana Alit di mana hubungan diantara dunia ini harus selalu dijaga, kepercayaan tentang adanya penjaga hutan (Lelipi Selahan Bukit) dan adanya aturanaturan adat (awig-awig) dengan sanksi-sanksi yang tegas dan nyata. Potensi sosial terlihat pada perkembangan penduduk relatif stabil, adanya struktur pemerintahan desa yang khas dan adanya sosialisasi yang intensif tentang tradisi yang penuh dengan dinamika dan perubahan sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya. (3) Pergantian generasi dengan tantangan yang berbeda dan bervariasi, menyebabkan terjadinya pemilihan terhadap unsur-unsur tradisi sesuai dengan kepentingan tertentu. Perubahan yang terjadi pada masyarakat desa Tenganan pada dasarnya disebabkan karena kekuatan dari dalam masyarakat maupun karena kekuatan dari luar. Kekuatan dari dalam seperti, terjadinya bencana alam kesadaran, meletusnya gunung Agung, kekeringan, terjangkitnya penyakit menular, dan adanya kesadaran individu akan mutu tanaman yang berlandaskan pada pertimbangan rasional dan memungkinkan individu bertindak dan memperoleh keuntungan-keuntungan yang memuaskan, menyebabkan individu-individu yang lain dalam situasi yang sama dapat mencontoh tindakan yang terealisasi tersebut.
Perubahan yang disebabkan karena kekuatan dari luar seperti adanya kontak-kontak kebudayaan seperti misalnya, masuknya industri pariwisata ke desa ini, adanya program pendidikan sekolah, dan program penghijauan. (4) Pasal-pasal dari awig-awig yang terkait dengan lingkungan mengalami perubahan adalah, pasal 8 tentang larangan menanam beberapa tanaman dan larangan melakukan beberapa kegiatan, pasal 23 dan 37 tentang penggunaan tanah, larangan ke luar rumah selama melakukan kegiatan Metruna Nyoman, di samping itu juga terjadi penafsiran-penafsiran baru terhadap beberapa pasal dari awig-awig."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daulat
"Kabuenga adalah tradisi lisan masyarakat Kapota Kabupaten Wakatobi. Tradisi kabuenga menggabungkan unsur nyanyian, tarian, dan nasehat pada saat pertunjukannya. Dalam perkembangannya, tradisi ini mengalami perubahan sesuai dengan perubahan sosial masyarakatnya. Kebertahanan kabuenga merupakan hasil dari adaptasi masyarakat tradisi terhadap perubahan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses pewarisan dalam kabuenga. Penelitian ini menggunakan konsep dan teori perubahan sosial dan pewarisan, serta metode etnografi.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa proses pewarisan tradisi kabuenga pada masyarakat Kapota terjadi dalam dua kategori, yaitu pewarisan terbuka dan tertutup. Pewarisan terbuka yakni pewarisan dilakukan dalam pertunjukan dan pewarisan yang dilakukan oleh pemerintah, sedangkan pewarisan tertutup dilakukan dalam lingkungan keluarga dan dilingkungan adat.

Kabuenga is the oral tradition of the community Kapota Wakatobi. Kabuenga tradition combines elements of singing, dancing, and the advice at the time of the show. During its development, this tradition has changed with social change society. Kabuenga survival is the result of the adaptation of tradition to social change. The purpose of this study is to describe the process of inheritance in kabuenga. This research uses the concepts and theories of social change and inheritance, as well as methods of ethnography.
The results of this study revealed that the process of inheriting tradition in society Kapota kabuenga occur in two categories, namely open and closed inheritance. Inheritance openly performed in the show, and doing by the government, then inheritance closely performed in the family and the customs.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestariwati
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian mengenai keberlanjutan dan kebertahanan nilainilai tradisi karia pada masyarakat Muna. Penelitian ini bertujuan memperlihatkan keberlanjutan, kebertahanan nilai-nilai dalam tradisi karia, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat pendukung tradisi karia. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi pustaka. Penelitian menggunakan konsep dan teori yang berhubungan dengan keberlanjutan tradisi karia. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan pendekatan etnografi, pengetahuan tentang keberlanjutan dan kebertahanan nilai-nilai dalam tradisi karia dapat diungkap. Melalui metode ini fungsi dan nilai-nilai dalam tradisi ini dapat diungkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi dalam masyarakat membawa pengaruh pada keberlanjutan dan kebertahanan nilai-nilai tradisi ini. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa keberlanjutan tradisi ini berkaitan dengan pola pewarisan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pengambil kebijakan, masyarakat, dan pelaku tradisi karia.

Abstract
This thesis is a research about the continuity and preservation of karia tradition values in Munanese people. This research aims at showing the continuity, preservation of values in karia tradition, and to know the factors causing the happening the change in society as the supporter of karia tradition. Data resources are obtained from field and literature data. This research uses the concepts and theories related to the continuity of karia tradition. The method of this research uses qualitative method. By ethnographical approach, the knowledge about the continuity and the sustainability of values in karia tradition can be expressed. Through this method, the functions and values in this tradition can be shown. The findings of this research shows that the change that happens in the society bring the impact on the continuity and sustainability of this tradition values. This research also shows that the sustainability of this research is related to the inheritance pattern done by the government as the policy maker, society, and the performers of karia tradition.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31293
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>