Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Perry, Martin
Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2000
338.642 PER mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stepanek, Joseph E.
Glencoe : The Free Press, 1960
658 STE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Umar Gumai
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan bagian dari kegiatan business coaching pada UMKM Nakaila. UMKM Nakaila merupakan sebuah UMKM yang bergerak di bidang usaha kue basah dan nasi kotak yang berada di Perumnas Klender Jakarta Timur. Ada tiga permasalahan utama pada UMKM Nakaila yang menjadi fokus dalam kegiatan business coaching ini. Permasalahan pertama adalah perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal UMKM, yaitu diterapkannya sistem Buku Kas Umum Elektronik (e-BKU) di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang banyak menjadi pelanggan UMKM Nakaila. Permasalahan kedua adalah, UMKM Nakaila belum melakukan pencatatan keuangan. Permasalahan ketiga adalah UMKM Nakaila belum memanfaatkan teknologi informasi dalam pemasaran. Atas permasalahan tersebut, diusulkan agar UMKM Nakaila mendaftar menjadi sebuah badan usaha, menerapkan akuntansi, dan menggunakan teknologi informasi sebagai saluran pemasaran dan penjualan

ABSTRACT
This thesis is part of activities in the SME business coaching. SME Nakaila is an SME engaged in the business of cake and rice box which is located in Perumnas Klender, East Jakarta. There are three main problems in SMEs Nakaila the focus of the activities of this business coaching. The first problem is the changes in the external environment of SMEs: the implementation of a Buku Kas Umum Elektronik (e-BKU) in the Provincial Government of Jakarta that many SMEs Nakaila into customers. The second problem is that Nakaila does not make financial transaction records. The third problem is Nakaila does not use information technology in marketing. To these problems, I proposed that SMEs Nakaila register as a business entity, implementing accounting, and use information technology as a marketing and sales channel."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Meirthon Togar
"Berbagai bentuk pembinaan diberikan oleh Pemerintah DKI dalam membina usaha kecil menengah seperti pembinaan dalam bantuan peralatan, bantuan modal, pelatihan-pelatihan maupun penyediaan tempat usaha. Salah satu bentuk pembinaan yang diberikan adalah membangun sentra industri kecil PIK Pulogadung. Sentra yang dibangun untuk menampung usaha kecil yang berasal dari lokasi yang sudah tidak layak lagi atau menimbulkan kemacetan namun usahanya memiliki potensi untuk berkembang, bertujuan untuk memudahkan pembinaan-pembinaan lanjutan agar usaha mereka semakin maju. Berbagai sarana dan prasarana disiapkan di PIK Pulogadung, dari rumah produksi dan hunian, barak kerja, show room bahkan pondok untuk buruh atau karyawan pun disediakan dengan harga sewa yang relatif murah.
Keberadaan pengusaha Red di PIK Pulogadung merupakan suatu komunitas. Mereka sama-sama berada di suatu lokasi dan sama-sama mempunyai satu tujuan yaitu bagaimana supaya usahanya dapat maju. Sebagai suatu komunitas tentunya mereka diharapkan dapat bekerjasama dengan baik, dapat saling bantu dan bertukar informasi sehingga kebersamaan yang ada dapat menunjang kemajuan usaha. Namun hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa yang terjadi tidak sebagaimana yang diharapkan, kebersamaan yang ada masih minim dan sifatnya sementara. Mereka bersama-sama hanya pada hari-hari raya tertentu saja seperti perayaan 17 Agustus maupun hari-hari besar lainnya itupun tidak semua mengikutinya. Himbauan kerja bakti tidak diikuti oleh seluruh warga, banyak dantara mereka yang mengupah atau membayar orang untuk menggantikannya kerja bakti. Demikian pula sebagai suatu komunitas, seyogyanya mereka dapat bersama-sama memanfaatkan sumber daya yang ada di PIK Pulogadung, sehingga kemajuan usaha yang diperoleh benar-benar merupakan hasil binaan Pemerintah yang telah menyediakan berbagai fasilitas dan kemudahan-kemudahan.
Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci fenomena sosial yang terjadi di PIK Pulogadung. Subjek penelitian adalah masing-masing satu orang pengusaha yang berkatagori sangat maju, maju, berkatagori sedang dan berkatagori tidak produksi. Disamping itu dilakukan juga wawancara dengan ketua RW dan Pejabat BPLIP. Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi non - partisipan.
Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa para pengusaha kecil yang ada di PIK Pulogadung memiliki modal sosial yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari minimnya komunikasi antar warga, maupun warga dengan organisasi atau warga dengan pengelola. Demikian pula partisipasi warga terhadap kegiatan-kegiatan organisasi seperti di Koperasi maupun FPU sangat minim. Koperasi industri kecil PIK Pulogadung misalnya, tidak disukai oleh warga dengan alasan Koperasi tersebut hanya dimiliki sekelompok orang tertentu saja. Berbagai fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada Koperasi hanya dinikmati oleh segelintir orang dan Koperasi dinilai tidak transparan. Sedangkan satu-satunya organisasi yang dibentuk oleh warga dan memiliki kebersamaan adalah paguyuban Ikatan Keluarga Minang (IKM). Namun organisasi ini bersifat primordial karena hanya suku Minang saja yang menjadi anggotanya. Kegiatan IKM cukup aktif seperti arisan dan pengajian-pengajian.
Badan Pengelola Lingkungan Industri dan Pemukiman (BPLIP) Pulogadung berupaya agar komunikasi antar warga dapat barjalan dengan baik. BPLIP mendirikan Forum Pengembangan Usaha (FPU) dengan tujuan sebagai media komunikasi antar warga maupun warga dengan pengelola dengan harapan dapat terwujudnya kebersamaan. Disamping itu BPLIP berupaya mengikutsertakan warga PIK dalam proses pembangunan fisik, seperti pembangunan barak kerja diserahkan kepada FPU untuk melaksanakannya yang ternyata diduga disalahgunakan oleh pengurus lama. Namun demikian warga masih menaruh harapan besar terhadap FPU ini. Warga melihat FPU dengan pengurus yang baru diharapkan dapat berperan membantu usaha warga yang kurang maju. FPU diharapkan pula selain sebagai jembatan komunikasi juga dapat berperan sebagai jaringan usaha dan jaringan sosial yang dapat mewujudkan kebersamaan di PIK Pulogadung.
Rencana pembangunan Business Center di PIK Pulogadung yang akan berfungsi sebagai pusat perbelanjaan dan showroom bagi produk-produk PIK merupakan event yang tepat bagi BPLIP untuk mengoptimalkan peran KOPIK dan FPU. Peran lebih besar sepertinya harus diberikan kepada FPU jika BPLIP benar-benar ingin membangkitkan partisipasi warga dalam proses pembangunan Business Center ini. Melalui FPU, BPLIP harus mampu membangkitkan partisipasi warga, baik dalam perencanaan pembangunan termasuk dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan, partisipasi dalam menerima dan memelihara serta mengembangkan hasil-hasil pembangunan, maupun partisipasi dalam menilai hasil pembangunan. Jika parlisipasi ini sudah terwujud, maka event pembangunan Business Center dapat lebih dikembangkan lagi dengan menjadikan PIK Pulogadung sebagai tujuan wisata belanja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Sapphira
" ABSTRAK
Pada saat ini Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia masih menghadapi berbagai macam tantangan dalam menjalankan keberlangsungan kegiatannya. Salah satu tantangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang sedang dihadapi diantaranya adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memiliki keterbatasan dalam menerapkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal ini dikarenakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menganggap bahwa penerapaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja membutuhkan biaya yang mahal. Salah satu upaya perbaikan secara berkala dan progresif yang dilakukan oleh pemerintah yaitu Kementerian Ketenagakerjaan adalah peningkatan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja dari pekerja dan pengusaha melalui program pelatihan perbaikan lingkungan kerja dengan menggunakan program Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Skripsi ini membahas bagaimana proses pelaksanaan program, kendala pelaksanaan program, dan pencapaian pelaksanaan program Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE yang dilakukan oleh pemerintah yaitu Kementerian Ketenagakerjaan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja bagi para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE merupakan program pelatihan yang memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk melakukan suatu tindakan yang praktis dan hanya mengeluarkan biaya yang rendah namun dapat memperbaiki kondisi tempat kerja. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan adanya hasil perbaikan kondisi tempat kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang sudah menerapkan sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja setelah para pekerja dan pengusaha Usaha Mikro, kecil, dan Menengah mengikuti pelaksanaan program Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE . Namun, masih terdapat kendala dalam pelaksanaan program Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE yaitu keterlibatan unsur tripartit dalam melaksanakan program Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE , masih rendahnya kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja pada usaha mikro, kecil dan menengah, dan tindak lanjut action plan.

ABSTRACT
Until recently, Micro, Small and Medium Enterprises in Indonesia are facing various challenges in carrying out their sustainability. One of the current challenges faced by Micro, Small, and Medium Enterprises is the limitation in applying safety and health aspects according to the expected standards. This limitation is caused by Micro, Small, and Medium Enterprises 39 consideration that the application of health and safety aspects requires high cost. One of the government 39 s progressive improvement efforts are given by the Ministry of Manpower to raise awareness of workers and employers through a work improvement program using the Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE program for Micro, Small, and Medium Enterprises. This thesis discusses the process, obstacles, and the achievements from implementation of Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE program that are given by the Ministry of Manpower to increase the awareness of safety and health for Micro, Small and Medium Enterprises. This research is a qualitative research with descriptive design. The result shows that the Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE program can actually improve workplace conditions as training program for Micro, Small and Medium Enterprises by performing a practical and low cost action. In addition, the results of this study indicate that there are improvements in the workplace conditions of Micro, Small, and Medium Enterprises that have been implemented in accordance with safety and health standards. However, there are still obstacles found in implementing the Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE program, which includes the involvement of tripartite elements in implementing the Working Improvement in Small Medium Enterprise WISE program, the low level of safety and health awareness on Micro, Small and Medium Enterprises, and from action plan follow up. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christensen, C. Roland
Boston : Harvard University, 1953
658.16 CHR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Bayu Radhitya
"ABSTRAK
Hubungan antara pembeli dengan pemasok pada korporasi besar dapat terjalin dengan mudah dan lebih sistematis. Perdebatan muncul ketika pembeli bukanlah korporasi besar melainkan usaha mikro kecil menengah. Penelitian ini membahas hubungan antara pembeli dengan pemasok serta pengaruhmya terhadap performa organisisasi tersebut. Peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh peningkatan hubungan antara pembeli dengan pemasok terhadap performa usaha mikro kecil dan menengah. Dengan mengetahui hal ini diharapkan usaha mikro kecil menengah dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh UMKM selaku pembeli terhadap supplier serta manfaatnya terhadap kebaikan organisasi UMKM tersebut. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis PLS (Partial Least Square). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan buyer specificity, peningkatan supplier specificity berpengaruh positif terhadap hubungan jangka panjang antara pembeli dan pemasok serta hubungan jangka panjang antara pembeli dan pemasok berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro kecil dan menengah.

ABSTRACT
The relationship between the buyers and suppliers in a large corporation can be established easily and more systematically. The debate arises when the buyer is not the big corporations but small and medium micro enterprises. This study examines the relationship between buyer and supplier and their impact towards organizational performance. Researchers want to know how to influence the improvement of relations between the buyers and suppliers to the performance of micro, small and medium enterprises. Knowing these SMEs are expected to know the things that need to be considered and carried out by SMEs as buyers and the benefit against SME organizations. The data analysis techniques used PLS (Partial Least Square). The results of this study indicate that increased buyer specificity, increased supplier specificity have a positive effect on long-term relationships between buyers and suppliers as well as long-term relationships between buyers and suppliers have a positive and significant impact on the performance of micro, small and medium enterprises."
2013
S44142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stepanek, Joseph E.
Glencoe, Ill.: The Free Press , 1960
338.7 STE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuansyah Arief
"UMKM merupakan salah satu industri dengan risiko yang signifikan karena lemahnya implementasi penglolaan risiko. Penelitian ini menilai tingkat risiko yang ada di UMKM pembuatan busana muslim CV. A dan UMKM pembuatan boneka CV. AT tahun 2016. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap bahaya yang teridentifikasi risiko menggunakan metode semi kuantiatif yang dikembangkan oleh W.T Fine. Diperoleh bahwa bahaya kelistrikan (instalasi) ; bahaya ergonomi (handling) ; bahaya kimia (pajanan fume) memiliki tingkat risiko very high. Bahaya mekanik (gerakan jarum) ; bahaya fisik (suhu ruangan) memiliki tingkat risiko priority 1. Bahaya kimia (pajanan debu ; pajanan solvent) ; bahaya gravitasi (tertimpa benda) ; bahaya fisik (pencahayaan) memiliki tingkat risiko substantial. Bahaya safety (penataan ruang) ; bahaya organisasi kerja (stress kerja) memiliki tingkat risiko priority 3. Bahaya mekanik (gerakan menggunting ; gerakan menyetrika) ; bahaya fisik (tabung gas) memiliki tingkat risiko acceptable.

SMEs workers are exposed to significant risk due to improper implementation at risk management. This study aimed to evaluate the risk level at two tekstile SMEs by using risk assessment method developed by W.T Fine. It was found that very high risk was associated with safety hazard (electricity) ; ergonomic hazard (handling) ; chemical hazard (fume exposure). Priority 1 risk was associated with mechanical hazard (seewing) ; physical hazard (temperature). Substantial risk was associated with chemical hazard (dust ; solvent) ; gravity hazard (struck down) physical hazard (lightning exposure). Priority 3 was associated with safety hazard (work area) ; work organization hazard (work stress). Acceptable risk was associated with mechanical hazard (scissoring ; ironing) ; physical hazard (gas tube)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiq Mahriyar
"UMKM Kedelai (Tempe, Tahu, & Oncom) di Kecamatan Citereup Kabupaten Bogor memiliki potensi bahaya dan risiko pada setiap proses kerjanya, sehingga diperlukan manajemen risiko untuk mengidentifikasi bahaya dan menganalisis risiko K3. Jenis penelitian ini deskriptif dengan penentuan tingkat risiko secara semi kuantitatif menggunakan nilai consequences, exposure, dan likelihood mengacu pada metode yang ditemukan oleh W.T. Fine. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tingkat risiko tertinggi dengan level Very high antara lain Risiko : Heat stress, Luka Bakar, Kebakaran, Ledakan, Gangguan Pernafasan. Tingkat risiko tertinggi disebabkan oleh Bahaya Panas dan Budaya kerja yaitu merokok pada saat bekerja. Tingkat risiko level Priority 1 antara lain Risiko : NIHL, Tersengat Listrik, Luka Bakar, Iritasi kulit, Keracunan, Tejatuh. Tingkat risiko Priority 1 disebabkan oleh Bahaya Fisik: Bising, Listrik, Bahaya Biologi, Bahaya Kimia. Tingkat risiko level Substantial antara lain Risiko : Low Back Pain, Cedera otot lengan / kaki . Tingkat risiko Substantial disebabkan oleh Bahaya Ergonomi: Posisi janggal, Mengangkat beban yang berat. Tingkat risiko level Priority 3 antara lain Risiko : Stress Kerja. Tingkat risiko Priority 3 disebabkan oleh Bahaya Psikososial: Beban Kerja, Kelelahan.

Soybean processing SMEs pose number of potential hazards exposing to the worker. This study aimed identify some potential hazards and evaluate their risk level by using WT Fine method, These results indicate that there is the highest risk level by level Very high risk include : Heat stress, Burn, Fire, Explosion, Respiratory Disorders. The highest risk levels caused by Heat Hazards and work culture that smoke at work. The level of risk levels among others Risk Priority 1 : NIHL, Stung Electricity, Burns, Skin irritation, Toxicity, Toffees. The level of risk due to the Priority 1 Physical Hazards : Noisy, Electricity, Biological Hazards, Chemical Hazards. Substantial levels of risk level among others Risk : Low Back Pain, Muscle Injury Arm / Leg. Substantial risk levels caused by Ergonomics Hazards : Position clumsy, Heavy lifting. The risk level Priority level 3 Risks include : Work Stress. The level of risk caused by the Priority 3 Psychosocial Hazards : Workload, Fatigue"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>