Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214412 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Inda Kristiana
"Penelitian ini berusaha menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap reaksi harga saham dan mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi harga saham tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan observasi terhadap 25 perusahaan sektor non keuangan yang melakukan right issue di BEJ dalam kurun waktu antara I Januari 2002 hingga 31 Desember 2006 dan dengan melakukan dua penelitian yang saling berkaitan. Penelitian 1 bertujuan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap reaksi harga saham yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan event study methodology dan pengujian hipotesis dengan statistik uji-t. Hasil penelitian I menunjukkan bahwa pada saat tanggal efektif terjadi reaksi harga saham yang negatif tetapi tidak signifikan. Reaksi harga saham yang negatif dan signifikan terjadi pada t = -7 dan t = -8. Hari pertama setelah tanggal pengumuman (t = +1) reaksi harga saham berbalik menjadi positif dan reaksi positif yang signifikan terjadi di t = +2. Hasil penelitian I menunjukkan, secara kumulatif Average Abnormal return selama periode pengamatan jangka pendek yaitu menjelang tanggal efektif (t= -4 s/d t= +2) return saham Iebih berfluktuasi dibandingkan periode selama pengamatan (periode jendela). Hal ini menunjukkan secara akumulasi investor menganalisis bahwa pada periode pendek tersebut adalah timing yang paling tepat untuk merespon right issue dengan lebih cepat dan kuat guna mendapatkan capital gain. Secara kumulatif terjadi AAR. negatif terjadi di hari-hari sebelum tanggal efektif dan berubah menjadi positif setelah tanggal efektif, kemungkinan besar hal ini di sebabkan pada periode sebelum tanggal efektif investor merespon right issue sebagai kabar buruk yang ditunjukkan dengan abnormal return yang negatif. Reaksi negatif ini di off-set oleh perusahaan yang melakukan right issue dengan pengumuman peningkatan capital expenditure bersamaan dengan tanggal right issue dinyatakan efektif, sehingga reaksi investor berbalik menjadi positif dan berarti right issue di respon sebagai kabar baik. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi harga saham terhadap right issue. Untuk maksud tersebut penelitian menggunakan multiple regression analysis dimana CAR sebagai vaniabel terikat dan sebagai vaniabel bebas adalah Debt Equity Ratio (DER), rasio jumlah lembar saham baru dengan jumlah lembar saham yang beredar (RBL), dan rasio harga penawaran saham baru dengan harga penutupan saham sebulan sebelum tanggal efektif (OFFER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas DER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap reaksi harga saham yang diukur dengan CAR. Variabel bebas RBL berpengaruh negatif dan tidak signifikan, sedangkan OFFER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel terikat CAR. Dalam penelitian ini nilai R adalah R2 = 0.050. Hal ini menyatakan bahwa hanya sebesar 5% dari total variasi variabel terikat CAR yang dapat dijelaskan oleh seluruh vaniabel bebas yaitu DER, RBL, dan OFFER secara simultan. Sisanya 95% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak di ikutsertakan dalam model penelitian."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24529
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erwansyah
"Hutang ribawi berbasiskan bunga merupakan sebuah dilema yang sedang dihadapi umat muslim dewasa ini. Keberadaan hutang tersebut mendapat tentangan dari sebagian ahli hukum Islam, tetapi penggunaannya sudah sedemikian meluasnya (built-in) diberbagai bidang perekonomian. Melihal fakta tersebut, sebagian ahli hukum Islam membolehkan penggunaan hutang ribawi dengan alasan darurat.
Karya akhir ini mencoba melihat pengaruh keberadaan hutang ribawi terhadap kinerja keuangan yang diwakili oleh tingkat imbal hasil bagi pemilik modal (ROE) dan total aset secara keseluruhan (RUI), efektifitas kinerja operasional yang diwakili oleh tingkat margin keuntungan operasi (OPM) dan pergerakan harga saham perusahaan yang diwakili oleh harga pasar terhadap nilai buku perusahaan (PBV).

The Interest hearing debt has become a dilemma for moslem society recently. Some of Islamic jurists are against its existence, but the use of interest bearing debt has become pervasive in the economic activity. As a consequence, majority of Islamic jurist allowed interest bearing debt for emergency reason.
This thesis tries to explore the effect of interest bearing debt to the firm's financial performance represented by return on equity (ROE), the effectiveness of interest bearing debt allocation to the firm's operational performance represented by operating profit margin (OPM) and market value of firm's share price represented by book to market value ratio (PBV).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Eko Togi
"Dividen sebagai salah satu dari bentuk keuntungan investor di pasar modal memerlukan suatu pola kebijakan pembayaran yang tepat, baik bagi kepentingan perusahaan maupun investor. Namun, selain berhubungan dengan kebijakan manajemen, dividen berkaitan erat dengan keuntungan perusahaan sebagai sumber utama pembayarannya. Penelitian-penelitian sebelumnya tentang dividen menunjukkan adanya hubungan yang berkorelasi positif dengan keuntungan pada periode setelah terjadinya pembayaran dividen. Hubungan ini sering disebut information content atau signaling dividen tentang keuntungan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat perubahan dividen pada suatu periode dengan tingkat perubahan keuntungan pada periode sebelumnya, yang sama dan berikutnya pada emiten-emiten BEJ yang membayar dividen pada tahun 2003 dan LQ-45 balk secara umum maupun secara individual dengan menggunakan 2 proxy dividen yaitu Dividend Per Share (DPS) dan Dividend Payout Ratio (DPR) serta 2 proxy keuntungan perusahaan yaitu Earning Per Share (EPS) dan Earning Before Income and Taxes (EBIT) dalam 4 range waktu perubahan keuntungan dari t-1 hingga t+2 terhadap periode t perubahan dividen.
Kesimpulan yang didapatkan ialah information content dividen mengenai perubahan keuntungan perusahaan baik secara umum maupun individual secara umum hanya didapati hanya pada periode yang sama (periode t) dengan perubahan dividen. Selain itu didapati bahwa DPS menjadi proxy terbaik untuk dividen, dan perubahan keuntungan secara umum lebih rendah dari pada perubahan dividen. Dan tidak ditemui adanya hubungan antara perubahan keuntungan di masa lalu dengan perubahan dividen. Serta tidak ditemui adanya signaling dividen mengenai perubahan keuntungan di masa depan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Permana
"Investasi selalu dihadapkan pada dua masalah yang kontradiktif yaitu maksimalisasi tingkat imbal hash (return) dan minimalisasi resiko (risk). Tingkat resiko yang dihadapi investor akan semakin tin ggi sebanding dengan tingkat pendapatan yang diperoiehnya, dimana fenomena ini mempakan suatu kewajaran dalam berinvestasi. Resiko yang dihadapi sebisa mungkin diantisipasi sehingga potensi kerugian yang diaiami dapat diminimumkan.
Tujuan dari penelitian karya akhir ¡ni adalab tujuan pertama adalah menyusun dinamika efficient frontier saham sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta dan saham yang terletak pada daerah efisien yang akan membentuk portfolio selama periode penelitian 1996-2001, dimana efficient frontier adalah kumpulan portfolio efisien yang dihubungkan sehingga membentuk suatu garis. Tujuan kedua adalah merumuskan variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia di Bm-sa Efek Jakarta selama periode 1996-2001, dimana pada penelitian ini diduga indeks harga sahani gabungan (IHSG), indeks harga saham sektoral (IHSS), dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar (DR) merupakan variabel independen yang signifikan.
Tujuan ketiga yang merupakan tujuan terakhír dad penelitian ini adalah mengevaluasi tingkat resiko indeks portfolio portfolio saham sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta selama periode 1996-200 dengan menggunakan model volatilitas Model ARCH (Autoregresive Conditional Heteroscedasticity)IModel GARCH (Generalized Autoregresive Conditional Heteroscedasticity) (Engle: 1982), dimana ARCHIGARCH merupakan teknik ekonometrik yang digunakan untuk mengestimasikan variance dan data masa lalu untuk estimasi varians masa depan yang bersifat tidak konstan (volatile) yang berguna untuk meningkatkan efisiensi pemodelan.
Penelitian karya akhir ini akan membahas mengenai proses pembentukan portfolio saham di suatu sektor industri yaitu industri dasar dan kimia, serta pengaruh dan dampak dan indeks barga saham gabungan (IHSG), indeks barga saham sektoral (IHSS), dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar (IDR) kepada pergerakan indeks portfolio yang dibentuk dan saham sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta selama peniode 1996-2001. Penelitian ini pun akan mencoba untuk membuat model persamaan dari lHSG, EHSS, dan IDR sebagai variabel independen dan indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia sebagai variabel dependen dengan memperhatikan nilai error/residu persamaan, karena residu tidak selamanya bersifat konstan sepanjang waktu (homoscedastic). Pergerakan volatilitas residu dapat menjelaskan pergerakan tingkat resiko masa yang lalu yang relevan untuk memperkirakan resiko pada masa yang akan datang.
Hasil penelitian menunjukican bahwa patta masa menjelang krisis ekonomi tahun 1996-1997 terdapat Íebih banyak saham di sektor ¡ni yang terletak path wilayah yang efisien. Puncak ¡crisis pada tahun 1998 mengakibatkan hanya dua sahani yang berada pada wilayah efisien, dimana terjadi penurunan dalam nilai indikator ekonomi, namun ketika terjadi peningkatan pada tahun 1999-2001. Pengukuran variabel independen secan signifikan dengan level 0,05 yang mempenganuhi pergerakan indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia dipengaruhi oLeh FUSS dan pergeralcan indeks tersebut di masa lalu (lag saham dan portfoho).
Penelitian pada tahun 1997 menunjukkan bahwa IHSG, IHSS, dan IDR tidak berpengaruh pada indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia, IHSG dan IHSS berpengaruh pada indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia pada tahun 1998, sedangkan pada tahun 1999 indeks portfolio sektor industri dasar dan kimia dipengaruhi oleh IHSG dan pergerakan indeks tersebut di masa lalu (lag saham dan portfolio). Tahun 2000 indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia hanya dipengaruhi oleh 1HSS sedangkan pada penelitian tahun 2001 saham indeks portfolio saliam sektor industri dasar dan kimia hanya dipengaruhi oleh dan pergerakan indeks tersebut di masa lalu (lag saham dan portfolio).
Pengukuran tingkat resiko dengan portfolio saham sektor industri dasar dan kimia dengan model GARCH (1,1) hanya dapat dilakukan pada tahun 1999. Nilai conditional variance yang didapat dapat digunakan dalam berinvestasi karena lebih teliti dalam tingkat pengukuran resiko dibandingkan dengan menggunakan nilai unconditional variance.
Kesimpulan yang dapat diambil dan penelitian ini adalah selama periode penelitian dan tahun 1996- 2001 kecenderungan saham yang masuk ke dalam daerah efisien menurun. Faktor lag selama periode penelitian dan tahun 1996-2001, sering menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi secara signifikan dengan level 0,05 indeks portfolio saham sektor industri dasar dibandingkan dengan variabel independen LHSG, LHSS, dan DR. Model GARCH (1,1) dapat digunakan pada portfolio tahun 1999.
Saran dari penelitian ini adalah saran pertama, dengan model GARCH (1,1) investor dapat menggunakan nilai conditional variance sebagai salah sam alat bantu bagi dalam memperkirakan pergerakan resiko investasi saham dan portfolio dan waktu ke waktu bila dibandingkan dengan menggunakan nilai uncondlional variance. Saran kedua adalah kepada peneliti lain yang ingin meneliti evaluasi portfolio saham sektor industri lainnya selain sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta dapat memperbandingkan hasil penelitiannya dengan hash penelitian evaluasi portfolio saham sektor industni dasar dan kimia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Abidin
"Penelitian ini yang bertujuan untuk melihat hubungan antara return saham dan PER, seberapa jauh PER yang ditentukan oleh tiga faktor fundamental : dividend payout ratio (DPO), EPS growth (GR) dan leverage (risiko) yang mencerminkan nilai intrinsiknya. Di samping itu, penelitian ini mengetahui apakah rata-rata return dari portofolio saham yang high PER lebih kecil dibandingkan dengan portofolio saham low PER. Pengambilan sampel berjumlah 45 perusahaan yang selalu listing di BET sejak tahun 1993 sampai dengan 1999, kecuali pada periode selama krisis untuk menguji hipotesa kedua, ketiga dan keempat diambil 29 perusahaan. Penelitian ini menghasilkan suatu hubungan negatif yang tidak signifikan antara PER dengan return saham pada periode krisis dan positif signifikan pada periode selama krisis. Arah korelasi yang diperoleh antara PER dengan ketiga faktor fundamental (DPO, leverage, dan growth) baik pada model II maupun III berturut-turut positif, positif, dan negatif, kecuali pada model II yang memiliki hubungan tidak signifikan pada periode sebelum krisis. Disamping itu model II pada periode selama krisis, variabel growth berkorelasi positif dan pada periode gabungan variabel DPO berkorelasi negatif. Pada model II, variabel leverage mempunyai hubungan yang signifikan pada periode selama krisis dan gabungan sebelum dan selama krisis. Pada model III, variabel leverage mempunyai hubungan yang signifikan pada periode selama krisis dan gabungan sebelum dan selama krisis. Sedangkan DPO signifikan pada periode selama krisis dan growth signifikan pada periode gabungan sebelum dan selama krisis. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa rata-rata return saham dari portofolio saham high PER lebih kecil dibandingkan dengan portofolio saham low PER pada periode sebelurn krisis maupun selama krisis adalah tidak signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rosalfa
"Belum lagi negara kita pulih dari krisis ekonomi, banyak mal dan pusat perbelanjaan muncul di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia sejak tahun 2000. Yang mengejutkan, meskipun secara umum masyarakat kita belum bangkit dari krisis, retailer yang mengisi pusat-pusat perbelanjaan tersebut ramai diminati masyarakat dan lnasih dapat meraup keuntungan yang tidak sedikit. Fenomena tersebut seolah-olah mengatakan kepada investor bahwa bisnis ritel tidak terlalu terpengaruh oleh krisis ekonomi dan semakin giatnya retailer berekspansi akan semakin baik prospek bagi investor yang menanamkan dananya (membeli saham) pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bisnis ritel ini.
Salah satu strategi yang digunakan investor yang menanamkan dananya pada saham adalah membeli saham pada saat harganya rendah dan menjualnya pada saat harganya tinggi (buy low sell high). Permasalahannya adalah bahwa seorang investor tidak akan benar-benar tahu apakah harga suatu saham sedang rendah atau tinggi. Investor hanya dapat membuat estimasi harga, antara lain, dengan Cara menghitung estimasi harga wajar (nilai intrinsik) saham kemudian membandingkannya dengan harga pasarnya. Dari hasiI perbandingan tersebut diketahui bila nilai intrinsik lebih besar daripada harga pasar berarti harga saham tersebut rendah (underpriced) dan bila nilai intrinsik lebih kecil daripada harga pasar berarti saham tersebut tinggi (overpriced).
Nilai saham suatu perusahaan tergantung dari kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan arus kas di masa mendatang. Salah satu arus kas yang diterima oleh investor adalah dividen. Oleh karena itu dividen digunakan dalam Model Diskon Dividen untuk menghitung nilai intrinsik saham. Jika dividen yang dibagikan kepada investor tidak tumbuh (zero growth dividend) maka nilai saham perusahaan akan sama dengan simple perpetuity dari dividen yaituVo = D1/k. Harga saham perusahaan merupakan jumlah dari nilai perusahaan tanpa pertumbuhan dan nilai kini (present value) dari arus kas yang dihasilkan perusahaan atau yang disebut Present Value of Growth Opportunity (PVGO). Dengan demikian:
PVGO = Harga saham per lembar - Nilai tanpa pertumbuhan per lembar
sehingga:
%Kesempatan pertumbuhan = {(Nilai pasar saham - Nilai tanpa pertumbuhan)/ Nilai pasar saham}x 100%
dimana PVGO dan persentase kesempatan pertumbuhan bisa positif dan bisa negatif. Yang menarik untuk kita ketahui adalah bagaimana pengaruh dan hubungan kesempatan pertumbuhan tersebut terhadap imbal basil saham. Dengan mengetahui pengaruh dan hubungannya, seorang investor dapat memutuskan apakah layak berinvestasi di saham ritel dengan memperhatikan kesempatan pertumbuhannya.
Dengan semakin terintegrasinya perekonomian dunia sebagai akibat globalisasi, maka perekonomian suatu negara tidak akan dapat terhindar dari pengaruh perubahan perekonomian negara lain. Selain banyaknya pilihan investasi antar negara, investor juga dihadapkan pada persoalan nilai tukar mata uang asing dan pengaruhnya terhadap investasi serta berbagai kebijakan ekonomi makro suatu negara.
Dampak krisis terhadap pasar saham adalah merosotnya harga saham dan hal tersebut menunjukkan meningkatnya risiko dan turunnya ekspektasi imbal hasil saham. Namun demikian, selain terdapat saham yang harganya turun, justru ada harga saham yang meningkat bersamaan dengan melemahnya Rupiah terhadap Dolar. Hal yang menarik untuk diteliti adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja (imbal hasil) saham dalam situasi berubahnya nilai tukar dan beberapa indikator makro lainnya yaitu perubahan tingkat bunga, tingkat inflasi, dan perubahan imbal basil pasar selain kesempatan pertumbuhan.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan ritel yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 31 Desember 2003. Data keuangan yang digunakan adalah: harga penutupan saham, indeks harga saham gabungan BEJ, divider, jumlah saham beredar, dan laba per saham. Sementara itu variabel makro yang digunakan adalah saku bunga SBI, tingkat inflasi, nilai tukar mata uang asing yang diwakili oleh dolar Amerika Serikat, dan imbal hasil pasar yang dicerminkan oleh IHSG. Semua data tersebut adalah data tahun 1999-2003.
Dengan melakukan regresi antara imbal hasil saham, kesempatan pertumbuhan dan variabel makro ekonomi yang terdiri dari: tingkat bunga SBI, tingkat inflasi, nilai tukar mata uang asing, dan imbal hasil pasar yang diwakiii dengan IHSG, maka akan diketahui korelasi dan hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Berdasarkan hasil regresi diperoleh hasil bahwa:
Hubungan antara imbal hasil saham ritel dengan kesempatan pertumbuhan adalah lemah dan negatif. Kesempatan pertumbuhan juga tidak signifikan dalam menjelaskan imbal hasil saham ritel.
Hubungan antara imbal hasil saham dan variabel makro beragam, dengan inflasi: kuat dan negatif; dengan suku bunga SBI: kuat dan negatif; dengan IHSG sedang dan positif; dengan nilai tukar: sedang dan negatif. Secara bersama-sama, kesempatan pertumbuhan dan variabel makro merupakan variabel yang signifikan dalam menjelaskan imbal hasil saham ritel.
Berdasarkan hasil di atas, sebaiknya jika seorang investor ingin menanamkan dana pada saham ritel tidak hanya mempertirnbangkan kesempatan pertumbuhannya tetapi juga variabel makro."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lamban Subeqi Purnomo
"Share price and trade volume in a capital market are significant indicators to determine market behavior which affects investor decision in particular. In addition, investors also rely heavily on any information which is available in the market or from private sources that can be used to decide whether participating in a capital market is beneficial. Acquisition announcements, furthermore, is an example which will be analyzed in this paper.
Undertaking acquisition process may positively affect a capital market which will adjust stock prices after acquisition announcements is issued. In this matter, analyzing market response for such information to create a new equilibrium price is very critical. If a capital market immediately responses to the available information and achieves a new equilibrium, this condition is well known as efficient market.
This paper is aimed to:
1. identify the impact of acquisition announcements to abnormal return for investors
2. analyze the abnormal return average before and after acquisition announcements
3. analyze the trade volume before and after acquisition announcements.
Observation is conducted from fiscal year 2000 to 2002 with 21 days of even period comprising of ten-day pre-event, one-day event and ten-day post-event. Meanwhile, this research uses sixteen selected companies listed in Jakarta Stock Exchange where acquisition was undertaken in the same period.
This research can be concluded as follows:
1. As overall, acquisition events during the period show a positive abnormal return but decline in its trend. However, textile and garment industry as well as tobacco industry experienced to significant increase in the return.
2. There is no significant difference of abnormal return average before and after acquisition announcements.
3. There is no significant difference of trading volume activity before and after acquisition announcements. However, consumer goods industry and textile and garment industry show the significant difference before and after acquisition announcements."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakarsa Panjinegara
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk melihat seberapa jauh pengaruh perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar terhadap tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sebelum krisis moneter yang diambil sejak periode Januari 1995 sampai dengan Juni 1997, dibandingkan dengan periode krisis moneter yang diambil sejak periode Juli 1997 sampai dengan Desember 1999 yang dianalis dengan menggunakan data mingguan pada periode tersebut.
Selain daripada itu penelitian ini juga melihat pengaruhh tingkat pengembalian pasar (return IHSG), perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga SBI, perubahian nilai tukar Rupiah atas US Dollar terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat portofolio industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada periode sebelun krisis tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Salim Gabungan (IHSG) dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat suku bunga SBI, sedangkan pada periode krisis return IHSG dipenganihi secara signifikan oleh
perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
Hasil penelitian juga menunjukkan dengan mengggunakan analisis multi faktor yang merupakan sintesa antara model Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan model Capital Asset Pricing Mode! (CAPM) didapat adanya perbedaan pengaruh yang nyata antara periode sebelum krisis rnoneter dan periode krisis moneter antara pengaruh perubahan variabel ekonomi makro yang digunakan pada penelitian terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian portofolio industri di Bursa Efek Jakarta.
"
2000
T20609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>