Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23545 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Bambang Irawan
"Lahirnya perusahaan modal ventura di Indonesia sejak dekade tahun 1973 tidak mengalami banyak perubahan. Dalam perkembangannya, ternyata kebijakan pemerintah mengenai pembiayaan dengan modal ventura ini sejak tahun 1988 sampai saat ini, tidak pernah dirubah, berbeda dengan kebijakan mengenai perbankan yang selalui mengalami penyempurnaan pengaturannya. Hal ini antara lain mengakibatkan ditutupnya 10 perusahaan modal ventura dalam kurun waktu tahun 1995 sampai 2004. Padahal, realisasi pembiayaan melalui modal ventura meningkat tajam dari total 858 juta rupiah tahun 1997 menjadi 2,438 triliun pada tahun 2004. Adanya perberdaan antara kebijakan pemerintah dan realisasi permintaan pembiayaan modal ventura dari masyarakat ini menimbulkan pertanyaan pokok dalam penelitian ini yaitu: (1) sejauh mana manfaat modal ventura bagi perusahaan yang dibiayai, (2) bagaimana kebijakan pemerintah dalam rangka pengembangan usaha modal ventura di Indonesia, (3) kendala apa saja yang ditemui dalam usaha modal ventura bagi perusahaan PPU dan PMV. Dalam menjawab pertanyaan ini, dilakukan penelitian terhadap tiga PPU yang berdomisili di Yogyakarta, Bandung dan Banten, serta terhadap PNM-VC sebagai perusahaan PMV yang diteliti. Penelitian ini dilakukan melalui metode pengumpulan data kepustakaan dan studi wawancara dengan nara sumber sebanyak 12 orang.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: modal ventura ternyata menjadi salah satu alternatif terbesar dalam pembiayaan terhadap perusahaan UKM di Indonesia, peranan modal ventura ternyata telah dapat menyelamatkan ekonomi bangsa, ketika krisis ekonomi dan moneter terjadi tahun 1998. Pengaturan kebijakan yang memayungi lembaga pembiayaan ini belum cukup kuat. Sehubungan dengan pembiayaan perusahaan PPU terdapat banyak kendala yang ditemui, baik kendala bagi PPU sendiri maupun kendala bagi PMV. Saran-saran yang dapat dikemukakan adalah perlu memasyarakatkan informasi mengenai usaha modal ventura sebagai sarana pembiayaan yang dapat mengembangkan iklim kewirausahaan. Dalam meningkatkan peranan modal ventura, PMV jangan hanya mengharapkan dukungan dari pemerintah, tetapi bersama-sama dengan pemerintah membuat produk perundang-undangan modal ventura yang sesuai dengan iklim usaha di Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T36884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwoto Mitroharjono
"ABSTRAK
Pajak langsung migas dan non?migas merupakan sumber peneri
maan negara yang semakin penting dari tahun ke tahun. Statistik
tentang anggaran penerimaan tahun 1988/1989 menunjukkan bahwa
penerimaan dalam negeri dan pajak (non?migas) adalah Rp. 11,9
triliun dan penerimaan pajak langsung migas dianggarkan Rp. 9,5
triliun. Bahkan untuk tahun anggaran berikutnya 1990/1991, pene
rimaan pajak (non-migas) dianggarkan Rp 18,1 tniliun, sedangkan
penerimaan pajak langsung migas dianggarkan Rp. 10,7 triliun.
Dari penenimaan dalam negeri setiap tahun anggaran ternyata
penerimaan pajak langsung baik migas maupun non?migas secara
keseluruhan merupakan komponen penerimaan dalam negeri yang
dominan. Kecendrungan penerimaan pajak langsung migas dan non?
migas yang semakin meningkat, menunjukkan bahwa pajak langsung
migas dan non?migas dipandang pemerintah sebagai sumber peneri
maan dalam negeri yang mempunyai potensi besar untuk dikembang
kan.
Sejauh ini upaya pemerintah untuk menggali potensi peneri
maan dalam negeri khususnya pajak langsung migas dan non-migas
adalah melalui sistem perencanaannya dengan penetapan target
secara top?down yang penjabarannya dilapangan dalam bentuk suatu
jumlah persentase kenaikkan tertentu dan realisasi tahun sebe
lumnya. Cara yang ditempuh pemerintah untuk menetapkan potensi
penerimaan pajak langsung migas dan non-migas ini jelas mengun
dang sejumlah pertanyaan mengenai variabel?vaniabel yang menda-
sari penentuan target penerimaan pajak tersebut, sehingga masih
dipertanyakan sampai sejauh mana efektifitas sistem perencanaan
tersebut. Apabila memang benar sudah efektif, dapatkah perform
ance penentuan anggaran ini dipertahankan? Sedangkan apabila
belum efektif, adakah model atau cara lain yang dapat digunakan
untuk penentuan/perencanaan penerimaan pajak langsung migas dan
non-migas yang mungkin dapat memberikan gainbaran yang lebih
mendekati potensi yang sebenarnya.
Untuk mengevaluasi sistem perencanaan pajak langsung migas
dan non?migas ini dilakukan beberapa analisa. Analisa konsepsi
teoritis tentang sistem penerimaan pajak diberbagai negara menje
laskan tentang beberapa pendekatan dalam perencanaan dan evaluasï
performance pajak dari negara?negara tersebut. Bangladesh, meng
gunakan tarif pajak yang berbeda?beda untuk tiap kelas pendapatan
dalam menentukan besarnya pajak langsung. Philipina, dalam menen
tukan pendapatan pajaknya membedakan antara pajak yang berasal
dan kegiatan ekonomi domestik dan pajak yang berasal dan kegia
tan ekspor dan impor. Perencanaan pendapatan pajak dan kegiatan
ekonomi domestik didasarkan pada pendekatan rata-rata laju per
tumbuhan. Sedangkan untuk penentuan pendapatan pajak dan kegia
tan ekspor dan impar dìtentukan atas dasar nilai proyeksi ekspor
dan impor-nya. Korea Selatan sebagai negara yang terakhir diana
lisa sistem perencanaan pajaknya, menerapkan model regresi loga
ritma dan model proyeksi faktor elastisi
tas pendapatan pajak langsungnya.
Selain analisa perbandingan sistem perencanaan pajak di
berbagai negara diatas, analisa tax ratio dan tax effort juga
dilakukan. Tetapi analisa tax ratio dan tax effort sebagai param
eter dalam analisa International Tax Comparison?nya banyak men
gundang kritik, karena beberapa kelemahan yang digunakan dalam
model dan faktor?faktor yang menentukan tax ratio. Untuk mengata
si masalah ini dan sekaligus untuk mengevaluasi sistem perenca
naan perpajakan yang ada, dilakukan alternatif pendekatan secara
kuantitatif dengan model multi-regresi.
Dari dua model multi regresi yang dianalisa yaitu model
multi regresi pajak langsung migas dan non?migas serta model
multi?regresi pajak langsung non?migas, menunjukkan bahwa varia
bel independen mining dan GNP masing-masing merupakan explanatory
variable yang secara statistik significant dengan memberikan
informasi perubahan atas proyeksi pajak langsung yang besar
(99%). Hasil analisa ini ternyata konsisten dengan kesimpulan
yang diperoleh dan analisa step-wise multi-regresi dan multi?
collinearity.
Untuk membuktikan efektifitas penentuan proyeksi/target
penerimaan yang diterapkan pemerintah saat ini, dilakukan analisa
variance (ANOVA) atas proyeksi yang sama dengan metode model
regresa dan membandingkan dengan realisasi penerimaan pajaknya.
hasil analisa variance ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang cukup significant pada tingkat a = 0,05 untuk
menarik kesimpulan bahwa metode multi-regreSi adalah lebih baik
daripada sistem perencanaan pajak yang sekarang diterapkan.
Tetapi kesimpulan ini mungkin dapat terjadi karena faktor
?kebetulan? - Committing type II error - yang disebabkan bias
dalam data dan kurangnya jumlah pengamatan.
Hanya satu kesimpulan yang jelas dapat ditarik dan analisa
ini adalah bahwa proyeksi pajak langsung migas dan non?migas atas
dasar parameter GNP Mining dan GNP merupakan model ?Surrogate?
yang dapat dipertimbangkan sebagai suatu alternatif model peren
canaan pajak langsung."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mujib
Darul Falah: Jakarta, 1999
297 ABD f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Himawan T. Arifianto
"Penelitian ini merupakan adaptasi dari konseptualisasi dan pengukuran yang baru dari orientasi dominasi sosial (perbedaan individu pada preferensi untuk hirarki dan ketimpangan berbasis kelompok) yang dinamakan SDO 7 S. Alat ukur SDO 7 S ini memiliki dua dimensi, yaitu dominasi (SDO-D) dan egalitarian (SDO-E). SDO-D merupakan preferensi untuk sistem dominasi berbasis kelompok, yang mewakili penjelasan bahawa kelompok dengan status tinggi secara langsung menekan kelompok dengan status rendah. SDO-E merupakan preferensi dari sistem ketimpangan berbasis kelompok yang dipertahankan dengan hubungan antara ideologi dan pengaturan sosial yang mendukung adanya hierarki dalam sistem sosial. Adaptasi SDO 7 S ini melibatkan 200 partisipan (69% perempuan; Musia= 21.6 tahun). Dalam adaptasi alat ukur ini, ditemukan dua item yang bermasalah, yaitu item nomor 1 (SDO1) dan 2 (SDO2). Kedua item ini dikeluarkan dari analisis. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa alat ukur adaptasi SDO 7 S merupakan alat ukur yang reliabel, begitu juga dengan uji validitas yang mengukur bahwa alat ukur adaptasi SDO 7 S merupakan alat yang valid dalam mengukur orientasi dominasi sosial. Hasil analisis faktor konfirmatori menunjukkan bahwa model dua dimensi dalam orientasi dominasi sosial, yaitu dominasi (SDO-D) dan egalitarian (SDO-E) tidak fit dengan data. Sedangkan model empat faktor dari orientasi dominasi sosial (D-Pro, D-Con, E-Pro, dan E-Con) merupakan model teoretis yang sesuai dengan data. Adaptasi alat ukur SDO 7 S menunjukkan bahwa pengukuran orientasi dominasi sosial memiliki empat"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2017
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Abdurrahman Hilmi
"Penggunaan teknologi yang semakin luas di kalangan masyarakat membuat kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat pula. Sumber daya terbarukan adalah sumber daya yang masih dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia, salah satunya adalah energi matahari yang memiliki potensi sebesar 207,8 GWp di Indonesia sendiri. Solar Dish Stirling adalah suatu terobosan baru yang memanfaatkan energi matahari yang terkonsentrasi untuk menggerakkan mesin konversi energi berupa mesin Stirling. Pada penelitian ini, prototipe mesin Stirling dan parabolic dish concentrator dibuat. Parameter-parameter yang diamati ditangkap sensor-sensor berupa suhu. Data diambil setiap 1 jam dalam sehari di daerah UI Depok mulai dari jam 10 sampai jam 3 sore. Efisiensi dan daya output dari sistem dihitung menggunakan model termodinamika. Hasil dari eksperimen menunjukkan perubahan tekanan dan daya output yang dihasilkan mesin per jamnya. Optimasi juga dilakukan menggunakan perangkat lunak excel dengan variasi variabel tekanan awal fluida atau charged pressure dan perbedaan fluida kerja dengan data suhu maksimum dan minimum dari pengamatan sebagai perbandingan hasil penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini, kenaikan suhu absorber dapat menurunkan efisiensi absorber akibat naiknya heat losses pada permukaan absorber. Akan tetapi, kenaikan suhu absorber dapat meningkatkan suhu panas pada bagian mesin Stirling sehingga meningkatkan efisiensi termal dan daya output mesin Stirling.

The increasingly widespread use of technology in the community makes the need for electrical energy also increasing. Renewable resources are resources that can still be developed to meet electricity needs in Indonesia, one of which is solar energy which has a potential of 207.8 GWp in Indonesia itself. Solar Dish Stirling is a new breakthrough that utilizes concentrated solar energy to drive an energy conversion engine in the form of a Stirling engine. In this research, prototype Stirling engine and parabolic dish concentrator were made. The observed parameters are captured by sensors in the form of temperature. Data is taken every 1 hour a day in the UI Depok area from 10 am to 3 pm. The efficiency and output power of the system are calculated using a thermodynamic model. The results of the experiment show changes in pressure and output power produced by the engine per hour. Optimization is also carried out using excel software with variations in the initial fluid pressure variable or charged pressure and differences in working fluid with maximum and minimum temperature data from observations as a comparison of research results. The conclusion of this study, the increase in the temperature of the absorber can reduce the efficiency of the absorber due to the increase in heat losses on the surface of the absorber. However, an increase in the absorber temperature can increase the heat temperature of the Stirling engine, thereby increasing the thermal efficiency and output power of the Stirling engine."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Keterbatasan pada alat ukur impulsivitas yang telah ada menyebabkan adanya kebutuhan untuk suatu alat ukur impulsivitas yang lebih memadai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu skala impulsivitas baru dengan cara mengevaluasi dan menguji skala baru tersebut. Skala baru terdiri dari 12 butir pernyataan dengan 7 skala pilihan jawaban untuk masing-masing butir. 217 mahasiswa sebagai partisipan diminta untuk mengisi kuesioner menggunakan skala impulsivitas baru. Barrat impulsive scale-11 (BIS-11) dan International Personality Item Pool (IPIP) Extraversion juga digunakan untuk menguji validitas skala baru tersebut. Dari uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha, ditemukan bahwa skala baru memiliki reliabilitas yang tergolong baik. Indeks diskriminasi butir untuk skala baru juga ditemukan baik. Selain itu, konvergen validitas ditemukan yang disimpulkan berdasarkan korelasi positif yang signifikan antara skala baru dan BIS-11, juga IPIP extraversion dan skala baru. Mann-Whitney U tes menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang siknifikan antara laki-laki dan perempuan dalam tingkat impulsivitas. Dengan demikian disimpulkan bahwa alat ukur ini valid dan reliable untuk mengukur impulsivitas.

Limitations on existing impulsivity measures lead to the need for a more adequate impulsivity measure. Thus, this study aims to develop a new impulsivity scale by evaluating and validating the new scale. The new scale consists of 12 items with 7 scale option for each item. 217 students as participants were asked to fill out questionnaire of new impulsivity scale. Barrat impulsive scale (BIS-11) and International Personality Item Pool (IPIP) extraversion were used to validate this new scale. From reliability test by using Cronbach Alpha, it was found that new scale has reliability that consider as good. Index discrimination item for new scale was found good. Besides, convergent validity was established that concluded based on significant positive correlation between new scale and BIS-11, also between IPIP extraversion and new scale. Mann-Whitney U test showed there was a significant difference between male and female on level of impulsivity. Thus, it is concluded that this new measures is a valid and reliable to measure impulsivity. Limitations on existing impulsivity measures lead to the need for a more adequate impulsivity measure. Thus, this study aims to develop a new impulsivity scale by evaluating and validating the new scale. The new scale consists of 12 items with 7 scale option for each item. 217 students as participants were asked to fill out questionnaire of new impulsivity scale. Barrat impulsive scale (BIS-11) and International Personality Item Pool (IPIP) extraversion were used to validate this new scale. From reliability test by using Cronbach Alpha, it was found that new scale has reliability that consider as good. Index discrimination item for new scale was found good. Besides, convergent validity was established that concluded based on significant positive correlation between new scale and BIS-11, also between IPIP extraversion and new scale. Mann-Whitney U test showed there was a significant difference between male and female on level of impulsivity. Thus, it is concluded that this new measures is a valid and reliable to measure impulsivity. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aviva Lutfiana
"Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) menjadi salah satu program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang paling diminati mahasiswa karena dapat membekali keterampilan nyata dunia kerja dengan konversi maksimal 20 SKS. Selain memberikan manfaat bagi mahasiswa, program tersebut juga memberikan tantangan baru bagi mereka. Mahasiswa dinilai membutuhkan kemampuan adaptabilitas karier agar dapat mengoptimalkan performanya dalam program tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran core self-evaluation dan kepribadian proaktif dalam memediasi hubungan dukungan sosial dengan adaptabilitas karier pada mahasiswa yang sedang menjalani program MSIB. Partisipan penelitian ini terdiri atas 175 orang mahasiswa Indonesia yang sedang menjalani program MSIB. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Career Adapt-Abilities Sca le International Form (CAAS-IF), Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS), Core Self-Evaluation Scale (CSES), dan Proactive Personality Scale (PPS), yang sudah diadaptasi dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia serta dimodifikasi sesuai dengan konteks penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa core self-evaluation dan kepribadian proaktif memediasi secara parsial hubungan antara dukungan sosial dan adaptabilitas karier mahasiswa yang sedang menjalani program MSIB. Semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh mahasiswa, maka akan semakin meningkatkan core self-evaluation dan kepribadian proaktifnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan adaptabilitas kariernya. Di sisi lain, dukungan sosial sendiri dapat memengaruhi adaptabilitas karier secara langsung, yaitu semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh mahasiswa, maka akan semakin meningkatkan kemampuan adaptabilitas kariernya.

Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) program is one of the Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) programs that most in demand by undergraduate students, because it can equip students with real skills needed by the world of work with maximum 20 credits conversion. Despite of the benefits, this program provides new challenges for them. Students are considered need career adaptability to optimize their performance in the program. In order to develop these abilities, social support, core self-evaluation, and proactive personality are factors that play an important role for students. This study aims to determine the role of core self-evaluation and proactive personality in establishing the relationship between social support and career adaptability in students who are undergoing the MSIB program. The participants of this study consisted of 175 Indonesian students who were undergoing the MSIB program. The instrument used in this study are the Career Adapt-Abilities Scale International Form (CAAS-IF), Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS), Core Self-Evaluation Scale (CSES), and Proactive Personality Scale (PPS), which have been adapted and translated into Indonesian and modified according to the research context. The results showed that core self-evaluation and proactive personality partially mediated the relationship between social support and career adaptability of students undergoing the MSIB program. The higher the social support obtained by students, the more they will increase their core self-evaluation and proactive personality, which in turn will increase their career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>