Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Clark, Lawrence S.
New York: McGraw-Hill, 1991
346.730 7 CLA l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McCarty, F. William
Amerika: IRWIN, 1990
346.07 McC l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Skolnick, Arlene S.
Boston: Little, Brown and company, 1983
306.809 SKO i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Canberra: Australian Goverment Publishing Service, 1985
304.2 STA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Sugiarto
"ABSTRAK
Tumpahan minyak mentah (sludge oil) di sepanjang pantai Majene pada tanggal
11 Januari 2009 menyebabkan kerusakan lingkungan dan berdampak negatif
terhadap sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui
sejauh mana dampak dan seberapa besar nilai kerugian sosial-ekonomi
masyarakat yang ditimbulkan oleh tumpahan minyak mentah serta intervensi apa
yang harus dilakukan terhadap dampak tersebut sebagai bagian dari upaya
pembangunan berkelanjutan pesisir Majene. Metode penelitian yang digunakan
adalah ekspost facto, dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
kualitatif dianalisis secara deskriptif analitik, sementara pendekatan kuantitatif
dianalisis dengan analisis citra dan analisis valuasi ekonomi berdasarkan manfaat
langsung dan manfaat tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dampak tumpahan minyak (jenis sludge oil) di pantai Tammeroddo Sendana
Kabupaten Majene telah menimbulkan kerusakan ekosistem mangrove seluas 7,3 Ha,
ekosistem padang lamun seluas 1,5 ha dan tercemarinya pasir pantai
sepanjang 7 km. Dampak sosial yang ditimbulkan berupa penurunan pendapatan
nelayan, hilangnya kesempatan melaut, pengecatan perahu, pencucian perahu,
peningkatan biaya operasional melaut dan kerusakan alat tangkap. Hasil valuasi
ekonomi memperlihatkan nilai total kerugian sebesar Rp. 21.874.907.863,-
(terdiri dari kerugian pemerintah sebesar Rp. 18.125.000,-; kerugian lingkungan
sebesar RP. 19.012.496.363,-; kerugian masyarakat sebesar Rp. 2.844.286.500,-)."
2010
T33356
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Maitra Agastya
"Tahap identifikasi kebutuhan dan permasalahan (assessment) adalah tahapan kedua dalam pemberdayaan masyarakat setelah melakukan 'proses menjalin relasi' (engagement). Tahapan identifikasi kebutuhan dan permasalahan merupakan tahapan yang penting dalam proses pemberdayaan masyarakat. Tanpa hasil identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang memadai, tujuan pengembangan masyarakat sulit tercapai. Tahapan identifikasi kebutuhan dan permasalahan dalam proses pemberdayaan masyarakat seharusnya tidak menjadi langkah awal yang kaku dalam sebuah proyek kegiatan. Sebaliknya, tahapan tersebut merupakan salah satu langkah yang ada dalam siklus kegiatan program berkelanjutan dalam rangka upaya pembelajaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan permasalahannya.
Artikel ini mendeskripsikan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia (Puska Kesos UI) di salah satu wilayah binaannya di Kelurahan Cinangka, Depok. Proses pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan sejak tahun 2014 sampai saat ini memperlihatkan bahwa keberlangsungan program pemberdayaan membutuhkan siklus pemberdayaan yang dinamis dan tidak linear. Upaya assessment non liner terus dilaksanakan oleh Puska Kesos UI. melibatkan berbagai pemangku kepentingan di komunitas (anak, pemuda, orang tua dan tokoh masyarakat). Artikel ini menemukan bahwa identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang komprehensif sangat penting untuk perencanaan dan implementasi kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Selain itu, rasa memiliki dari anggota komunitas--pemuda dan anak-anak, membantu pengembangan cakupan program dengan menggandeng pemangku kepentingan yang lebih luas di komunitasnya. Pada saat ini, komunitas di Kelurahan Cinangka, Depok, memiliki pusat belajar komunitas kini yang telah beroperasi penuh dengan berbagai kegiatan untuk anak-anak dan keluarga.

In a community development program, assessment is the second step conducted following the engagement process. Assessment is a crucial process. Without sufficient data deriving from the assessment process, the community development goals will be challenging to achieve. In its implementation, an assessment process in the community development is not a rigid step. Conversely, it is a continuous step in the planning and implementation of a program towards sustainability. Assessment is also a learning effort for the community in meeting needs and solving issues. This article describes the community development initiative led by Pusat Kajian Kesejahteraan Sosial (Puska Kesos UI) in Cinangka, Depok. Through this initiative, that was started in 2014; we learned that the empowerment process within a community development is dynamic and non-linear. Identification of issues and resources is a continuous process that the organization conducts. Through this initiative, we found that a comprehensive assessment is essential towards planning and implementation of sustainable community development. Moreover, a sense of belonging from youth and children as part of the community enhanced the program's sustainability through engaging broader networks in the community. Currently, the community organizes a learning center that is in full operation with various activities for children and families."
Sosio Konsepsia, 2018
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Triana
"Pada lingkungan bisnis yang dinamis, perusahaan menghadapi ketidakpastian yang semakin tinggi. Perubahan ini mengharuskan perusahaan untuk merespons secara berbeda dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan dan kemampuan dinamis perusahaan dalam mengatasi lingkungan atau bahkan dalam membentuk lingkungan. Akibatnya, banyak perusahaan melakukan transformasi organisasi untuk memperbarui strateginya. Namun, transformasi organisasi dapat membuat identitas organisasi yang ambigu. Identitas organisasi yang ambigu dapat mengarahkan manajer ke tindakan strategis yang salah yang bertentangan dengan tujuan perusahaan. Dengan demikian, transformasi organisasi harus dikelola dengan baik melalui kepemimpinan transformasional untuk memperkuat komitmen organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi penguatan identitas organisasi pada PT Telkom Indonesia sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia. Penelitian ini menguji hipotesis dengan menggunakan SEM PLS. Temuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa identitas organisasi sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional dan faktor lingkungan eksternal. Hal ini berimplikasi secara teoritis dan manajerial. Secara teoritis, penelitian ini berkontribusi memperkaya konsep organisasi dan memberikan arah kepada manajer dalam memperkuat identitas organisasi. Dengan demikian, tingkat manajerial dapat menciptakan identitas organisasi yang kuat dengan menciptakan kepemimpinan transformasional.

In a dynamic business environment, firms face increasingly high uncertainty. This change requires firms to respond differently taking into account both the environmental changes and the dynamic capabilities of the firms in coping with the environment or even in shaping the environment. Consequently, many firms do the organizational transformation to the renewal of their strategies. Even though, the organizational transformation can make the ambiguous organizational identity. Yet, the ambiguous organizational identity can direct managers to the wrong strategic actions which are contrary to company goals. Thus, the organizational transformation should be adequately managed through transformational leadership to strengthen organizational commitment in achieving company goals. This research examines the factors influencing the strengthening of organizational identity on PT Telkom Indonesia as one of large firm in Indonesia. This research examines the hypothesis by using SEM PLS. The main findings of this research indicate that organizational identity is strongly related to transformational leadership and external environmental factors. This result has theoretical and managerial implications. Theoretically, this research enriches the organizational concept and managerially gives direction to managers to strengthen organizational identity. Thus, managers can create a strong organizational identity by creating transformational leadership."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yo Panjikhrisna
"Dunia pada saat ini membutuhkan metode transportasi untuk menggerakkan orang,atau komoditas. Namun permasalahan yang muncul adalah kemampuan individual untuk mengetahui kinerja kendaraan tersebut terbatas. Sistem indikasi secara umum dapat mendeteksi permasalahan yang muncul namun tidak dapat menganalisa degradasi kendaraan secara umum. Untuk menanggulangi tersebut, perlu didesain sistem yang dapat mendeteksi performa kendaraan secara lebih holistic. Pertama, perlu diambilnya data dari sensor kendaraan, dan kemudian diproses untuk mencari degradasi performa dan anomaly yang muncul. Data tersebut akan dapat disimpan dengan database untuk pengaksesan yang mudah. Dengan menggunakan teknologi machine learning, terutama menggunakan algoritma neural network (NN), dapat dicari relasi-relasi dari informasi yang dapat diterima dari kendaraan untuk menjadi informasi yang dapat diproses oleh pengguna untuk mengambil keputusan. Hasil yang diamati, dalam jangka waktu eksperiment belum ada terdeteksi penurunan performa signifikan. Namun dengan penambahan noise, sistem dapat mendeteksi degradasi atau anomaly pada data.
Untuk menampilkan data ke pengguna, sebuah tampilan dasbor digital dapat digunakan. Secara optimal data dapat diambil dari semua lokasi. Untuk menghasilkan ini data web didesain dengan data yang tertransfer dari web ke dasbor mobil.

The world today need transportation methods for people and commodities. The problem lies in the capabilities of individuals to have knowledge on the performance of the vehicle will mostly be limited. The problem with common indication systems is that it can’t detect problems before the point of failure. Because of that there is a need to design a system which can detect change in performance and indicate it to users. First data is extracted from automobile sensors, then processed to form connecctions and discern the anomalies and degradation caused by wear. This data, to be more easily accessed, is stored in databases. By using Neural Network Algorithms, the model designed can find relations between informations accepted and convert it to usable information. Although with this system proposed no significant drop in performance was noticed in the available data. Although with added noise, anomalies and degradation may be detected.
To create an interface for users, an interface or digital dashboard may be used. Optimally the data can be observed reliably from every position. To create this a web may be designed with transferable data from web to car dashboard
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaswadi
"ABSTRAK
Health for all atau sehat untuk semua di tahun 2000 tinggal 5 tahun lagi dari sekarang. Agar secepatnya mencapai sasaran derajat kesehatan dasar untuk semua terutama balita, upaya-upaya kesehatan melalui sanitasi dasar unsur-unsur lingkungan fisik perumahan perlu diperluas dan di tingkatkan cakupannya dengan melibatkan dan membangkitkan motivasi serta peran serta masyarakat secara luas dan mandiri di lingkungan perumahan/pemukiman masing-masing.
Masalahnya adalah unsur-unsur lingkungan fisik perumahan amat luas, untuk memilih unsur lingkungan fisik rumah mana diprioritaskan, diperlukan tersedianya informasi yang tepat dan akurat berdasar hasil penelitian.
Penelitian ini mencoba ingin menyediakan informasi tersebut dengan meneliti 2811 rumah tangga dan 2811 balita sebagai salah satu penghuninya di Jawa Timur 1992 (data Susenas/SKRT 1992). Variabel independen adalah 12 macam unsur lingkungan fisik perumahan seperti jamban, sumber air bersih rumah tangga, pembuangan sampah dan sebagainya. Variabel dependen adalah insiden diare dan ISPA balita yang secara teoritis etiologi kedua Janis insiden tersebut dapat dihubungkan dengan sanitasi dasar unsur-unsur lingkungan fisik perumahan. Data penelitian adalah data sekunder diperoleh clan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan diolah dengan komputer program SPSSPC. Hasilnya ialah insiden diare balita ada hubungan bermakna (P<0,05) dengan unsur lingkungan fisik rumah unsaniter sumber air bersih dan sampah.
Insiden ISPA balita ada hubungan bermakna (P<4,45) dengan unsur lingkungan fsik rumah unsaniter ketersediaan ventilasi kamar tidur, bahan bakar memasak berasap, ada tidaknya ruang tidur untuk balita dan keberadaan kandang ternak di dalam/kolong rumah.
Pihak-pihak terkait Pemerintah, swasta dan masyarakat umum agar memusatkan perhatian pada unsur-unsur lingkungan fisik rumah hasil penelitian ini dalam mewujudkan upaya-upaya sanitasi dasar lingkungan fisik perumahan sehingga fungsi rumah dapat memproteksi balita dari insiden diare dan ISPA Balita adalah kelompok anggota keluarga yang masih rentan akan tetapi waktunya dihabiskan di lingkungan rumah. Balita berhak lingkungan fisik perumahan saniter untuk kelangsungan hidupnya. Kualitas sumber daya manusia di masa depan adalah status kesehatan balita masa kini.

ABSTRACT
Health for all by the year 2000 is five more years from now. To Successfully achieve the certain degree of primary health care mainly for the age under five years children, efforts have been made through basic sanitation program toward physical environment of housing elements. Te efforts are to cover the broader scope of components, together with encouraging or motivating the people's participation in the physical environment care in their housing individually and widespread.
The problem is the elements of physical environment of housing are too many, which physical environment housing elements should get priorities program intervention. To determine is matter of intellectual skills which make good use some research information. This research want to give some information. of the correlation between physical environment of housing elements and diarrhea so catarrh incidence at the under five year age children. Total subjects are 2811 households and 2811 the under five years age children in the household from East Java in 1992.
The data collected were secondary ones which were taken from the 1992 National Economic Survey and the Households Health Survey. There are twelve independence variables of physical environment of housing elements for example water closed, clean water source household, garbage production and so on, justifies two group is sanitary and unsanitary. The dependent variable is diarrhea and catarrh incidence at the age under five years children. Theoritically both the diarrhea and catarrh incidence can correlate by the basic sanitaion from physical environment of housing elements. Data analysis are carry out with Odds Ratio (OR) and Chi Square test to see the correlation between physical environment of housing elements with diarrhea or catarrh incidence at the under five years age children. The availabel data are computerized by the SPSS-PC program.
The result is the correlation between diarrhea incidence at the under five years ages children and physical environment of housing elements the source clean water so garbage production is significant (P
Many governmental institutions or departments, private and public sectors should care the physical environment of housing elements seeing that the result of this research show evidence to sanitation.
It is an undeniabel fact that the under five ages are weaker members of the families but spend most of their time at home. That is why we should keep sanitary for the under five years ages children. The under five years ages children have human right sanitary housing for continuity their life. The next future quality of human sources is determined by the healthy the under five year children now.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Ambarsari
"Penelitian Penerapan SNI 19-17025-2000 Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Layanan UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi DKl Jakarta dilakukan sejak bulan Agustus sampai dengan Oktober 2004. Penektian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan kombinasi data kualitatif dan kuantitatif yang digunakan bersamaan untuk saling melengkapi gambaran hasil studi mengenai fenomena yang diteliti.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Mutu SNI 19-17025-2000, untuk mengetahui pemahaman pegawai dan persepsi manfaat penerapan SNI 19-17025-2000, untuk mengetahui tingkat kesesuaian layanan yang diberikan UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, untuk mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi kepuasan pelanggan UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, serta untuk menetapkan implementasi kebijakan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas layanan UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. Evaluasi penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan pada hasil audit eksternal dan audit internal yang pernah dilakukan dan observasi peneliti. Pengukuran pemahaman dan persepsi manfaat penerapan SNI 19-17025-2000 dilakukan pada 24 responden pegawai UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta yang pemah mengikuti pelatihan pemahaman SNI 19-17025-2000 dan yang terlibat di dalam sistem mutu laboratorium, diolah dengan menggunakan perhitungan persentase (%) yang dijabarkan dalam bentuk Label frekuensi. Tingkat kesesuaian layanan diukur atas dasar kinerja laboratorium dan harapan pelanggan menurut 100 responden pelanggan laboratorium yang diambilsecara aksidental, diukur berdasarkan dimensi professionalism & skill, attitudes behavior, accessibility & flexibility, reliability & trustworthiness, recovery dan reputation & credibility dan diolah menggunakan importance -performance analysis Sedangkan unluk uji reliabilitas dan validitas serta analisis faktor diolah dengar. bantuan program SPSS versi 11.5 for Windows.
Hasil evaluasi penerapan SNI 19-17025-2000 menyatakan bahwa UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi DKIJakarta belum dapat menjalankan: sistem manajemen mutu laboratorium dengan baik, disebabkan karena sangat tergantungnya kegiatan sistem mutu terhadap anggaran yang diterima, kurangnya motivasi dan partisipasi dan seluruh pegawai dan Iemahnya komitmen terhadap kebijakan dan tujuan mutu yang telah ditetapkan. Dari hasil analisis pemahaman pegawai mengenai SNI 19-17025-2000, menggambarkan bahwa pegawai UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta belum sepenuhnya memahami pedoman SNI 19-17025-2000. Ini digambarkan dari 15 indikator pertanyaan hanya 1 indikator pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar oleh ke dua puluh empat responder.
Dari hasil analisis persepsi manfaat penerapan SNI 19-17025-2000, memperlihatkan bahwa pegawai UPT Laboratorium Lingkungar BPLHD Provinsi DKI Jakarta mempunyai persepsi yang positif terhadap penerapa-SNI 19-17025-2000. Hal ini tercermin dari penilaian responden berdasarkafrekuensi terbesar yang menyatakan penerapan SN1 19 17025-2000 bermanfaat: bagi pegawai dan sangat bermanfaat bagi laboratorium. Dari hasil analisis tingkat kesesuaian layanan yang diberikan UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD Provias DKI Jakarta menyatakan indikator ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekeryaar mempunyai tingkat kesesuaian terendah, sedangkan indikator pelayanan yang sopan dan ramah mempunyai tingkat kesesuaian yang tertinggi.
Dari hasil analtsis faktor tingkat kepuasan pelanggan yang dilakukan pada 20 indikator variabel menghasilkan 3 faktor utama yang menjadi pertimbangan pelanggan dalam menilai kualitas Iayanan UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta yatu - Faktor Kualitas dan Keandalan, Faktor Memahami Pelanggan, Faktor Profesionalisme Layanan. Implementasi kebijakan peningkatan layanan laboratorium dapat dilakukan dengan mempertimbangkan basil kualitas layanan dan hasil analisis faktor. Dari hasil tersebut, beberapa hal disarankan dalam rangka meningkatkan pelayanan di UPT. Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, yaitu : perlu dilakukan program perbaikan kualitas agar sistem manajemen mutu yang telah ditetapkan dapat dijalankan dengan konsisten, dan UPT Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta agar Iebih memperhatikan dan memahami keinginan pelanggan yang membutuhkan pelayanan laboratorium dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja layanan.

An investigation on the application of SNI 19-17025-2000 as a quality improvement effort of The Environment Laboratory's Technical Service Unit (UPT) of BPLHD in DKI Jakarta province was done from August to October 2004. This is a descriptive research using combined data of both qualitative and quantitative ones that were simultaneously employed to complement the research finding profile each other concerning the phenomena investigated.
The objective of this investigation have been (1) to discover the application of quality management system of SNI 19-17025-2000,(2) to find out the understanding and perception on the part of BPLHD staff members over the advantage of SNI 19-17025-2000,(3) to see the level of conformance of service provided by BPLHD Jakarta Province's Technical Service Unit of the Environment Laboratory, (4) to identify the factor influencing the satisfaction of BPLHD environment laboratory customer and (5) to definite policy implementing of improving and increasing its service performance. An evaluation of the application of quality management system was carried out on the basis of both external and internal audit results and an observation by the investigator. A measuring job was executed on 24 respondents consisting of the laboratory staff members, all of whom had taken an SNI 19-17025-2000 training and was involved in the laboratory quality system, as to find out their understanding and perception over the SNI 19-17025-2000; the measuring result was presented in term of percentage (%) and displayed in frequency tables. Quality service was measured based on the laboratory performance and expectation level of 100 customer respondents taken accidentally was measured on the basis of professionalism & skill, attitudes & behavior, accessibility & flexibility, reliability & trustworthiness, recovery and reputation & credibility dimensions and this measurement was processed using an importance-performance analysis. To test the reliability and validity and analysis factor, the SPSS version program 11.5 for Windows was used.
The evaluation result of SNI 19-17025-2000 application showed that this environment laboratory's technical service unit had not done the laboratory quality management system appropriately due to its dependence on the received budget to implement quality system, the low motivation and participation of the whole staff and the low commitment to the quality orientation and policy that had been stipulated. The result analysis of the staffs understanding over SN1 19-17025-2000; indicated that the staff did not have a thorough understanding about this SNI. Of 15 question indicators, only one was correctly answered by the 24 respondents.
The perception analysis regarding the benefit of SNI application showed that the laboratory staff had a positive perception toward the SNI application. This positive perception was displayed by their judgment as shown by the majority who stated that the application of SNI 19-17025-2000 was very advantageous the laboratory and beneficial to its staff. From quality dimension, it was obvious that this laboratory under BPLHD Jakarta Province had not been able to meet the customers satisfaction. Among the 20 variable indicators investigated none of the laboratory performance met or exceeded the customers satisfaction. The indicator of job completion punctuality showed the lowest level of satisfaction; whereas the indicator of politeness on the part of the staff indicated the highest level of satisfaction.
From the analysis result pertaining to the customers satisfaction with 20 variable indicators, three factors were mainly considered by the customers to assess the service quality of this laboratory : quality and reliability factor, perceiving customer factor and professionalism factor in delivering service. Policy implementation of improving and increasing its service performance could apply by considering the result of service quality and factor analysis. Based on these research findings a recommendation should be made as to enhance the service provided by the technical service unit (UPT) of The Environment Laboratory of BPLHD DKI Jakarta Province : first, a quality improvement program should be implemented in order to carry out consistently the quality management system that has been stipulated already. Second, this laboratory should pay more attention to the customers' expectation over this laboratory service and therefore understand them better by improving and increasing its service performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>