Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70804 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
I Gusti Ngurah Bagus
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
398.217 IGU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Herenda Dwipan Putra
"Makalah ini membahas tentang wujud eksploitasi tubuh dan seksualitas perempuan yang ada dalam film “Perempuan Punya Cerita.” Film ini merupakan kumpulan empat film pendek. Satu film pendek yang akan dikupas dalam makalah ini adalah film “Cerita Pulau.” “Cerita Pulau” menceritakan tentang seorang gadis kepulauan kecil yang diperkosa oleh pemuda setempat. Makalah ini juga membahas tentang konflik-konflik yang timbul dalam kasus tersebut dilihat dari sudut pandang feminisme radikal, terutama mengenai pembebasan diri seorang perempuan atas tubuhnya.

This paper discusses about the exploitation of women’s body and sexuality in the movie “Perempuan Punya Cerita.” This movie consists of four short movies. In this paper focus on the short story “Cerita Pulau.” “Cerita Pulau” is about a girl from a small island who was raped by local boys. This paper also discusses about the conflicts that appeal from the case, seen from the point of view of radical feminism, especially about how a woman fight for her rights over her body.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus
"Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan yang menyeluruh, sistematis dan teringrasi antara semua program pelayanan kesehatan bagi bayi dan balita, mencakup pelayanan promotif, pelayanan preventif, dan pelayanan kuratif yang untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas manajemen program maupun manajemen kasus yang mengacu pada kualitas tata laksana kasus sehingga angka kematian bayi dan balita dapat diturunkan.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur MTBS dan faktor ? faktor yang mempengaruhinya di Kabupaten Nagan Raya. Penelitian ini dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain cross secsional dengan jumlah sampel 97 petugas pelaksana MTBS dan 291 pengamatan terhadap pelaksanaan prosedur MTBS di puskesmas dan puskesmas pembantu di Kabupaten Nagan Raya. Pengumpulan data dengan pengamatan langsung saat petugas melayani balita sakit dengan menggunakan daftar tilik dan wawancara dengan petugas MTBS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan cut off point kepatuhan 80 % , rata-rata tingkat kepatuhan petugas adalah 74,96 % dengan kepatuhan tertinggi 96,9 % dan terendah 22,7 %. Hasil uji statistik secara multivariat didapatkan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan adalah beban kerja, sarana prasarana, dan komitmen pimpinan terhadap program MTBS. Sedangkan faktor pendidikan menjadi variabel konfonding dalam penelitian ini. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan adalah faktor komitmen pimpinan, dimana diperoleh nilai OR 8,684, artinya petugas puskesmas dengan komitmen pimpinan yang baik akan berpeluang patuh 8,7 kali lebih besar dibandingkan dengan petugas yang komitmen pimpinannya rendah terhadap program MTBS setelah dikontrol oleh variabel beban kerja, sarana prasarana dan pendidikan.
Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas di Kabupaten Nagan Raya perlu meningkatkan komitmennya terhadap program MTBS dan mendistribusikan tanggung jawab yang proporsional bagi semua staf sesuai dengan prinsip ? prinsip manajemen mutu terpadu (Total Quality Manajemen) dan selalu melakukan perbaikan kinerja secara terus menerus dalam menerapkan prosedur MTBS dengan menggunakan siklus PDCA (Plan - Do - Check - Act).

Integrated Management of Childhood illness (IMCI) is an integrated, systematic and total approach among all of babies and children under five years old health services programme, including promotion, preventive, and curative services to improve the programme management quality as well as cases handling that refer on cases management quality so that affected to the decreasing of infant and children under five years old mortality rate.
The objectives of the study are to obtain the description of Health officer obey code of conduct rate regarding IMCI and confounding factor at Nagan Raya District. The study methods utilized quantitative approach with cross sectional design, total sample are 97 health officers that conducted IMCI and 291 observations regarding IMCI code of conduct at public health centre and sub-public health centre in Nagan Raya District. The data collected by direct observation during health officer serving the illness baby with using check list and interviewing the health officer that doing IMCI.
The study output showed that obey cut off point is 80 %, the average obey rate of health officer is 74, 96 % with highest obey rate is 96, 9 % and the lowest is 22, 7 %. The output of statistical tested by multi variant found the factors that have relation to the obey code of conduct are working load, facilities of IMCI, and managerial commitment regarding IMCI Programme. The education level factor becomes a confounding variable in the study. The most dominant factor that influent the obey code of conduct is managerial commitment which is the OR value 8,684, that?s mean the health officer with managerial commitment that higher commitment affected to health officer IMCI to have 8,7 times more obey than the managerial commitment that has lower after controlled by working load, facilities, as well as education level variable.
District Health Office and Public Health Centre in Nagan Raya District need to improve their commitment regarding IMCI programme and shall distribute proportional responsibility for whole staffs based on Total Quality Management principles and continues performance improvement in implementation of IMCI code of conduct by utilizing PDCA cycle (Plan - Do - Check - Act).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41324
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
J. Herlina, 1941-
Jakarta: Graffiti, 1986
920.72 HER b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku John Merly Betra
"Otonomi Daerah sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun l999 merupakan "momentum" bagi daerah untuk lebih leluasa mengurus rumah tangganya sesuai dengan aspirasi masyarakat lokal, dengan mengacu pada Undang-Undang tersebut, maka untuk memaksimalkan penyelenggaraan pemerintah di daerah Nanggroe Aceh Darussalam dibentuklah satu kabupaten baru yaitu Kabupaten Nagan Raya sebagai daerah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Sehingga dengan adanya pemekaran tersebut Pemerintah NAD dapat memaksimalkan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat lokal serta terciptanya pemerataan pembangunan di berbagai daerah khususnya Kabupaten Nagan Raya.
Dengan adanya pemekaran ini, maka dengan sendininya Kabupaten Nagan Raya membutuhkan kelembagaan ataupun Struktur Organisasi yang sesuai dengan kebutuhan daerah itu sendiri. Adapun pembentukan Struktur Organisasi itu sendiri ditentukan oleh kebutuhan Pelayanan Dasar (Basic Services) dan kebutuhan pengembangan potensi-potensi unggulan khas (Core Competences) yang dimiliki daerah. Dengan adanya pembentukan Struktur Organisasi baru di Kabupaten Nagan Raya, maka dengan sendirinya dibutuhkan pula penambahan Sumber Daya Manusia yaitu Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur daerah untuk dapat mengisi kekosongan formasi yang ada.
Dalam menentukan kebutuhan akan sumber daya manusia, Pemda melakukan analisis terhadap kebutuhan yang diawali dengan menganalis jabatan sebagai dasar penentuan lowongan formasi. Tahap selanjutnya adalah merekrut sumber daya manusia yang handal untuk dapat menjalankan roda pemenintahan di kabupaten tersebut, hal ini tentu saja berkaitan dengan terjadinya pembengkakan organisasi dimana banyak formasi yang terbentuk mulai dari tingkat kabupaten sampai pada tingkat kecamatan.
Langkah yang ditempuh untuk mengatasi kekosongan formasi tersebut adalah dengan melakukan rekruitment pegawai mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan serta pengangkatan calon Pegawai Negeri Sipil sampai dengan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Dalam penyeleksian calon Pegawai itu sendiri menitik beratkan pada faktor pendidikan, ketrampilan, jenis/beban pekerjaan, serta jenis kelamin dan usia.
Penelitian ini menggunakan model pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptis dengan tujuan mendeskripsikan pelaksanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Nagan Raya.Adapun data yang diperoleh dalam tesis ini adalah melalui wawancara dengan 7 (tujuh) informan dan studi pustaka.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pengadaan PNS melalui rekruitment ini didasarkan pada Struktur Oranisasi Tata Kerja Yang ada di Kabupaten Nagan Raya, dan upaya yang dilakukan oleh pemda Nagan Raya dalam penerimaan PNS yang baru ini adalah untuk mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas. Namun hambatan yang dihadapai untuk mengisi formasi yang ada pada Struktur Organisasi tersebut adalah adanya keterbatasannya formasi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini BKN terhadap penerimaan PNS di Kabupaten Nagan Raya.
Dengan adanya penerimaan PNS di Kabupaten Nagan Raya, maka diharapkan akan terciptanya aparatur daerah yang handal dan mampu menjalankan roda pemerintahan didaerah tersebut. Mengenai kekurangan pegawai yang dihadapi, sementara dapat direkrut pegawai honorer untuk menutupi kekosongan formasi yang ada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuhari
"Rumah sakit merupakan organisasi yang padat modal, padat karya dan padat sumber daya. Bagi rumah sakit yang tidak mempersiapkan diri dengan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang mempunyai pendidikan dan ketrampilan yang optimal akan berpotensi menimbulkan kekecewaan bagi pasien dan keluarganya, dapat juga mengalami tuntutan hukum dan akan mengalami kerugiankerugian finansial lainnya terutama jika bekerja tanpa berpedoman pada standar operasional prosedur yang ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya dalam menerapkan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu, Serta mengetahui keadaan sarana dan prasarana di unit gawat darurat, sumber daya manusia, standar dan kebijakan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi. Analisis data dilakukan dengan melakukan komparasi dengan standar Departemen Kesehatan nomor 106 tahun 2004, berkaitan dengan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu.
Hasil penelitian menunjukkan Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya belum siap dengan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu, dibuktikan dengan ruangan, peralatan medis, ambulan yang tidak sesuai standar serta masih banyak tenaga pelaksana di unit gawat darurat yang belum mengikuti pelatihan PPGD. Setelah dilakukan analisis kesenjangan maka yang menjadi alasan ketidaksiapan adalah lebih kurang sosialisasi sistem penanggulangan gawat darurat terpadu masih rendah, serta terkendala pada anggaran.
Dari hasil penelitian disarankan untuk manajemen rumah sakit lebih memperhatikan unit gawat darurat dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dalam hal fasilitas dan peralatan medis, meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dengan memberikan pelatihan-pelatihan tentang gawat darurat seperti PPGD, BLS dan pelatihan gawat darurat lainnya.
Untuk itu diharapkan kepada pihak manajemen di Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya serta kepala Unit Gawat Darurat untuk melakukan sosialisasi Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu kepada seluruh tenaga yang bertugas di unit gawat darurat serta meningkatkan komitmen tenaga di UGD dalam memberikan pelayanan yang bermutu terhadap pasien.

Hospital is capital intense organization,a lots of activities, and resources. For hospital that unprepared self with structure, infrastructure and human resource that have education and optimal skill will generate disappointment for patient and its family and also cause of prosecution and financial losses other especially if work without at standard of procedure operational specified.
This Research intent to know the readiness of General Hospital Nagan Raya to applying the Integrated System of Emergency Services in Intensive Care Unit and know structure and infrastructure?s situation in intensive care unit, human resource, standard and policy. Research Method is using qualitative by undertaking deep interview, document study and observation. Data Analysis is conducted by undertaking comparison with standard from Department of Public Health no.106, 2004, relate to system of integrated service emergency serious condition.
The Research Result shows General Hospital Nagan Raya not ready yet with the Integrated System of Emergency Services in Intensive Care Unit, proved by the room, medical equipments, inappropriate ambulance standard and many executors in intensive care unit that has not followed training PPGD yet. After conducted difference analysis the reason of unready ness is the system socialization of system integrated emergency serious condition has been low and stuck in budget.
From research result suggested for hospital management more concerned about intensive care unit in fulfilling standard that was issued by Department of Public Health in the case of facility and medical equipments, improve knowledge of health worker by give trainings about emergency serious condition like PPGD, BLS and other training of emergency serious condition.
Expectation to the chief of management in General hospital Nagan Raya and Intensive care unit head to conduct socialization the Integrated System of Emergency Services in Intensive Care Unit to the whole commissioned worker in intensive care unit and improve worker's commitment in UGD in giving certifiable service against the patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41319
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vellayati Hajad
"ABSTRACT
This paper discusses palm oil politics in the regent election of Nagan Raya 2017. Palm oil politics is a term referring to the political behaviour of business people (toke), involving the palm oil land and palm oil plantation owners during the regent election of Nagan Raya 2017. Nagan Raya regency is one of the largest palm oil producers in Aceh, where there are at least 18 companies and proprietorshzps in operation. This research is a qualitative research aimed to determine the motivation and participation of toke sawpit in the regent election of Nagan Raya. Toke Sawits are businessmen dependent on the state for business licensing and expanding land-use, which are related to environmental protection issues such as avoiding responsibility for ecological damage. Thus, some participate in regent politics by becoming a candidate and others act as supporters of regent candidates in the form of providing fUnds and mobilizing workers in their plantation. Motivation of toke sawpit is to get ease of doing business and have a role reinforcement of land conversion and deforestation issues."
Yogyakarta: PCD Press, 2017
PCD 5:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiati
Jakarta: Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional, 2010
808.831 SUL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>