Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Efitra
"Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan bagi organisasi apapun, oleh karena itu perlu diberdayakan agar lebih produktif. Demikian pula halnya dengan SDM keperawatan yang ada di Puskesmas, karena perawat Puskesmas mempunyai peran yang besar untuk mewujudkan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010. Hal ini dapat dilihat dari tujuan dan fokus intervensi pelayanan keperawatan di Puskesmas. Namun kenyataan tidak demikian, pemberdayaan SDM keperawatan di Puskesmas masih terlihat lambat dan seperti terlupakan bila dibandingkan dengan pemberdayaan SDM di rumah sakit, sehingga hal ini berdampak terhadap mutu pelayanan keperawatan di Puskesmas.
Di Kota Padang tahun 1999, didapatkan persentase pencapaian kegiatan perawatan kesehatan masyarakat masih rendah, yaitu 35 %. Hal ini menunjukkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan perawat Puskesmas di Kota Padang belum optimal. Untuk melihat bagaimana mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat Puskesmas, maka perlu dikaji indikator dari mutu tersebut. Pada penelitian ini salah satu indikator yang dikaji adalah produktivitas kerja. Banyak faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja. Ilyas (1999) mengemukakan produktivitas berhubungan dengan faktor lingkungan, faktor personal, faktor organisasi, dan faktor manajemen. Pada penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang adalah umur, masa kerja, pelatihan, motivasi, penghargaan, dan kemampuan manajerial pimpinan Puskesmas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran produktivitas kerja perawat Puskesmas, dan melihat bagaimana hubungan antara faktor: umur, masa kerja, pelatihan, motivasi, penghargaan, dan kepemimpinan dengan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel adalah total sampling. Pengambilan sampel secara purposive yaitu seluruh perawat Puskesmas yang bekerja sebagai perawat kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar gedung.
Hasil penelitian menunjukkan 50,7 % perawat Puskesmas di Kota Padang menilai produktivitas kerja mereka dengan kategori rendah. Hasil uji statistik bivariat Chi - Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel motivasi (p = 0,005), penghargaan (p= 0,009), dan kepemimpinan (p=0,0001) dengan produktivitas kerja. Sedangkan variabel umur (p= 0,247), masa kerja (p= 0,617 ) dan pelatihan (p= 0,135) tidak berhubungan dengan produktivitas kerja. Selain itu hasil uji regresi logistik didapatkan bahwa kepemimpinan paling berkontribusi terhadap produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang.
Merujuk pada hasil penelitian di atas, terlihat lebih dari sebagian perawat yang menilai peran dan keterlibatan mereka dalam memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, dan masyarakat masih belum optimal. Faktor yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang adalah kemampuan manajerial pimpinan, motivasi perawat, dan penghargaan. Walaupun secara statistik dalam penelitian ini, pelatihan tidak mempengaruhi produktivitas kerja, namun secara substansi pelatihan akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, sehingga pelatihan tetap menjadi pertimbangan dalam meningkatkan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang. Tidak ditemukannya hubungan antara pelatihan dengan produktivitas kerja, kemungkinan disebabkan perawat yang mengikuti pelatihan baru dalam jumlah yang sedikit. Selain itu juga belum adanya evaluasi atau monitoring terhadap efektivitas dari pelatihan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian ini, rekomendasi ditujukan kepada pengelola Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang, untuk meningkatkan produktivitas kerja perawat dengan meningkatkan kemampuan manajerial pimpinan Puskesmas melalui pendidikan, atau membuat kebijakan dengan menetapkan kriteria kemampuan manajerial sebagai prasarat utama bagi seorang pimpinan, meningkatkan motivasi melalui pengembangan karir, dan supervisi, merancang sistem penghargaan untuk perawat yang berprestasi secara tepat sesuai dengan kebutuhan atau harapan perawat, serta meningkatkan program pelatihan untuk perawat sesuai kebutuhan.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan metoda yang berbeda, antara lain pengumpulan data dengan tehnik observasi atau wawancara. Selain itu dapat menggunakan alat ukur yang berbeda, seperti yang dikemukakan IIyas (1999) dan Amstrong (1990).

Human resource is a main key of success to any organization. They need to be empowered in order to be more productive. Human resource also become the key of success in Puskesmas because of nurses in Puskesmas have the major role to achieve "Indonesia Sehat 2010", as we can see from the purpose and the focus of nursing care in Puskesmas. In reality, human resource in Puskesmas is less empowered than in Hospital, so it affects the quality of nursing care in Puskesmas.
In Kodya Padang, 1999, it was found that the percentage of nursing achievement in Puskesmas is low, around 35 %. It indicates that quality of nursing care which has given by nurses in Puskesmas is not optimal yet. In order to find how the quality of nursing care has given by nurses, we need to assess the work productivity. Many factors relate to productivity. Ilyas (1999) stated that productivity relates to environmental, organizational, personal, and managerial factors. This study assumed that the factors relate to nurses work productivity in Kodya Padang are age, job experience, training, motivation, reward and the managerial capability of the Puskesmas leader.
The purpose of the study was to identify the level of productivity of nurses at Puskesmas; the relationship between: age, work experience, training, motivation, reward, and leadership and the nurses productivity at Puskesmas in Kodya Padang. The design of the study was descriptive analytical through cross sectional approach. A total sampling was utilized purposively. All nurses who work as community health nurses either at Puskesmas or outside Puskesmas participated in the study. The findings demonstrated that 50,7 % nurses evaluated themselves as having low productivity. A bivariate statistical test Chi - Square showed that there are significant relationship between motivation (p = 0,005), reward (p = 0,009) and leadership (p 0,0001) and their work productivities. The variable: age (p = 0,247), work experience (p = 0,617), and training (p = 0,135) did not have relationship with nurses productivity. In addition, a logistic regression test showed that leadership is the most influencing variable to the work productivity of Puskesmas nurses in Padang.
Based on the result of this study, some recommendations were conveyed to the management of Puskesmas and regional office of health in Padang to improve nurses work productivity by providing them with several types of training, designing a reward system for nurses according to their needs or expectation, motivating them through a definite career development and supervision system. Also, by improving managerial skills of Puskesmas leaders through a formal education, continuing education, or developing a policy based on criteria requirements of a leader.
Referred also to the findings from this study, it showed that over a half of nurses feel that their involvement in giving nursing care to individual, family or society is not optimal yet. The factors that considered can improve nurses work productivity in Puskesmas Kodya Padang are leader's managerial, motivation, and reward. Even though statistically, the training has not influenced the work productivity, the substance of training itself may influence the staff work productivity. So, training is still needed to improve nurses work productivity in Puskesmas Kodya Padang. This study could not find the relationship between training and work productivity. It might be happened because there is not evaluation on the effectiveness of the training and the number of nurses who followed training is low.
This study has some limitation, however, it is expected that the future studies will be conducted with different methods and instruments, such as, in collecting the data may use observation or interview technique. Or, use different measurement technique as Ilyas (1999) or Armstrong (1990) suggested.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T1678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisfuddin
"Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas, sumberdaya yang paling penting adalah sumberdaya manusia, karena sumberdaya manusialah yang akan mengendalikan sumberdaya lainnya sehingga dapat berfungsi dengan baik. Salah satu komponen sumberdaya manusia tersebut adalah tenaga perawat. Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan Puskesmas yang baik diperlukan disiplin kerja dari setiap anggota. Masalah yang dianalisis pada penelitian ini adalah rendahnya disiplin waktu kerja perawat Puskesmas di wilayah Kecamatan Panti dan Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Karena kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan oleh perawat, maka seharusnya perawat memiliki kemampuan yang handal dan mempunyai disiplin sehingga pelayanan Puskesmas dapat diwujudkan dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk diperolehnya gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin waktu kerja perawat Puskesmas di wilayah Kecamatan Panti dan Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal apa saja yang berhubungan dengan rendahnya disiplin waktu kerja perawat Puskesmas di wilayah Kecamatan Panti dan Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman. Sampel penelitian ini adalah seluruh perawat Puskesmas Kecamatan Panti dan Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman sebanyak 30 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat yaitu t.test, korelasi dan regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin waktu kerja perawat Puskesmas di wilayah Kecamatan Panti dan Kecamtan Rao Kabupaten Pasaman adalah faktor eksternal meliputi; kepemimpinan, supervisi, sumber daya, dan imbalan. Penelitian ini menyarankan kepada pimpinan Puskesmas perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas perawat dengan memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan secara lebih merata yang pada akhirnya meningkatkan disiplin waktu kerja.

In organizing health efforts in the Community Health Center, human resource is the most important resources, because people that will control other resources that all will run properly. One of the human resource component is nurse. In order to perform good health service in the Community Health Center, work discipline of each personnel is needed. The problem found out in this research is the low time discipline of the nurses of the Community Health Center in Sub-District of Panti and Sub-District of Rao, Regency of Pasaman. Because the major tasks of the Community Health Center is done by the nurses, it is necessary that the nurses have reliable skill and have good discipline that service of the Community Health Center can be realized properly.
The purpose of this research is to obtain description regarding factors related to working time discipline of nurses in the Community Health Center in Sub-District of Panti and Sub-District of Rao, Regency of Pasaman. This research done is analytic descriptive research with cross sectional design to identify internal and external factors related the low discipline of nurses of the Community Health Center in Sub-District of Panti and Sub-Distract of Rao, Regency of Pasaman. Sample of this research is all nurses of the Community Health Center in Sub-District of Panti and Sub-District of Rao, Regency of Pasaman amounted to 30 nurses. The analysis used is univariate and bivariate analysis with t.test, correlation and linear regretion.
The result of analysis indicates that the factors related to the working time discipline of nurses in the Community Health Center in Sub-District of Panti and Sub-District of Rao, Regency of Pasaman are external factors such as leadership, supervision, human resource, and reward. This research suggests that the head of the Community Health Center needs to consider the development and improvement of the nurses quality by giving education and training opportunity more proportionately that finally will improve the working time discipline."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"Masalah etik kerap dihadapi oleh perawat. Kepala ruangan berperan penting dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah etik yang dihadapi perawat di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan kepala ruangan dalam penyelesaian masalah etik perawat di rumah sakit. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 96 perawat selevel kepala ruangan di satu rumah sakit umum tipe A di Jakarta. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengambilan keputusan masalah etik diukur menggunakan kuesioner Managerial Ethical Profile (MEP) scale yang dikembangkan oleh Casali (2010) dan faktor-faktor yang berhubungan terdiri atas faktor individu, faktor organisasi, dan faktor eksternal. Analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor individu dan eksternal berhubungan dengan pengambilan keputusan kepala ruangan dalam penyelesaian masalah etik perawat (p <0,001; r2 = 0,491) dan faktor individu merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pengambilan keputusan kepala ruangan dalam penyelesaian masalah etik perawat. Faktor individu mencakup pengembangan moral dan kemampuan-pengalaman professional. Penelitian ini merekomendasikan perlunya program yang menguatkan dan meningkatkan kemampuan kepala ruangan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah etik melalui diskusi kasus terkait masalah etik yang dihadapi oleh perawat.

Nurses often face ethical problems. The head nurse in the ward has an important role in making decisions to solve nurses' ethical problems in the hospital. This study aims to identify factors related to the head nurses' decision-making in solving nurses' ethical problems in the hospital. This study's design was a cross-sectional study involving 96 nurses at the head of the room in a public hospital in Jakarta. The sample was selected by purposive sampling technique. Ethical decision making was measured using the Managerial Ethical Profile (MEP) scale questionnaire developed by Casali (2010), and related factors consisted of individual factors, organizational factors, and external factors. Data analysis using multiple linear regression. The results showed that individual and external factors were related to the head nurses' decision-making in solving nurses' ethical problems in the hospital (p <0.001; r2 = 0.491). The individual factors were the most related to the head nurses' decision-making in solving nurses' ethical problems in the hospital. Individual factors include moral development and professional experience. This study recommends the need for a program that strengthens and improves the head nurses' decision-making ability in solving nurses' ethical problems in the hospital through discussion of cases related to ethical problems faced by nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harnita
"Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi besar terhadap tingginya mutu pelayanan kesehatan. Kualitas komunikasi perawat-klien sangat menentukan tingkat kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan komunikasi perawat-klien di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien di RSD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh klien rawat inap RSD Raden Mattaher Jambi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah total populasi sebanyak 194 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan uji chi square, sedangkan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien digunakan analisis regresi logistik berganda pada analisis multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar klien (55.7 %) menyatakan komunikasi perawat-klien sesuai harapan. Hasil analisis Uji chi square pada ⍺ 5% didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas ruang rawat, kondisi klien, suku dan bahasa dengan komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien di RSD Raden Mattaher Jambi. Hasil Analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel yang paling berhubungan komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien di RSD Raden Mattaher Jambi adalah pendidikan, kelas ruang rawat, dan kondisi klien. Dan kondisi klien merupakan faktor yang paling bcsar tingkat hubungannya dengan komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien di RSD Raden Mattaher Jambi. Untuk meningkatkan kualitas komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien di RSD Raden Mattaher Jambi, maka disarankan melakukan analisa kesesuaian komunikasi yang dilakukan perawat dengan harapan klien, mengadakan pelatihan tentang komunikasi, evaluasi secara berkala kemampuan komunikasi perawai, memanfaatkan dan menambah fasilitas untuk menunjang kualitas komunikasi perawat-klien."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T22855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Hutami
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26496
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Viorentina Yofiani
"Peran yang dimiliki oleh Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, kini menjadi lebih penting lagi karena harus ikut andil dalam penanggulangan Covid-19. Di mana, Puskesmas turut turut berkecimpung dalam prevensi, deteksi, serta respon, dengan tidak melupakan penyelenggaraan UKM dan UKP dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penambahan tanggung jawab ini dapat berimbas pada kepuasan kerja perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat Puskesmas di Kota Bekasi pada masa Pandemi Covid-19 tahun 2022. Penelitian menggunakan desain potong lintang, pengumpulan data melalui pengisian kuesioner daring pada 86 perawat Puskesmas Kota Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan 54,7% perawat Puskesmas di Kota Bekasi memiliki kepuasan kerja yang rendah pada masa Pandemi Covid-19. Uji bivariat menggunakan Chi-square menunjukkan bahwa pengakuan, prestasi, kemungkinan pengembangan diri, tanggung jawab, dan pekerjaan itu sendiri berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat Puskesmas. Namun pada uji regresi logistik ganda, hanya variabel tanggung jawab yang menunjukkan hubungan yang signifikan. Persepsi tanggung jawab merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat Puskesmas di Kota Bekasi pada masa Pandemi Covid-19 tahun 2022.

The role that Primary Health Center (PHC) has as the spearhead of public health services in its working area has now become even more critical because it has to take part in the prevention of Covid-19. Where, PHC is also involved in prevention, detection, and response, by not forgetting the implementation of Community Health Efforts and Individual Health Efforts in the context of fulfilling Minimum Service Standards (MSS). This additional responsibility can have an impact on nurse job satisfaction. This study aims to determine the factors related to the job satisfaction of PHC’s nurses in the City of Bekasi during the Covid-19 Pandemic in 2022. The study used a cross-sectional design, collecting data by filling out online questionnaires on 86 PHC’s nurses in Bekasi City. The results showed that 54.7% of PHC’s nurses in Bekasi City had low job satisfaction during the Covid-19 pandemic. The bivariate test using Chi-square showed that recognition, achievement, the possibility of self-development, responsibility, and the work itself were significantly related to the job satisfaction of PHC’s nurses. However, in the multiple logistic regression test, only the responsibility variable showed a significant relationship. Perception of responsibility is the most dominant factor related to job satisfaction of PHC’s nurses in Bekasi City during the Covid-19 Pandemic in 2022."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuller, Jill
Philadelphia : J.B.: Lippincott Company, 1994
610.73 FUL h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Meidy Maulia Rakhmi
"Keberhasilan penyelenggaraan Diklat berbasis kompetensi ditunjukkan dengan adanya keselarasan tujuan program dengan kebutuhan dan strategi organisasi, dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan program. RSIA Hermina Bekasi termasuk salah satu rumah sakit yang memiliki keseriusan dalam penyelenggaraan program Diklat Keperawatan berbasis kompetensi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyelenggaraan serta rencana pengembangan program Diklat Keperawatan berbasis kompetensi di RSIA Hermina Bekasi dengan mengacu pada Teori Dubois (1996) tentang Model Sistem Strategik Diklat Berbasis Kompetensi. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam semi terstruktur serta telaah data sekunder.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan Diklat Keperawatan berbasis kompetensi di RSIA Hermina Bekasi sudah cukup baik dilaksanakan dari segi teknisnya. Perlu adanya perbaikan terutama pada tahap analisa kebutuhan pelatihan, tahap pengembangan model kompetensi dan pada tahap pengembangan intervensi pembelajaran. Rencana pengembangan program Diklat Keperawatan berbasis kompetensi di RSIA Hermina Bekasi meliputi perlunya dilakukan pengkajian kembali budaya organisasi, meningkatkan profesionalisme SDM pengelola Diklat, mengadakan penelusuran potensi dan kompetensi guna pembuatan matriks kompetensi, penilaian kompetensi metode 360º, membuat model kompetensi kelompok unit kerja, standarisasi penilaian kompetensi dasar, mengembangkan metode pembelajaran mandiri dan diskusi kelompok, membudayakan pembelajaran masal sistem on-line, dan membuat penilaian kompetensi instruktur.
Diharapkan saran pada penelitian ini dapat menjadi masukan dan perbaikan bagi pelaksanaan Diklat Keperawatan berbasis kompetensi di RSIA Hermina Bekasi pada masa mendatang.

The success of the organizing a competency-based training was demonstrated by the synchronized program goals with the needs and organization strategy, management support and the organizing program techniques. RSIA Hermina Bekasi is an exemplary hospital that showed seriousness in implementation of nursing competence-based training.
This research aims to find out the organizing as well as competency-based Nursing development training program in the RSIA Hermina Bekasi. The method referenced to the theory of Dubois (1996) on the Strategic System Competency-based Training Model. Research methods using qualitative methods with semi structured in depth interviews and deep examination of secondary data.
The results of the study noted that organizing of the Nursing competence-based training program in the RSIA Hermina Bekasi already fairly well implemented in terms of technical assistance. Improvements are necessary especially on training needs analysis phase, the development model of competence and on the stage of development of the learning intervention. Nursing development plan-based competency training program in the RSIA Hermina Bekasi needs to be evaluated. Particularly the study of organization culture to enrich the values, increase the professionalism of HRD, conducting soft competency assessment in order to assemble competency matrix, assessment by the method of 360º, models for competency based work team development, standardization of basic competencies assessment, develop self study method and forum group discussion, cultivate learning mass on-line system and create assessment of the competence of trainers.
The recommendation on the study is expected can be used as inputs to improve the implementation of the nursing competence-based training in the RSIA Hermina Bekasi in the future.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29943
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aep Saepulmulya Sukmana
"Pelayanan pre-hospital berorientasi kepada layanan gawat darurat untuk cidera atau sakit yang parah sebelum mencapai rumah sakit atau selama proses transfer. Salah satu yang membedakan uraian tugas antara perawat ambulans gawat darurat dengan perawat rumah sakit adalah dalam memberikan asuhan kepada pasien. Perawat rumah sakit memberikan asuhan keperawatan secara berkelanjutan dan terjadwal, sedangkan asuhan keperawatan oleh perawat ambulans gawat darurat diberikan berdasarkan panggilan (permintaan sesuai kebutuhan). Perbedaan pemberian asuhan ini seringkali berpengaruh terhadap kualitas tidur perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur perawat ambulans gawat darurat. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional pada 100 perawat ambulans gawat darurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 39 perawat ambulans gawat darurat memiliki kualitas tidur yang baik, dan 61 perawat ambulans mempunyai kualitas tidur yang buruk. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar indikator pengetahuan perawat dan rekomendasi pengetahuan dasar mengenai kualitas tidur untuk perawat yang bekerja di instansi ambulans gawat darurat.

Pre-hospital services (emergency ambulance) are oriented towards the emergency medical services for the severely ill or injured before reaching the hospital or during transfer. One that distinguishes the job description between an emergency ambulance nurse and a hospital nurse is in providing nursing care to patients. Hospital nurses provide nursing care on a continuous and scheduled basis, while the provision of nursing care by emergency ambulance nurses is applied based on call (request as needed). This difference in the provision of nursing care often affects the quality of nurse's sleep. This study aims to describe the sleep quality among the nurses working on the emergency ambulance service. The design of this study is descriptive using a cross-sectional approach. This study was conducted on 100 emergency ambulance nurses. The results showed that 39 emergency ambulance nurses had good sleep quality, and 61 ambulance nurses had poor sleep quality. This research can be used as an indicator basis of knowledge and recommendations for basic knowledge regarding sleep quality for nurses working in emergency ambulance institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthmainnah
"Kinerja perawat dipengaruhi faktor remunerasi dan motivasi kerja. Remunerasi adekuat sebagai upaya retensi perawat dan meningkatkan motivasi kerja. Motivasi kerja membawa kinerja perawat positif. Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan kepuasan remunerasi dengan motivasi dan kinerja perawat. Desain yang digunakan analitik cross sectional study dengan total sampling perawat RSUD Depok yang diukur menggunakan kepuasan remunerasi yang dibuat dan kinerja dari manajemen serta motivasi menggunakan kuesioner Herzberg. Hasil penelitian menunjukkan hubungan bermakna kepuasan remunerasi dengan motivasi kerja p=0.019; ?=0.05 . Perawat yang puas dengan remunerasi berpeluang 4 kali menunjukkan motivasi kerja tinggi. Rekomendasi untuk rumah sakit menerapkan sistem remunerasi berdasarkan Kepmenkes 652 Tahun 2010.Kata kunci : Kepuasan remunerasi, motivasi kerja, kinerja, perawat.

Nurse performance has been effected by remuneration and work motivation factor. The adequate remuneration as effort in nurse retention and increase the work motivation. Work motivation bring the positive nurse performance. This study aimed to identify the association between remuneration satisfaction with work motivation and nurse performance. This study used a cross sectional analytical study involving nurses in Depok hospital selected using total sampling method. The result showed remuneration satisfaction was shown to be significantly correlated with the work motivation nurses p 0.019 0.05 . Nurses who had remuneration satisfactions chance 4 times to show a high work motivation. Recommendations from this finding are need to design the remuneration system based on Health Ministry Policy 652 Year 2010.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>