Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177842 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akmal Mufriady Hanif
"Instalasi rawat Jalan (IRJ) merupakan bagian yang strategis bagi rumah sakit, sehingga kinerja IRJ akan berpengaruh terhadap kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Sebagai pintu gerbang rumah sakit, IRJ merupakan cermin dari rumah sakit, sahingga kesan pertama dari masyarakat terhadap rumah sakit akan didapat dari penampilan dan kinerja IRJ. IRJ RSUP Dr M. Djamil Padang dengan 16 poliklinik spesialis mempunyai angka kunjungan yang tinggi. Namun faktor-faktor apa raja yang berhubungan dengan tingkat permintaan pasien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik Penyakit Dalam belum diketahui secara pasti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat permintaan pasien dan berbagai faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan paien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik Penyakit Dalam dengan harapan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah kunjungan rawat jalan.
Metode penelitian adalah studi potong lintang dengan bantuan kuesioner terhadap pasien yang melakukan kunjungan ulangan minimal 2 x dalam tahun 2001 ini di Poliklinik Penyakit Dalam dengan jumlah sampel sebanyak 150 orang. Hasil penelitian memperlihatkan adanya berbagai faktor eksternal dan faktor internal yang kemungkinan berhubungan dengan tingkat permintaan terhadap pelayanan rawat jalan. Dengan bantuan analisis statistik bivariant dan multivariant dapat diketahui adanya beberapa variabel bebas yang mempunyai hubungan bermakna dengan tingkat permintaan pasien sebagai variabel terikat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel umur, penghasilan keluarga, tempat tinggal, cara pembayaran, keramahan perawat dan kelengkapan spesialisasi mempunyai hubungan bermakna dengan tingkat permintaan pasien. Dari keseluruhan variabel diatas faktor keramahan perawat dan kelengkapan spesialisasi temyata merupakan dua variabel yang sangat berperan.
Disarankan agar dilakukan upaya peningkatan kunjungan rawat jalan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan pasien terhadap pelayanan rawat jalan melalui pemasaran yang intensif serta meningkatkan peran dokter dan seluruh karyawan rumah sakit. Pelayanan Kesehatan Sore perlu dipertimbangkan untuk menggaet mereka yang mempunyai penghasilan menengah keatas dan tidak menghendaki birokrasi yang berbelit-belit.

Demand Analysis Of Outpatients At Internal Medicine Department (OPIMD) M.Djamil Hospital in PadangOutpatient department (OPD) is a strategic department in hospital, in this case the OPD performance will influence the hospital performance as whole. OPD is the front gate of hospital, and it is said that OPD is the mirror of the hospital. People first impression will be derived from the OPD performance. OPD M. Djamil hospital has 16 specialist polyclinics and still has high number of the patient visit. But factors related to demand stage analysis have not been confirmed.
The aim of this study is to find several factors related to demand at OPIMD, in hoping that the results can be used to increased OPIMD repeated visits.
A cross sectional study with questionnaires was used for collecting data from patient at OPIMD with repeated visits at least two times in 2001. Based on the formula, minimal sample size were 150.
The results of this study showed different external and internal factors may be related to demand at OPIMD. Statistic analysis, using bivariant and multivariant. Revealed some independent variables which had significant relationship to demand as a dependent variable.
This study concluded that age, income rate, home distances, payments method, nurses courtesy and completeness of medical specialization had significant relationship to demand at OPIMD. From above variables, with used multivariate analysis, nurses courtesy and completeness of medical specialization were two variables that played important role. It is suggested that in order to increase repeated visits at OPIMD, the hospital has to pay attention on certain factors which are related to demand.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Mardiana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harapan dan tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dokter spesialis penyakit dalam pada poliklinik penyakit dalam instalasi rawat jalan RSUP Persahabatan di Jakarta, Indonesia.
Jenis penelitian berupa kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, sampel dipilih secara acak. Jumlah sampel sebanyak 198 pasien. Responden terdiri dari 63 kunjungan baru dan 135 kunjungan lama. Metode pengukuran kepuasan dengan menggunakan Importance Performance Analysis.
Tingkat kepuasan responden umur tua (>= 55 tahun) lebih puas dibandingkan responden dengan umur muda ( < 55 tahun). Responden yang belum menikah kurang puas dibandingkan responden yang telah menikah. Responden yang tidak bekerja / non karyawan contoh lebih puas dibandingkan karyawan. Responden berjenis kelamin perempuan lebih puas dibandingkan responden berjenis kelamin laki-laki. Tingkat pendidikan SMP paling puas dibandingkan tingkat pendidikan SMA kebawah maupun D3/Perguruan tinggi. Responden dengan cara bayar tunai kurang puas dibandingkan dengan resonden cara bayar jaminan. Responden yang merupakan pengunjung lama lebih puas dibandingkan pengunjung baru. Responden dengan waktu tunggu lama (>= 60 menit) sangat tidak puas dibandingkan responden dengan waktu tunggu singkat (< 60 menit).
Responden yang diperiksa dokter >= 15 mnt lebih puas dibandingkan responden yang diperiksa singkat < 15 menit. Untuk tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan didapatkan hasil : untuk variabel kecepatan pelayanan kepuasan 38,4 %. Untuk variabel ketrampilan pelayanan kepuasan hanya 47,5 %. Untuk perhatian pelayanan, kepuasan hanya 44,4 %. Namun untuk penampilan pelayanan, kepuasan 58,6 %. Secara keseluruhan, tigkat kepuasan terhadap variabel pelayanan yang diteliti sebesar 37,4 %.
Karakteristik responden yang merasa puas dengan pelayanan dokter spesialis penyakit dalam di instalasi rawat jalan RSUP Persahabatan adalah responden yang berumur tua, berjenis kelamin perempuan, kawin, bukan karyawan, pendidikan SMA, pengunjung lama, cara bayar jaminan, waktu tunggu yang singkat dan diperiksa lama oleh dokter. Dari sisi mutu pelayanan, kepuasan responden pada penampilan pelayanan. Secara keseluruhan, tingkat kepuasan responden terhadap mutu pelayanan dokter spesialis penyakit dalam masih sangat rendah.

The purpose of this research was to discover expectations and satisfaction levels of internist service quality at Persahabatan out-patient department.
This is a cross sectional quantitative research in obtaining the instrument, through a random sampling, and involved 198 patients as samples. 63 patients were new patients and the rest of them were regular ones. The application of the Importance Performance Analysis, measurement of satisfaction is carried out.
Satisfaction level of more or less than 55 years old patients were higher than the younger patients (less than 55 years old). Unmarried respondents have lower satisfaction levels than the married ones. Unemployed respondents, have higher satisfaction level than employed respondents. Female respondents were more satisfied than male respondents. High school graduated respondent were the most satisfied respondents than junior high school graduated respondents and also diploma graduated respondents. Fee for service patients were less satisfied than insured patients.
Regular patient respondents have higher level of satisfaction than the new ones. Respondents with longer waiting period (more than 60 minutes) truly unsatisfied if they compared to respondents with shorter waiting period. Respondents with longer examination period (more or less than 15 minutes) were more satisfied than the shorter ones (less than 15 minutes). The result of suitability level between expectation and reality were: services skill variable was only 47.5%. For service attention was only 44.4% but for service packaging the satisfaction was reached 58.6%. Over all, satisfaction level against researched service variables was 37.4%.
characteristics of satisfied respondents on internist service at outpatient department of Persahabatan Hospital were geriatrics, females, married, unemployed, high school graduated, regular patients, insured patients, short waiting period, and longer examination period. Based on service quality, highest satisfaction level was on service packaging. Generally, respondent satisfaction level against internist service quality was very poor/low.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31236
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Untoro
"Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Bekasi merupakan bagian dari 14 Poliklinik rawat jalan dengan jumlah pasien terbanyak (21,69%) dan rata-rata 414 pasien per minggu. Pada jam-jam tertentu (antara 07.00-10.00) dan hari tertentu (Senin) jumlah pasien yang banyak menyebabkan waktu tunggu menjadi panjang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu tunggu seorang pasien, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan mengembangkan model antrian yang sesuai agar pasien tidak perlu menunggu lama dan fasilitas yang tersedia dipergunakan efektif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional dan penelitian operasional dengan analisa kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara stratified random sampling dari 20% pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Bekasi pada hari kerja dari tanggal 2 Juni sampai dengan 7 Juni 1997.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa: rata-rata kedatangan (lamda) adalah 16 pasien tiap jam, rata-rata pelayanan (miu) adalah 10 pasien tiap jam, lama tunggu pemeriksaan 1 jam 22 menit dengan utilisasi sebesar 52,59 %. Faktor-faktor yang menyebabkan waktu tunggu dalah sistem antrian, lama pemeriksaan dokter, kedatangan dokter terlambat dan kedatangan pasien yang tidak terjadual.
Untuk mengurangi waktu dibuat model antrian M-M-2-I, dari hasil simulasi tersebut didapat rata-rata lama menunggu pasien dalam antrian sebesar 4 menit dan waktu tunggu dalam sistem sebesar 9 menit. Dengan menggunakan model ini diharapkan dapat mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan utilisasi melalui peningkatan displing kedatangan dokter dan penjadwal kedatangan pasien.

Internal Medicine Outpatient Department is one of fourteen outpatient department in Bekasi District Hospital. This outpatient department has the highest number of patients compared to other, with an average 414 patients per week. During the peak hours between 07.00-10.00 and on Monday, the number of patients visiting outpatient is high and they have to wait for a long time before doctor s examination.
The objective of this study was to find out of the waiting time of the patient, the contributing factors, and to develop appropriate queueing model to avoid a long waiting time and increase the utilization of facilities effectively.
This study was a combination of cross sectional and operational research by using quantitative analysis. Sample was taken from 20% of Internal Medicine OPD in Bekasi District Hospital who came in workdays from 2 June up to 7 June 1997. Data analysing was done by using Microsoft Excel 5.0 software with Queueing System Simulation (QSB).
This study revealed that the average waiting time is 72 minutes and the average proportion of patients came from 07.00-10.00 is 95%. It was found out that the factors that cause a long waiting time were the queueing system, the length of doctor s examination, the unpunctuality of doctor s arrival and the patient s unscheduled visit. In order to reduce the waiting time one model was developed, namely the queueing model M-M-2-1.
Based on simulation it was indicated that the average time patient has to queue is 4 minutes and the waiting time in the system is 9 minutes. By using this model, it is expected that the waiting time could be decreased and utilization of service can be increased through improving the punctuality of doctor s arrival and scheduling the patients visit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T9536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risalina Myrta Anggarini
"ABSTRAK
Dengan didukung oleh 20 jenis keahlian, maka angka kunjungan pasien rawat jalan RSPAD Gatot Soebroto cukup tinggi. Seperti kita ketahui bersama tuntutan utama bagi pasien rawat jalan adalah pelayanan dengan cepat dan tepat Untuk menunjang pelayanan pasien rawat jalan panting pula diperhatikan layanan rekam medis yang cepat.
Dari hasil residensi penulis menjumpai lamanya rata-rata layanan rekam medis pada pasien poliklinik Penyakit Dalam yang diperkirakan mempunyai dampak atas kepuasan pasien.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi yang terperinci tentang layanan rekam medis di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.
Penelitian dilakukan secara cross sectional, dengan melakukan pengamatan terhadap rata-rata layanan rekam medis pasien rawat jalan poliklinik Penyakit Dalam, kemudian mengumpulkan data sekunder, juga wawancara dan diskusi kelompok terarah dengan petugas rekam medis serta kunjungan ke Rumah Sakit Pondok Indah untuk mendapatkan data pembanding. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
Pengamatan dilakukan selama 15 hari kerja (3 minggu) berturut-turut dan didapat 1222 orang pasien dan 20 orang petugas sebagai sampel penelitian. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa :
Rata-rata (mean) waktu layanan rekam medis di poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto adalah 61 menit.
Pengembangan kualitas tenaga rekam medis kurang direncanakan dengan baik. Prosedur kerja belum dilaksanakan secara konsisten. Pengembalian rekam medis dari poliklinik maupun tempat perawatan belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Lokasi poliklinik yang jauh dari tempat penyimpanan rekam medis mempengaruhi kecepatan pelayanan. Perlunya penambahan petugas untuk merapikan file.

ABSTRACT
Being the top referral military hospital the Central Army Hospital Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto) consisting of 20 different specialities has a hight visit of out-patients. Hence, a fast and efficient medical record service seems necessary.
The purpose of this research is to gather exact information on medical record service in the Central Army Hospital Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto). This research is cross - sectional. It is based on medical record observations towards out - patients of the Internal Medicine Department together with secondary data from interviews and focussed group discussions with medical record officers. A visit to the Pondok Indah Hospital for comparison study was made and the data analysis is qualitative and quantitive.
The observation on I222 patients and 20 officers for 15 working days (3 weeks) is as follows :
The average time required for medical record service in the internal Medicine Department of the Central Army Hospital Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto) is 61 minutes.
The personnel for medical record service do not meet up to expectations the work procedure is not consistent. At times, medical records are not well - kept.
Bibliography : 21 year 1952 - 1997.
"
Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfitri
"ABSTRAK
Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala yang
timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia, yang disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pasien HIV/AIDS memerlukan dukungan dari
semua aspek termasuk intervensi spiritual. Tindakan yang dapat dilakukan adalah
konseling kepatuhan dan konseling spiritual untuk meningkat kepatuhan terapi ARV.
Tujuan dari penelitian adalah menilai efektifitas pemberian konseling kepatuhan dengan
konseling spiritual terhadap koping kepatuhan minum obat ARV pasien HIV/AIDS,
dengan desain quasi-exsperiment, rancangan the unthreated control group design with
pretest and posttest. Penelitian dilakukan di RSUP. DR. M. Djamil Padang selama 30
hari dari tanggal 25 Oktober 2008 sampai dengan 24 November 2008 dengan 22 sampel
yang diambil secara purposive sampling. Intervensi yang dilakukan yaitu konseling
spiritual oleh ulama dan konseling kepatuhan oleh peneliti dilakukan 2 kali seminggu
selama 2 minggu. Analisis data menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa rata-rata skor kepatuhan kelompok intervensi konseling kepatuhan dan spiritual
adalah 1,909 dengan standar deviasi 1,044, sedangkan kelompok intervensi konseling
kepatuhan rata-rata skor kepatuhan 0,909 dengan standar deviasi 1,044 dengan nilai
p=0,016. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang bermakna
rata-rata skor kepatuhan antara kelompok yang mendapatkan intervensi konseling
kepatuhan dan konseling spiritual dengan kelompok yang mendapatkan intervensi
konseling kepatuhan. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada perawat
bekerjasama dengan ulama untuk melakukan konseling spiritual kepada pasien
HIV/AIDS untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Kepada penelitian selanjutnya untuk
mengembangkan penelitian ini.

ABSTRACT
Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a syndrome related deficiency of
body immune, caused by HIV. HIV/AIDS patients need all aspects of supports
including spiritual intervention. Adherence counseling and spiritual counseling are
interventions to increase adherence of ARV therapy. The purpose of this study was to
identify the effectiveness of spiritual and adherence counseling with adherence of ARV
theraphy on HIV/AIDS patients, with quasi-experiment ; control group design with
pretest and posttest design. These study was taken place VCT outpatiens department at
RSUP DR. M. Djamil Padang from 25th October until 24th November 2008 (30 days),
with 22 sample, was selected by purposive sampling. The intervention include : spiritual
counseling by leader of Islamic religion ( ulama) and adherent counseling by researcher
twice a week for 2 weeks. t test applied in this study. The result showed mean of
adherence on adherence and spiritual counseling group is 1.909, standard deviation
1.044. Mean of adherence on adherence counseling group is 0.909, standard deviation
1.044 (p = 0.016). In conclution, there are significant different score between: a group
who has adherence counseling and spiritual counseling, with others, who has adherence
counseling only. There for, it is important for the nurse to work together with the leader
of Islamic religion to be able providing the spiritual counseling on HIV/AIDS patients.
Further research is needed to assess a depth the spiritual counseling in by using another
research method."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T26579
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Jenny Rumondang
"Persaingan bisnis rumah sakit yang semakin kompetitif saat ini menuntut rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya. Hal ini dilakukan agar mampu bersaing dengan rumah sakit lain. Salah satunya dengan memberikan jasa pelayanan yang sesuai dengan keinginan pasien yang dapat memberikan kepuasan tersendiri.
Saat ini peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik rumah sakit Azra, dimana sampai saat ini belum tersedia data yang bisa dijadikan informasi untuk rumah sakit. Adapun metodologi yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dimana nantinya kuesioner ini diberikan pada pasien yang telah memakai jasa poliklinik minimal 2 kali kunjungan. Jumlah responden yang diharapkan ada 210 responden. Setelah data diperoleh mulai dilakukan pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi dan data disajikan dalam bentuk narasi dan tabulasi juga dalam bentuk diagram kartesius.
Hasil yang diperoleh adalah rata-rata pasien atau penggunjung sudah puas dengan pelayanan yang diberikan, hal ini bisa dilihat pada tabel 7.1 . Ada dua jenis pelayanan yang dianggap masih kurang memuaskan pelayanannya yakni ketepatan jam praktek dokter (Tki 62,77) dan kecepatan petugas pendaftaran dalam melayani (Tki 69,50). Karena Tingkat Kepuasa yang diperoleh atau cut of point- nya 71,87 yang artiny bila Tki dibawah 71,87 masih tidak puas, sedangkan bila Tki > 71,87 maka dinyatakan puas.
Adapun saran yang diberikan untuk penyelesaian masalah tersebut adalah denagn melakukan komunikasi yang baik dengan para dokter mengenai ketepatan jam praktek dan memberikan punishment bagi para dokter yang terlambat mulai praktek. Tapi pada kenyataannya sangat susah melakukan. Sedangkan untuk para petugas pendaftaran diadakan pendekatan pada mereka agar pihak manajemen bisa mengetahui apa yang menjadi penyebabnya. Diadakan penambahan unit komputer bisa dijadikan solusi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Weny Amelia
"Kanker payudara adalah perkembangan yang tidak normal dari sel yang terjadi pada jaringan payudara. Masalah yang sering muncul pada pasien kanker payudara adalah nyeri. Guided Imagery merupakan strategi nonfarmakologi yang dapat menurunkan nyeri.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Guided Imagery terhadap skala nyeri pada pasien kanker payudara di ruang rawat inap bedah wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Desain penelitian menggunakan quasi experiment berupa pendekatan pretest-posttest with control group, penggunaan sampel menggunakan consecutive sampling. Jumlah sampel adalah 30 orang (15 orang kelompok kontrol dan 15 orang kelompok intervensi). Nyeri diukur dengan Numeric Rating Scale (NRS). Uji statistik menggunakan uji beda dua mean.
Hasilnya ada pengaruh yang signifikan Guided Imagery terhadap skala nyeri pada pasien kanker payudara (P Value = 0,000; α = 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap skala nyeri (P Value = 0,000; α = 0,05), dan tidak ada hubungan antara suku terhadap skala nyeri. Hasil penelitian ini merekomendasikan Guided Imagery sebagai intervensi mandiri keperawatan untuk mengurangi nyeri kanker payudara.

Breast cancer is the abnormal growth of cells that occurs in breast tissue. The problem often arises in patients with breast cancer is pain. Guided Imagery is a nonpharmacological strategi that can reduce pain.
The aimed of this research was to identify the effect of Guided Imagery to the scale of pain in breast cancer patients admited in female surgical wards in Dr. M. Djamil hospital Padang. The study design was quasi experimental using pretest-posttest with control group and using a consecutive sampling. The number of samples was 30 people (15 control group and 15 the intervention group). Pain was measured by the Numeric Rating Scale (NRS). The statistical test was two different test mean.
The result showed that there was a significant effect on the pain scale Guided Imagery in breast cancer patients (P Value = 0.000; α = 0.05). There was a significant relationship between the age with the pain scale (P Value = 0.000; α = 0.05), and there is no relationship between the tribe with the pain scale. The results of this study recommends Guided Imagery being implemented as nursing interventions to reduce the pain of breast cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharti Kurniawan
"Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto merupakan rumah sakit rujukan tingkat I bagi instalasi kesehatan TNI dengan 20 jenis spesialisasi. Angka kunjungan pasien rawat jalan RSPAD Gatot Soebroto cukup tinggi sehingga perlu terus meningkatkan mutu pelayanan rawat jalan terutama dengan mempersingkat waktu tunggu dalam sistem antrian pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu tunggu seorang pasien, karakteristik sistem antrian dan mengembangkan model antrian yang sesuai yang dapat diterapkan di poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Cross Sectional atau penelitian operasional dengan analisa kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari seluruh pasien yang datang ke poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto dari tanggal 15 April 2002 sampai dengan tanggal 26 April 2002 mulai pukul 7:00. 12:00.
Hasilnya menunjukkan bahwa pola kedatangan rata-rata pasien per jam selama 2 minggu penelitian adalah 19 orang per jam untuk pasien Ginjal dan Hipertensi dan 31 orang per jam untuk pasien DM dan GE. Disiplin antrian pada umumnya bersifat FIFO (First In First Out) dan struktur antriannya adalah Multi Channel Multi Phase. Rata - rata waktu pelayanan sesungguhnya yang diberikan untuk setiap pasien secara keseluruhan adalah 10 merit 43 detik. Rata - rata lama waktu rekam medis dalam sistem di seluruh bagian pelayanan untuk pasien Ginjal dan Hipertensi adalah 56 merit 54 detik sedangkan untuk pasien DM dan GE adalah 1 jam 26 menit 43 detik.
Untuk mengurangi lamanya waktu tunggu maka dibuatlah model antrian. Hasil simulasi dan model tersebut didapatkan bahwa rata - rata waktu rekam medis pasien dalam sistem dapat berkurang selama 48 menit 30 detik untuk pasien Ginjal dan Hipertensi dan 83 menit 15 detik untuk pasien DM dan GE. Daftar Pustaka : 19 bush ( 1979 - 2000 )

Development of a Queuing Model for Outpatients at the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Army Ground Forces Central Hospital (RSPAD Gatot Soebroto)Being the top referral military hospital the Gatot Soebroto Army Ground Forces Central Hospital (RSPAD Gatot Soebroto ) consisting of 20 different specialities has a high number of outpatients so need to upgrade the service quality by decrease the waiting time in the queuing system.
The purpose of this research is to obtain the exact information about the length of waiting time, the characteristic of the queuing system and develop the appropriate queuing model that can be applied at the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Hospital.
This research is Cross Sectional or Operational Research with quantitative analysis. The samples for this research are all of the outpatients who come to the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Hospital from April 15, 2002 until April 26, 2002 from 7:00 am until 12:00 am.
The result of this research shows that the average of the arrival rate of patients per hour for two weeks is 19 patients for Kidney and Hypertension patient and 31 patients for Diabetes and Gastro Enterohepatology patient. The queuing discipline is FIFO (Firsf In First Out) and the queuing structure is Multi Channel - Multi Phase. The average of service time for each patients is 10 minutes 43 seconds. The average time a patient spends in the system for Kidney and Hypertension patient is 56 minutes 54 seconds and for Diabetes and Gastro Enterohepatology patient is 1 hour 26 minutes 43 seconds.
From the simulation shows that the average time a patient spends in the system time can be reduced 48 minutes 30 seconds for Kidney and Hypertension patient and 83 minutes 15 seconds for DM and GE patient. By applying one of the queuing models is hoped that the waiting time of patients will be significantly reduced.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aumas Pabuti, Author
"Dilatar belakangi oleh masih tingginya keluhan terhadap pelayanan keperawatan, basil evaluasi pelaksanaan standar asuhan keperawatan yang masih belum memuaskan dan laporan Ka-Bidang Keperawatan tentang belum terlaksananya uraian tugas serta peran dan fungsi Kepala Ruangan (Ka-Ru), serta dipilihnya Ka-Ru periode sekarang dengan cara yang tidak biasanya, maka dilakukan penelitian terhadap 34 orang Ka-Ru Rawat inap RSUP Dr M Djamil Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan manajemen Ka-Ru rawat inap meliputi : manajemen personal keperawatan, manajemen unit perawatan, manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pendidikan dan pengembangan staf, serta mengetahui hubungan antara karakteristik Ka-Ru ( umur, pendidikan formal, pengalaman kerja dan pelatihan keperawatan ) dengan kemampuan manajemennya. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik memakai metode kuantitatif dan kualitatif, dengan desain cross sectional.
Kemampuan manajemen diukur dengan memberikan kuesioner kepada Ka-Ru, dikonfirmasi dengan kuesioner kepada Pelaksana Perawatan dan menilai bukti dokumentasi di lapangan. Kuesioner dan daftar dokumentasi dibuat mengacu kepada uraian tugas Ka-Ru dari Gillies (1989) dan DEPKES RI (1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19 dari 34 orang Ka-Ru mempunyai kemampuan manajemen dibawah nilai rata-rata. Dari 4 area manajemen ternyata 76 % Ka-Ru mempunyai tingkat kemampuan manajemen yang rendah pada pendidikan dan pengembangan staf. Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan formal dan pengalaman kerja dengan tingkat kemampuan manajemennya. Terdapat hubungan yang bermakna antara adanya pelatihan manajemen keperawatan kepada Ka-Ru dengan tingkat kemampuan manajemennya ( x2 = 4,10 ; p = 0,04 ). Kesimpulannya, dengan memakai nilai rata-rata kemampuan manajemen = 60 % sebagai cut of point didapatkan 56 % Ka-Ru ( dan IRNA. A, B, C ) mempunyai tingkat kemampuan di bawah rata-rata. Pelatihan manajemen keperawatan berhubungan dengan tingkat kemampuan manajemen Ka-Ru. Disarankan agar seluruh Ka-Ru mendapatkan pelatihan manajemen keperawatan, dan Instalasi yang mempunyai Ka-Ru dengan kemampuan di atas rata-rata (baik) dijadikan percontohan untuk RS. Perlu diteliti beban kerja perawat di Instalasi dengan BOR yang tinggi dan pengaruhnya terhadap kemampuan manajemen pengelolanya.

Management Competency Analysis of Ward's Head Nurses at DR.M. Djamil Padang General HospitalBase on customers frequent complains toward nursing care, evaluation of patient care standard using in the ward and Head of Nursing Departemen reporting about Ward's Head Nurses jab description had still not satisfied yet, and there were unususal process in selection of Ward's Head Nurses , the study had been carried out to 34 Ward's Head Nurses in Dr M. Djamil Padang General Hospital . This study was aimed to identify; their level of Ward's Bead Nurse management competency, that consist of : management of nursing pesonnel, management of patient care unit, management of patient care and educational responsibilities. This study also to identify corerelation between personnel characteristic ( age , education, working experience and nursing management training) with level of competency.
This study was analytical descriptive, using quantitative and qualitative approach in cross sectional methode. Questionare to Ward's Head Nurse and Staff against list of documentations was used to evaluate their level of management competency. Questioner and study of documentation based on Ward's Head Nurse job description by Gillies ( 1989) and DEPKES RI (1999 ). This study had found, 19 of 34 Ward's Head Nurse had level of management competency below mean value ( cut of point = 60 % ). Management of Educational and Staff Development was the lowest values of 4 management area. Twenty six of them ( 76 % ) had level management competency below the cut of point value. In this study, there were no correlation between age, education, working experiences .and level of management competency, except the training of nursing management ( x2 = 4,10 ; p = 0.04 ).
Conclusions: By using cut of point = 60 %, there was 19 out of 34 (56 % ) Wards Head Nurses were below the cut of point. Training of nursing management is very important to improve management competency. It was suggested that Ward's Head Nurses have to attend the nursing management training program at Dr M. Djamil Padang General Hospital. It is important to evaluate nurse work load in 3 bigger lnstalations ( IRNA. A, B, C ) Dr M. Djamil General Hospital, which probably influence Ward's Head Nurses management competency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Suryarinilsih
"ABSTRAK
Penambahan berat badan antara dua waktu dialisis yang berlebihan akan meningkatkan angka kesakitan dan berdampak pada kemampuan pasien melaksanakan fungsi kehidupan sehari-hari sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya. Tujuan penelitian adalah untuk melihat hubungan antara penambahan berat badan antara dua waktu dialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis.
Penelitian dilakukan di RS Dr. M. Djamil Padang, dengan pendekatan cross sectional. Sampel dipilih dengan teknik total sampel, jumlah 68 responden.
Penelitian terdiri dari pengukuran berat badan yaitu dengan melakukan pengukuran dua kali periode pre HD dan dan dua kali periode post HD, dan pengisian instrument kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penambahan berat badan antara dua waktu dialisis dengan nilai kualitas hidup pasien HD (p=0,000, α=0,05).
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk merencanakan intervensi keperawatan dalam meningkatkan kualitas hidup dengan mencegah dan menurunkan penambahan berat badan antara dua waktu dialisis yang berlebihan.

ABSTRACT
Interdyalysis weight gain (IDWG) is excessive time increases the morbidity and impact on the patient's ability perform the functions of everyday life and thus affects the quality of life.
The research objective was to examine the relationship IDWG with quality of life for hemodialysis patients. The study was conducted in Dr. M. Djamil Padang, with cross sectional approach. Samples were selected by using the total sample, the number of 68 respondents.
The study consisted of measurement of body weight is by doing measurements twice the pre period and twice the HD and post HD period, and the quality of life of the charging instrument.
The results showed a significant correlation between IDWG the value of quality of life of patients with HD (p = 0.000, α = 0.05). The results can be used as a basis for planning nursing interventions in improving quality of life by preventing and reducing interdyalisis weight gain between is exceeded.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28459
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>