Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128208 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margaretha Kusmiyanti
"Persalinan pada dasarnya merupakan proses natural yang setiap ibu harus alami. Meskipun disebut sebagai proses natural, namun beberapa masalah / penyimpangan dapat terjadi dan mungkin menimbulkan resiko baik terhadap ibu maupun neonatus.
Beberapa studi yang dilakukan di negara yang berbeda telah menunjukkan bahwa ibu yang didampingi oleh suami, kerabat wanita ataupun tenaga khusus yang terlatih memperoleh keuntungan yang berarti (signifikan) ditunjukkan dengan menurunnya angka tindakan persalinan yang menggunakan alat forceps, vakum maupun tindakan operasi seksio sesarea, berkurangnya penggunaan analgesik dan oksitosin selama proses persalinan dan meningkatnya nilai APGAR neonates di atas 7 pada 5 menit pertama kehidupannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pendampingan keluarga selama proses persalinan terhadap keberhasilan persalinan di Unit Kebidanan Pelayanan Kesehatan Sint Carolus dan unit Tanjung Priuk selama periode Mei - pertengahan Juli 2004. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain kohort prospektif dan mengambil sampel dari pasien bidan berdasarkan teknik kuota untuk dijadikan responden studi. Peneliti melakukan pendampingan secara kontinyu terhadap 65 responden sedangkan 65 responden lainnya tidak didampingi secara kontinyu. Data didapatkan dengan melakukan observasi langsung dan teknik wawancara untuk kemudian dianalisa secara statistik menggunakan teknik Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara pendampingan keluarga selama proses persalinan terhadap kebeihasilan persalinan (p-value=0,826) dengan variabel terkontrol yaitu usia, paritas, interval persalinan, konsistensi serviks dan tempat persalinan.
Walaupun demikian, peneliti tetap menganjurkan atau menyarankan kepada para bidan agar senantiasa mendorong atau memotivasi keluarga dalam melakukan pendampingan selama proses persalinan. Rekomendasi yang dapat peneliti berikan untuk studi selanjutnya adalah dengan menggunakan responder primipara dan pendamping yang telah dipersiapkan sejak perawatan antenatal (antenatal care) sehingga dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan kualitas pendampingan.

The Effect of Family Support in the Labor Process to the Labor Success in the Maternity Unit of Sint Carolus Health Service 2004 Labor or giving birth basically is a natural process every mother should have overcome. Although it is called as a natural process, some problems I deviations are frequently encountered and potentially causing risk for both mother and neonate.
Studies in different countries had shown that mother in the labor process who were supported by the husband, other female relatives or even special trainee assistant I caregiver had gained some significant advantages. There were decrease of assisted labor treatments using vacuum extraction / forceps I cesarean section, decrease of analgesic and oxytocin therapy used in the labor process, and increase / improvement of APGAR score of 7 and above for the first five (5) minutes in the neonate's life.
The objective of this study was to determine the effect of family support to the labor success in the maternity unit of Sint Carolus Health Service and Tanjung Priok unit in the period of May to mid of July 2004. The study used prospective cohort design and recruited midwives' patients as the respondents by quota sample technique. The researcher gave family labor support to 65 respondents continuously and the other 65 were not supported continuously. The data gathered using direct observation and interview and analyzed statistically by the use of Chi Square test.
The results showed that there was no significant effect of family support in the labor process to the labor success (p-value = 0.826) with the controlled variable of age, parity, labor interval, cervix consistency and place of labor.
Although there was no significant effect, the researcher suggested that midwives keep on motivating the family to give support during delivery or labor process. It is recommended for further study to use "primipara" respondents (mother who gave birth for the first time) and prepared family support starting from antenatal care to maximize and optimize support quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Fairuzi
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan karakteristik yang dimiliki kepala keluarga menurut umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan sistem rujukan, jumlah anggota yang menjadi tanggungan, kebutuhan pelayanan kesehatan, penghasilan, serta faktor kemudahan yaitu jarak dari rumah ke RSUD, biaya pengobatan yang harus dikeluarkan, jaminan kesehatan yang dimiliki dan dukungar pihak ketiga terhadap kepala keluarga dengan pemanfaatan rujukan kebidanan dari Puskesmas ke RSUD Prabumulih.
Penelitian ini dilakukan pada 5 Puskesmas binaan RSUD Prabumulih Kabupaten Muara Enim yaitu : Puskesmas Prabumulih Barat, Puskesmas Prabumulih Timur, Puskesmas Tebat Agung, Puskesmas Beringin dan Puskesmas Gelumbang.
Penelitian ini merupakan studi "Cross Sectional" , dengan menggunakan rumus estimasi dari : Lemesshow terhadap populasi finit maka didapatkan jumlah sampel adalah 75, kemudian sampel diambil secara sistematik random. Selanjutnya dilakukan pengambilan data kuantitatif dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Data yang diperoleh diolah secara statistik menggunakan teknik analisa distribusi frekwensi dan Chi-Square dengan menggunakan program komputer SPSS Versi 7,51PC.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya karakteristik kepala keluarga berdasarkan, pendidikan, pengetahuan sitem rujukan, dan faktor jarak dari rumah ke RSUD dan dukungan pihak ketiga terhadap kepala keluarga mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan pemanfaatan rujukan kebidanan dari Puskesmas ke RSUD Prabumulih.
Konsep penelitian yang disusun ternyata tidak mampu membuktikan sebagian besar karakteristik kepala keluarga yang berhubungan dengan pemanfaatan rujukan kebidanan dari Puskesmas ke RSUD. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan konsep yang berbeda untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan rujukan kebidanan dari Puskesmas ke RSUD.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan rujukan kebidanan perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Dinas Kesehatan Dati II Muara Enim bersama-sama RSUD Prabumulih dan Puskesmas binaan perlu lebih meningkatkan upaya kesehatan rujukan secara umum dan rujukan kebidanan secara khusus dalam bentuk, latihan penyegaran pada petugas kesehatan Puskesmas dan RSUD secara berkala.

This research aims for obtaining information which relationship with characteristic of head family according to age, education, job and knowledge of referral system, member of the family, the needs of health service, income, and facilities to reach Prabumulih general hospital, cost for medication which has to be paid, health insurance owned by the family and also support from third party for the family in using obstetric reference from Public Health Center to Prabumulih General hospital.
This research done in 5 Public Health Center under survey pence of Prabumulih General Hospital Regency of Muara Enim Public Health Center West Prabumulih, Public Health Center East Prabumulih, Public Health Center Tebet Agung, Public Health Center Beringin, Public Health Center Gelumbang.
This study in "Cross Sectional" , using estimation formula from Lemesshow on population, finit we have total sample 75, and there the sample were systematically random taken quantitative. Data was taken using structures questioner. The data obtained were work up statistically using technical analysis, frequency distribution and chi-square with computer program SPSS versi 7.5IPC.
The outcome of research showed that only characterized head family based on education, knowledge of referral system, and distance factor from hospital with support from third party, from the head family have significant correlation based on statistic with use fullness of obstetric referral from Public Health Center to Prabumulih General Hospital.
The concept of research can not prove most of characteristic of the head family which relationship with using referral system from Public Health Center to Prabumulih General Hospital. For there research with different concept most be done to lean all the factor which relationship with use fullness of obstetric referral from Public Health Center to Prabumulih General Hospital.
From the result we have above it showed the using obstetric referral system must be continually done and improved. Health department of Muara Enim regency to gather with Prabumulih General Hospital and Public Health Center under its. Surveillance must work hand to get maximum goal in referral system in general specially in obstetric referral this can be improve by giving, training to Public Health Center Staff.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T1840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agussalim
"Dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) perlu terus dipantau dan dievaluasi dari berbagai aspek.
Salah satu aspek yang cukup penting dan banyak konstribusinya dalam menopang keberhasilan program KIA adalah aspek kemampuan manajerial dan bidan Puskesmas. Meskipun pemerintah telah melakukan terobosan-terobosan dengan penempatan bidan di desa, namun hasilnya sampai sekarang belum sesuai dengan harapan yang ditandai masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan manajerial bidan dalam pelaksanaan program KIA di Puskesmas, dan faktor-faktor yang berhubungan.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Cabang Dinas Kesehatan Ciawi Kabupaten Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan unit analisis Bidan Puskesmas dan bidan di desa (individu) dan pengambilan sampel dilakukan dengan total populasi, sebanyak 105 responden.
Variabel yang diteliti meliputi variabel dependen yaitu fungsi-fungsi pelaksanaan manajemen program KIA (perencanaan, penggerakan dan penilaian), sedangkan variabel independen adalah faktor internal (umur, pendidikan dan lama bekerya) dan faktor eksternaI ( supervisi, pelatihan, umpan balik, dorongan masyarakat dan sarana kerja).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan manajerial bidan di Puskesmas dan desa proporsinya tidak jauh berbeda antara yang baik dan yang kurang baik. Dengan Kai Kuadrat dan multivariate, bermakna yang berhubungan dengan kemampuan manajerial bidan yaitu , supervisi, pelatihan dan dukungan masyarakat, dan yang paling bermakna adalah supervisi dengan p. value 0,000.Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor , Kepala Cabang Dinas Kesehatan Ciawi Kabupaten Bogor dan Kepala Puskesmas agar mengingatkan serta menegaskan kembali pentingnya melaksanakan manajemen program KIA oleh Bidan di Puskesmas, selalu melakukan bimbingan teknis dan segera memberikan umpan balik hasil kerja bidan di Puskesmas dan desa.

In discreasing Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) as one of the effort in the human resource improvement, the implementation of Mother and Child Care must be monitored and evaluated on several aspects.
One of the aspect that is necessary which will contribute to success of break through Mother and Child Care program in Public Health Centre of Midwife is the midwife's managerial competence. While although government base distributed some midwife in Public Health Center and the village midwife, but the result is unmet with the expectation it is can be prospek by the highly Maternal Mortality Rate and Infant Mortality Rate.
The goal of this study is feed back to describe the ralation factors in managerial competence of midwife in implementing Mother Chuld Care program in Public health. Design research is using cross sectional with analysis unit in Public Health Centre midwives and village midwives. Sampel has taken by total population, sum 105 respondent.
The variables which was researched involve dependent variable by the function of the Application of Management Mother and Child Health Care program namely planning, actuating, and evaluation, where as the independet variables were age, educuation , periode of work, supervision, training, community support, jof feed back and infra structure. Result of this study is that midwif's managerial competence in Health Centre and in the village midwife is not so different. By the Chi-Square statistic exam and Multivariate, known that supervision was a factor related with comptence manajerial midwife of the mother and child Health care Program (p.value = 0,000).
According to the reseach, recommended for District Health Bogor and Ciawi Health Area and head of Public Health centre in order to remind and will focus how necessary application of Mother and Child care by midwife, always technical guidance and job feed back with midwife resulted in Public Health Centre.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gulardi Hanifa Wiknjosastro
"Perinatologi merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan berbagai disiplin terutama Ilmu Obstetri, Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Anestesi. Dalam kesempatan ini topik ini diajukan khususnya mengenai perkembangan janin dan kelahiran bayi.
Sejak lama orang telah memperhatikan biologi kelahiran. Dalam dokumen dari Mesir kuno, digambarkan orang telah membantu kelahiran sapi. Mamalia selalu mencari tempat kelahiran yang aman, di sarangnya atau di bawah pohon. Perilaku tiap spesies memang berbeda-beda. Bisa saja beranak sendirian, tapi di pihak lain-sebagaimana gajah yang betina lebih suka bila ditonton oleh yang lain. Hal ini dapat pula terjadi pada suku dan berbagai adat kebiasaan manusia.
Proses persalinan bagi hampir semua wanita merupakan stres dan hanya satu yang mereka harapkan ialah keselamatan dan keamanan.
Dengan demikian keselamatan pasien harus diutamakan dan tindakan yang di lakukan dasarnya harus ilmiah. Namun diakui bahwa pengetahuan pasien dan dokter adalah relatif. Di pihak lain sebenarnya pasien juga mempunyai otonomi, yaitu hak untuk menentukan apa yang akan dilakukan terhadapnya. Dalam hal ini, dokter atau penolong harus jujur pada waktu memberikan informasi mengenai alternatif tindakan atau cara persalinan.
Kematian ibu dan perinatal seharusnya tidak terjadi.bila penyakit dalam kehamilan dapat dihindari atau dikendalikan. Kini dan di masa depan yang menjadi masalah utama ialah asfiksia, dan bayi dengan berat lahir rendah, baik disebabkan oleh kelahiran preterm maupun pertumbuhan janin terhambat. Teknologi untuk menangani hal tersebut sudah ada, namun bagi negara berkembang dengan terbatasnya prasarana, tenaga dan dana, maka cara pencegahan dan perawatan kesehatan merupakan jawaban yang tepat dibandingkan pengembangan teknologi canggih untuk menangani komplikasi penyakit yang berat. Dengan demikian rumah sakit dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengobatan secara efisien. Untuk itulah diajukan konsep ini yang mungkin dapat menghemat dana kesehatan dalam rangka menyelamatkan ibu dan bayinya."
Jakarta: UI-Press, 1995
PGB 0102
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Henriene Octavianus
"Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan. Di Indonesia, kedua angka ini masih jauh dari target SDGs. Salah satu cara menurunkan angka kematian maternal dan neonatal adalah melalui sistem rujukan yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan profil rujukan kasus obstetri serta luaran maternal-neonatal di RSCM selama pandemi COVID-19 pada tahun 2021. Penelitian deskriptif observasional ini menggunakan data rekam medis RSCM tahun 2021. Variabel yang dianalisis meliputi usia, pekerjaan, usia kehamilan, gravida, paritas, asal rujukan, indikasi rujukan, COVID-19, metode persalinan, kontrasepsi, kondisi maternal, neonatal, berat bayi, dan skor APGAR. Mayoritas pasien dirujuk ke RSCM berusia 19–35 tahun, ibu rumah tangga, usia kehamilan 29–36 minggu, multigravida, melahirkan ≤1 anak, dan dirujuk dari FKRTL karena keterbatasan NICU. Sebagian besar melahirkan melalui operasi sesar, menggunakan IUD sebagai metode kontrasepsi, dan berada di ruang rawat inap pasca persalinan. Kondisi neonatal menunjukkan berat lahir 1.500–2.500 gram dan skor APGAR 7–10. Penelitian ini menggambarkan karakteristik ibu yang dirujuk beserta luaran maternal-neonatal dan dapat menjadi referensi untuk penelitian serta perbaikan sistem rujukan di masa depan.

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are key indicators of healthcare quality. In Indonesia, these rates remain far from Sustainable Development Goal (SDG) targets. An effective referral system is essential to reducing maternal and neonatal mortality. During the COVID-19 pandemic, referral cases to higher-level healthcare facilities increased, posing a greater risk of mortality if prompt treatment was not provided. This study aimed to describe the profile of obstetric referral cases and maternal-neonatal outcomes at RSCM during 2021. A descriptive observational method was used to analyze medical records from RSCM, focusing on variables such as age, occupation, gestational age, gravida, parity, referral origin, referral indication, COVID-19 status, maternal condition, delivery method, contraception, neonatal condition, birth weight, and APGAR scores. Most referred patients were aged 19–35, housewives, with a gestational age of 29–36 weeks, multigravida, and having ≤1 child. Referrals predominantly came from secondary or tertiary facilities due to NICU unavailability, and most patients did not have COVID-19. Cesarean section was the common delivery method, and IUD was the preferred contraception. Newborns mostly weighed 1,500–2,500 g, had APGAR scores of 7–10, and required inpatient care. This study highlights the characteristics and outcomes of referred cases, providing insights for improving referral systems and future research."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmisih L. Yunus
"Angka kematian bayi dan neonatal cenderung lebih tinggi pada daerah pedesaan disebabkan oleh lemahnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Peningkatan pelayanan persalinan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah dengan pemanfaatan pelayanan pertolongan persalinan. Pemanfaatan pelayanan pertolongan persalinan yang memadai diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, sehingga ibu dapat melahirkan dengan selamat dan bayi dalam keadaan sehat. Pemanfaatan penolong persalinan merupakan salah satu indikator utama penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai gambaran akses pelayanan dan hubungannya dengan pemanfaatan layanan pertolongan persalinan. Penelitian ini merupakan studi observational dengan rancangan cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan cluster 2 tahap, secara probability proportional to size, jumlah sampel sebanyak 212 orang ibu yang pernah melahirkan 0-6 bulan. Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan perangkat lunak Epi Info versi 6.0.
Hasil penelitian menemukan bahwa proporsi pemanfaatan layanan pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan masih rendah yaitu sebesar 42,92%. Variabel yang berhubungan secara statistik dengan pemanfaatan layanan pertolongan persalinan adalah ketersediaan saran pelayanan kesehatan, jarak tempuh, ketersediaan petugas, biaya dan pengetahuan. Sementara itu tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara ketersediaan sarana transportasi dan sikap dengan pemanfaatan layanan pertolongan persalinan, meskipun mempunyai proporsi mayoritas baik. Dari analisis lanjutan diperoleh faktor yang paling dominan dalam pemanfaatan layanan pertolongan persalinan adalah jarak tempuh, keberadaan petugas, biaya dan pengetahuan.
Secara umum akses pelayanan kesehatan di Kabupaten Sarolangun sulit untuk dijangkau masyarakat dan pemanfaatan layanan pertolongan oleh tenaga kesehatan masih rendah. Upaya paling efektif dan efisien yang dapat dilakukan dalam rangka mendekatkan jarak masyarakat khususnya ibu-ibu hamil dan akan bersalin dengan penolong persalinan adalah menjamin setiap desa memiliki Polindes dengan bidan sebagai tenaga penolong persalinan yang aman disertai penyediaan bahan, obat-obat esensial dan peralatan yang cukup melalui advokasi kepada pengambil kebijakan di daerah, mennbuat suatu program pelatihan kompetensi pelayanan obstetrik dan neonatal dasar serta konseling yang efektif bagi ibu hamil secara berkesinambungan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman semua ibu hamil melalui pemberian informasi dan konseling oleh bidan di desa. Bidan dapat meningkatkan kemampuan baik kompetensi teknis maupun komunikasi untuk konseling.

A Relationship between Service Accessibility and the Use of Delivery Services in Sarolangun District in Jambi Province Year 2002Infant and neonatal mortality tends to be higher in the villages due to the access difficulties to public health services, including the use of delivery care service provision. The use of skilled birth attendance is important to improve maternal and neonatal health, so that it becomes a leading indicator maternal and neonatal death.
The research objective is to obtain information on the relationship between service accessibility and the use of birth attendance. This research was an observational study with cross sectional design. Sampling selection is done through two cluster stages. By applying probability proportional to size, the samples obtained was 212 mothers who have had given delivery for 0-6 months. Primary data is obtained through interview and observation. Data was analyzed using epi info version 6.0.
The result shows that the proportional of the using skilled birth attendance is still low, i.e. 42,92%. Statistically, variables related to the use of birth attendance were health distance, health provider availability, finance, and knowledge of the women. On the other hand, there was no relationship between transportation facility and the mother's attitude to ward the use of birth attendance, further analysis found that the most dominant factors for delivery care service usage were accessibility distance, health provider availability, finance, and knowledge of the mother.
In conclusion, health care accessibility in Sarolangun District is difficult for the women to obtain skilled birth attendance. In order to shorten the distance, there were three most effective and efficient efforts. The first is that District Authority should make advocacy to ensure that every village has Polindes with midwife and supported by facility, essential medicine and adequate facility. The second was to make the competence, training program of basic obstetric and neonatal service and the continuous effective counseling for pregnant women. The third was that village midwife should give information and counseling to improve knowledge and understanding on pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damaryanti Suryaningsih
"Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah masih kurangnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Indonesia. Di beberapa propinsi, termasuk propinsi Jawa Barat, angka persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, masih tinggi. Untuk itu diperlukan adanya pendampingan bidan di desa pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, dengan adanya pendampingan tersebut bidan dapat memonitor dukun bayi dan mengambil tindakan bila diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, tepatnya di puskesmas induk yang ada di kecamatan tersebut, yaitu puskesmas Cicurug dan puskesmas Cipari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan, sikap, dan praktek dukun bayi dan bidan di desa dalam kegiatan pendampingan bidan di desa pada persalinan yang .ditolong oleh dukun bayi.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai kerjasama dalam pendampingan bidan di desa pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam dan FGD.
Informan utama pada penelitian ini adalah bidan di desa, dukun bayi terlatih, dan dukun bayi tidak terlatih sebagai obyek penelitian, sedangkan informan pendukung lainnya yaitu kepala puskesmas, bidan, koordinator, kepala seksi KIA Dinas Kabupaten Sukabumi, kepala desa, dan ibu bersalin dengan dukun bayi untuk mendukung dan melengkapi informasi mengenai kerjasama tersebut.
Hasil penelitian adalah:
1. Pengetahuan dukun bayi terlatih dan bidan di desa tentang kerjasama/pendampingan persalinan cukup baik, namun demikian bidan di desa tidak mendampingi setiap persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, kecuali bila dukun bayi mengalami kesulitan. Sementara itu dukun bayi tidak terlatih tidak mengetahui adanya bentuk kerjasama dengan bidan di desa.
2. Sikap dukun bayi terlatih di puskesmas Cicurug terhadap hubungan kerjasama dengan bidan di desa umumnya baik, sebaliknya, di puskesmas Cipari kurang baik. Perbedaan ini disebabkan karena di puskesmas Cicurug pernah ada pelatihan dukun dan pertemuan rutin antara bidan di desa dan dukun bayi terlatih yang tetap berlangsung sampai sekarang, tidak demikian halnya dengan puskesmas Cipari selain itu juga disebabkan oleh perbedaan karakteristik antara bidan di desa dan dukun bayi dari segi usia, pendidikan, dan asal daerah.
3. Bentuk praktek kerjasama dukun bayi terlatih dan bidan di desa di puskesmas Cicurug; bidan di desa dipanggil oleh dukun bayi bila yang bersangkutan mengalami kesulitan, sedangkan di puskesmas Cipari, dukun bayi terlatih jarang memanggil bidan di desa, biasanya bila mereka mengalami kesulitan pihak keluarga yang memanggil bidan di desa. Beberapa dukun bayi terlatih baik di puskesmas Cicurug dan Cipari masih merasa kurang puas dalam hal pembagian peran kerjasama dan sistim pembayaran.
Dari fakta di atas dapat disimpulkan bahwa umumnya dukun terlatih sudah mengetahui adanya kerjasama pendamping dalam pertolongan persalinan, namun demikian dalam prakteknya kerjasama tersebut baru terjadi bila dukun bayi terlatih mengalami kesulitan dalam menangani persalinan. Sementara itu dukun bayi tidak terlatih belum mengetahui adanya bentuk kerjasama tersebut.
Saran: Untuk meningkatkan kerjasama antara bidan di desa dan dukun bayi, hendaknya pihak Dinkes menerbitkan kebijakan lokal spesifik yang sesuai dengan budaya setempat, dan hal ini dikoordinasikan di tingkat puskesmas untuk selanjutnya disosialisasikan ke seluruh pihak.

Qualitative Analysis of Assistance from Village midwife in Deliveries Attended by Traditional Birth Attendant at Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa BaratOne of the main causes of the high maternal mortality rate in Indonesia is the inadequate coverage of childbirths attended by health care providers. In some provinces including West Java, numbers of deliveries attended by traditional birth attendants (TBA) is still rated as high. For this reasons, a companion of village midwife is needed by a TBA when attending deliveries to monitor the performance of the TBAs and to take necessary actions when needed. This research was conducted at Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, specifically at the major community health centers, puskesmas Cicurug and puskesmas Cipari.
The purpose of this research is to obtain a clear picture of the level of knowledge, attitude, and practical skills of the TBAs in the subject area in relation to the program of accompanying TBA during birth attendance.
This research uses qualitative approach to collect complete information regarding cooperation between the village midwife and the TBA in deliveries attended by TBA. The data collection methods used in this research is interviews and FGD.
The main targets of information collection in this research are the Village midwife, trained TBAs, and untrained TBAs as object of the research, while the supporting source of information are the midwife coordinator, the Head of KIA at the Health Service Office in Kabupaten Sukabumi, Chief of village, and the women in labor in 2000-2001 attended by TBAs to support the cooperation in information collection project.
The results of the research are:
1. The knowledge of the trained TBAs and village midwife regarding the form of cooperation/labor accompaniment are quite well, however the village midwife is not always present at the childbirths attended by TBA, and are present only when the problems occur. While the untrained TBAs haven't had knowledge regarding the form of cooperation/labor accompaniment by village midwife.
2. The attitude of the trained TBAs and the village midwifes regarding the form of cooperation at puskesmas Cicurug is generally good, while at puskesmas Cipari is seen as not encouraging. The differences of their cooperation are due to some reasons, one of which is the puskesmas Cicurug was once organizing a training for TBAs in, addition to routine meetings, but at puskesmas Cipari such routine meetings have never been held. Aside from this fact, the difference in characteristic of TBA and village midwife such as the differences of age, education, and point of origin also become an issue.
3. The usual practice conducted by the trained TBAs and village midwifes at puskesmas Cicurug in terms of cooperation/labor accompaniment is the TBAs will call the village midwife if she faces difficulties. Whereas at puskesmas Cipari, the trained TBAs seldom ask the village midwife to help. When they have problems with labors, the family of the laboring women will call the village midwife. In terms of work role division and pay system between the village midwife and the TBAs, some trained TBAs both at Puskesmas Cicurug and Puskesmas Cipari are not quite satisfied.
Conclusion: The trained TBAs and the village midwifes have known about the form of cooperation/labor accompaniment, however on usual practice the TBAs will call the village midwife only if she faces difficulties. On the other hand, the untrained TBAs haven't known about the form of accompaniment by village midwifes.
Suggestions: to develop work relationship between the TBAs and the village midwifes, Dinkes should make a local policy which appropriate to their culture and should be coordinate in puskesmas level and will socialize in all level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Winandari
"Dalam merencanakan suatu pelayanan kesehatan yang dikehendaki dan dapat dijangkau sesuai kemampuan masyarakat perlu dipertimbangkan demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Demand terhadap pelayanan kesehatan berfungsi untuk mengetahui pola pemanfaatan pelayanan kesehatan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh pemakainya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang demand ibu hamil terhadap pertolongan persalinan di Kabupaten Bogor serta ingin mengetahui faktor predisposisi dan faktor kemampuan yang berhubungan dengan demand tersebut. Dipilihnya Kabupaten Bogor sebagai lokasi penelitian adalah untuk meningkatkan pelayanan pertolongan persaiinan dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu {AKI). Penelitian ini menggunakan rancangan survey cepat dan memakai kuesioner untuk wawancara dalam pengumpulan data terhadap 218 ibu hamil yang telah dipilih. Dilakukan pengambilan sampel dua tahap yaitu kluster yang dipilih dengan cara "probability proportional size" dan metode EPI untuk pemilihan rumah tangga dengan responden yang memenuhi kriteria. Tehnik analisis yang digunakan adalah uji chi-square dan uji anova.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa demand yang tertinggi dari ibu hamil terhadap pertolongan persalinan adalah persalinan oleh tenaga non kesehatan yaitu sebesar 46,33 % (95 % CI 39 % - 53 %). Demand terendah adalah persalinan ditolong tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan pemerintah yaitu 8.72 % (95 % Cl 6% - 12 %) . Faktor predisposisi yang berhubungan dengan demand tersebut adalah pendidikan dan pekerjaan ibu dan kepala keluarga serta sikap terhadap pertolongan persalinan. Semakin rendah tingkat pendidikan, semakin tidak bekerja ibu dan semakin tidak tetap pekerjaan kepala keluarga serta semakin rendah nilai sikap terhadap pertolongan persalinan maka demand pertolongan persalinannya lebih mengarah kepada tenaga non kesehatan. Sedangkan faktor kemampuan yang berhubungan dengan demand pertolongan persalinan adalah pengeluaran rumah tangga per bulan, sumber biaya, jarak, dan biaya pelayanan. Semakin pengeluaran keluarga rendah, sumber pembiayaan pertolongan persalinannya "old of pocket", dan biaya pelayanan untuk pertolongan persalinan rendah maka demand pertolongan persalinannya cenderung kepada tenaga non kesehatan. Untuk mereka yang tidak memilih pertolongan persalinan di rumah maka jarak menentukan demand pertolongan persalinannya. Pelayanan kesehatan swasta lebih dipilih responden karena jarak yang lebih dekat dan waktu yang lebih sedikit dibandingkan ke pelayanan kesehatan pemerintah.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu perlunya keterlibatan Pemerintah Daerah termasuk peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu dengan program Gerakan Sayang Ibu. Meningkatkan penyuluhan dengan pendekatan pada Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KPKIA), mengupayakan adanya jaminan pemeliharaan kesehatan dalam pertolongan persalinan, meningkatkan kemitraan antara tenaga non kesehatan dan tenaga kesehatan dalam pertolongan persalinan serta meningkatkan kinerja bidan di desa dalam pertolongan persalinan di rumah.

The Demand of Pregnant Mothers for the Birth Delivery Service and Factors Related, in the District of Bogor, 2002An expected and accessible health care planning needs to consider the public's demand for the health care. Demand for health care is used to assess the pattern of health service utilization and its determinant factors.
The research was aimed to obtain information of the demand of pregnant mothers for the birth delivery service in the District of Bogor, and also to assess the predisposing and enabling factors dealing with the demand itself. This study used a rapid survey design. Data collection was conducted by using questionnaire for interviewing 218 selected pregnant mothers. Two-step sampling method was used that is cluster sampling which selected base on probability proportional size (PPS) and EPI method to select the household with respondents that suitable with the criteria. In this study, the technical analysis used was a chi-square and anova test.
The results of this study showed that the highest demand of pregnant mothers for the birth delivery service conducted by traditional attendant was 46.33% (95% CI 39%--53%). Meanwhile, the lowest demand for the birth delivery service conducted by health provider at the government health facilities was 8.72 % (95% CI 6%--12%). Predisposing factors related to such demand were education, occupation of pregnant mothers and their husband, as well as their attitude towards the birth delivery service. The lower the educational level, the more the unemployed mothers, the more non-permanent husband's job, and the lower the mother's attitude to the birth delivery service, so demand for the birth delivery service the more concern to the birth traditional attendant. Hence, powerful factors related to the demand for birth delivery service were monthly household expenditure, income sources, distance, and tariff. The lower the household expenditure, income source that is out of pocket and the lower the tariff, so the demand for the birth delivery tends to the birth traditional attendant. For those who did not choose the birth delivery at home, so the distance determined their demand for the birth delivery service. Private health care was more favorable by respondents because the nearer distance used in comparison with government health care.
Some efforts could probably be conducted to improve the birth delivery service done by health provider are local government and community participation in line with Friendly Mother Movement program, to maintain the campaign (communication, information, and education) towards the Mother and Child Health Group, to make possible the availability of social security in the birth delivery service, to maintain the partnership between health provider and non-health provider (birth traditional attendant) in delivering services, and to improve the performance of village midwife in conducting birth delivery service at home.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratin
"Perdarahan pasca persalinan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di RSU Kabupaten Tangerang, dengan proporsi penyebab kematian dibanding dengan seluruh kematian ibu yang terjadi yaitu 37,77% pada tahun 1997, 38,09% tahun 1998, 48,71% tahun 1999 dan 48 % tahun 2000.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan di RSU Kabupaten Tangerang tahun 1997 - 2000. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol.
Jumlah sampel diambil secara keseluruhan berjumlah 256 yang terdiri dari 64 kasus kematian ibu dengan perdarahan pasca persalinan sejak tahun 1997 -- 2000, dan 192 kontrol adalah ibu dengan perdarahan pasca persalinan yang tidak meninggal dari tahun yang sama.
Hasil bivariat dan multivariat dari variabel yang diteliti menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan bermakna antara kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan dengan lama waktu memutuskan merujuk sampai mendapat pertolongan dengan mempertimbangkan sosial ekonomi, pendidikan, jarak kelahiran dan transfusi darah.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama waktu memutuskan merujuk sampai mendapat pertolongan dan tranfusi darah merupakan tindakan yang penting pada ibu yang mengalami perdarahan, sebelum kondisi ibu menjadi gawat.
Dalam usaha mencegah dan mengurangi angka kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan, disarankan kepada tenaga yang terkait baik tenaga kesehatan maupun non kesehatan mampu mengidentifikasi tanda-tanda perdarahan pasca persalinan lebih dini serta memahami kriteria rujukan sedini mungkin, penyebaran program komunikasi informasi dan edukasi di tiap desa tentang penyebab kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan kepada para pengambil kebijakan dan masyarakat.

Factor Influencing Maternal Death Caused by Post Delivery Bleeding at Public Hospital of Tangerang Regency Year 1997 to 2000Post delivery bleeding is one of the primary causes of maternal death at Public Hospital of Tangerang Regency. The proportions of the death?s causes compared to the occurrence of maternal deaths were 37, 77% in 1997, 38, 09% in 1998, 48, 71% in 1999 and 48% in 2000.
The purpose of this research was to find out factor influencing maternal death caused by post delivery bleeding at Public Hospital of Tangerang Regency the period of 1997 to 2000. This research used case control design. Samples were 256 which consist of 64 cases with maternal death caused by post delivery bleeding since 1997 to 2000 while controls were those who had post delivery bleeding but did not die of the same year.
Based on bivariate and multivariate analysis, it was known that there was significant and strong relationship between maternal death caused by post delivery bleeding with the interval to decide to refer until getting help, social economic, education, birth space and blood transfusion. Through this research, it could be concluded that, the interval to decide to refer until getting help and blood transfusion was the important action that should be taken especially for mothers who had bleeding, before her condition getting worse.
In order prevent and decrease maternal death caused by post delivery bleeding, I suggest both health providers and non health providers to identify the signals of post delivery bleeding earlier, understanding the criterion of reference, socializing education, information and commutation program in every village about the causes of post delivery bleeding to the policy maker as well as the community.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
618.4 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>