Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachman Soeaipi
"Paper ini adalah hasil studi identifikasi faktor resiko, penanganan resiko, dan model manajemen resiko krisis kontraktor di Indonesia. Studi identifikasi diawali dengan studi literatur penyusunan daftar dugaan faktor resiko. Karena referensi kebanyakan hanya menyajikan penyebablakibat krisis secara umum, dilakukan survei ahli terhadap sejumlah praktisi konstruksi senior. Hasil survei yang dijadikan dasar penyusunan kuesioner, disebarkan pada praktisi konstruksi, khususnya para project manager dan proposal manager. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor resiko yang paling dominan bagi kontraktor akibat krisis ekonomi dan politik adalah faktor resiko finansial seperti : tangible rate, inflation rate, dan interest rate.
Studi penanganan resiko dilakukan berdasarkan hasil studi identifikasi, studi literatur, dan kuesioner. Hasilnya menunjukkan bahwa kontraktor di Indonesia belum banyak menerapkan metoda-metoda financial risk treatment untuk menangani resiko krisis dengan baik. Empat risk treatment yang paling sering dilakukan responden adalah Mengurangi/menghindari material impor, hutang, dan pengeluaran mata uang asing, serta review project preparing managernent. Keempat risk treatment ini merupakan risk treatment konvensional dan bersifat internal. Banyak risk treatment lainnya, seperti variasi ikatan kontrak dan kerjasama dengan pihak ketiga, yang termasuk jarang/kadang-kadang dilakukan. Metoda-metoda financial risk treatment ini belum banyak diterapkan terutama karena banyak project proposal manager yang balum memahami metoda-metoda tersebut dan ilmu risk management itu sendiri.
Untuk memperkuat kedua hasil studi, dilakukan analisa data statistik seperti : Cronbach's alpha (keandalan data sebagai estimasi dari nilai sebenarnya dari sebuah populasi), uji konkordans' (keselarasan penilaian antar responden), dan uji differensiasi (signifikansi perbedaan data masa krisis dan sebelum krisis). Selain itu dilakukan juga analisa kualitatif, baik dari literatur, pendapat tertulis para responden, maupun dari hasil interview.
Penelitian juga mengusulkan sebuah model manajemen resiko krisis yang diharapkan sesuai untuk kondisi sektor konstruksi di Indonesia. Model melibatkan faktor-faktor resiko finansial yang dominan serta risk treatment yang bersifat internal, bilateral (contract), dan third party.

This paper is a result of risk factor identification, risk treatment, and risk management model ['or contractors in Indonesian crisis situation. Identification study is begun with literature study to prepare an estimated risk factors list. While most of literatures only specify the cause/impact of crisis in general, a survey to senior construction practitioners is conducted. The survey result, which is used to prepare a questionnaire, is spread to construction practitioners, especially for project and proposal managers. This research finds that the most dominant risk factors for contractors due to Indonesian economic and political crisis are financial risk factors, such as : Exchange rate, inflation rate, and interest rate.
Risk treatment study is conducted based on identification study result, literature study, and questionnaire, This research finds that most of Indonesian contractors have not used many kind of financial risk treatment methods yet to manage the crisis well. The most frequently used risk treatments are : Minimize import materials, minimize tbreign currency debt, minimize foreign service payment, and project planning/management review. These risk treatments are conventional and internal methods. There are many risk treatments, such as contract type variations and third party partnerships, which are not frequently used. Many project/proposal managers have not used them especially because they are not familiar with these financial risk treatment methods and risk management knowledge itself.
To support the study results, tt statistical analysis is conducted, such as : ('ronbach's alpha (data reliability as an estimation of true value of a population), concordance test, and dillerentiation test (crisis and before crisis data). A qualitative analysis is also conducted, based on literatures, respondents' opinion, and interview result.
This research also proposes a crisis risk management model, which is expected to be appropriate for Indonesian construction sector's condition. The model includes dominant financial risk factors and internal, contractual, and third parties risk treatments."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Okifitriana
"ABSTRAK
Perkerjaan konstruksi merupakan salah satu jenis pekerjaan yang masuk dalam Indikator Kinerja Utama dalam Rencana Strategis UI, untuk menunjang sarana dan prasarana pembelajaran dan riset. Namun dalam prakteknya, pelaksanaan pekerjaan konstruksi di UI tidak selalu berhasil sesuai dengan yang direncanakan/diharapkan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan SMM Proses Pengadaan Jasa Konstruksi. Penelitian menggunakan data primer dan sekunder berupa arsip dan kuesioner. Metode penelitian menggunakan Analisa Risiko Kualitatif untuk menentukan risiko tertinggi, kemudian berdasarkan respon risiko dilakukan Analisis Tindakan Pengembangan SMM. Hasil penelitian didapatkan 6 Proses Bisnis, 36 Kegiatan, dengan 66 Sasaran Mutu Proses Pengadaan Jasa Konstruksi di Universitas Indoesia. Terdapat 11 risiko tertinggi, sehingga dilakukan 23 tindakan pengembangan SMM.

ABSTRACT
Construction work was one of Key Performance Indicators (KPI) that stated in Universitas Indonesia (UI) Strategic Plan, to support learning and research facilities and infrastructure. However, in the practice, the construction work implementation in UI was not always in line with the plan/expectation. This research aims to develop the Quality
Management System (QMS) for the Construction Services Procurement Process to Improve the Quality of Contractor Performance in Universitas Indonesia. The study uses primary and secondary data consisting of archives and questionnaires. The research method uses Qualitative Risk Analysis to determine the highest risk, then based on the risk response the QMS Development Action Analysis is performed. The results of the study were obtained 6 Business Processes, 36 Activities, with 66 Quality Objectives of the Construction Services Procurement Process at the Universitas Indonesia. There are 11 highest risks, so there are 23 SMM development actions taken."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Tua Christin
"Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis dan perancangan sistem informasi untuk penyusunan rencana anggaran work program and budget pada kontraktor kontrak kerja sama minyak dan gas bumi dengan menggunakan metode Framework for the Application of System Technique (FAST). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengembangan sistem informasi untuk penyusunan rencana anggaran dapat membantu proses pengumpulan dan pengolahan data, sehingga dapat meningkatkan efisiensi proses penyusunan dan kualitas dari rencana anggaran yang dihasilkan.

The objective of this qualitative study is to perform analysis and analysis and design of information system to develop budget planning of Work Program & Budget oil and gas production sharing contract contractor using the Framework for the Application of System Technique (FAST) method. This study concluded that information system design to develop budget plan can support data collecting and processing in order to improve the budget development efficiency and budget quality."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanihuruk, Bertinus
"Era globalisasi di Indonesia di mulai pada tahun 2003. Era globalisasi terjadi pada semua industri termasuk industri konstruksi. Perusahaan kontraktor sebagai salah satu pelaku dalam industri konstruksi harus segera mempersiapkan diri dan harus mengidentifikasi kesiapannya dengan mengetahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) agar dapat bersaing dalam era globalisasi. Perusahaan kontraktor Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi era globalisasi. Dengan menentukan parameter dari faktor-faktor internal dan eksternal dari kajian literatur, yang selanjutnya dengan metoda statistik, analisa faktor-faktor internal dan eksternal serta Analytical Hierarchy Process (AHP) maka akan dapat diketahui kondisi kesiapan perusahaan kontraktor Indonesia dan faktor-faktor internal dan eksternal yang dominan yang mempengaruhi kesiapan kontraktor Indonesia dalam era globalisasi.
Dari hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa perusahaan kontraktor Indonesia tidak siap menghadapi persaingan pada era globalisasi dan ketidaksiapan terbesar terjadi dari sisi faktor internal kontraktor Indonesia. Untuk secara keseluruhan, faktor-faktor internal dan 'eksternal dominan yang menyebabkan ketidaksiapan adalah perencanaan visi dan misi perusahaan dalam jangka pendek, menengah dan panjang, kurangnya kepemilikan sertifikat ISO-9000, kurangnya pengalaman perusahaan dalam proyek internasional, terbatasnya jumlah sumber daya manusia perusahaan yang terampil, professional, dan tersertifikasi, kondisi ekonomi nasional Indonesia, lokasi pasar (proyek) di dalam negeri, kondisi stabilitas politik di Indonesia, lemahnya pelaksanaan aturan dan peraturan yang berubah-ubah, budaya KKN dalam tender di Indonesia, besarnya kredit bunga bank yang berlaku di Indonesia, dan kurangnya kebijakan kredit dan dukungan Pemerintah dengan pemberian kemudahan fasilitas kredit, asuransi dan lain-lain. Semua faktor ini harus diperbaiki untuk dapat meningkat persaingan pada era globalisasi.

Era globalization in Indonesia started in 2003. Era globalization occurred to all industries included construction industry. Contractor company as one as doer in construction industry that must preparing itself as soon as possible and must identify preparing itself with to know internal (strengths and weakness) and external (opportunities and threats) factors in order to can competitive in era globalization. Indonesia contractor companies must prepare themselves to fight in era globalization. With determine parameters of internal and external factors from literature study, then with statistic, analysis internal and external factors and Analytical Hierarchy Process (AHP) so the factors are able to will knew the condition of Indonesia contractor companies preparing and dominant internal and external factors that impact to Indonesia contractor companies in era globalization.
From research result can concluded that Indonesia contractor companies do not prepare in competition in era globalization and the biggest prepare less occurred from internal factors of Indonesia contractor companies section. For all of dominant internal and external factors that cause prepare less are planning of companies vision and mission in short, middle, and long time, ownership less of ISO 9000 certificate, experience less of companies in international project, limited sum human resources of companies that have experiences, professional and have certificate, condition of Indonesian economic, market (project) location in Indonesia. condition of Indonesian politic not stable, the weakness of implementation of regulation and regulation that changed, culture of corruption, collusion, and nepotism in Indonesian tender, high interest credit bank in Indonesia, and less of credit policy and government support in make facilities credit easier. insurance. etc. All of these factors must be improve to increase competition in era globalization.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Sondang Marihut
"The Influence of Contractors Involvement in Engineering Procurement Phase to Construction Project Cost Performance in IndonesiaThe structure of the construction industry is very complex due to the involvement of a wide range of contractors including main contractors, subcontractors and design consultant. The amount of participants in the actual construction process requires various relationships and joint combination often leading to lower levels of performance in construction projects.
In Indonesia, there are many construction projects that are performed in a traditional manner, where designers and contractors are given work in separate contracts. Contractors generally get involved in the construction phase. After completing planning, design and specifications, the designer embarks on supervision in the construction phase. In 1986, The Construction Industry Institute, in Austin, USA, defined Constructability as the optimum use of construction knowledge and experience in planning, engineering, and procurement and construction field operations to achieve overall project objectives.
This research was carried out in order to complete the requirement of Magister Program Curriculum in The Department of Civil Engineering, Postgraduate Program of The University of Indonesia. It is mainly aimed to investigate the relationship between the contractors personnel involvement in engineering and procurement phases with the construction project cost performance in Indonesia.
Data of the research were obtained through questionnaires returned from contractor companies that performed many kinds of construction projects completed over the last decade between 1987-1997 in Indonesia. The method chosen for the research was a descriptive-analysis type relying on data compiled and verified from the samples of the construction projects. Both quantitative and qualitative analysis utilizing correlation and multiple regression to establish a model of the relationships.
The final model after being subjected to the needed statistical tests provided clear evidence about the influence of constructability variables as in contractor personnel involvement in engineering and procurement phases to construction project cost performance in Indonesia The significant contractor personnel variables were found to be carefully assign appropriate construction personnel who has the required experience and team approach to the project team and make timely input to design to avoid the need for changes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Govino Abdiella Dayanu
"Proyek pengadaan barang dan jasa Pemerintah memiliki skala kompleksitas yang signifikan, mencakup risiko akan kinerja Kontraktor dalam memenuhi kewajiban kontrak terhadap Pemerintah. Alhasil, Pemerintah mewajibkan suatu jaminan untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor, yang salah satunya adalah Surety Bond. Skripsi ini membahas prinsip tanpa syarat dalam surety bond dengan penelitian untuk menganalsa: (1) akibat dan isu hukum yang timbul dari penerapan asas tanpa (2) bukti yang diperlukan dan beban pembuktian dalam proses klaim pencairan dan sengketa hukum yang timbul dari itu, dan untuk memperdalam telaah, Skripsi ini membahas Putusan Mahkamah Agung Nomor 618K/Pdt/2019 untuk menggarisbawahi persoalan hukum isu hukum yang bersangkutan. Skripsi ini merupakan penelitian deskriptif yang menerapkan metode yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencantuman prinsip tanpa syarat mengakibatkan pencairan surety bond terlepas dari situasi kerugian dan kewajiban untuk menandatangani perjanjian ganti rugi. Masalah hukum yang timbul berkaitan dengan kerentanan terhadap moral hazard dan kerugian terhadap posisi keuangan Principal. Keadaan merugikan Principal kian diperparah karena sifat sepihak dari bukti yang diperlukan dan beban pembuktian untuk klaim pencairan surety bond. Skripsi ini menyarankan penerapan prudential inspection dalam proses underwriting surety bond dan untuk merubah bukti-bukti yang diperlukan untuk klaim pencairan.
scale of complexity, encompassing risks on the performance of the Contractor in fulfilling its contractual obligations beholden to the Government. Accordingly, the Government requires a form of guarantee to assure the performance of procurement work by the Contractor, one of which is Surety Bond. This thesis discusses the principle of unconditionality in surety bond with research objectives to analyze: (1) the legal consequences and impediments arising from the application of unconditional principle, (2) the required evidence and burden of proof in the process of claiming disbursement and the legal disputes arising thereof and to further provide insight, this thesis avails in the vivisection of Putusan Mahkamah Agung Nomor 618 K/Pdt/2019 to underline the relevant legal issues. This thesis is a descriptive research implementing normative juridical methods. The results exhibit that the inclusion of unconditional principle results in the immediate disbursement of surety bond regardless of situation of loss and the subsequent obligation to sign indemnity agreement. The ensuing legal issues concern with the susceptibility to moral hazard and the principal's detrimental financial position. The detrimental position of the principal is further aggravated due to the unilateral nature of required evidence and burden of proof to claim surety bond disbursement. This thesis suggests the implementation of prudential inspection in the process of underwriting surety bond and to amend the required evidence to claim for disbursement."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeisno Djojosoedarso
Jakarta: Salemba empat, 1999
658.1556 Djo p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Darma Tyanto Saptodewo
"Kerjasama kemitraan antara pihak pemerintah dan swasta bukan merupakan fenomena baru di dunia internasional. Perjanjian dan kesepakatan yang dibuat merupakan proses pematangan pada sasaran bersama yaitu solusi yang menguntungkan bagi semua pihak yang terkait. Akibat krisis ekonomi maka banyak perjanjian jual beli listrik antara pihak swasta dan PT PLN terpaksa dihentikan oleh pemerintah karena kontrak pembelian listrik tersebut menggunakan standard US $ yang akan membawa dampak kerugian yang sangat besar bagi pemerintah. Penerapan kaidah menajemen resiko untuk mengantisipasi pengamanan bagi semua pihak yang terkait akan kemungkinan resiko yang terjadi adalah sangat tepat dan merupakan proses yang harus ditempuh untuk mengarah pada efisiensi dan efektivitas pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia.
Sebagai kasus penelitian akan ditinjau proyek Build Operate Transfer Pembangkit Tenaga Listrik X dengan skala kecil 10 MW, dan didekati permasalahannya dan dicoba dihitung kembali sampai sejauh mana dapat diterapkan efisiensi dan optimasi sehingga proyek yang terhenti yang pada dasarnya merugikan semua pihak dapat bergulir kembali dan pada tahap awal mengurangi kerugian investasi dan pada tahap berikutnya mendapatkan keuntungan yang wajar bagi semua pihak terkait yaitu bagi investor, bagi pemerintah, bagi PT PLN dan juga bagi masyarakat luas. Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat membantu semua pihak yang terkait untuk berpikir positif ke depan dan secara kebersamaan menyelesaikan dan menuntaskan segala permasalahan secara obyektif dan ilmiah dengan semangat demi keuntungan bersama dan tidak ada satu pihakpun yang dirugikan (win-win solution).
Penelitian untuk membuat analisa perbandingan pembangkit skala 3 MW, 10 MW dan 18 MW menunjukkan skala 18 MW adalah yang ter-efisien dan diikuti dengan skala 10 MW dan baru 3 MW. Dari aspek keuangan yang terbaik adalah membangun pembangkit 18 MW dengan pembiayaan bunga 16 % pertahun, harga jual US $ 45 mil/s/Kwh dimana akan mendapatkan IRR sekitar 21-23 %.

Cooperation between government and private sector is not a new phenomenon in the business world. Agreement made is a maturity process to reach a mutual goal i. e. profitable solution for the related parties. Due to economical crisis, there are many Power Purchase Agreements (PPA) between Private Company and PT. PLN (state owned company) which are breached by the Government of the Republic of Indonesia(GOI) since the contracts of PPA use foreign currency (i.e. : US $) which will cause a significant disadvantage for the GOI.
Application of Risk Management to anticipate any risk for the related parties is very suitable and a must to be carried out to reach an efficiency and effectiveness in infrastructure projects in Indonesia.
As a case study, it will be reviewed a Build Operate Transfer Project, "X", Small Scale Geothermal Electric Power Plant (10 MW). It is how to approach the problem and re-calculate and how far the efficiency and optimizing can be reached so that the idle project which is causing disadvantages for the whole parties can run properly, wherein at the first step, it will reduce the investment lost, and at the next step it will get profit for the related parties namely: the investor, the GOI, PT. PLN, and the public. By this Study, it is expected to assist the whole related parties to think forward positively and to settle the problem collectively, objectively and scientifically to reach mutual benefit, and without any lost at any party (or in win-win solution way).
Research study to compare geothermal power generator between 3 MW, 10 MW and 18 MW of scale was found that the 18 MW is the most efficient and followed by the 10 MW and 3MW as the last.
The best financial aspect for continuing the Project is by supporting 18 MW geothermal power generators with finance of 16 % interest per year, and sale price of US $ 45 mil/s/Kwh, which will get IRR between 21-23 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Mulak T.
"Seperti diketahui, indikator utama dan kekuatan penggerak suatu sistem pasar bebas, adalah harga, di setiap titik kunci dalam mata rantai tata niaga suatu produk. Dalam upaya menciptakan keseimbangan suatu lingkungan yang goyah, yang ditandai oleh sinyal-sinyal harga, maka risiko harga telah berkembang menjadi suatu isu yang besar sejak beberapa kurun waktu yang lalu. Kondisi ini selanjutnya memberi nilai premium terhadap tersedianya informasi yang tepat waktu dan akurat. Hal ini terjadi karena para pelaku pasar yang bermula berasal dari suatu sistem perekonomian yang direncanakan secara terpusat, telah bergeser kepada sistem berbasis pasar, dan organisasi terkait hams belajar menyiasati kondisi lingkungan harga yang tidak stabil.
Faktor-faktor tersebut diatas akan meningkatkan pentingnya praktek-praktek manajemen risiko bagi perusahaan yang beroperasi dalam ekonomi pasar, sebagai suatu jalan untuk mengelola pergerakan harga yang sangat tajam dan yang telah mengakar dalam bisnis mereka.
Suatu terobosan teknologi yang menawarkan informasi global around-the-clock access atas kontrak-kontrak dunia yang paling aktip di dalam menjembatani masa sekarang dengan masa yang akan datang, serta mengembangkan perdagangan berjangka ke arah dan yang melampaui wawasan perdagangan komoditi pertanian menuju ke perdagangan keuangan dunia melalui pasar uang dunia, terasa sangat dibutuhkan.
Indonesia sebagai negara penghasil produk pertanian yang sangat dominan, masih sedikit sekali menggunakan manajemen risiko harga melalui futures contracts di dalam perdagangan hasil pertaniannya. Hal ini terjadi karena masih terbatasnya prasarana dan saran yang ada, selain dari pada minat yang belum kuat yang dimiliki oleh para pedagang produkproduk pertanian. Atas dasar pertimbangan bahwa perdagangan berjangka di Indonesia, kelak akan memainkan peran yang cukup besar dan menentukan dalam era perdagangan babas sejalan dengan penerapan strategi globalisasi perekonomian dan perdagangan dunia, kiranya perlu dikaji secara lebih rinci, penerapan konsep manajemen risiko dan manfaat yang dapat diperoleh dari implementasi perdagangan berjangka komoditi pertanian khususnya, di Indonesia.
Penelitian ini disusun dalam rangka melihat kebutuhan aktivitas manajemen risiko di sektor tata niaga kopi, coklat, kelapa sawit, dan karet alam di Indonesia. Seperti halnya dengan beberapa komoditi lainnya, kopi, coklat, karet, kelapa sawit, gula pasir dan kapas, selain diperdagangkan dalam pasar fisik/tunai, juga di bursa berjangka. Mata-rantai tata-niaga setiap komoditi memiliki sumber risiko harga, dan survei ini dilakukan berdasarkan berbagai instrumen manajemen risiko yang ada serta kemungkinan pemanfaatannya di Indonesia. Berhubung karena saat ini belum ada kegiatan bursa berjangka yang legal di Indonesia maka penelitian ini masih bersifat eksploratoris serta berusaha mengungkapkan berbagai indikasi bagaimana cara-cara pendekatan pengoperasian hedging (lindung nilai) terhadap risiko harga yang ada, fluktuasi laju bunga pijaman dan risiko nilai tukar uang.
Kesimpulan sementara yang diperoleh dari studi eksploratif yang bersifat kualitatif ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Manajemen risiko merupakan suatu tindakan penyelamatan atas risiko yang mungkin timbul akibat adanya perubahan harga untuk sesuatu komoditi, disepanjang mata-rantai produksi hingga ke tahap tataniaganya. Perubahan harga tersebut diperoleh dari kegiatan menciptakan nilai-tambah didalam setiap segmen, namun yang tidak dapat diperkirakan secara pasti sebelumnya, terlebih lagi bila menyangkut hasil pertanian yang sifat produksinya musiman. Seberapa besar tingkat manfaat yang dapat diberikan oleh suatu kebijakan dalam futures trading terhadap perdagangan komoditi pertanian khususnya, bergantung kepada integrated systems network dari mulai fasilitas distribution point, peraturan mengenai standar mutu barang, informasi yang transparan, cepat dan mudah diperoleh, peraturan dan mekanisme di lantai bursa yang transparan bagi semua pelaku pasar, mekanisme dan efisiensi jasa pelayanan dari lembaga clearing house, fasilitas pendidikan dan pelatihan yang meluas serta intensif bagi masyarakat pengguna bursa berjangka, sistem pengawasan yang efektif terhadap pelaksanaan transaksi perdagangan berjangka yang konsisten, mutu sumber daya manusia yang terlibat mulai dari para pialang, penasihat pengelolaan risiko dana perdagangan berjangka, pelaksana bursa berjangka, pelaksana clearing house, custodian bank, perangkat hukum dan peraturan yang melindungi investor / speculator/ hedger.
2. Bursa Berjangka sebagai suatu risk management device memiliki berbagai fungsi yang membantu para hedger dan speculator/investor dalam rangka melaksanakan futures contract secara efisien, serta menjaga keseimbangan kepentingan kedua kelompok tersebut demi terpeliharanya market viability serta sekaligus mempertahankan likuiditas pasar. Hingga seberapa jauh lembaga ini dapat melindungi kepentingan para investor/speculator menjalankan investasinya, masih diperlukan suatu studi yang lebih rinci, karena data yang dibutuhkan harus diambil dari fakta penyelenggaraan bursa berjangka yang sesungguhnya di tahun mendatang setelah berdirinya bursa berjangka komoditi di Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luki Cahyadi
"Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk memberikan gambaran resiko individual pertahun untuk personel yang tinggal dan bekerja di WHP-X. Serta mengevaluasi kegiatan mitigasi / kontrol yang bertujuan untuk menurunkan resiko pada tingkat yang bisa diterima dengan melakukan analisa semi kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatis dan kualitatif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30320
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>