Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lenny Triana
"Aksionalitas merupakan salah satu makna kewaktuan yang bersifat semesta dan berkaitan dengan dua makna kewaktuan lain, yaitu aspek dan kala. Keterkaitan ketiga makna kewaktuan itu menyebabkan banyak ahli bahasa merumuskan ketiga konsep itu secara tumpang tindih. Di satu pihak, para ahli bahasa merasa tidak perlu untuk membedakan aspek dan aksionalitas sedangkan di pihak lain ketiga konsep kewaktuan itu harus dipisahkan.
Penelitian ini bertolak pada pendapat yang menyatakan bahwa konsep aksionalitas harus dibedakan dari aspek. Aksionalitas dalam penelitian ini mengacu pada tipe situasi yang ditandai oleh ciri semantis kewaktuan. Ciri semantis kewaktuan itu meliputi kedinamisan, keduratifan, ketelisan, dan kelipatan. Situasi merupakan hasil interaksi predikat verba transitif (PVt) dengan fungsi sintaktis lain (FS) yang meliputi S, 0, Pel, dan Ket. Untuk menentukan tipe situasi terlebih dulu ditentukan tipe verba berdasarkan ciri semantis kewaktuan di atas. Tipe verba itu kemudian berinteraksi dengan FS. Dari hasil interaksi itu terlihat apakah terjadi pergeseran dari tipe verba ke tipe situasi atau sebaliknya tipe verba sama dengan tipe situasi.
Penggunaan cerpen sebagai sumber data didasari oleh pemikiran bahwa cerpen merupakan salah satu bentuk narasi dan dalam narasi, unsur kewaktuan berperan penting. Sementara itu, sebagai korpus data dipergunakan kalimat berpredikat Vt karena Vt dapat mengungkapkan ciri semantis kewaktuan yang berbeda sebagai hasil interaksi dengan S, 0, Pel, dan Ket dalam kalimat.
Hasil analisis data menunjukkan tipe Vt meliputi keadaan, pencapaian, aktivitas, penyelesaian, dan seri . Kelima tipe verba itu diperoleh dari interaksi verba dasar dengan afiks meng , di-, ter-, -i, -kan, dan reduplikasi. Interaksi itu memperlihatkan prefiks meng- dan di- tidak mempengaruhi tipe verba sedangkan ter-, -i, -kan, dan reduplikasi. mempengaruhi tipe verba. Artinya, tipe verba dasar sama dengan tipe verba {meng--, di-} + verba dasar. Sebaliknya, tipe verba dasar dapat sama atau berbeda dengan tipe verba {ter-, -i, -kan, red }+ verba dasar.
Interaksi antara tipe verba dengan FS dapat menghasilkan tipe situasi yang sama atau berbeda dengan tipe verba sebelumnya bergantung pada kehadiran S, 0, Pel, Ket waktu, dan Ket tempat dan jenis N pengisi 0 dan S. Dilihat dari jenis N pengisi 0, tipe verba aktivitas yang berinteraksi dengan 0 (N tunggal, jamak terbilang, takrif) membentuk tipe situasi penyelesaian, sedangkan yang berinteraksi dengan 0 (N jamak tak terbilang, tak takrif) tetap membentuk tipe situasi aktivitas.
Kehadiran FS dapat menyebabkan perbedaan tipe situasi yang terbentuk. Verba aktivitas seperti membawa dan mengangkat membutuhkan Ket tempat sebagai titik akhir alamiah yang menandai ciri [+tel]. Kehadiran Ket tempat menyebabkan pergeseran tipe dari verba aktivitas menjadi situasi penyelesaian. Tanpa kehadiran Ket tempat, verba aktivitas membawa dan mengangkat tetap bertipe aktivitas sekalipun didampingi oleh 0 (N tunggal, jamak terbilang, takrif).

Actionality is the one of the universal temporal meanings which is related to two other temporal meanings such as aspect and tense. In view of the three temporal meanings, linguists make overlapping formulations. In one side, linguists think that it is not necessary to separate aspect from actionality but in the other side, those three temporal meaning concepts should be separated.
This research is based on the concept that actionality must be separated from aspect, it is based on the definition of actionality as follows: "a situation type is signaled by temporal semantic features". The temporal semantic features are dynamicity, durativity, telicity, and multiplicity. Situation is signaled by interaction between transitive verbal predicate and the other syntactic functions like Subject, Object, Complement, and Adverbial. Situation type can be formulated, first, by the verbal type that is signaled by those temporal semantic features. After that, the verbal types interact with the other syntactic functions to form situation type. The interaction show whether there is a shift or not from the verbal type to situation type or verbal type is the same as situation type.
The use of short stories as the source of data is based on the arguments that a short story is a kind of narration and in narration, temporal elements is important. As the corpus of data is used sentences that have transitive verbal predicates because transitive verbal predicates show the different temporal semantic features as the result of their interaction with Subject, Object, Complement, and Adverbial in the sentence.
The analysis on the data of this research shows that transitive verb can be states, achievements, activities, accomplishments, and series, The five verbal types are a result of the interaction between roots with meng , di-, ter-, -i, -kan affixes and reduplication. The interactions show that meng- and di- prefixes can not influence the verbal type butter-, -i, -kan affixes and reduplication influence the verbal type. It means that the verbal type is the same as type of (meng-, di-) affixes + root, On the contrary, the root can be the same as or different from type of {ter-, -i, -kan affixes and reduplication} + root.
The interaction between verbal types with the other syntactic functions can result situation types that are the same as or different from formerly verbal types. It depends on the presence of Subject, Object, Complement, Adverbial of Time, Adverbial of Place, and the Nouns that fill the Object and Subject. The Nouns that till the Object caused activity verb that interacted with Object (single. count and specified plural Noun) formed the accomplishment situation type, but the activity verb that interacted with Object (uncount and unspecified plural Noun) does not change the activity situation type.
The presence of other syntactic functions formed different situation types. Activity verb like membawa and mengangkat needs the Adverbial of Place as the natural endpoint that is signaled by [+tel] feature. The presence of Adverbial of Place caused a shift of activity verb type to accomplishment situation type. Without the presence of Adverbial of Place, activity verb type membawa and mengangkat is still an activity verb type although that verbs are accompanied by Object (single, count and specified plural Noun).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T9315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiana Sidupa
"Disertasi ini membahas medan makna verba bahasa Inggris bidang ekonomi dari sudut pandang semantik leksikal berbasis korpus. Medan makna dalam penelitian ini didasarkan pada relasi sintagmatis atau yang disebut dengan kolokasi dan bertujuan agar dapat mengungkapkan rumpang konseptual medan makna kosakata bidang ekonomi increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bagi penutur Inggris dan penutur bahasa Inggris yang berbahasa ibu bahasa Indonesia. Metode penelitian dalam disertasi ini menggunakan kombinasi ancangan kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif dan komparatif serta pendekatan linguistik korpus. Sumber data penelitian berasal dari teks digital bidang ekonomi para mahasiswa Inggris (British Academic Written English/ BAWE) dan teks digital mandiri yang berisi artikel-artikel dari jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 (Indonesian Economic Written English/ IEWE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan medan makna yang dibangun oleh makna kolokat verba increase, improve, raise, develop, expand, extend, dan enhance bahasa Inggris yang digunakan oleh penutur bahasa Inggris dan penutur bahasa Indonesia merepresentasikan rumpang-rumpang konseptual yang dimiliki penutur-penutur tersebut.

This dissertation discusses the semantic field of economic English verbs from a study of corpus-based lexical semantics. The semantic field in this research is based on a syntagmatic relation or what is called collocation and aims to reveal the conceptual gaps of the semantic fields of economic field vocabularies increase, improve, raise, develop, expand, extend, and enhance for English speakers and English language speakers whose mother tongue is Indonesian language. The research method in this dissertation uses a combination of qualitative and quantitative approaches with descriptive and comparative methods as well as corpus linguistic approach. The research data sources come from the economic digital texts of British students (British Academic Writing English/ BAWE) and independent digital texts containing articles from the Sinta 2 accredited national journals (Indonesian Economic Writing English/ IEWE). The result of the research showed that the semantic fields differences constructed by the meanings of collocations of English verbs increase, improve, raise, develop, expand, extend, enhance used by English speakers and Indonesian language speakers represent the conceptual gaps possessed by those speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Lusiana
"Pasif dalam bahasa Jepang dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Pasif langsung dan Pasif Tak Langsung. Pasif langsung tidak ada keistimewaannya, tetapi pasif tak langsung mempunyai keistimewaan yang membuat penulis berusaha menganalisa keistimewaannya ini. Keistimewaannya adalah, ada kecenderungan pasif tak langsung ini mengungkapkan makna mengganggu, susah dan tidak menyenangkan. Skripsi ini mencoba menganalisa sejauh mana peran penggunaan kata kerja dalam pembentukan pasif tak langsung yang mengungkapkan makna mengganggu, susah dan tidak menyenangkan. Dari 72 kalimat yang diambil dari berbagai sumber, penulis berusaha mengelompokkan kata kerja yang bila dipakai dalam bentuk pasif mengungkapkan makna mengganggu, susah dan tidak menyenangkan. kesimpulan dari penganalisaan, adalah bahwa tidak benar pendapat Mikami Akira (1953) yang menyatakan bahwa, pasif tak langsung ini selalu mengungkapkan makna mengganggu, susah dan tidak menyenangkan, sehingga Mikami Akira menamakan pasif tak langsung ini 'Hata Meiwaku No Ukemi'(Pasif mengganggu tak langsung), dan hasil analisa ini mendukung pendapat Sakuma Kanae yang menamakan Pasif Tak Langsung ini Rigai No Ukemi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrarto Darudoyo
"Penelitian mengenai verba refleksif dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia secara sintaktis telah dilakukan secara kontrastif. Tujuannya ialah untuk mendeskripsikan verba refleksif dalam kedua bahasa tersebut dan menganalisisnya untuk penerjemahan. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan perolehan data tadi dikelompokkan menjadi tiga untuk bahasa Jerman dan tiga untuk bahasa Indonesia. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan jenis, konstruksi, fungsi, dan distribusi verbs refleksif masing-masing bahasa. Juga dapat disimpulkan bahwa teori yang dipakai kurang sesuai untuk diterapkan. Sebaiknya ditinjau pula segi semantisnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levin, Beth
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2005
415.6 LEV a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The relationship between verbs and their arguments is a widely debated topic in linguistics. This comprehensive survey provides an up-to-date overview of this important area of research, exploring current theories of how a verb’s semantics can determine the morphosyntactic realization of its arguments. Assuming a close connection between verb meaning and syntactic structure, it provides a bridge between lexical semantic and syntactic research, synthesizing the results of work from a range of linguistic subdisciplines and in a variety of theoretical frameworks. The first four chapters survey leading theories about event structure and con- ceptualization. The fifth and sixth chapters focus on the mapping from lexical semantics to morphosyntax, and include a detailed discussion of the thematic hierarchy. The seventh chapter reviews treatments of multiple argument realization. "
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2005
e20372259
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
499.225 SIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hamada Riduan
"Tesis ini membahas tipe verba dan tipe situasi dalam teks naratif berbahasa Jerman, yaitu ?Herr der Diebe? dan Russendisko. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan menggunakan dua teori. Kedua teori itu adalah teori Brinton (1988) dan teori Comrie (1976). Tipe situasi dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil pengelompokan tipe verba dan juga peranan fungsi sintaktis lain, seperti subjek, objek, dan keterangan. Hasil dari penelitian adalah yang pertama terdapat empat jenis tipe verba yang muncul, yaitu keadaan, pencapaian, aktivitas, dan penyelesaian; yang kedua terdapat enam jenis tipe situasi yang muncul, yaitu statis, dinamis, pungtual, duratif, telis dan atelis yang ketiga subjek, objek dan keterangan memiliki peranan dalam penentuan tipe situasi.

This thesis talks about type of verbs and type of situations in naration texts in German which are Herr der Diebe and Russendisko. In this research I analyze type of situations based on the classification of type of verbs and the roles of other categories, such as subject, object, and complementary. Also I use the theories by Brinton (1988) and Comrie (1976) to help classifying and analyzing the data. The result are four types of verbs which are state, achievement, activity, and accomplishment six types of situations which are state, dynamic, punctual, durative, telic, and atelic; and also the roles from subject, object, and complimentary."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T46769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendy Sugono
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1985
499.275 DEN v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Anwar
"Transformasi verba intransitif menjadi transitif dalam bahasa Arab adalah sebuah tataran yang menganalisa konstruksi verba tidak berobjek menjadi berobjek, merupakan kajian morfologis-semantis. secara semantis transformasi verba itu terlebih dahulu harus melihat kemungkinan adanya makna verba itu mempunyai objek. Dalam bahasa Arab verba intransitif bisa ditransformasikan menjadi transitif antara lain dengan verba-verba berpola dan verba-verba tidak berpola. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenalkan penanda-penanda transformasi verba intransitif menjadi transitif dalam bahasa Arab, sehingga didapat gambaran yang jelas tentang penanda-penanda transformasi verba tersebut. Analisa dilakukan dengan mengemukakan teori-teori tentang penanda transformasi verba itu menurut rumusan para ahli gramatika bahasa Arab. Setelah teori-teori diperoleh, maka dilakukan analisi berdasarkan rumusan teori para ahli gramatika tersebut. Dari hasil analisa ini dapat diketahui bahwa penanda-penanda transformasi verba itu antara lain dengan verba-verba berpola yaitu: /Af'ala/, /fa' 'ala/. /fa'ala/,/istaf'ala/, dan /fa'ala/ - /yaf'ulu/. Sedangkan verba-verba tidak berpola yaitu: Implikasi (tadmin), verba dengan preposisi, dan verba denagn menghilangkan preposisi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>