Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114477 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vonny Hamzah
"Setelah berdiri sekitar 80 tahun, pimpinan Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan pada tahun 1999 ingin merubah citranya dari Rumah Sakit Bersalin bagi golongan menengah ke bawah menjadi Rumah Sakit Bersalin untuk semua lapisan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut Rumah Sakit Bersalin Jakarta harus merancang strategi yang tepat pada waktu yang akan datang dengan meningkatkan mutu layanannya. Dengan mutu layanan yang baik pasien akan merasa puas dengan layanan yang diberikan di Rumah Sakit Bersalin.
Untuk meningkatkan mutu rumah sakit bersalin tidaklah mudah karena terkait dengan banyak hal. Baik tidaknya mutu sangatlah dipengaruhi sumber daya Rumah Sakit Bersalin yaitu antara lain tenaga, pembiayaan dan teknologi yang digunakan.
Tenaga medis dan non medis merupakan sumber daya manusia yang perlu diperhatikan untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan, disini mereka berkedudukan sebagai pelanggan internal bagi pihak Rumah Sakit Bersalin. Dalam pendekatan TQM, kualitas ditentukan oleh pelanggan dan TQM diarahkan pada suatu tujuan utama yaitu terciptanya kepuasan pelanggan, termasuk kepuasan pelanggan internal. Untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat kepuasan pelanggan internal maka harus dilakukan survei kepuasan kerja.
Penelitian ini dilakukan dengan desain potong lintang, populasinya adalah bidan yang langsung melayani pasien dengan asumsi bahwa kepuasan kerja bidan yang langsung melayani pasien sangat panting diukur mengingat kinerja dan mutu layanan yang diberikannya secara langsung dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Sampel yang diambil sebanyak 49 orang dan merupakan total populasi yang ada. Penelitian berlangsung dari bulan Februari - Maret 2000.
Kepuasan kerja diukur dengan melihat aspek-aspek kebutuhan akan existence, relatedness, dan growth, menurut teori ERG yang dikemukakan oleh Alderfer (Robbins, 1998) dan dihubungkan dengan faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu karakteristik individu (umur, pendidikan, status perkawinan, dan masa kerja), karakteristik pekerjaan (penghasilan/gaji dan jam kerja), kondisi fisik dan kepemimpinan atasan (tim keperawatan, bidan kontrol dan kepala ruangan) (Wexley dan Yulk, 1977). Pengukuran kepuasan kerja dilakukan dengan metode summation score.
Dengan uji korelasi ditemukan adanya hubungan yang positif dan bermakna secara statistik antara masa kerja, penghasilan, kondisi fisik dan kepemimpinan dari kepala ruangan dengan kepuasan kerja. Hubungan yang negatif dan bermakna secara statistik didapatkan antara jam kerja dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja tertinggi adalah kepuasan dari aspek kebutuhan akan keterikatan dengan rerata 73%.
Faktor yang mempunyai hubungan yang kuat dengan kepuasan dan dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan bidan adalah jam kerja, kepemimpinan dari kepala ruangan dan kondisi fisik. Dalam mengekspresikan ketidakpuasannya bidan memiliki reaksi voice yaitu secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki keadaan, termasuk memberikan saran-saran perubahan, mengadakan diskusi dengan tim keperawatan. Hal ini terlihat dari saran yang diberikan terhadap pengaturan jam kerja dan kondisi fisik dari Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan.

Midwife's Working Satisfaction in Budi Kemuliaan Maternity Hospital of Central Jakarta 2002After being established 80 years ago, Director of Budi Kemuliaan Maternity Hospital, in 1999 wanted to change its image from segment of Middle and Low Hospital into all segments (Low - Middle - Middle up). To reach this, management of hospital should design the right strategy for the future by promoting the service quality so that patients will be satisfied with their services.
It is not easy to promote the service quality of maternity hospital since it relates to many factors. Its good and bad service is influenced by the resources of hospital such as: manpower, financing and technology applied. Medical manpower and non medical manpower are the resources that should be attended to increase the service quality, in other words, they become internal customer for Maternity Hospital. In TQM approach, Quality orientates to customers. TQM focuses in the main objective that is the existence of customer satisfaction, including internal customer. In this case, to obtain the illustration of internal customer satisfaction, there must be performed the study of working satisfaction.
The population of this study is midwife who immediately serves the patient. It is very important to evaluate the performance and service quality given by the midwife which is able to influence the satisfaction of patient?s right away. The total sample of respondent is 49 persons and the method used is the design of Cross Sectional. This research lasted from February - March 2002.
Working satisfaction is surveyed by examining aspects of need such as existence, relatedness and growth based on the theory of ERG, illustrated by Alderfer (Robbins, 1998) and related to the factor influencing the working satisfaction. Those are individual characteristics (age, education, marital status and the length of service), working characteristic (salary and duration of working), physical condition and supervisor leadership (Wexley and Yulk, 1977). Next, it will be surveyed by using Summation Score Method (Robbins, 1998)
The result of research, there are statistically the positive correlation among length of service, salary, physical condition and leadership of room chief. The working satisfaction is verified by using the correlation test and the result is that there is positive correlation. It means that the above factor is increasing, Midwife is more satisfied too. Statistically negative correlation is resulted from working hours and satisfaction. The longer, the working hours are used by Midwife, the more unsatisfied. The satisfaction of relatedness need becomes the highest satisfaction by 73%.
The strongest factor relating to the satisfaction are consecutively working hour, leadership of room chief and physical condition. Those factors are able to predict the working satisfaction for Midwife in Budi Kemuliaan Maternity Hospital Center of Jakarta in 2002. In expressing her unsatisfaction, Midwife reacts by reproducing the voice which the advices of changing by conducting the discussion with Midwife team, it is shown from the advices given for the working time and physical condition of Budi Kemuliaan Maternity Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milza N. Rosad
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi retensi bidan di RSIA Budi Kemuliaan. Penelitian ini merupakan penelitian dominan kuantitatif dan dilengkapi kualitatif menggunakan strategi explanatoris sekuensial dengan desain cross sectional yang dilakukan sejak Bulan Februari sampai dengan Mei 2013 di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta, dengan menggunakan total sampel yaitu 111 bidan dan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separoh bidan di RSIA Budi Kemuliaan mengatakan memiliki intensi di RSIA Budi Kemuliaan. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi retensi bidan adalah variabel umur, masa kerja, komponen organisasional dan peluang karier. Sedangkan faktor yang paling berhubungan adalah komponen organisasional.
Saran untuk RSIA Budi Kemuliaan berdasarkan hasil penelitian adalah mempertahankan nilai dan budaya organisasi yang diterapkan dalam setiap aspek kehidupan organisasi, review dan evaluasi manajemen mengenai gaji dan insentif lain bagi bidan, peningkatan pengetahuan dan kemampuan kepala unit dalam memberikan bimbingan dan motivasi bagi bidan untuk meningkatkan kinerja organisasi, perbaikan sistem perencanaan dan pengembangan karier serta melakukan review dan evaluasi beban kerja bidan.

This study aims to determine the factors that associated with retention Intention of midwives in RSIA Budi Kemuliaan. This research were mostly quantitative and complemented by qualitative research with cross sectional design conducted from February to May 2013 in the RSIA Budi Kemuliaan Jakarta, using the total sample of 111 midwives and using univariate, bivariate and multivariate analyzes.
The results showed that more than half of midwives in RSIA said Budi Kemuliaan had desired to remain in RSIA Budi Kemuliaan. The factors associated with retention intention of midwives were the variable age, job tenure, organizational components and career opportunities. While most related factor is the organizational component.
Based on research results we suggests that the value of maintaining an organizational culture that is applied in every aspect of organizational life, review and evaluation of management regarding salary and other incentives for midwives, increased knowledge and skills in giving head unit guidance and motivation for midwives to improve performance organization, system improvement planning and career development as well as conducting a review and evaluation of workload for midwives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatik Setiarini
"Penundaan IMD merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan kematian neonatus sebesar 2,4 %. Peran dan komitmen dari rumah sakit sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan IMD karena sembilan dari 10 langkah keberhasilan menyusui tersebut dilakukan di rumah sakit. RSIA Budi Kemuliaan merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan IMD dari tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja bidan dalam pelaksanaan IMD, menggunakan disain cross-sectional dengan menggunakan 50 sampel responden. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi-square dan multivariat dengan regresi logistic ganda.
Hasil Penelitian rata-rata bidan mempunyai kinerja yang baik, umur lebih dari 35 tahun sebesar 52%, masa kerja lebih dari 10 tahun sebesar 46%, tingkat pendidikan D3 kebidanan sebesar 82% dan D4 kebidanan sebesar 18%, pengetahuan yang baik sebesar 62%, mendukung IMD sebesar 52%, pelatihan yang diikuti kurang dari 2 tahun sebesar 22%. Ada hubungan yang signifikan antara kinerja bidan dengan umur (p value=0.000), lama kerja (p value=0.000), pendidikan (p value=0.028), pengetahuan (p value=0.000), sikap (p value=0.002), dan pelatihan (p value=0.015). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan IMD adalah lama kerja (OR=36,75), setelah dikontrol dengan pendidikan (OR=22,67) dan pengetahuan (OR=8,09).

Postponement of early initiation respresent risk factor able to improve death of neonates equal to 2,4%. Role and commitment from hospital is needed to support execution of early initiation because nine from ten efficacy steps is conducted in hospital. Budi Kemuliaan Mother and Child Hospital is a hospital that carrying out early initation since 2008. The purpose of this research is to know about midwifery performance in execution of early initiation, using cross-sectional design and 50 responder samples. The data will be analysed by univariate, bivariate analysis using Chi-Square, while the multivariate analysis using double logistics regretion.
The avarage research shows that midwifery has a good performance, age more than 35 years equal to 52%, year of working more than 10 years equal to 46%, education level of Diploma three midwifery equal to 82% and diploma four midwifery equal to 18%, good knowledge equal to 62%, supporting Early initation equal to 52%, training followed less than two year equal to 22. There is a significant relationship between midwife performance with the age (p value=0.000), period working (p value=0.000), education (p value=0.028), knowledge(p value=0.000), atitude (p value=0.002), and training (p value=0.015). The dominant factor that has relationship with midwife performance in the implementation at early initation is the period of working (OR=36,7), after taking control with the education (OR=22,7) and knowledge (OR=8,1).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31005
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Haryanti Sutantini
"Berdasarkan SDKI 1997, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup (target nasional: 125 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup (target nasional adalah 15 per 1000 kelahiran hidup), ini menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat serta arus terhadap pelayanan kesehatan masih rendah, khususnya kesehatan ibu dan anak.
Untuk menurunkan AKI dan AKB telah dilakukan berbagai upaya diantaranya adalah memudahkan pelayanan kesehatan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan menempatkan bidan di desa.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja bidan di desa dalam pelayanan kesehatan ibu dan neonatal dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja serta faktor yang paling dominan. Dengan memakai indikator K1, K4, linakes, KNI dan KN2. Kinerja baik bila cakupan K1 > 95%, K4 > 90%, Linakes 85%, KNI > 80% dan KN2 7 80%.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Barat dengan menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah seluruh bidan di desa yang bertugas di Kabupaten Lampung Barat yang berjumlah 94 orang.
Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik untuk melihat faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja bidan di desa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kelompok bidan di desa yang memiliki kinerja kurang lebih besar dibandingkan bidan di desa yang memiliki kinerja baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, sarana, penghasilan tambahan dan supervisi mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja bidan di desa dan yang tidak mempunyai hubungan bermakna adalah umur, status perkawinan, masa kerja, dukungan pimpinan dan dukungan masyarakat. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, penghasilan tambahan dan supervisi merupakan faktor dominan yang dapat menentukan hubungan variabel independen dengan kinerja bidan di desa. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah variabel pengetahuan.
Setelah diketahui faktor faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa, maka dapat diformulasikan berupa saran saran sebagai berikut: Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat yaitu membuat kebijakan memberikan insentif kepada bidan di desa dan bidan PTT yang berprestasi dapat diangkat sebagai pegawai negeri sipil. Bagi Dinas Kesehatan mengadakan pelatihan fungsional dan manajemen sosial approach, merencanakan supervisi yang berkualitas, mempermudah pemberian lain praktek bidan, mengusulkan penambahan tenaga bidan di desa sesuai kebutuhan, bidan di desa yang berprestasi diusulkan sebagai bidan di desa teladan. Bagi Puskesmas memberikan pembinaan secara periodik dan intensif serta mengadakan monitor dan evaluasi. Bagi bidan sendiri mengadakan pendekatan kepada masyarakat, memanfaatkan peran aktif dukun bayi, melaksanakan kerja sama lintas sektoral dan berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.

The Factors Related to Village Midwife Performance in Health Service for Maternal and Neonatal in West Lampung Regency 2002Based on the SDKI 1997, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high, which is 334 per 100.000 living birth (national target: 125 per 100.000 living birth) and Infant Mortality Rate (IMR) is 25 per 1.000 living birth (national target is 15 per 1.000 living birth). These describe the level of public prosperity and access to health service is still low, especially for the health of mothers and children.
To decrease the MMR and 1MR various efforts have been undertaken. One of them is to facilitate health service that could reach the public through placement of midwives in villages.
The objective of this study is to get a description regarding the operation of midwives in villages concerning the health service for mothers and neonatal, and the factors which relate to the operation and the most dominant factor, using K I , K4, l inakes, KN1 and KN2 indicators. The operation is good when the scoop is 1(1 y 95%, K4 ? 90%, Linakes ? 85%, KN1 ? 80%, and KN2 ? 80%.
This study is carried out in West Lampung Regency using a cross sectional study plan. The samples of the study are every villages midwives who are in duty in West lampung Regency which consist of 94 people.
The analysis consist of univariat analysis, biovariat analysis with chi Square test to find out the relationship between the independent variable with the dependent variable and multivariate analysis with logistic regression test to find out the most dominant factor which is related to the operation of midwives in villages.
The result of the study shows that the midwives group proportion in villages which has less operation is higher compared to midwives in villages which has good operation. The result of bivariat analysis shows that the variable of knowledge, facilities, additional income, and supervision has significant relationship with the midwives operation in villages; and variables which have no significant relationships are age, marital status, work period, support from the superior or the public. The result of multivariate analysis shows that the variables of knowledge, additional income, and supervision are the dominant factors which could determine the relationship between the independent variable with the operation of midwives in villages. The most dominant variable related to the operation of midwives in villages is knowledge.
Once the factors which are related to the operation of midwives in villages have been identified, then the following suggestions could be formulated: For the District Government of West Lampung Regency is to make a policy that would give incentive for the village midwives and PTT midwives who have good track record could be raised as civilian government officers. For the Health Board is to make social approach management training and functional training, plans a good supervision, facilitate midwives working permit, proposes to increase the midwives according to the needs, village midwives who have good track records is proposed as the best midwife. For the Public Health Centers are to give education periodically and intensively and also to monitor and evaluate their progress. As for the midwives themselves are to make an approach to the public, using the active role of traditional midwives, undertake cross sector cooperation and try to improve their own knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak khususnya pada saat persalinan perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang terampil termasuk didalamnya bidan yang melakukan praktek swasta. Bertitik tolak dari masalah tingginya angka kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) di Indonesia diketahui bahwa kematian tersebut sebagian besar terjadi pada saat persalinan, sedangkan penyebab terbesar adalah penyebab langsung yang sering disebut dengan "bias klasik" yaitu perdarahan, pre-eklampsi dan infeksi. Berdasarkan data tahun 1997 dan 1998, perdarahan dan pre-eklampsi mengalami penurunan, namun kejadian infeksi justru sebaliknya yaitu mengalami peningkatan.
Cakupan pertolongan persalinan di kota Jambi tahun 2001 sebesar 84,6%, dari jumlah persalinan tersebut diketahui bahwa pertolongan persalinan sebagian besar dilaksanakan oleh tenaga bidan. Sebagaimana kita ketahui bahwa perilaku pencegahan seseorang berbeda masing-masing setiap individu, perilaku tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi oleh bidan praktek pada waktu melakukan pertolongan persalinan di kota Jambi.
Penelitian ini bersifat deskriftif dan analitik yang dilakukan dengan menggunakan desain non experimental secara cross sectional. Besar sample sebanyak 55 orang yang terdiri dari bidan yang melakukan praktek swasta di kota Jambi dengan pengambilan sampel secara random.
Dari penelitian ini terungkap bahwa perilaku pencegahan infeksi responden pada pertolongan persalinan berada pada kategori kurang sebanyak 27 (49,1%) orang dan pada kategori baik sebanyak 28 (50,9%) orang.
Selanjutaya dari uji Chi-Square terbukti bahwa
1. Variabel faktor predisposisi: lama praktek, pengetahuan dan persepsi berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi, sementara. variabel umur dan tingkat pendidikan tidak berhubungan.
2. Variabel faktor pemungkin: fasilitas praktek berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responden, sementara variabel jumlah persalinan yang ditolong tidak berhubungan.
3. Variabel faktor penguat: pelatihan berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responder, sementara variabel bimbingan teknis dan pengawasan praktek tidak berhubungan.
Analisis multivariate diketahui bahwa variabel fasilitas praktek dan pelatihan merupakan variabel yang berhubungan secara signifikan, namun dari kedua variabel tersebut fasilitas praktek merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dengan OR 11,88 (CI: 2,77-50,99).
Untuk mencegah terjadinya infeksi pada pertolongan persalinan oleh bidan praktek disarankan agar dinas kesehatan mengadakan evaluasi kebijakan tentang pemberian izin praktek bidan dengan terlebih dahulu mengadakan studi kelayakan terhadap fasilitas praktek sebelum mengeluarkan izin praktek sesuai dengan Kepmenkes nomor 900 tahun 2002, dan mengadakan pengawasan yang rutin secara bulanan maupun tribulanan baik dari aspek kuantitas maupun kualitas peralatan yang dimiliki praktek bidan. Untuk peningkatan keterampilan bidan praktek, dinas kesehatan kota Jambi perlu mengusulkan kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk mencapai tingkat mahir (skill proficiency), dengan melibatkan pihak terkait diantaranya organisasi profesi IBI dan POGI.
Daftar bacaan : 51 (1971-2002)

In order to improve mother and child health care particularly at delivery, support in term of skillful health personnel including private practicing midwives is necessary. High Maternal Mortality Ratio (MMR) and high Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia was mainly occurred at delivery and mostly caused by direct causes called as classical triad namely bleeding, pre-eclampsia, and infection. The 1997 and 1998 data indicated declines on bleeding and pre-eclampsia but an increase figure for infection.
Coverage of health personnel assisted delivery in City of Jambi in 2001 was 84.6%, mostly assisted by midwife. It is known that infection prevention behavior is differed among persons and was influenced by predisposing, enabling, and reinforcing factors.
The aim of this study is obtain information on factors related to infection prevention behavior among private practicing midwives at delivery in City of Jambi.
This study is descriptive and analytical conducted using cross sectional non-experimental design. There were 55 subjects (private practicing midwives in City of Jambi) who were randomly selected.
The study shows that 27 subjects (49.1%) were in poor category of infection prevention behavior at delivery and 28 subjects (50.9%).
The Chi-Square test shows that:
1. For predisposing factors: there were significant relationships between infection prevention behavior and length of practice, knowledge, and perception; while there were no significant relationship found for age and level of education.
2. For enabling factors: significant relationships were found for practice facility; while no significant relationship was found for number of assisted delivery.
3. For reinforcing factors: training was significantly related to infection prevention behavior while no significant relationships were found for technical assistance and practice monitoring.
The multivariate analysis shows that both practice facility and training on infection prevention were significantly related to infection prevention behavior with practice facility posed as the most dominant factor with OR of 11.88 (CI: 2.77-50.99).
In order to prevent infection at delivery care by private practicing midwives, it is suggested that health office evaluate the policy on licensing midwife practice by inserting a feasibility study on practice facility according to Kepmenkes No 900/2002, and conduct routine monitoring either monthly or tri-monthly on both quantity and quality of private practicing midwife facility. To improve midwife's skill, health office of City of Jambi should propose training activities as to enable midwives to achieve a level of skill proficiency collaborating with related institutions such as IBI and POGI.
References: 51 (1971-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumala Rubiah
"ABSTRAK
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun terus meningkat, semua negara
merasakan dampaknya, untuk itu perlu upaya preventif untuk mencegah penularan
penyakit tersebut. Penularan HIV/AIDS tidak hanya melalui hubungan seksual
tetapi dapat juga melalui kontak darah dan cairan tubuh yang tercemar, baik itu
berasal dari jarum suntik, jarum jahit atau pisau yang telah digunakan pada pasien
yang terjangkit HIV/AIDS.
Bidan dalam melaksanakan tugasnya di kamar bersalin kemungkinan pernah
berhadapan dengan perempuan hamil/bersalin pengidap HIV/AIDS yang tidak
diketahui statusnya, sehingga resiko terjadinya penularan dari pasien ke petugas
maupun sebaliknya bisa terjadi. Hal ini berdasar pada penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa insiden tertusuk jarum jahit dan jarum suntik dikalangan
petugas kesehatan pada saat melakukan pekerjaanya ternyata cukup tinggi.
Untuk mencegah penularan tersebut, maka setiap bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan harus menerapkan prinsip pencegahan infeksi dengan
kewaspadaan universal (Universal precaution).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan,
sikap, perilaku bidan di kamar bersalin RSUD H. A. Sulthan Daeng Radja
Kabupaten Bulukumba dalam pencegahan penularan HIV/AIDS dan faktor
lainnya yang terkait.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
rancangan cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari-April 2011. Data
diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung di kamar bersalin.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan bidan tentang
HIV/AIDS dan cara pencegahannya masih kurang. Sikap bidan terhadap upaya
penerapan pencegahan HIV/AIDS cukup positif tapi sikap negative masih
ditunjukkan jika dihadapkan dengan kesiapan bidan untuk menangani penderita
HIV/AIDS.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada bidan yang betul-betul
menerapkan pencegahan infeksi dengan kewaspadaan universal terutama dalam
hal penggunaan alat pelindung diri (APD), pengelolaan jarum suntik habis pakai,
penggunaan pingset, dan dekontaminasi.
Selain itu penelitian ini juga memaparkan bahwa pengawasan penggunaan
APD jarang dilakukan oleh manajemen rumah sakit padahal riwayat keterpaparan
akibat sarung tangan robek, tertusuk jarum jahit dan jarum suntik cukup tinggi.
Gambaran perilaku..., Gumala Rubiah, FKM UI, 2011
ix
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan saran agar RSUD H. A.
Sulthan Daeng Radja dan semua pihak yang terkait berupaya meningkatkan
pengetahuan bidan dalam hal penceghan penularan HIV/AIDS sekaligus
menghilangkan diskriminasi dan stigma petugas terhadap penderita HIV/AIDS,
menyiapkan fasilitas serta melakukan pengawasan sehingga perilaku pencegahan
dapat terbentuk dengan baik.

ABSTRACT
The total of HIV/AIDS has been increasing every year, all countries experience
the impacts, therefore preventive efforts to prevent the contagion are needed. HIV/AIDS
contagion is merely not through sexual intercourse but also through blood contact and
contaminated liquid body, either from the hypodermic needles, sewing needles or knives
used upon the HIV/AIDS patients.
Midwives might have ever deal with pregnant HIV/AIDS patient whose status is
unknown, so that causes the risk of contamination between the midwife and the patient.
This is based on the prior research which showed that the risk of needle-stick among the
health workers during the work is quite high.
To prevent the contagion, each midwife should apply the infection prevention
principles with universal precaution.
The purpose of this research is to obtain knowledge illustration, attitude,
midwives behavior in preventing the contagion of HIV/AIDS and other factors related to
the maternity room of District General Hospital (RSUD) of H.A.Sulthan Daeng
Radja,Bulukumba Regency.
This research is descriptive study using cross-sectional design carried out in
February to April 2011. Data are obtained through observation and direct interview in the
maternity room.
The results of this research concludes that the knowledge of midwives on
HIV/AIDS and its prevention is still poor. Midwives attitudes upon the implementation of
HIV/AIDS prevention efforts are positives enough but negative attitudes are still shown
if it is dealing with the midwives readiness to take care HIV/AIDS sufferers.
The research results also showed that there is no midwife who is appropriately
implement infection prevention with universal precaution particularly in the application
of self protection device (APD), the management of disposable syringe,the using of
tweezers and decontamination.
Besides that, this research also describes that the control of the application of
APD is rarely carried out by the hospital management while the history of exposure
caused by torn gloves, needle-stick by sewing needle and hypodermic needle is quite
high.
Based on the research it is recommended that the RSUD H. A.Sultan Daeng Radja
and all stakeholders should make some efforts to increase the knowledge of midwives on
preventing the HIV/AIDS contagion while eradicating the discrimination and stigma of
health workers to HIV/AIDS sufferers, preparing facilities and applying control so that
the prevention behavior can be formed properly."
Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riduwan
"Cakupan K4 menggambarkan tingkat perlindungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil. Pencapaian cakupan K4 di Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2012 sebesar 84,17%, ini jauh dibawah target. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi cakupan K4 oleh bidan di desa di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2012. Desain penelitian adalah cross sectional. Sampel adalah seluruh bidan di desa di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variabel yang berpengaruh adalah lama kerja, pembinaan kelompok KIA, dan sarana. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program KIA perlu ditingkatkan kualitasnya. Bidan perlu dibekali alat yang lengkap dan sesuai standar.

Coverage of K4 describes the performance of midwives at the village level. Achievement of K4 coverage in South Bengkulu in 2012 was 84,17 %. Below the target. This study is aiming at determining the factors that effect the coverage of K4 by a midwife in South Bengkulu. This cross sectional study covered all midwives in South Bengkulu as samples.
The study revealed that length of employment, coaching for MCH groups and equipment were significantcy related to the K4 achivement. Implementation of the monitoring and evaluation of MCH programs need to be improved. Midwives need to be equipped with a complete set of tools and standards.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soetimah
"Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang tugas sehari-harinya terlibat langsung pada pelayanan kebidanan terutama dalam pelaksanaan pertolongan persalinan. Pekerjaan ini mempunyai risiko tinggi terhadap kemungkinan penularan berbagai penyakit, termasuk HIV/AIDS. Salah satu upaya untuk memberikan perlindungan baik kepada klien maupun kepada bidan sendiri adalah dengan melaksanakan tindakan pencegahan infeksi melalui cuci tangan, sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan sarung tangan ketika melakukan tindakan, menggunakan larutan antiseptik untuk persiapan sebelum tindakan, melakukan langkah﷓langkah proses pencegahan infeksi pada peralatan setelah digunakan dengan melakukan dekontaminasi, pencucian, sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi dan mengelola sampah dengan baik dan benar (IBI, UNFPA, BKK13N, 2000).
Berdasarkan konsep World Health Organization (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi, Departemen Kesehatan antara lain menerapkan pelayanan kebidanan dasar melalui pertolongan persalinan aman dan bersih. Hal ini dilaksanakan dengan mengenal standar minimal tiga bersih yang meliputi bersih penolong, bersih alat dan bersih tempat/lingkungan, untuk mencegah terjadinya penularan penyakit atau infeksi bagi petugas atau bidan yang bekerja baik di Rumah Sakit, Puskesmas, maupun di unit-unit pelayanan kesehatan lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh pelatihan berdasar kompetensi terhadap kepatuhan bidan melaksanakan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan normal dihubungkan dengan faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan pengamatan langsung di Puskesmas yang dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni Tahun 2004.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum sepenuhnya bidan patuh melaksanakan pencegahan infeksi terdapat (57,3%) tidak patuh, belum semua bidan dilatih pencegahan infeksi (56,1%), pengetahuan tentang pencegahan infeksi masih kurang (58,5%), sikap terhadap pencegahan infeksi masih belum positif (52A%), umumnya lama kerja lebih dari 10 tahun (82,9°/o), ketersediaan alat dan bahan yang tidak lengkap (39%), bekerja tanpa SOP (73,2%) responden berpersepsi ada dukungan atasan (93,9%) dan dukungan teman (92,7%). Hampir semua bidan mendapat dukungan terhadap pelaksanaan pencegahan infeksi dari atas (93,9%) dan dukungan dari teman (92,7%).
Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ditemukan faktor yang mempengaruhi kepatuhan melaksanakan pencegahan infeksi adalah pelatihan (OR=2,583), pengetahuan (OR=3,010) dan sikap (OR=2,962).
Memperlihatkan hasil penelitian peneliti menyarakankan adanya kebijakan peningkatan jumlah bidan yang dilatih, peningkatan supervisi, melengkapi alat dan bahan PI, pengadaan dan sosialisasi penggunaan SOP.
Daftar Pustaka : 23 (1985 - 2002)

The Effect of "Training Based on Interest" to Midwife Compliance Executing the Infection Prevention in Normally Give Birth Help on RB Puskesmas East Jakarta Subdistrict in the Year 2004Midwife is one of the health energy which daily duty involved directly io midwife service especially in the execution of giving birth. This job has a high risk to the infection of many kind of disease, including HIV/AIDS. One of the strive to give good protection whether to client or midwife is by executing the infection prevention by washing hands, before and after doing things, using glove when doing things, using antiseptic for the preparation before action, doing infection prevention process steps to tools after being used by doing decontamination, wash, sterilization or high level disinfection and distributing waste with well and right (IBI, UNFPA, BKKBN, 2000).
In pursuant to the World Health Organization concept (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood in doing some effort for rescuing mother and her baby, Health Department applying basic midwife service through a safe and healthy give bind It conducted by knowing the 3 minimal clean standards which are clean help, clean tools, and clean environment/society, to prevent the disease infection or infection for worker or midwife which is working well in Hospital, Puskesmas, and also in other health care units.
This research aim to get a picture of training influence based on competition to midwife compliance in doing the infection prevention in normally give born help relate to predisposition factor, possible factor, and lasing factor. This research is a descriptive research with cross sectional design. Data obtained through the questioner spreading and direct observation in Puskesmas which is executed on May until June in the year 2004.
Research result show that not yet all midwife obediently doing the infection prevention there's (57,3%) not obedient, not yet all midwife trained infection prevention (56,1%), the lack of knowledge about infection prevention (58,5%), not yet posing a the attitude to infection prevention (52,4%), work longer than 10 years in common (82,9%), the availability of tools and substance not complete (39%), work without SOP (73,2%), respondent perception that there's a support from government (93,9%). and friend support (92,7%). Almost all the midwife got support with the infection prevention from above (93,9%) and support from all friends (92,7%).
The result of multivariate analysis with logistic regression testing found factor which influencing the obedience in doing infection prevention are training (OR=2,583), knowledge (OR=3,10I) and attitude (OR=2,962).
Showing the result researcher advising a midwife improvement in quantity policy which is trained, supervision improvement, tools equipping and PI substance, Levying and socialization in using SOP.
Bibliography: 23 (1985-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pinantari Hanum
"Sebagai negara berkembang, Indonesia menghadapi masalah kependudukan yaitu jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Untuk mengatasi hal itu sejak tahun 1970 dimulai Program Keluarga Berencana, dengan tujuan menurunkan angka kelahiran sampai 50% nya pada tahun 2000 melalui upaya penurunan fertilitas. Salah satu upaya untuk menurunkan fertilitas adalah dengan pelayanan kontrasepsi. Tingkat pemakaian kontrasepsi di Indonesia sebesar 57% dengan pemilihan alat kontrasepsi dari urutan terbanyak hingga paling sedikit digunakan adalah suntik, pil, AKDR, norplan, dan metoda operasi (sterilisasi).
Sebagai dampak krisis moneter, harga obat/alat kontrasepsi menjadi mahal khususnya pil dan suntikan, maka AKDR menjadi altematif alat kontrasepsi yang harganya relatif murah, efektif dan praktis untuk mencegah dan mengatur kehamilan. Besamya minat masyarakat pada AKDR terus meningkat, tetapi angka putus pakainya juga meningkat.
Tingginya angka putus pakai pada AKDR di Kota Bogor sebesar 18,65% lebih tinggi dari angka nasional yaitu 12,3%, sehingga perlu dilihat penyebabnya. Dari hasil penelitian diketahui salah satu faktor penyebabnya adalah masalah kepatuhan bidan dalam menerapkan prosedur yang ditetapkan. Penelitian tentang kepatuhan bidan dalam menerapkan baku klinis, dilakukan secara cross sectional dengan sampel sebanyak 77 orang bidan atau total populasi bidan di 23 Puskesmas yang tersebar di Kota Bogor.
Untuk mengetahui kepatuhan bidan dalam menerapkan Baku klinis, dilihat dari faktor pengetahuan, sikap, pelatihan, masa kerja, kelengkapan sarana dan supervisi.
Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memiliki hubungan bermakna (p < 0,05) adalah pengetahuan dan supervisi. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan, terungkap bahwa bidan yang berpengetahuan lebih akan lebih patuh dibandingkan dengan yang berpengetahuan kurang. Selain itu juga supervisi, bidan yang disupervisi lebih patuh daripada bidan yang tidak disupervisi.
Melihat hasil diatas, untuk perbaikan maka perlu dikaji kembali materi dan metoda pelatihan serta penerapan baku klinis pemasangan AKDR CuT 380 agar angka putus pakai kontrasepsi akibat efek samping dapat diturunkan.

As a developing country, Indonesia faces inhabitant problem i.e. high number of population and high population growth. To solve the problem, Family Planning program has been implementing since 1970 for the purpose to reduce the number of birth as much as 50% in year 2000 by decreasing fertility. One among the efforts to decrease the fertility is by giving service for contraception. The degree of the use of contraception in Indonesia is 57% where using injection is the most use and than followed by using pill, AKDR, implant and then the less is by using operation method/sterilization.
Due to the impact of crisis monetary where the price of medicine/contraception parts became expensive especially for pill and injection, hence AKDR became an alternative of contraception part because it has relatively lower price. Technically, AKDR is more practical, effective and economical to prevent and organize pregnant. People became more interest and the use of AKDR was increased, but the number of the drop out was also increased.
High number of the drop out of AKDR at Bogor is 18.65% which is higher than the drop out number of the national figure of 12.3°/x. Therefore, it is necessary to find out the cause. From the study, it is revealed that one among the factors causing this high number is the compliance factor of the midwife in implementing the procedure.
The study for the discipline of the midwife in implementing the clinical standard is performed with cross-sectional way with the number of sample as much as 77 (seventy seven) midwifes from the total population of midwife from as much as 23 Puskesmas located in Bogor city. In order to know the compliance of midwife in implementing the clinical standard, the study is performed on the followings factors: knowledge, attitude, training, work experience, availability of facility as well as supervision. The study indicates that the variable which has meaning correlation (p<0.05) is the knowledge and the supervision.
Based on the correlation between the knowledge and compliance, it is revealed that midwifes who have more knowledge will have more compliance compare those who has less knowledge. Other than that is supervision, where midwifes who get supervision will have more compliance than those who do not get supervision.
Based on the above finding, for the correction and improvement, it is necessary to review the material and method of the training as well as the implementation of the clinical standard of the installation AKDR CUT 380 in order to reduce the number of contraception drop out that caused by side effect.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina
"This thesis concern about information how advocacy program by a midwife is well done in RS Hermina Depok. The information consist of how the obstetrician services by midwife, how provocation by a midwife to the characteristics of pregnant women, how service in the other units, how the relationship between midwife advocacy and the decision of a patients to give birth in RS Hermina Depok. The research of this thesis has done in better way and quantitative approach. An advocacy program has a tendency to decide on childbirth. An advocacy program of a midwife only asked about condition of pregnancy and a midwife rarely to explain the hospital facility to the pregnant mothers. The description of service image by obstetrician of the respondents (a mother who is advocated) by a midwife, the characteristics consist of the average of age of patient is 30 years, education level is university graduate, working, payment by out of pocket (herself), the give birth more than 1 times, family income average Rp.7.960.000, independent social influence, ease accessibility. In this case difference decesion of patient to give birth is good service and poor service of the hospital. Advocacy of midwives have a tendency to decide of childbirth in RS Hermina Depok o 3.4 times compared than the assumption of low advocacy by midwife.

Tesis ini membahas bagaimana program advokasi bidan di jalankan di RS Hermina Depok, bagaimana layanan dokter kebidanan oleh bidan, bagaimana karakteristik ibu hamil yang di advokasi oleh bidan, bagaimana pelayanan di unit lain, bagaimana hubungan advokasi bidan dengan keputusan pasien untuk melahirkan di RS Hermina Depok. Penelitian ini dilakukan secara krosceksional dan pendekatan kuantitatif. Program Advokasi bidan memiliki kecenderungan untuk memutuskan persalinan. Program Advokasi Bidan yang sering dijalankan adalah menanyakan usia kehamilan dan yang jarang dilakukan adalah menjelaskan fasilitas RS kepada Ibu Hamil. Gambaran persepsi layanan Dokter Kebidanan pada responden (ibu yang diadvokasi) oleh Bidan adalah Baik dengan Karakteristik umur rata-rata 30 tahun, Tingkat pendidikan diatas D3, bekerja, dengan Biaya sendiri, bersalinan Lebih dari 1 kali, penghasilan Rp 7.960.000, tidak mendapatkan pengaruh sosial, Aksesibiliti mudah. Terdapat perbedaan keputusan persalinan yang menganggap pelayanan RS Baik dan kurang baik. Advokasi bidan memiliki kecenderungan untuk memutuskan persalinan di RS Hermina Depok sebesar 3,4 kali dibanding yang mengganggap advokasi bidan rendah."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30279
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>