Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainal Mutaqin Hamid
"Menurut data Healthy Asean, 2000 angka kematian ibu di Indonesia 390/100.000 kelahiran hidup dan masih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara Asean lain dan lebih baik jika dibandingkan dengan kamboja sebesar 900/100.000 kelahiran hidup serta Laos sebesar 650/100.000 kelahiran hidup.
Wiknyosastro et.al, 1999 mengatakan bahwa kematian ibu maternal dapat disebabkan fakor-faktor reproduksi, komplikasi abstertik, pelayanan kesehatan dan sosioekonomi. Dari penelitianWidiarsa, 2002 di Bali bahwa 60 % kematian ibu disebabkan out come (hamil dan komplikasi) dimana aspek perilaku kesehatan seperti keterlambatan ANC pertama kali dan frekwensi pemeriksaan kehamilan kurang dari 4 kali serta pemilihan tempat bersalin dapat meningkatkan resiko kematian.
Menurut Green pemanfaatan pelayanan kesehatan termasuk pemeriksaan kehamilan dipengaruhi oleh faktor predisposing, enabling dan reinforcing dimana pada penelitian ini faktor predisposing saja yang diteliti berupa pengetahuan dan sikap serta karakteristik ibu seperti pendidikan, pekerjaan, umur dan paritas.
Dari data profil Kabupaten Serang tahun 2000 dijumpai bahwa pemeriksaan kehamilan pertama kali (K1) sebesar 83,42 % sedangkan pemeriksaan kehamilan lengkap (K4) sebesar 51,59 %.
Penelitian ini bersifat penelitian diskriptif dengan desain "crosssectional study" (studi potong lintang). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat kuesioner. Sebagai populasi di dalam penelitian adalah ibu balita yang terdiri dari masing-masing 3 Kecamatan (3 wilayah kerja Puskesmas) yang terletak disebelah utara dan selatan serta 1 kecamatan kota Serang (3 wilayah kerja Puskesmas). Pada penetuan Kelurahan / desa, dusun serta sampel dilakukan secara Purposive.
Pengumpulan data sebanyak 110 responden dilakukan peneliti dan dibantu Bidan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 52,7 % responden memeriksa kehamilan lengkap, 58,2 % berpengetahuan baik dan 63,6 % rnempunyai sikap positif. Sedangkan hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square terhadap variabel independen dan confounding yaitu : pengetahuan, sikap, pendidikan, pekerjaan ibu, umur ibu dan paritas ternyata yang berhubungan bermakna dengan pemeriksaan kehamilan adalah pengetahuan, sikap dan pendidikan. Dari hasil analisis multivariat didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan pemeriksaan kehamilan dan pendidikan. Sedangkan untuk sikap ada hubungan bermakna dengan pemeriksaan kehamilan tanpa pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan pemeriksaan kehamilan, pengetahuan dan sikap masih rendah maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terutama penelitian kualitatif untuk menggali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya hasil ini.

Relationship between Mother's Knowledge and Attitude and Antenatal Care in Serang District Banten Province Year 2003According to Healthy Mean 2000 data, the maternal mortality rate in Indonesia was 390/100000 live births, this is still higher compared to those of other Asean countries but better than Kampuchea (900/100000 live births) and Laos (650/100000 live births).
Wiknyosastro et al. (1999) said that maternal mortality could be caused by reproductive, obstetric complication, health care, and social economic factors.
Study by Widiarsa (2002) in Bali showed that 60% of maternal mortality was caused by the outcomes (pregnancy and complication) where health behavior aspect such as late first ANC, ANC less than 4 times, and selection of delivery place could increase the mortality risk.
According to Green, the utilization of health care including ANC is influenced by predisposing, enabling, and reinforcing factors. This study limits its scope to predisposing factors in terms of knowledge, attitude, and mother's characteristics such as education, occupation, age, and parity. Serang District profile data year 2000 showed that first ANC (K1) was 83.42% while complete ANC (K4) was 5159%.
This study was a descriptive one using cross sectional design. Instrument used in this study was a set of questionnaires. Population in this study was mothers of under five children consisted of 3 sub districts (3 community health centers working area) located in the north and south and one sub district in the city of Serang (3 community health centers working area). Selection of village and township, sub-village, and subject was conducted purposively.
Data were collected among 110 respondents and conducted by the researcher helped by midwife with result as follow: 52.7% respondents had complete ANC, 58.2% had good knowledge, and 63.6% had positive attitude. Bivariate analysis using chi square found that knowledge, attitude, and education had significant relationship to ANC. The multivariate analysis found significant relationship between knowledge and ANC and education. Meanwhile, attitude had significant relationship with ANC without education.
It is concluded that the utilization of ANC, knowledge, and attitude were still poor and therefore, there is a need two conduct more research particularly qualitative studies to reveal factors influenced these poor results.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metrys Ndama
"Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan yang dilakukan sejak dini dan sangat tergantung pada kualitas kesehatan ibu hamil. Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Kematian ini umumnya dapat dicegah bila komplikasi kehamilan dan keadaan resiko tinggi lainnya dapat dideteksi secara dini melalui pelayanan antenatal yang baik. Manurut Green perilaku pemanfaatan antenatal dipengaruhi oleh faktor predisposisi, pemungkin, pendukung. Dalam penelitian ini difokuskan pada faktor predisposisi yaitu karakteristik sosiodemografi dan pengetahuan ibu.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan yang dibagi 2 wilayah yaitu wilayah yang cakupan antenatalnya tinggi (Kl > 90% dan K4 > 80%) dan wilayah cakupan antenatalnya rendah (Kl <90% dan K4 <80%). Desain penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 192 ibu hamil yang terdiri dari 94 ibu hamil di wilayah ANC tinggi dan 98 ibu hamil di wilayah ANC rendah. Cara pengambilannya simple random sampling. Pengumpulan data untuk variabel bebas: umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pengetahuan ibu dilakukan dengan wawancara langsung, sedangkan untuk variabel antenatal dilakukan wawancara dan studi dokumentasi melalui KMS ibu hamil.
Hasil penelitian melaporkan proporsi ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan antenatal baik adalah 29,7% dan yang pemanfaatan antenatal kurang adalah 70,3%. Sedangkan proporsi pemanfaatan ANC berdasarkan wilayah adalah untuk wilayah ANC tinggi yang memanfaatkan antenatal baik adalah 29,6% dan untuk wilayah ANC rendah adalah 29,8%. Hasil uji Chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna (p >0,05) antara pemanfaatan pelayanan antenatal dengan umur, pendidikan, paritas. Akan tetapi ada hubungan yang bermakna (p<0,05) antara pemanfaatan pelayanan antenatal dengan status pekerjaan dan pengetahuan ibu (baik secara umum maupun secara terpisah berdasarkan wilayah). Hasil analisis multivariat regresi logistik juga menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal untuk wilayah ANC tinggi adalah pengetahuan (OR 3,3161) sedangkan untuk wilayah ANC rendah adalah pekerjaan ibu (OR 21,6495).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan pelayanan antenatal di wilayah Kabupaten Donggala masih sangat rendah baik itu secara umum maupun terpisah berdasarkan wilayah cakupan. Untuk itu perlu ditingkatkan penyuluhan-penyuluhan kepada ibu hamil dalam rangka meningkatkan pengetahuan mereka terhadap manfaat pemeriksaan kehamilan.

Analysis on Relationship between Socio-demographic Characteristics and Pregnant Mother's Knowledge with Utilization of Antenatal Care in Two Areas of Donggala District, Central Sulawesi Province 2001The objective of National Health Development is to improve the quality of human resources and to improve the quality of life. Those improvements are to be started early at life and heavily depend on the quality of pregnant and maternal health. At the present time, Maternal Mortality Rate in Indonesia is 373 per 100.000 life births (SKRT, 1995). In general, these deaths could be prevented if the maternal complication and other high risk situations could be detected early through good antenatal care. According to Green, predisposing, enabling, and reinforcing factors influence the behavior of antenatal care utilization. This study focused on predisposing factors, which is socio-demographic characteristics and mother's knowledge.
This study was conducted in working area of Donggala Health Office, which is divided into two areas, that is area with high antenatal coverage (K1 > 90% and K4 > 80%) and area with low antenatal coverage (K1 < 90% and K4 < 80%). Design of the study is non-experimental with cross-sectional approach. Subjects were 192 pregnant mothers comprised of 94 pregnant mothers in "high ANC area" and 98 pregnant mothers in "low ANC area". Subjects were chosen in a simple random sampling way. Data on independent variables (age, education, current employment, parity, marital status, and mother's knowledge) were collected by face-to-face interview, while data on antenatal variable was collected through both interview and document study on pregnant mother's KMS (health record card).
The study found that in general, the proportion of pregnant mother who utilize antenatal care well was 29.7%, while those who utilize antenatal care poorly was 70.3%. In "high ANC area", pregnant mothers who utilize antenatal care well were 29.6% and those who utilize antenatal care well in "low ANC area" were 29.8%. The Chi-square results exhibited no significant association (p > 0.05) between ANC utilization with age, education, and parity. However, significant association was found between ANC utilization with employment status and mother's knowledge (both in general or partial based on area). The logistic regression showed that the most dominating factor that influences ANC utilization in "high ANC area" is knowledge (OR = 3.3161), while in "low ANC area" it is mother's employment status (OR = 21.6495).
The study came into conclusion that the utilization of antenatal care in Donggala District was still very low in both general and partial (based on different ANC coverage). Therefore, there is need to improve extension and promotion to pregnant mothers in order to improve their knowledge on the usefulness of antenatal care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiati S.
"Rendahnya kunjungan pemeriksaan kehamilan dalam bentuk K4 di Puskesmas DTP Sindangratu,menjadi salah satu penyebab AKI dan AKB yang masih tinggi. Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 di puskesmas DTP Sindangratu, dengan tujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam gambaran dan faktor-faktor apa saja yang berhungan dengan rendahnya kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 yang baru mencapai 76.7% dari target 90%.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jumlah responden 121 ibu yang mempunyai bayi berumur 0 ? 6 bulan, dengan teknik pengambilan sampel Symple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan dukungan suami merupakan faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4. Berdasarkan penelitian diatas disarankan agar puskesmas meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil, keluarga dan masyarakat.

The low visit of the antenatal care in the form of K4 in Public Health Center of DTP Sindangratu becomes one of the causes of the Number of Mother?s Death (AKI) and the Number of Baby?s Death (AKB) that are still high. This research is about the factors that connect with the antenatal care K4 in Public Health Center of DTP Sindangratu, with the aim of recognizing deeper description and factors of anything that connects with the low visit of the antenatal care K4 that only attains 76,7% from the target of 90%.
This research uses the cross sectional design, the amount of respondent is 121 of mothers who have babies at the age of 0-6 months by taking sample technique of random sampling. The result of the research shows that knowledge and support from husband is the factor that connects with the antenatal care K4. Based on the research above, it is suggested that Public Health Center should improve the counseling activity about the importance of antenatal care for pregnant mother, family and society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Restu Safitri
"Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi di Indonesia masih menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan. Depok sebagai salah satu kota di Jawa Barat saat ini mampu menjadi wilayah dengan angka kematian ibu dan bayi terendah di Indonesia. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan ibu hamil RW 14 Kelurahan Depok terhadap masa kehamilan dan proses yang terjadi di dalanmya selain itu tingkat kepedulian dan kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kandungan di pusat pelayanan kesehatan sejak trimester pertama juga merupakan hal yang ingin diketahui dalam penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan penganbilan sample secara acak melibatkan ibu yang menjalani masa kehamilan pada tahun 2007 sebagai responden. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan lembar kuesioner yang akan diisi lengkap oleh responden.
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil relatif tinggi (60%) dari total responden. Sikap kepedulian ibu hamil mengenai manfaat dan tujuan pemeriksaan kehamilan di pusat pelayanan kesehatan masih kurang karena sebagian dari responden (50%) masih tidak peduli dengan kondisi kandungannya. Kesadaran yang dimiliki oleh ibu hamil di RW 14 relatif tinggi (73,3%) karena responden selalu menyediakan waktu khusus untuk mengunjungi pusat pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksan kandungan. Penelitian ini merekomendasikan kepada ibu hamil untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap kondisi kandungan dengan selalu berkonsultasi kepada tenaga kesehatan secara rutin."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5616
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Irma Junita
"Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator untuk menggambarkan status kesehatan suatu bangsa. Angka Kematian Perinatal merupakan bagian dari (AKB) dan dapat menjadi indikator kualitas pelayanan obstetrik dan neonatal di suatu wilayah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal di Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2002. Besarnya hubungan dilihat dari hasil perhitungan Odds Ratio antara bayi yang dilahirkan dari ibu yang memperoleh pelayanan antenatal dengan kualitas buruk dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang memperoleh pelayanan antenatal dengan kualitas baik.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Kasus Kontrol dengan jumlah sampel keseluruhan 180 responden yang terdiri dari 90 kasus dan 90 kontrol. Kasus adalah bayi yang dilahirkan pada periode Januari-Desember 2002 dan meninggal pads masa perinatal. Kontrol adalah bayi yang dilahirkan dalam periode Januari-Desember 2002, tidak meninggal pada masa perinatal dan tinggal dibatas wilayah yang sama dengan kasus. Kasus diambil dari laporan audit maternal perinatal sedangkan kontrol diambil dari batas wilayah yang sama dengan kasus tanpa dilakukan matching.
Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS versi 10. Analisa statistik yang digunakan adalah regresi logistik sederhana untuk bivariat dan regresi logistik ganda (model faktor risiko) untuk multivariat.
Secara statistik ditemukan keeratan hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal (p= 0001) di mana ibu yang memperoleh pelayanan antenatal buruk memiliki risiko 4.059 kali (95% CI : 1.263 - 6.241) terhadap kematian perinatal dibandingkan ibu yang memperoleh pelayanan antenatal yang baik, setelah dikontrol oleh variabel paritas dan jarak antara kelahiran.
Peningkatan kualitas pelayanan antenatal harus ten's dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan jenis pemeriksaanlpelayanan yang diberikan dan keteraturan kunjungan berdasarkan kriteria minimal 1,1,2. Mu !until sebagai pihak yang berkepentingan harus memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur dan petugas kesehatan wajib memberikan pelayanan antenatal sesuai standar minimal yang telah ditetapkan oleh Depkes RI.
Daftar bacaan : 54 ( 1984 - 2002 )

The Relationship Between Antenatal Care With the Perinatal Mortality in Indragiri Hulu Regency year 2002 Infants mortality rate is the indicator to describes health degree of a country. Perinatal mortality rate, as the part of infants mortality rate, can be the indicator of the obstetrics and neonatal services in a territorial.
The objective of this study is to find out the relationship between antenatal care with the perinatal mortality in Indragiri Hulu year 2002. The size of the relationship is described from the result of Odds Ratio measurement among the babies, which were born from mothers who obtained bad quality antenatal care compared to babies who were born from mothers who obtained good quality antenatal care.
The research plan, which was used in this study, is the Case Control method with 180 respondents as the sample on the whole, which include 90 cases and 90 controls. Cases are babies who were born in the period of January-December 2002 and passed away on the perinatal stage. Controls are babies who were born on the period of January-December 2002, did not passed away on the perinatal stage, and lived in the same region as the cases. Cases were taken from perinatal maternal audit report without undertaken matching.
Data processing was carried out using SPSS program 10 version_ Statistical analysis which was employed is the simple logistic regression for bivariat and multiple logistic regression (risk factor model) for multivariate. Statistically that the meaningful relationship between antenatal care with perinatal mortality it is acquired (p = 0.001) where mothers who obtained bad quality antenatal care has the risk of 4.059 times higher (95% CI : 1.263 - 6.241) towards perinatal mortality compared to mothers who obtained good quality antenatal care, after being controlled both by parity variable and ranges between births variable.
The improvements of antenatal care quality must be continuously undertaken through consideration of the completeness of examination/service types, which is given, and the consultation regularity based on the minimal criteria of 1,1,2. Pregnant mothers as the concerning components must have mindful to check up their pregnancy regularly, and the health workers are obliged to provide antenatal services which are in accordance to the minimum standards which has been established by the Health Ministry.
Bibliography List: 54 (1984-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T11259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Royani
"Aborsi didefinisikan sebagai terminasi kehamilan dengan menggunakan cara apapun sebelum fetus berkembang dan mampu bertahan hidup di luar uterin. (Gant, 1993). Bagi klien dan keluarga pengalaman mengalami aborsi menjadikan stressor tersendiri yang sangat berpengaruh baik dari segi Esik maupun psikologis klien. Kedua hal tersebut sangat berperan penting terhadap proses persiapan kehamilan berikutnya, dimana bila terjadi ketidakseimbangan antara faktor fisik dan psikologis maka dapat berdampak terganggunya tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara tingkat kecemasan ibu dengan riwayat abortus terhadap persiapan kehamilan berikutnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan uji statistik pearson product moment', sampel terdiri dari 30 orang diambil di RSUPN Cipto Mangunkusumo dengan teknik random.
Hasil penelitian menunjukkan nilai r = 0,2 dan niai t = 1,08 yang berani nilai t hitung Iebih kecil dari nilai t kritis, hal ini bermakna bahwa Ho yaitu tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan ibu dengan riwayat abortus terhadap persiapan kehamilan berikutnya diterima."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5215
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Purwaningsih
"Masih tingginya angka kematian ibu, antara lain disebabkan oleh karena terlambatnya mengetahui risiko pada proses maternal, sehingga terlambat mendapatkan pertolongan. Pada saat-saat berisiko, ibu yang bersangkutan biasanya dalam keadaan lemah, sehingga tidak mampu memutuskan sesuatu. Oleh karena itu, dibutuhkan keterlibatan suami untuk mengetahui proses kesehatan maternal dan risikonya, serta dukungannya untuk mengatasi keadaan tersebut. Banyak keterlambatan keputusan diambil suami pada pada keadaan maternal berisiko tinggi, sehingga mengakibatkan pertolongan terlambat diberikan. Hal tersebut diduga karena rendahnya pengetahuan suami mengenai kesehatan maternal. Oleh karena itu, sejak tahun 1998 telah dimulai kampanye Suami Siaga, sebagai bagian dari Gerakan Sayang Ibu.
Penelitian dilakukan untak melihat seberapa jauh hubungan pengetahuan dan sikap suami dengan dukungan terhadap kesehatan maternal istrinya. Populasi penelitian ini adalah suami yang mempunyai anak dibawah usia tiga tahun, dengan harapan mereka masih ingat dukungan apa yang dilakukannya ketika istrinya hamil anak terakhir. Penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, untuk melihat dukungan suami di masyarakat urban di populasi padat yang sebagian besar penduduknya berstatus ekonomi menengah ke bawah. Penelitian secara kuantitatif dengan desain cross sectional ini dilakukan melalui wawancara dengan pertanyaan tertutup terhadap 110 responden yang diambil secara simple random sampling dengan menggunakan kerangka sample. Pengolahan dilakukan dengan SPSS for Windows di Laboratorium Komputer IKM UI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi suami yang mendukung kesehatan maternal di populasi tersebut adalah 51,8%. Hasil pengujiari multivariat membuktikan bahwa pengetahuan suami tentang kesehatan maternal berhubungan dengan dukungannya terhadap kesehatan maternal istrinya. Suami yang berpengetahuan tinggi, mempunyai kecenderungan 1,7 kali mendukung kesehatan maternal istrinya dibandingkan dengan yang berpengetahuan rendah. Sikap suami mengenai kesehatan maternal tidak berhubungan secara signifikan dengan dukungan terhadap kesehatan maternal istrinya. Pekerjaan suami merupakan faktor konfonding yang dalam hubungan antara pengetahuan suami dengan dukungan suami terhadap kesehatan maternal istrinya, sementara faktor usia dan pendidikan bukan merupakan konfonding.
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan suami mengenai kesehatan maternal di Kelurahan Harapan Mulia, disarankan kepada pihak Puskesmas, tenaga kesehatan swasta dan tokoh masyarakat setempat untuk lebih mensosialisasikan pentingnya keterlibatan suami pada kesehatan maternal, baik pada waktu pemeriksaan kehamilan, maupun pada pertemuan-pertemuan informal lainnya. Untuk Departemen Kesehatan, disarankan untuk membuat program sosialisasi dukungan suami terhadap kesehatan maternal secara lebih rinci, bekerja sarna dengan berbagai departemen lain seperti Departemen Agarna serta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, agar pengetahuan kesehatan maternal dapat diserap sebagai bagian dan gaya hidup masyarakat. Paradigma bare bahwa "kesehatan maternal bukan hanya tanggung jawab ibu, tetapi tanggung jawab bersama, terutama suami, " perlu lebih disosialisasikan.
Referensi; 52 (1972-2002)

A Correlation between Knowledge, Attitude and Husband's Support in Maternal Health A Cross Sectional Study at Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta, 2002A Maternal Mortality Rate in Indonesia is the highest among South East Asia countries. To overcome this problem, Mother Friendly Movement has been campaigning since 1996. Further, Men's involvement in maternal health is a part of Mother Friendly Movement to reduce maternal mortality. A lack of relevant information tends to less attention for men in maternal health of their wife. Therefore, men are not prepared to act promptly when obstetric emergencies arise.
This study is undertaken for men that have the last child which is not more than three years old, so they still remember what kind of involvement that they've done during the last maternity of their wife. The study is carried out in a high density of population in Kelurahan Harapan Mulia, Jakarta Pusat, in 2002. From the study, husband's knowledge, behaviors and their support to maternal care will be discussed in detail.
The analysis result shows that the proportion of husband's support in their wife's maternal care are only 51, 8%. The multivariate result shows that husbands with high maternal health knowledge tend to have 1, 7 times to support on maternal health than the husband with low maternal health knowledge. Even though, the fact shows men's the knowledge level about maternal risk and postnatal care are very low. Their behaviors are ambivalent to maternal health support.
In conclusion, there is a significance correlation between husband's knowledge of maternal health and husbands support to their wife's maternal health, and there is no significance correlation between husband's behaviors and their support to their wife's maternal health.
It is recommended that the maternal health issues are community responsibility, especially husband. Therefore, Puskesmas chief and staff to do more socializing about men's involvement in maternal health. Furthers, Department of Health, Republic of Indonesia, to provide detail information about the important of husband's support in maternal health.
References; 52 (1972-2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Virahani
"Skripsi ini membahas pengetahuan ibu hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Data Penelitian diperoleh dengan instrumen kuesioner. Hasil penelitian menyarankan agar Bidan melakukan sendiri penempelan stiker P4K di rumah ibu juga menambah pengetahuan kepada ibu hamil tentang pelayanan ANC sesuai standar, ambulan desa dan stiker P4K, Selain itu pemegang program KIA di Puskesmas dan Dinas Kesehatan lebih meningkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap program ini serta menambah media promosi kesehatan khususnya mengenai program P4K ini.

The focus of this research is knowledge of pregnant women about Birthing planning and complication prevention program with sticker. This research is quantitative research with cross sectional research design. The research data is coming from the questioner instrumen. The result of this research is suggesting Midwives to put the "P4K" stickers by herselves at mother’s house, they also must give additional knowledge to pregnant women about standart antenatal care services,rural ambulance and about "P4K" stickers. Besides that,the program holder of mother and child health in public health centers and health department further improve the monitoring and evaluation activities of this program and also add the health promotion media especially about "P4K" program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Monika Sani
"Angka kematian bayi akibat makrosomia meningkat 0,1% menurut Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2017. Sementara itu, komplikasi persalinan ibu meningkat dari 35% pada tahun 2012 menjadi 41% pada tahun 2017. Dengan menggunakan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, penelitian ini menyelidiki hubungan antara pemeriksaan kehamilan (antenatal care) dan variabel kejadian makrosomia dengan faktor pembaur (confounding) yakni Umur Ibu, Pekerjaan Ibu, Lokasi Tempat Tinggal Ibu, Tingkat Pendidikan Ibu, Status Sosial Ekonomi, Tempat Pemeriksaan saat kehamilan, dan Tenaga Pemeriksaan Kehamilan. Penelitian ini memakai metode penelitian kuantitatif observasional analitik melalui teknik cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen memiliki korelasi yang signifikan dengan variabel dependen, yaitu kualitas pemeriksaan kehamilan dengan standar 10T yang dilakukan pada pasien ibu hamil dengan faktor konfounding-nya status pekerjaan ibu, daerah tempat tinggal ibu, dan tempat pemeriksaan kehamilan serta variabel interaksi antara daerah tempat tinggal dengan kuantitas ANC. Hasil analisis menunjukkan ibu yang tidak mendapatkan kualitas pemeriksaan kehamilan yang sesuai standar berisiko 1,304 (95% CI 1,096-1,551) kali memiliki bayi makrosomia dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan kualitas pemeriksaan kehamilan yang sesuai standar. Pada faktor konfounding yang paling berisiko pada kejadian makrosomia adalah daerah tempat tinggal dengan POR=1,692 (95% CI 1,358- 2,109) artinya ibu yang tinggal di desa berisiko 1,692 kali memiliki bayi makrosomia dibandingkan ibu tinggal di kota.

The infant mortality rate due to macrosomia increased by 0.1% according to the 2017 Indonesian Demographic Health Survey Data. Meanwhile, maternal birth complications increased from 35% in 2012 to 41% in 2017. Using data from the Indonesian Demographic and Health Survey, this research investigate the relationship between antenatal care and macrosomia incidence variables with confounding factors, namely maternal age, maternal occupation, maternal residence location, maternal education level, socio-economic status, examination location during pregnancy, and prenatal examination personnel. This research uses quantitative observational analytical research methods using cross-sectional techniques. The results of the study show that the independent variable has a significant correlation with the dependent variable, namely the quality of pregnancy examinations with the 10T standard carried out on pregnant women with the confounding factors being the mother's employment status, the area where the mother lives, and the place of pregnancy examination as well as the interaction variable between regions. residence with ANC quantity. The results of the analysis show that mothers who do not receive quality pregnancy checks that meet standards have a 1.304 (95% CI 1.096-1.551) risk of having macrosomia babies compared to mothers who get quality pregnancy checks that meet standards. The confounding factor that is most at risk for the incidence of macrosomia is the area of residence with POR=1.692 (95% CI 1.358-2.109) meaning that mothers who live in villages are 1.692 times more likely to have macrosomia babies than mothers who live in cities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Lina Lindayanti
"Kabupaten Bangka Tengah, khususnya Puskesmas Lubuk Besar cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 88,2% (Profil Kesehatan PKM Lubuk Besar 2012), masih dibawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan pada tahun 2015 harus mencpai 90%. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah. Desain cross sectional digunakan pada penelitian terhadap 126 ibu bersalin dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian didapatkan riwayat ANC dan sikap terhadap penolong persalinan berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan. Sikap merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan, dimana ibu yang bersikap positif terhadap penolong persalinan 28 kali memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibanding ibu yang bersikap negatif setelah dikontrol oleh riwayat ANC. Untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC) dan menanamkan sikap positif terhadap pelayanan kesehatan diperlukan koordinasi dan bekerja sama dengan lintas sektor Pemda serta menggerakkan pemberdayaan masyarakat dalam memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.

Regency of Bangka Tengah especially Central Public Health of Lubuk Besar, target of labour by health worker are 88 % (Profile of Central Public Health of Lubuk Besar, 2012). Still under target of Minimal Delivery Standar in health area in 2015 year must obtained 90 %. This goal research to know related factors to choice labour attendant in Central Public Health Regency of Bangka Tengah. Research desain was cross sectional, total of sample are 126 early post partum woman with interview with quisionair.
Result of research indicated history of antenatal and attitude to labour attendant related to choice of labour attendant. Attitude is dominant factor related to choiced of labour attendant. Positive attitude to labour attendant have risk 28 to choice helath worker among negative attitude of post partum woman after controlled antenatal history. To increased awareness of important pregnancy assessment and have positive attitude to health delivery by sector line coordination with Regional Government to activate public empowerment in used helath worker as a labour attendant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>