Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Maruli C.C.
"Tesis ini membahas organisasi preman di Blok M Jakarta Selatan. Fokus pembahasan dari tesis ini adalah organisasi preman asal Surabaya dalam mempertahankan keberadaannya di Blok M. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, pengamatan terlibat, dan wawancara dengan pedoman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Blok M terdapat beberapa organisasi preman yang terbentuk berdasarkan latar belakang suku bangsa dan daerah asal yang sama, serta perasaan senasib dan sependeritaan. Organisasi-organisasi tersebut adalah organisasi preman Surabaya, organisasi preman Flores, organisasi preman Ambon, organisasi preman Medan, organisasi preman Palembang dan organisasi preman Bugis-Makasar. Pemberian nama terhadap organisasi-organisasi tersebut yang berasal dari nama kota ataupun sukubangsa diperoleh melalui proses interaksi sosial di antara mereka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa maksud dan tujuan pengelompokan mereka adalah mempertahankan keberadaannya di Blok M untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
Berdasarkan fokus penelitian, tesis ini menunjukkan kegiatan organisasi preman Surabaya yang lebih rinci dalam mempertahankan keberadaannya di Blok M untuk pemenuhan kebutuhan hidup dengan mendeskripsikan, menganalisa dan menginterpretasikan sejarah terbentuknya organisasi preman Surabaya, kelompok-kelompok dalam organisasi preman Surabaya, struktur organisasi, keanggotaan, pendapatan dan pengeluaran, wilayah kekuasaan serta pola-pola hubungannya.
Pada akhirnya, tesis ini menyimpulkan bahwa "preman Surabaya melakukan kegiatan membentuk organisasi yang berkembang dari waktu ke waktu dalam menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di Blok M dan sekitarnya untuk mempertahankan keberadaannya dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka.
Berdasarkan kesimpulan di atas, saya mengajukan rekomendasi beberapa konsep penanganan terhadap masalah preman dan rekomendasi kemungkinan penelitian lain sebagai kelanjutan atau penyempurnaan terhadap tesis ini.
Daftar Kepustakaan : 36 buku, diktat, dan jurnal + 7 laporan tahunan serta karangan dalam surat kabar dan Internet."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumadi
"Tesis ini menguraikan tentang kegiatan organisasi-organisasi preman di Muara Angke, Jakarta Utara. Fokus dalam tesis ini adalah pola-pola hubungan preman dalam membangun, memantapkan, dan menggunakan kekuatannya, yaitu melalui hubungan kekerabatan, hubungan patron-klien, hubungan kekuatan, dan hubungan kerja sama sehingga preman tetap ada dan dapat beroperasi di tengah-tengah kehidupan serta aktivitas para nelayan, pedagang ikan, pengusaha ikan, dan aparat pemerintah (polisi, tentara, dinas perikanan, kelurahan, kecamatan, dan walikota).
Pola-pola hubungan sesama anggota preman dalam satu kelompok adalah hubungan kekerabatan karena mereka memiliki kesamaan dalam hal suku bangsa dan daerah asalnya. Di samping itu, dalam perekrutan dan penempatan para pelaksana di lapangan, pimpinan preman mengutamakan kepada orang-orang yang masih ada hubungan kerabat, kawan dekat, keluarga kawan dekat, orang-orang sekampung atau tetangga kampung dan dikenal baik oleh pimpinan preman tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencari dukungan atas kepemimpinannya, menjaga kekompakan dan keutuhan kelompok preman serta sebagai upaya untuk mempermudah mekanisme kontrol terhadap kegiatan-kegiatan, uang masuk dan uang keluar sehingga tidak timbul konflik di antara mereka.
Hubungan antarkelompok preman dipengaruhi oleh hubungan antar sukubangsa, di mana masing-masing sukubangsa sering menonjolkan identitas kesukubangsaannya yang muncul sebagai kekuatan sosial. Kelompok preman Bugis-Makassar menonjolkan identitas suku bangsa dan daerah asalnya yang dikenal dengan istilah siri'.
Kelompok preman Kulon menonjolkan identitas suku bangsanya sebagai pendekar atau jawara, sedangkan kelompok preman Madura memperlihatkan budayanya tersendiri yang dikenal dengan istilah carok. Penonjolan identitas kesukubangsaannya ini terlihat dalam memperebutkan dan mempertahankan sumber-sumber daya yang ada di dalam pelabuhan Muara Angke.
Hubungan patron-klien berlangsung dalam kelompok preman, yaitu antara pimpinan (sebagai patron) dengan para pelaksana (sebagai kliennya). Hubungan patron-klien juga berlangsung antara preman yang memberikan perlindungan dan rasa aman kepada kliennya, yaitu, para nelayan, pedagang ikan, dan pengusaha ikan, yang membutuhkan perlindungan dan jaminan rasa aman dari preman.
Sementara itu, hubungan patron-klien terjadi juga antara preman dengan aparat pemerintah (polisi, tentara, dinas perikanan, aparat kelurahan, kecamatan, dan aparat dari kantor walikota Jakarta Utara). Preman (klien) membutuhkan perlindungan dari aparat pemerintah (patron) dengan konsekuensinya preman memberikan sejumlah "uang setoran" kepada aparat pemerintah.
Di samping itu, terdapat juga oknum-oknum aparat pemerintah yang sengaja bekerja sama, melindungi, memelihara, dan memanfaatkan kelompok preman untuk kepentingan dinas dan kepentingan pribadi dari oknum-oknum aparat pemerintah tersebut.
Akibatnya, preman dapat dengan leluasa melakukan aksinya tanpa ada yang berani mencegahnya. Dengan demikian, preman tetap ada dan dapat melakukan kegiatannya di tengah-tengah kehidupan dan aktivitas para nelayan, pedagang ikan, pengusaha ikan, dan aparat pemerintah di Muara Angke."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Rafianto
"Arek Suroboyo adalah salah satu kelompok sosial yang berada di Blok M. Mereka mendominasi wilayah-wilayah di Blok M, sejak tahun 70 an hingga sekarang. Identitas sosial Arek Suroboyo yang mereka miliki merupakan suatu hal yang sangat penting bagi mereka memenuhi kebutuhan mereka dengan cara menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi informal yang diantaranya, dalam penelitian ini berupa juru parkir di perparkiran Pemda DKI dan profesi preman. Selain itu identitas sosial ini diakftifkan ketika mereka harus mempertahankan diri dari pihak yang mengganggu kegiatan ekonomi mereka, ataupun eksistensi mereka di Blok M. Jumlah mereka berkurang pada masa sekarang karena banyak di antara mereka yang beranjak tua, dan beberapa ada yang meninggal dunia karena sakit, tetapi hanya sedikit dari keturunan mereka di Jakarta yang menggantikan perannya di Blok M. Penelitian ini juga menggambarkan bagaimana kehidupan sosial Arek Suroboyo di Blok M pada masa sekarang. Dalam penelitian ini saya menggunakan metode kualitatif yang didukung dengan metode wawancara mendalam dan pengamatan.

The Arek Suroboyo is a social group in Blok M. They have a history of becoming a dominating social group in Blok M since the 70's. The social identity of Arek Suroboyo is really important to them to fulfill their daily needs by working on the informal sectors such as parking lot management supervised by Pemda DKI or working as preman. On the other hand, their social identity is also activated for defending themselves from their rival groups, which interrupt their daily activities on the informal sector. At presents, their numbers have been decreasing by the time being because there has been no regeneration within their rank these recent years. This research also describes about the social life of Arek Suroboyo in Blok M today in ethnographic writing. I applied qualitative method, namely in-depth interview and observation method for gathering the data.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yandri Irsan
"Penelitian mengenai keberadaan preman di Pasar Minggu dan penaganan oleh Polsek Metro Pasar Minggu bertujuan untuk menunjukkan strategi penanganan preman yang telah dilakukan oleh Polsek dalam rangka memberikan rasa aman, tertib, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polsek. Pemberitaan tentang perilaku menyimpang yang dilakukan kelompok preman saat ini sering menghiasi media massa dan elektronika, bahkan ada beberapa kasus tentang keterlibatan preman yang masuk ke ranah politik. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberadaan preman saat ini mengalami perkembangan dan perubahan pada ranah kegiatannya. Keberadaan preman di Pasar Minggu dengan bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukannya terhadap masyarakat, secara hukum diantaranya merupakan tindak pidana. Kelompok preman yang ada di Pasar Minggu keanggotaannya terdiri dari masyarakat yang berasal dari sekitar Pasar Minggu dan ada juga masyarakat pendatang dari luar Jakarta yang bergabung. Penyebab timbulnya preman secara umum pada dasarnya merupakan dampak dari perkembangan kota, sedangkan khusus perkembangan preman yang ada di Pasar Minggu di Pasar Minggu dipengaruhi dua aspek, yaitu kebutuhan ekonomi dan ingin pengakuan status.
Metode penelitian yang dilakukan pada penulisan ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan harapan dapat memperoleh data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati sesuai objek penelitian, dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, pengamatan terlibat, dan menganalisa dokumen-dokumen yang ada atau berkaitan. Wawancara yang dilakukan pada saat penelitian dilakukan kepada Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kapolsek Metro Pasar Minggu, Waka Polsek, Kanit Reskrim, Kanit Intelkam, Kanit Patroli, anggota-anggota Polsek (Personil Polmas), Camat Pasar Minggu, beberapa preman, pedagang, dan beberapa masyarakat lain yang terkena dampak perilaku preman. Selain wawancara penelitian secara terlibat juga, metode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan terlibat, yang melibatkan peneliti dalam hubungan-hubungan sosial dan emosional dengan sasaran.
Keterlibatan peneliti dilakukan pada kegiatan kepolisian, para pedagang, preman, dan supir. Keterlibatan peneliti dengan para preman kadang-kadang tidak secara penuh dalam kehidupannya dan pada anggota kepolisian juga tidak sepenuhnya melekat pada kegiatan-kegiatan Polsek secara umum, tetapi sebatas pada peran sebagai seorang mahasiswa atau peneliti serta beberapa kali mengikuti kegiatan operasi preman yang dilakukan oleh Polsek. Namun terhadap para pedagang dan supir angkutan umum, peneliti kadang berperan sebagai sales dan pedagang, sehingga peneliti memiliki peran dalam kegiatan pengamatan terlibat.
Untuk menguatkan dan menguji kebenaran data-data atau peristiwa yang telah dikumpulkan melalui teknik wawancara dan pengamatan, dalam penelitian ini digunakan juga pengumpulan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Keberadaan preman di pasar Minggu merupakan kelompok preman yang secara tidak langsung bernaung di balik organisasi kedaerahan Betawi dipimpin oleh MT, kelompok ini mempertahankan keberadaannya dengan segala bentuk-bentuk kegiatan sebagai sumber-sumber pemasukan.
Bentuk-bentuk kegiatan kelompok preman di Pasar Minggu pada dasarnya merupakan perilaku menyimpang yang dapat dikenakan upaya hukum. Kenyataan di lapangan sangat sulit melakukan upaya penegakkan hukum terhadap keberadaan preman ini, banyak faktor yang ikut mempengaruhi pada proses penerapan di masyarakat. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi diantaranya aturan hukum yang belum spesifik terhadap preman, kepedulian aparat masih kurang, sarana dan prasarana yang masih terbatas, dan kondisi masyarakat yang ada masih belum memiliki kesadaran hukum dan partisipasinya untuk penanganan preman ini.
Polsek Metro Pasar Minggu dalam menangani keberadaan preman yang terjadi di wilayah hukum Pasar Minggu, Polsek mengacu pada ketentuan hukum yang berlaku. Penanganan preman yang dilakukan oleh Polsek masih bersifat sesaat dan reaktif, yang pada pelaksanaannya lebih mengedepankan bentuk kegiatan yang sifatnya tindakan represif. Penanganan yang dilakukan dengan sarana praarana, anggaran, personil terbatas, dan yang jelas kurang efektif adalah sistem manajemen yang tidak digunakan sampai pada tingkat Polsek, khususnya pada kegiatan yang lebih difokuskan pada penanganan preman. Selain represif Polsek juga melakukan kegiatan preventif, namun pada pelaksanaannya masih belum terfokus pada penanganan preman. Masih adanya kekurangan atau belum sepenuhnya upaya dilaksanakan oleh Polsek Metro Pasar Minggu dalam melakukan penanganan preman, namun pada dasarnya pelaksanaan yang telah dilakukan sudah berjalan dengan baik.
Strategi penanganan yang dilaksanakan atas inisiatif Polsek lebih terlihat hasil dan dampaknya, jika dibandingkan dengan kebijakan dari satuan atas. Pada strategi yang dilakukan atas inisiatif Polsek, sistem manajemen dan pentahapannya sejak awal dilakukan pada tingkat Polsek, sehingga hasilnya dapat menyentuh pada sasaran dan dapat lebih fokus sesuai dengan aspek-aspek keberadaan preman. Perbedaan hasil ini dapat ditarik suatu benang merah, yaitu bahwa keterlibatan Polsek secara menyeluruh saat proses atau tahapan manajemen penanganan preman akan mempengaruhi tingkat keberhasilan strategi yang dilaksanakan.

Research hit Handling of Freeman in Pasar Minggu By Polsek Metro Pasar Minggu aim to show handling of freeman conducted by Polsek Metro Pasar Minggu in order to giving safety, orderly, and can improve storey of belief socialize. Phenomenon hit existence of freeman in Indonesia have very concern. News of about behavior digress conducted by group of freeman often decorate mass media, even some case of about existence of freeman which start to political chess. This is condition indicate that existence of freeman experience of growth and change domain of his activity. Existence of Freeman in Pasar Minggu with forms of activity which conducting to society, judicially among other things represent doing injustice. Group of Freeman exist in Pasar Minggu of have member society coming from about Pasar Minggu and socialize joining. Cause incidence of freeman in Pasar Minggu caused by two aspects, that is economic demand and wish confessing of self status.
Method of Research used at this writing is approach qualitative. Approach qualitative used on the chance of, writer can get descriptive data, in the form of words written, oral, and behavior which can be perceived by according to research object. Technique of data collecting used by method interview, perception involved, and analyze interconnected or existing document. Interview conducted at the time of research to Kapolsek Metro of Pasar Minggu, Waka Polsek, Kanit Reskrim, Kanit Intelkam, Kanit Patroli, personnel Polsek ( Personnel Polmas), Sub Regency Chief of Pasar Minggu, some freeman, merchant, and some other society is incured by a behavioral impact of freeman. Besides interview of method of perception used in this research is perception involved, entangling researcher in emotional and social relation with target. Involvement of Researcher conducted at police activity, activity of all merchant, freeman, and public transport driver.
Involvement of researcher with all freeman conducted do not fully in life or one into its group, so also involvement to police member, writer is not be coherent full in each activity of Polsek in general, but only limited to role of writer as a student or researcher, even several times the writer follow activity of operate for freeman conducted by Polsek. To all merchant and public transport driver, researcher sometime personating of sales and merchant, so that the researcher own role in activity of perception involved.
To strengthen and test truth of data or event which have been collected by through technique interview and perception, at the time of research done also gathering of document that is needed to know deeper hit problems which the medium checked. Existence of Freeman in Pasar Minggu represent group of freeman who indirectly shade at the opposite of organization of localism of Betawi led by MT, this group maintain its existence with all forms of activity as inclusion source.
Forms of Activity of group of freeman in Pasar Minggu basically represent behavior digress which can be imposed by a legal effort. Fact in field very difficult conduct effort of enforcer punish to existence of this freeman, a lot of factor which follow to influence at process of applying in society. Factors which partake to influence among other things order of law which not yet specific to freeman, caring of police still less, medium and prasarana which still be limited, and condition of existing society still not yet owned sense of justice and participate for handling of this freeman.
Polsek Metro of Market of Sunday in handling existence of freeman that happened in territory of jurisdiction of Sunday Market, Polsek relate at applicable law rule. Handling of Freeman conducted by Polsek still have the character of momentary and reaktif, what is at his execution is more place forward form of activity which in character action represif. Handling conducted with medium participation, budget, minimum personnel, and clear less be effective is system of management which is not used to by come up with storey Polsek, special at more focuses activity at freeman handling. Besides represif Polsek also do activity preventif, but at his execution still not yet been focused at freeman handling. Although still there are limitation owned by Polsek Metro Pasar Minggu in freeman handling, but basically his execution have been put across handling.
Strategy activity executed by for initiative Polsek more seen by his impact and result if compared to by for policy set of for, at strategy conducted by his initiative Polsek phasing and management system since early conducted at storey Polsek so that can touch target and earn more focus according to freeman existence aspect. Difference of result of this can pulled yarn of squeezing, that involvement Polsek totally at management process of freeman handling will influence executed strategy efficacy storey."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24328
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Khaidir
"Pelayanan Polri merupakan salah satu tugas pokok Polri dibidang pencegahan kejahatan dalam rangka mewujudkan Kamtibmas. Tugas pelayanan ini, selalu menjadi sorotan masyarakat, karena masih ada beberapa anggota Polri yang belum menghayati arti dari tugas pelayanan tersebut. Mereka masih menampilkan sikap arogan, kasar dan cenderung diskriminatif serta cenderung mengharapkan imbalan saat melakukan pelayanan kepada masyarakat.
Demikian halnya dengan Pos Polisi Blok M yang berada di tengah-tengah masyarakat di kawasan Blok M. Keberadaan Pos Polisi tersebut dibutuhkan masyarakat untuk melayani masyarakat melalui tugas Kepolisian yang meliputi : penerimaan laporan pengaduan, melaksanakan tindakan preventif dengan melaksanakan tugas pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli serta penanganan tempat kejadian perkara.
Dalam tugas pelayanan ini, Pos Polisi Blok M tidak hanya sekedar melaksanakan tugas sesuai yang diterangkan diatas. Masyarakat yang heterogen dan memiliki berbagai kepentingan serta menyimpan berbagai masalah di kawasan itu, juga membutuhkan Polri dalam konteks tugas lain yaitu : dapat meredam berbagai permasalahan yang terjadi, mampu menciptakan suasana yang aman dan tertib, dapat menetralisir suasana yang kacau, mengamankan dan menertibkan pasar, berperan sebagai pemecah masalah dalam rangka mencegah terjadinya kejahatan, membantu masyarakat agar terhindar dari gangguan keamanan dan melaksanakan upaya untuk mengantisipasi sumber-sumber potensi konflik.
Melihat situasi kawasan Blok M yang begitu kompleks masalahnya dan mencermati keadaan Pos Polisi Blok M yang bersahaja, (cenderung sederhana dan miskin kemampuan), maka menimbulkan suatu asumsi, bahwa Pos Polisi Blok M mengalami kondisi yang tidak seimbang dibandingkan dengan tantangan tugas yang dihadapi. Kondisi seperti ini akan mempengaruhi tugas pelayanan dan juga menimbulkan berbagai kendala dalam menangani setiap permasalahan di kawasan tersebut.
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh fakta, bahwa jika Pos Polisi Blok M tidak didukung satuan atas (Polsek dan Polres), maka pos tersebut mengalami tugas yang berat . Dengan adanya peran satuan atas, selama ini tugas-tugas yang begitu kompleks dapat dihadapi.
Terlihat pula, bahwa Pos Polisi Blok M, melalui kepemimpinan Kapospolnya, telah melaksanakan berbagai kiat, langkah guna mengatasi tantangan tugas. Kiat dan langkah yang dilakukan oleh Kapospol, cenderung mengabaikan prosedur tetap yang berlaku, bersifat rutinitas, insting dan jangka pendek tanpa perencanaan tertulis, dengan alasan tugas yang dilaksanakan lebih praktis. Kapospol mampu menciptakan hubungan yang baik dengan segenap masyarakat di kawasan tersebut, untuk memanfaatkan potensi masyarakat sekitarya, guna mendukung tugas yang berat.
Dalam penelitian ditemukan fakta, bahwa Kapospol tidak menerapkan proses manajemen yang benar sesuai teorinya. Sebagai manajer tingkat bawah, Kapospol terlihat hanya menerapkan manajemen yang sifatnya alami dan berdasarkan situasi saat itu, terutama dalam proses kegiatan pelayanan, dari mulai perencanaan, penyusunan kekuatan, pelaksanaan dan pengendalian. Kesemuanya ini tidak diiakukan secara terencana. Kemudian fakta menunjukkan, bahwa perpolisian yang terkandung dalam tugas pelayanan di Pos Polisi Blok M, lebih bersifat kekeluargaan ( Familiar policing)"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T7712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhita Zahra Issaura
"Penelitian ini membahas mengenai lanskap linguistik di Little Tokyo, Blok M, Jakarta Selatan. Little Tokyo lekat dengan nuansa Jepang, terutama pada papan nama tempat, papan pemberitahuan, papan peringatan, dan menu makanan. Bahasa yang terdapat pada penanda publik di Little Tokyo pun bervariasi sehingga terjadinya fenomena bahasa yang multilingual memungkinkan bahasa asing memiliki prestise yang tinggi. Metode yang digunakan pada penelitian ini, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Teori Landry dan Bourhis (1997), serta Janet Holmes (2013) menjadi acuan dan implementasi pada penelitian ini. Data dikumpulkan melalui dokumentasi lanskap dan didukung dengan wawancara. Berdasarkan hasil identifikasi, sebanyak 391 data LL tersebar dengan didominasi oleh tanda privat sebanyak 378 data, sedangkan tanda pemerintah hanya berjumlah 13 data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penggunaan ekabahasa, dwibahasa, dan multibahasa pada LL di Little Tokyo. Penggunaan multibahasa ditemukan sebanyak 165 (42,20%) data, yang menandakan bahwa penggunaan multibahasa merupakan fenomena paling umum digunakan jika dibandingkan dengan penggunaan ekabahasa dan dwibahasa. Hal ini karena dominasi penggunaan multibahasa di Little Tokyo disebabkan oleh penduduk yang heterogen dan pengaruh budaya Jepang sehingga bahasa yang digunakan pada ruang publik di sana menggunakan lebih dari satu bahasa. Sementara itu, ditinjau dari sikap bahasa masyarakat, terdapat kecenderungan dominasi penggunaan bahasa asing dalam LL, yang mengindikasikan adanya fenomena ketidaksetiaan terhadap bahasa lokal oleh para pembuat LL di Little Tokyo.

This study discusses the linguistic landscape in Little Tokyo, Blok M, South Jakarta. Little Tokyo is closely associated with Japanese nuances, especially on place name signs, notice boards, warning signs, and food menus. The languages found on public signage in Little Tokyo are varied, leading to a multilingual language phenomenon that allows foreign languages to have high prestige. The methods used in this study are qualitative and quantitative. The theories of Landry and Bourhis (1997), as well as Janet Holmes (2013), are referenced and implemented in this study. Data were collected through landscape documentation and supported by interviews. Based on the identification results, a total of 391 LL (Linguistic Landscape) data points were found, dominated by 378 private signs, while government signs only amounted to 13. The study results show that there is the use of monolingual, bilingual, and multilingual languages in the LL of Little Tokyo. Multilingual use was found in 165 (42.20%) data points. This indicates that multilingual use is the most common phenomenon compared to monolingual and bilingual use. This is because the dominance of multilingual usage in Little Tokyo is caused by the heterogeneous population and the influence of Japanese culture, so that the language used in public spaces there involves more than one language. Meanwhile, from the perspective of community language attitudes, there is a tendency for the dominance of foreign language use in LL, indicating a phenomenon of disloyalty to the local language by the creators of LL in Little Tokyo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Narulita
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi (PKP) dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 42 Jl. Sultan Hasanuddin No. 1 Jakarta Selatan. Kegiatan PKP ini bertujuan agar mampu memahami peran, dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek serta melakukan praktik pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku; memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk melakukan praktik kefarmasian di apotek. Pada pelaksanaan Praktek Kerja Profesi dilakukan pembuatan tugas khusus oleh mahasiswa calon Apoteker yang memiliki judul survey kepuasan pelanggan di apotek kimia farma no. 42 blok M Jakarta Selatan. Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan di apotek kimia farma no. 42 sebagai indikator terhadap kualitas pelayanan.ABSTRACT The profession internship was implemented at Apotek Kimia Farma No. 42 Jl. Sultan Hasanuddin No. 1 Jakarta Selatan. It was aimed to understand the roles and responsibilities of pharmacists in the management of pharmacy practice and pharmaceutical services in accordance with statutory provisions and ethics; has the insight, knowledge, skills and experience in pharmaceutical practice. On the implementation of the Job Training Profession be making a special task of the customer satisfaction survey in kimia farma pharmacy no. 42 blok M in South Jakarta. The aim of this special task was to determine the level of customer satisfaction with the services in kimia farma pharmacy as an indicator of the quality of service."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febriwan Rajab
"Penelitian ini membahas mengenai dinamika politik perkotaan terkait preman di ibu kota. Peneliti melakukan penelitian di kawasan Blok M Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dan bertujuan ekplanasi. Dengan menggunakan pendekatan politik perkotaan dan keruangan, kekerasan yang ada di daerah Blok bisa diurai dalam penelitian ini. Hasil temuan yang diperoleh adalah adanya kelompok Preman di kawasan Blok M yakni Preman Surabaya, Preman Ambon, Preman Flores, Preman Palembang, Preman Bugis-Makassar, Preman Medan dan Preman Padang. Kelompok preman ini memiliki wilayah kekuasaan tersendiri yang kemudian menjadi identitas mereka. Kemudian dalam relasi dengan pengusaha dan alat negara, aktor-aktor yang terlibat menjalin hubungan yang menggantungkan diri satu sama lain. Penelitian ini mempunyai kesimpulan bahwa hubungan yang terjalin adalah kekerasan itu sendiri dan ruang bagi produksi kekerasan. Oleh karena itu produk yang dihasilkan juga tak lepas dari kekerasan.

This study discusses the political dynamics of urban-related gangster in the capital. Researchers conducted the study in Blok M, South Jakarta Kebayoran Baru. The method used is qualitative and aims explaination. By using the approach of urban and spatial politics, violence in the region block can be parsed in this study. The findings obtained are a group of thugs in Blok M that Surabaya gangsters, gangsters of Ambon, gangster of Flores , gangsters of Palembang, gangsters of Bugis-Makassar, gangsters of Medan and gangsters of Padang. This gangsters have its own territory and later become their identity. Then in relation to the employer and the state apparatus, the actors involved in a relationship that interdependence. And the resume of the researche that the relationship is violence itself and the space for the production of violence. Thus the resulting product is also not free from violence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiana Cynthia Devi
"[Penggunaan ruang bawah tanah sebagai alternatif akibat terbatasnya tanah di kota-kota besar. Penelitian secara yuridis normatif, yang bersifat eksplanatoris, dengan analisis kualitatif. Pemanfaatan ruang bawah tanah untuk keperluan usaha di bawah Terminal Blok M menurut Hukum Tanah Nasional serta pemberian hak atas penggunaan ruang bawah tanah oleh PT Langgeng Ayomlestari kepada pihak lain. Hukum Tanah Nasional tidak mengatur secara tegas mengenai penguasaan
ruang bawah di tanah yang berdimensi tiga, sehingga pemberian ruang-ruang di bawah tanah Hak Pengelolaan untuk keperluan usaha tidak tepat. Dibutuhkan suatu lembaga hak baru yaitu Hak Guna Ruang Bawah Tanah dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun;The use of underground space as an alternative due to limited ground in large cities. This is the normative judicial research, eksplanatoris, and data
analysis in qualitative. The utilization of underground space under the Blok M Terminal for the commercial use reviewed based on National Land Law, and the granting of the using underground space rights by Limited Liability Company Langgeng Ayomlestari to other parties. National Land Law does not regulate about the use of underground specifically, which is three dimensional so that the granting of the using underground below Hak Pengelolaan land for commercial use is inappropriate. Need specifically regulation to use basement, The use of underground space as an alternative due to limited ground in
large cities. This is the normative judicial research, eksplanatoris, and data
analysis in qualitative. The utilization of underground space under the Blok M
Terminal for the commercial use reviewed based on National Land Law, and the
granting of the using underground space rights by Limitesd Liability Company
Langgeng Ayomlestari to other parties. National Land Law does not regulate
about the use of underground specifically, which is three dimensional so that the
granting of the using underground below Hak Pengelolaan land for commercial
use is inappropriate. Need specifically regulation to use basement]"
Universitas Indonesia, 2015
T44089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Sumiati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>