Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187031 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firman Ismail
"Ruang Lingkup dan Metodologi Penelitian
Basemen adalah suatu bangunan di bawah tanah yang digunakan sebagai tempat parkir atau tempat pemberhentian kendaraan bermotor. Petugas parkir terpajan emisi mobil seperti timbal dll. Penggunaan masker hidung untuk melindungi karyawan tersebut selama bekerja tidak pernah diterapkan. Emisi timbal adalah zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Studi ini mengidentifikasi kegunaan masker karbon aktif untuk mengurangi konsentrasi timbal dalam tubuh manusia yang diukur dengan konsentrasi timbal di dalam urin. Bermacam literatur menyebutkan bahwa masker karbon aktif dapat mengurangi konsentrasi timbal melalui inhalasi. Studi ini adalah studi eksperimental secara random. Duapuluh-dua karyawan dipilih, terdiri dari 11 sebagai kelompok studi dan 11 sebagai kelompok kontrol. Kelompok studi memakai masker hidung karbon-aktif sedangkan kelompok kontrol memakai masker hidung biasa. Lama intervensi satu bulan. Jenis data yang dikumpulkan adalah konsentrasi timbal di dalam urin, umur, lama kerja, tingkat pendidikan, status gizi, kebiasaan merokok, dan lama pemakaian masker hidung. Survei lingkungan dilakukan pads 13 lokasi di basemen.
Resit dan Kesimpulan
Hasil studi ini menunjukkan bahwa konsentrasi timbal di udara basemen 0,008 mg/m3. Nilai ini masih dibawah nilai ambang batas yang ditetapkan oleh Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-01IMEN/1997 : 0,05 mg/lm3 (50 µ/m3). Data ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara umur, lama kerja, tingkat pendidikan, status gizi, kebiasaan merokok, dan lama pemakaian masker hidung antara kelompok studi dan kontrol. Konsentrasi timbal di dalam urin setelah pengamatan 15 hari dan 30 hari menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok studi dan kontrol yang memakai masker hidung dan terpajan emisi timbal.

The Correlation Between The Use of Masks with Plumbum Concentration in Urine among the Parking Attendants Exposed to Lead Emission at a Company at a Mall Basement in Jakarta, 2004 The Scope and Methodology
The basement is an underground construction either used as car park or car stopping area. The parking attendants were exposed by vehicle emission such as lead etc.The use of masks to protect employees while working has never been applied. Lead is an agent which may cause serious hazard human health. This study was designed to identify the effectiveness of carbon active mask to reduce lead concentration in human body by measuring urinary lead concentration in urine. Various literatures described that carbon active mask could reduce lead concentration through inhalation. This study was an experimental study with randomization. Twenty-two employees were recruited, consisting of 1 1 as the study group and 1 1 as the control group. The study group used carbon-active masks while the control group used regular masks. The duration of intervention was one month. Types of data collected were lead concentration in urine, age, duration of work, level of education, nutritional status, smoking habit, and duration of using masks. The environmental survey was carried out in 13 locations at the basement.
Results and Conclusions
The results showed that lead concentration in the air at the basement was 0,008 mg/m3. It is still below the threshold limit value according to the standard as described in the letter of Labor Minister No.SE-0I/MEN11997 which is 0,05 mg/lm3 (50 µ/m3). These data indicated that considering the urinary lead content, there were no significant differences among age, duration of work, level of education, nutritional status, smoking habit, and duration of using masks between the study and the control groups. The lead concentration in urine after 15 days and 30 days of observation showed significant differences between the study and control groups who used masks and were exposed to Iead emission.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T12383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Ocksania
"Penelitian ini mengenai kepuasan petugas pemadam kebakaran dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kepuasan petugas atas penerapan K3 di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang diukur melalui Indikator-Indikator Penerapan K3. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 responden, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Hasil dari analisis kepuasan petugas pemadam kebakaran dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Kota Depok adalah petugas masih belum merasa puas atas penerapan K3 yang diberikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok.

This research is about the satisfaction of firefighters in the application program Occupational Health and Safety (OHS) in the Office in Depok. This research uses descriptive quantitative approach which aims to determine the officer's satisfaction over the implementation of OHS in Depok Fire Department as measured by Indicators Application of OHS. The number of samples in this study about 80 respondents, the sampling technique is using total sampling. Result of the analysis of satisfaction firefighters in the application program Occupational Health and Safety (OHS) in the Office of Depok is that officers still do not feel satisfied with the implementation of OHS given by Depok Fire Department."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S61003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evryanti
"Fasilitas kesehatan berisiko tinggi terhadap penyakit akibat kerja (PAK), klinik X pada petugas kesehatan dan petugas kebersihan ditemukan perilaku pekerja yang tidak aman seperti tidak mencuci tangan sebelum sebagai bagian dari universal precaution dan sesudah tindakan atau pada saat pemeriksaan sampel urin tidak menggunakan masker yang telah disediakan klinik.
Telitian ini juga menemukan beberapa risiko yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja seperti perilaku yang kurang aman saat menyuntik atau saat mengepel dan membersihkan kamar mandi petugas tidak menggunakan sepatu pelindung. Penelitian ini adalah cross sectional dengan metode pendekatan manajemen risiko AS/NZS 4360 : 2004.
Untuk mengurangi risiko K3 pada petugas kesehatan dan petugas kebersihan bukan hanya sekedar dari tersedianya SOP pekerjaan namun juga pengawasan dan dukungan pihak manjemen serta peningkatan pelatihan dalam pekerjaan sangat dibutuhkan.

Health facilities at high risk of occupational diseases, X clinics to health care workers and cleaning service found unsafe worker behaviors such as not washing hands before as part of the universal Precaution and after the action or upon examination of the urine sample did not use masks that have been provided by the clinic.
Result also found some of the risks that may cause accidents such as unsafe behavior when injected or when mopping and cleaning the bathroom attendant did not use protective footwear. This is a cross sectional study with the method of approach to risk management AS / NZS 4360: 2004.
To reduce the risk of K3 to health care workers and cleaning service is not just the availability of standard operating procedures but also the supervision of the work and support the iterative and an increase in job training is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linggasari
"Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap paling akhir dari hirarki pengendalian setelah administrasi. Pentingnya penggunaan APD saat bekerja dapat meminimalisasikan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Di Departemen Engineering PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang pada bulan Juni tahun 2008 ada pekerja yang tidak menggunakan safety helmet saat bekerja.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku penggunaan APD di Departemen Engineering PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang tahun 2008. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan analisis data bivariat dan univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 35.2 % pekerja yang berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui dari tujuh faktor risiko, ada empat faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD, yaitu ketersediaan APD, kenyamanan APD, pelatihan dan pengawasan.
Sedangkan ada tiga faktor risiko yang lainnya tidak berhubungan yaitu pengetahuan, sikap dan peraturan dengan perilaku penggunaan APD.
Disarankan untuk tindak lanjut, upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan perawatan, pelatihan dan pengawasan APD secara kontinue dan terjadwal. Dilakukan fit dan proper test yaitu dengan cara mengundang supplier untuk penyuluhan APD dengan membentuk sampel untuk uji fisik. Dan agar pengawasan berjalan dengan baik seharusnya manajer memberikan teladan terlebih dalam menggunakan APD yang baik dan benar."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Hermawati
"ABSTRAK
Tingginya angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada pekerja merupakan ancaman besar tidak terkecuali pekerja informal di bengkel kendaraan bermotor. Salah satu cara untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja adalah dengan menggunakan alat pelindung diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri pada pekerja informal di bengkel kendaraan bermotor. Metode penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 102 pekerja bengkel kendaraan bermotor di Kecamatan Sukmajaya, Depok yang dipilih menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan mengenai tingkat pengetahuan tentang alat pelindung diri dan perilaku penggunaan alat pelindung diri. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri pada pekerja informal di bengkel kendaraan bermotor (r=0,298, p value= 0,002 <0,05). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang alat pelindung diri mempengaruhi perilaku pekerja menggunakan alat pelindung diri. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan perlu dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip penggunaan alat pelindung diri serta kesehatan dan keselamatan kerja.

ABSTRACT
The high number of accidents and occupational diseases in workers are significant threat, includes informal workers in motor vehicle workshop. One of interventions to reduce the risk for accidents and occupational diseases are used personal protective equipment. This study aims to determine the relationship level of knowledge and behavior of using personal protective equipment to the informal workers in motor vehicle workshop. This research used descriptive correlation design with cross-sectional approach. Which involved 102 workers in motor vehicle workshop in Sukmajaya subdistrict, Depok selected by purposive sampling. This research used questionnaire as an instrument about the level of knowledge concern in the behavior of personal protective equipment and the use of personal protective equipment. The results of this study show that there is a correlation between the level of knowledge with the behavior of using personal protective equipment to the informal workers in motor vehicle workshop (r = 0.298, p value = 0.002 <0.05). The results of this study can be concluded that the level of knowledge of personal protective equipment affects the behavior of workers using personal protective equipment. Therefore, this study recommends the need for health education activities on the principles of the use of personal protective equipment and occupational health and safety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nono Haryono
"Penelitian bertujuan memperoleh gambaran dan hubungan faktor-faktor risiko individu dan pekerjaan terhadap keluhan muskuloskeletal disorder pada pekerja kantor PT. X Jakarta. Metode yang digunakan cross-sectional dengan menggunakan data sekunder hasil medical check up data dan perangkat lunak RSIGuard untuk 607 pekerja. Dari 607 pekerja terdapat 292 orang (48, 1%) mengalami keluhan musculoskeletal discomfort.
Hasil uji bivariate menunjukkan hubungan signifikan (p<0,005) antara faktor individu (tinggi badan, berat badan, olahraga, jenis kelamin dan temuan masalah musculoskeletal pada MCU), dan faktor risiko pekerjaan (self-assessment risk, overall risk level, average daily mouse use, break time taken dan average strain from mouse use) dengan discomfort.
Hasil uji multivariate menunjukkan jenis kelamin, temuan masalah musculoskeletal MCU, self-assessment dan overall assessment merupakan faktor-faktor yang memiliki hubungan kuat dan dapat mempengaruhi keluhan musculoskeletal discomfort. Saran-saran ditujukan untuk mencegah discomfort dan work related musculoskeletal disorder melalui prinsip-prinsip ergonomik.

The objective of this study are to describe profile and relationship between individual and occupational risks factors with musculoskeletal discomfort in office workers of PT. X Jakarta. This is cross-sectional using secondary data of medical check up (MCU) and RSIGuard software for 607 workers. There are 272 of 607 workers (48.1%) complained musculoskeletal discomfort based on self-asessment result.
Based on bivariate test results a significant (p <0.005) for individual factors (height, weight, exercise, sex and medical finding during MCU), and occupational risk factors from computer usages (self assessment risk, overall risk level, average daily mouse use, break time taken and average strain of mouse use).
The final model of multivariate test results a significant correlation of gender, findings of musculoskeletal problems, self-assessment and overall assessment with musculoskeletal discomfort complaints. Suggestions addressed to reduce occupational factors to prevent discomfort and work-related musculoskeletal disorder through ergonomic principals.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiskan Husein
"Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara sebagai organisasi di bawah Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara mempunyai tugas melakukan pengelolaan aspek "Keselamatan Pertambangan" dan "Perlindungan Lingkungan". Keberhasilan pengelolaan kedua aspek tersebut dilihat dari jumlah kecelakaan, kejadian berbahaya dan kejadian kasus lingkungan. Sementara pada kenyataannya angka kecelakaan di kegiatan pertambangan mineral dan batubara tetap tinggi, terjadi kecelakaan berulang di lokasi yang sama dan diperusahaan yang sama.
Tingginya angka kecelakaan, berulangnya kejadian, seolah-olah tidak terjadi proses pembelajaran dari Direktorat Teknik dan Lingkungan dalam mengelola kegiatan pertambangan khususnya insiden yang terjadi di perusahaan tambang dibawah pembinaan dan pengawasannya. Improvement dapat dilakukan apabila organisasi optimal belajar dari insiden yang pernah terjadi sebelumnya, dengan memperoleh umpan balik dari pengalaman insiden sebelumnya. Kajian kualitatif untuk menilai apakah Direktorat Teknik dan Lingkungan menjalankan proses pembelajaran dengan melakukan pengelolaan dari insiden yang terjadi di perusahaan pertambangan dengan baik. Organisasi mampu mendapatkan pengalaman umpan balik dari insiden, dengan cara memperoleh data dan informasi yang akurat untuk diterapkan pada proses kegiatan pertambangan mineral dan batubara.
Penelitian dilakukan dengan desain kualitatif gap analisis, membandingkan proses yang berlangsung di Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara dengan kondisi ideal berdasarkan literatur. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi serta data sekunder dari literatur dan dokumen terkait insiden kegiatan pertambangan mineral dan batubara.
Penelitian ini menggambarkan masih terdapat gap dari beberapa proses or variable yang menyebab proses pembelajaran organisasi dari pengalaman insiden tidak optimal. Masih terdapat ruang untuk improvement bagi Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara dalam menangani insiden, sehingga organisasi optimal belajar dari pengalam insiden, mampu memperoleh umpan balik.

The Directorate of Engineering and Environment of Mineral and Coal as an organization under the Directorate General of Mineral and Coal has the task of managing the aspects of "Mining Safety" and "Environmental Protection". Successful management of both aspects is seen from the number of accidents, dangerous events and environmental cases. While in fact the number of accidents in mineral and coal mining activities remained high, recurring accidents occurred in the same location and in the same company.
The high number of accidents, the recurrence of events, as if there is no learning process from the Directorate of Engineering and Environment in managing mining activities, especially incidents that occur in mining companies under the guidance and supervision. Improvement can be done if the organization is optimally learned from previous incidents, by obtaining feedback experience from previous incident. A qualitative review to make sure whether the Directorate of Engineering and Environment undertakes the learning process by managing the incidents occurring in the mining company. Organizations are able to gain feedback experience from incidents, by obtaining accurate data and information to be applied to the process of mineral and coal mining activities.
The research was conducted by qualitative design gap analysis, comparing the process which took place in the Directorate of Engineering and Environment of Mineral and Coal with ideal conditions based on the literature. Data sources taken from interviews, observations, literature and documents related to incidents of mineral and coal mining activities.
This study illustrates there are still gaps of some process or variables that cause organizational learning process from the experience of incidents do not running well .There is still room for improvement for the Directorate of Engineering and Environment of Minerals and Coal in handling incidents, so that organization learns very well from the incident experience, and able to obtain feedback.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Setyowati
"PT X adalah salah satu anak perusahaan manufaktur Astra Group dengan kegiatan dan produksinya memiliki potensi menimbulkan dampak terhadap aspek K3 yang dapat mengakibatkan kecelakaan, kebakaran dan penyakit akibat kerja. Dari data Frequency Rate & Severity Rate di Divisi Agrobussiness & Divisi Heavy Equipment - Astra Group masih cenderung mengalami peningkatan, maka perlu dilakukan perbaikan dan evaluasi Pedoman Sistem Manajemen LK3 (SMLK3) atau disebut juga Astra Green Company.
Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik. Data kualitatif Elemen SMLK3 yang telah dikembangkan oleh PT Astra International Tbk Korporat dalam bentuk tabel dan narasi dianalis dengan membandingkan Sistem Manajemen K3LL yang telah dikembangkan PT Pertamina Korporat yang mengacu pada persyaratan OHSAS 18001, OHSMS Australian/ New Zealand Standard 4801:2001 dan ISO 14001. Data kualitatif kondisi eksisting implementasi SMLK3 didapatkan dari hasil asesmen, wawancara, verifikasi dokumen dan tinjauan lapangan, kemudian dianalisis dengan membandingkan Pedoman SMK3LL PT Pertamina Korporat.
Hasil penelitian perbandingan SMLK3 yang dikembangkan oleh PT Astra International Tbk dengan SMK3LL PT Pertamina Korporat secara substansi sama, namun ada 4 (empat) Elemen yang belum dikembangkan PT Astra International Tbk yaitu tahap 2 - Perencanaan (Planning) Elemen 1 - Penilaian Awal (initial review), Elemen 7 - Manajemen Perubahan, ELemen 10 - Dokumentasi dan Elemen 11 - Penyelidikan Kejadian. Untuk evaluasi penerapan SMLK3 di PT X diketahui bahwa status akhir pencapaian adalah Hijau (76 - 89 %).
Untuk memperkaya SMLK3 AI, disarankan perlu mengembangkan 4 (empat) elemen dalam SMLK3 yaitu pada tahap 2 - Perencanaan (Planning) Elemen 1 - Penilaian Awal (initial review), tahap 3 - Penerapan Elemen 7 - Manajemen Perubahan, ELemen 10 - Dokumentasi dan Elemen 11 - Penyelidikan Kejadian. Dengan mengacu pada usulan perbaikan, setelah dievaluasi penerapan SMLK3 di PT X seyogyanya diperhatikan pada pilar 1 - Green Strategy mengenai updating identifikasi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya dan pengendalian dokumen eksternal; pilar 2 - Green Process mengenai pengendalian operasional yang mencakup instalasi listrik, alat pelindung diri, alat proteksi kebakaran, housekeeping, bejana tekan dan instalasi petir; pilar 3 - Green Product mengenai penetapan langkah-langkah yang diperlukan untuk menghasilkan Green Product sesuai program-program yang sudah ditetapkan, termasuk jadwal waktu pelaksanaannya; pilar 4 - Green Employee tentang pelaksanaan rencana pelatihan yang telah ditetapkan, sesuai jadual yang ada dan dilakukan evaluasi pelatihan sesuai kompetensinya. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irina Rizky Kurniasari
"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan proyek. Keberhasilan proyek tidak hanya diukur oleh dengan tercapainya target waktu, biaya dan kualitas proyek, tetapi juga dengan tidak terjadinya kecelakaan (zero accident) dalam pelaksanaan proyek. Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini sangat disadari oleh banyak perusahaan konstruksi di Indonesia termasuk PT. Hutama Karya (Persero). Oleh sebab itu untuk lebih memuaskan stakeholder , meningkatkan produktivitas kerja dan menekan angka kecelakaan kerja, maka PT. Hutama Karya berusaha mendapatkan sertifikasi K3 berstandar internasional yaitu OHSAS 18001:1999 yang telah dapat direalisasikan pada tahun 2004 lalu.Untuk menerapkan standarisasi K3 berdasarkan OHSAS 18001:1999 maka Hutama Karya membuat Manual Sistem Manajemen K3 yang terintergrasi dengan pengendalian mutu dan lingkungan dengan melibatkan seluruh unsur perusahaan mulai dari pimpinan tertinggi hingga pekerja lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesiapan perusahaan konstruksi di Indonesia dalam menerapkan sertifikasi OHSAS 18001:1999 yang diukur oleh dua indikator kesiapan yaitu indikator pemahaman staf dan indikator ketersediaan sarana dan prasarana K3 dilingkungan kantor dan proyek. Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada PT. Hutama Karya (Persero) dengan Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Hasil pengumpulan data dianalisa dengan cara membandingkan data yang didapat dengan studi literatur yang ada. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Hutama Karya (Persero) telah siap untuk menerapkan sertifikasi OHSAS 18001:1999.

Occupational Health and Safety are one of many factors which give effects to the project successfulness. The successfulness of a project are not only measured from the achieved time, cost, and quality targets, but also from the number of accident occurred on the project. Many construction companies in Indonesia are aware to the importance of the Occupational Health and Safety, one of the companies is PT. Hutama Karya (Persero). In order to satisfy the stakeholder, increased the work productivity, and to minimized accidents occurred at work, PT. Hutama Karya tries to get Safety and Health at Work international certification or OHSAS 18001:1999 (Occupational Health and Safety Assessment Series) which has been realized on 2004. To apply OHSAS 18001:1999 PT. Hutama Karya created Occupational Health and Safety management system manual which is integrated with the environment and quality control by involving all aspects of the company from the director to the field workers. This research is meant to find out the readiness of the construction companies in Indonesia on implementing the OHSAS 18001:1999 certification. This expediency are measured from the two indication, the staff comprehansion and the Occupational Health and Safety facility on the project and also on the office. The method used on the research is a case study on PT. Hutama Karya with the data collection technique used is interview. The data were analyzed by comparing it with the data from the literature. The research shows that PT. Hutama Karya is ready to implement the OHSAS 18001:1999 certification."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Islamiati
"Low back pain adalah rasa nyeri maupun pegal-pegal pada punggung bawah yang terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan L5. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif semi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional untuk melihat distribusi dan frekuensi dari faktor yang berhubungan dengan keluhan subjektif low back pain pada operator forklift yaitu faktor personal berupa umur, masa kerja, kebiasaan olahraga (stretching), dan riwayat low back pain, serta dosis pajanan getaran dan durasi pajanan getaran. Metode yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dan melibatkan 33 operator forklift di PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014 sebagai responden penelitian. Pengambilan data primer pada penelitian ini yaitu melakukan pengukuran getaran menggunakan human vibration meter 100 Larson Davis, penyebaran kuesioner, dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 60,6% operator forklift yang mengalami keluhan low back pain dan 39,4% operator tidak mengalami keluhan low back pain. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga variabel yang berhubungan signifikan dengan keluhan subjektif low back pain, yaitu umur, kebiasaan olahraga (stretching), riwayat low back pain. Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu masa kerja, dosis pajanan getaran, dan durasi pajanan getaran.

Low back pain is pain and stiffness in the lower back that occurs when there is an emphasis on areas lumbar that L4 and L5. This study is a descriptive semi-quantitative with cross-sectional approach to look at the distribution and frequency of factors associated with subjective complaints of low back pain in forklift operators that personal factors such as age, years of work, exercise habits (stretching), and a history of low back pain, and vibration exposure dose and duration of vibration exposure. The method is a cross-sectional approach and involves 33 forklift operator PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta in 2014 as research respondents. Primary data collection in this study is measuring vibration using human vibration meter 100 Larson Davis, questionnaires, and interviews.
The results of this study indicate that there is a 60.6% forklift operators who have complaints of low back pain and 39.4% operators do not have complaints of low back pain. Based on the research results, there are three variables significantly associated with subjective complaints of low back pain, namely age, exercise habits (stretching), a history of low back pain. While that is not related to years of work, vibration exposure dose, and duration of exposure to vibration.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>