Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Walirimba Thamrin
"Penelitian ini mengkaji beberapa korelasi variabel antara;l) Motivasi kerja; 2).Lingkungan kerja;3)Kemampuan kerja merupakan variabel bebas sedangkan Produktivitas kerja instruktur adalah variabel terikat, tu,juan penelitian ini adalah ingin meneliti sejauhmana hubungan korelasi arrtara motivasi kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja serta hubungan secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja.
Penelitian dilakukan di Balai Latihan Kerja di wilayah Jabotabek yaitu: 1). BLK Pasarrebo Jakarta, 2). BLK Las Condet, 3).BLK Bekasi, dan 4) BLK Tangerang, metode yang dilakukan adalah metode kuantitatif yang menggunakan Statistik.
Hasil temuan penelitian adalah ; Pertama, distribusi frekuensi dari karakteristik instruktur secara keseluruhan terhadap composite butir-butir pernyataan instruktur mendapat skor yang positif; Kedua,berdasarkan koefisien korelasi, variabel motivasi, X1- 0,1533; variabel kemampuan, X2 = 0,1513; variabel lingkungan, X3 = 0,1499 sedangkan variabel produktivitas sebesar, Y= 0,1724. Untuk determinan korelasinya dari masing-masing variabel yaitu;
X1 = R2 0,0235; X2 = R2 0,0229; X3 = R2 0,0224; dan Y=R2 0,0297, secara kualitatif koefisien korelasi maupun determinan korelasi menunjukkan adanya hubungan atau korelasi yang masih rendah. Ketiga secara matrix hasilnya cukup baik dalam arti hubungan dan korelasinya cukup besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap masing-masing variabel yaitu; X1 = 0,97640;X2_ 0,1000; X3 = 0,1876; serta Y = 0,9775. Selanjutnya berdasarkan hasil temuan penelitian secara kualitatif hubungan atau korelasinya dapat dikatakan rendah dan pengaruhnya kecil dan kemungkinan masih ada faktor dan pengaruh lainnya yang lebih kuat,namun belum sempat diteliti didalam penelitian ini.Untuk itu diharapkan agar instruktur BLK Sejabotabek dapat memotivasi diri, nieningkatkan kemampuan diri dan menjaga lingkungan kerja yang sehat dan kondusif untuk menunjang peningkatan produktivitas kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Damayanti Kusumawardani Mirza
"Produktivitas merupakan hal penting dalam peningkatan konstruksi Dan sumberdaya merupakan komponen penting dalam peningkatan produktivitas selaln teknologi dan alat. Oleh karena ilu dlperlukannya identifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaga kerja pada proyek konstruksi jalan dengan harapan dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja pada proyek konstruksi jalan, dikarenakan faktor-faktor yang teridentitikasi dapat terlebih dahulu diambil tlndakan untuk mengalihkan, mengecilkan, atau menghindari resiko-resiko yang mungkin timbul.
Pada penelitian ini, identitikasi sumber-sumber resiko terhadap produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan kuisioner survey. Untuk mendapatkan variabel variabel yang paling mempengaruhi produktivitas tenaga keria pada proyek konstruksi ialan dengan perkerasan kaku. Analisa Statistik selanjutnya dilakukan pada data yang talah berhasil dikumpulkan. Selain itu iuga dilakukan analisa guna mendapatkan risk ranking dan risk level. Lalu dilakukan analisa korelasi, dan regresi untuk mendapatkan model.
Berdasarkan analisa survey dan pengolahan data dengan analisa statistik, didapatkan risk ranking dan risk level, kemudian penulis memvalidasi 10 variabel terbesar yang tarmasuk dalam risk ranking dan wawancara pakar. Dan setelah dilakukan analisa korelasi , dan regresi. dldapatkan bahwa ketersediaan material dan peralatan yang paling mempengamhi prnduklivitas tenaga keria proyekjalan dngan perkerasan kaku.
Ketersediaan alat dan material berkorelasi tinggi terhadap besarnya produklivitas tenaga kerja selama proyek berialan. Perlu adanya tindakan praventif dan korektlf action yang mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, guna peningkatan produktivitas tenaga kerja proyek konstruksi jalan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Fahmi
"Penelitian tentang angkatan kerja Indonesia ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi, sosial, ekonomi dan status kesehatan angkatan kerja serta, faktor-aktor yang mempengaruhi status kesehatan angkatan kerja.
Pentingnya penelitian ini karena investasi sumber daya manusia pada umumnya dan pekerja pada khususnya adalah berkaitan dengan kesehatan (termasuk gizi) dan keselamatan kerja.
Usaha-usaha peningkatan derajat kesehatan penduduk secara langsung akan meningkatkan kualitas angkatan kerja. Ini terjadi karena peningkatan kesehatan akan mengurangi tingkat kesakitan (morbiditas). Investasi di bidang kesehatan juga merupakan investasi modal manusia yang akan meningkatkan produktivitas, khususnya bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Hal ini mendasari pemikiran bahwa dengan status kesehatan yang baik akan meningkatkan kemampuan belajar, menurunnya tingkat bolos kerja, meningkatnya motivasi dan hasil kerja.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini menggunakan data Susenas 2000 dengan sampel 344.271 individu angkatan kerja Indonesia, angkatan kerja dalam penelitian ini adalah penduduk usia 15 tahun keatas di kontrol dengan kriteria yang tidak termasuk angkatan kerja. Unit analisis dalam penelitian ini adalah angkatan kerja sebagai individu. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabel silang antar variabel yang dianalisis.
Analisis faktor untuk mempermudah analisis inferensial, dan analisis inferensial dengan menggunakan model regresi logistik mulnomial. Metode regresi logistik multinomial dianggap cocok, karena dalam penelitian ini variabel status kesehatan yang merupakan variabel terikat adalah variabel dengan tiga kategori.
Hasil penelitian tentang karateristik sosial ekonomi, dan kesehatan angkatan kerja berdasarkan Susenas 2000 secara deskriptif menunjukkan bahwa; (1)jumlah angkatan kerja laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan. Pendidikan angkatan kerja perempuan jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki (2) angkatan kerja yang berstatus kesehatan baik sebanyak 74,6% sedang 10,8% dan 14,6% berstatus kesehatan buruk.
Kesimpulan dari hasil analisis inferensial adalah sebagai berikut : seluruh variabel yang merupakan faktor individu seperti jenis kelamin, umur, status kawin, pendidikan, dan aktivitas, pengeluaran untuk makanan, jumlah anggota rumah tangga, status kepala keluarga, lokasi (desa dan kota,) serta lingkungan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap status kesehatan angkatan kerja.
Variabel lokasi (desa dan kota) yang diinteraksikan dengan pendidikan temyata lokasi desa-kota tidak serta merta mempengaruhi status kesehatan angkatan kerja tetapi tergantung dengan tingkat pendidikannya dalam risiko untuk kesehatan buruk.
Umur memperlihatkan pengaruh yang positif dimana semakin tua angkatan kerja maka semakin berisiko untuk berstatus kesehatan buruk, jenis kelamin memperlihatkan risiko yang yang lebih besar bagi laki-laki untuk memiliki status kesehatan buruk.
Pengeluaran makanan bergizi memberikan pengaruh yang positif bagi status kesehatan angkatan kerja dimana semakin besar jumlah pengeluaran makanan semakin besar peluang angkatan kerja berstatus kesehatan baik, dan sebaliknya, jumlah anggota keluarga yang besar lebih berisiko untuk berstatus kesehatan buruk. Lingkungan tempat tinggal yang buruk memberikan peluang bagi angkatan kerja untuk berisiko status kesehatan buruk, sedangkan aktitas bekerja atau tidak bekerja tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi status kesehatan angkatan kerja hal ini kemungkinan disebabkan karena variabel-variabel lain yang mempengaruhinya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T1776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenggogeni
"Peranan manusia pada industri konstruksi disetiap fase sangat besar, baik sebagai pihak yang memperkerjakan (employers) ataupun pihak yang dipekerjakan (employee), sehingga produktivitas pada pelaksanaan proyek konstruksi ditentukan juga oleh produktivitas tenaga kerja yang terlibat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja produktivitas tenaga kerja pada proyek konstruksi dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal adalah faktor manajemen, faktor proyek, serta faktor tenaga kerja, dan faktor eksternal adalah faktor cuaca, politik, dan bencana alam. Penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor kondisi kerja di proyek konstruksi yang merupakan bagian dari semua faktor yang mempengaruhi kinerja produktivitas tenaga kerja di proyek konstruksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kondisi kerja di proyek konstruksi dan mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor kondisi kerja tersebut terhadap kinerja produktivitas tenaga kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan struktur atas proyek konstruksi gedung di Jakarta dan sekitarnya. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada kontraktor-kontraktor di Jakarta dan sekitarnya, dimana data yang terkumpul kemudian diolah dengan analisis statistik.
Dan penelitian ini didapatkan tiga faktor kondisi kerja yang paling mempengaruhi kinerja produktivitas tenaga kerja di proyek konstruksi yaitu faktor tenaga kerja, faktor proyek, dan faktor manajemen dengan variabel-variabel penentu adalah hubungan sesama pekerja, kepadatan/kesesakan lokasi, dan keterlambatan pengiriman material dari suplier. Faktor lain yang cukup berperan dalam kinerja produktivitas tenaga kerja ini, diluar variabel penentu, didefinisikan sebagai faktor ketidakcocokkan material dengan pekerjaan. Untuk meningkatkan kinerja produktivitas pada proyek konstruksi gedung di Jakarta perlu dilakukan peningkatan kondisi kerja di proyek tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Bambang Purnama
"Pada tahun 1973 di Jepang mengalami krisis ekonomi yang diakibatkan karena krisis minyak. Dengan adanya beban pengurangan energi, tidak mungkin untuk meningkatkan produksi dengan tetap mempertahankan upah atau gaji karyawan yang tinggi. Banyak perusahaan Jepang merugi yang akhirnya tutup pada tahun-tahun itu. Akan tetapi dengan adanya krisis minyak ini, membangkitkan pula semangat perusahaan-perusahaan Jepang untuk keluar dari krisis ini, yang akhirnya krisis minyak menjadi berkat yang tersembunyi (blessing in disguise) bagi perusahaan-perusahaan khususnya dan ekonomi Jepang pada umumnya (BA_ Marbun, 1985: 240,241). Salah satu perusahaan yang mendapat berkat tersebut adalah Toyota Motor Corporation.
Sistem Produksi Toyota dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota Motor Corporation dan telah dipakai oteh banyak perusahaan Jepang sebagai ekor dari krisis minyak di tahun 1973. Bahkan selama krisis terjadi, di mana perusahaan lain merugi, Toyota dapat meraih laba dengan sistem ini. Oleh karena itu Sistem Produksi Toyota banyak diadopsi perusahaan-perusahaan Jepang lain pada waktu krisis tersebut sehingga Jepang pada akhirnya dapat keluar dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun itu.
Menurut Yasuhiro Monden, dalam Sistem Produksi Toyota ada dua konsep utama dalam sistem tersebut, yaitu : Just in time dan Autonomasi. Just in time pada dasarnya bermaksud menghasilkan unit yang diperlukan pada waktu diperlukan. Autonomasi (dalam bahasa Jepang, "Ninbenno-aru Jidoka" sering disingkat "Jidoka?) dapat diterjemahkan sebagai pengendalian cacat secara otonom. Proses ini mendukung just in time, dengan tidak memungkinkan unit cacat dari proses terdahulu untuk mengalir ke proses berikutnya dan mengacaukannya (Yasuhiro Mandan, 2000 : 5).
Dengan adanya just in time dan autonomasi {Jidoka) ini, akan mengurangi biaya produksi juga meningkatkan kualitas produk. Hal senada mengenai Sistem Produksi Toyota menurut Koichi Shimizu adalah sistem dengan mengurangi biaya produksi dan aktivitas perbaikan kualitas produk. Metode ini disebut kaizen. Dalam Sistem Produksi Toyota menerangkan bahwa metode kaizen adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. Jadi metode kaizen ini berada dalam Sistem Produksi Toyota (Koichi Shimizu, 1998: 3).
Kaizen berasal dari kata Kai Zen yaitu filosofi Jepang yang berarti perbaikan berkesinambungan. ?Kai? diterjemahkan sebagai perubahan dan ?zen" diterjemahkan baik atau lebih baik. Ketika diaplikasikan di tempat kerja, kaizen berarti penyempurnaan kesinambungan yang melibatkan setiap orang manajer maupun karyawan. Filasafat Kaizen menganggap bahwa cara hidup kita, baik cara kerja, kehidupan sosial, maupun kehidupan rumah tangga perlu disempurnakan setiap saat (Masaaki Imai, 2001 : 4)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darma Rika Swaramarinda
"Tesis ini menganalisis mengenai produktivitas tenaga kerja yang dimodelkan sebagai variabel tidak bebas yang dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu investasi asing iangsung pada sektor industri pengolahan dan variabel lain yaitu intensitas modal dan ukuran perusahaan. Penelitian ini menggunakan data panel pada sektor industri pengolahan di Indonesia. Panel data digunakan untuk 9 sub-sektor industri pada sektor industri pengolahan tahun 1993-2005. Model estimasi yang digunakan adalah random effect model. Analisis dilakukan dengan menggunakan panel data dengan random effect pada setiap subsektor industri pengolahan. Hasil dari penelitian ini adalah : (1) investasi asing langsung pada industri berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja, (2) Variabel lain yaitu intensitas modal dan ukuran perusahaan juga berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja.

This paper analyze about labor productivity is modeled as dependent variable on the degree of foreign direct investment in the manufacturing industry and other variables, namely capital intensity and firm size. This research uses a panel data in the Indonesian manufacturing industry sectors. A panel data set is used for 9 subsectors of the manufacturing industry during 1993-2005. The estimation model is used random effect model. The analysis uses the panel data analysis with random effect in those sulrsectors. Results of this research are; (1) foreign direct investment in the industry have a positive impact on labor productivity. (2) other variables, namely capital intensity and finn size also have a positive impact on labor productivity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27379
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Rotua Wendeilyna
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menguji hubungan motivasi dan training terhadap peningkatan produktivitas karyawan di Rumah Sakit Hewan Mount Pleasant Singapura. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan Rumah Sakit Hewan Mount Pleasant Singapura tenaga medis dan non medis yang berlatar belakang pendidikan setingkat SLTA, DIII, S1, S2, S3 yang berjumlah 85 orang. Sampel ditetapkan menurut tabel Krejcie sebanyak 70 orang yang diambil dengan cara cluster proportionate random sampling sehingga semua strata terwakili.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sosio-demografi sebanyak 9 pertanyaan. Bagian kedua adalah pertanyaan yang berkaitan dengan motivasi terdiri dari 25 pertanyaan. Bagian ketiga adalah pertanyaan yang berkaitan dengan training terdiri dari 25 pertanyaan dan bagian keempat adalah pertanyaan tentang produktivitas terdiri dari 25 pertanyaan.
Pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Untuk mengetahui kecenderungan beberapa variabel sosio demografi dengan produktivitas kerja digunakan tabulasi silang (crosstab), sedangkan untuk menguji hubungan antara motivasi dan training dengan produktivitas kerja digunakan korelasi Pearson. Untuk menentukan faktor penentu produktivitas kerja digunakan regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi (X1) dengan produktivitas kerja (Y) diperoleh nilai r = 0,715 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan R2 = 0,511; maka Ho ditolak. Tingkat hubungan kuat dan pengaruh motivasi pada produktivitas kerja sebesar 51,1 %. Untuk hubungan training (X2) dengan produktivitas (Y) diperoleh r = 0,756 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan R2 = 0,572, maka Ho ditolak. Tingkat hubungan kuat dan pengaruh training terhadap produktivitas kerja sebesar 57,2 %. Untuk hubungan antara motivasi (X1) dan training (X2) dengan produktivitas (Y) digunakan teknik regresi ganda, hasilnya untuk motivasi r = 0,715 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan R2 = 0,511 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan untuk training r = 0,768 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan R2 = 0,590 dengan tingkat signifikansi 0,000, maka Ho ditolak.
Selanjutnya hasil uji beda untuk membedakan produktivitas kerja antara tenaga medis dan non medis dengan uji beda t-test independent sampel karena jumlah sampel antara tenaga medis dan non medis tidak sama. Diperoleh hasil t hitung sebesar 0,531 dengan taraf signifikansi sebesar 0,597, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan produktivitas ditinjau dan aspek tenaga medis dan non medis. Hal ini juga didukung hasil tabulasi silang antara variabel sosio demografi lainnya yaitu lama bekerja, agama dan training, masing-masing dengan produktivitas kerja. Hasilnya semua menunjukkan kecenderungan yang sama terhadap produktivitas kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni Priyanto Jayadi
"Faktor produksi sering diklasifikasikan menjadi empat, yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan. Pengklasifikasian terhadap keempat faktor produksi tersebut didasarkan atas perbedaan elstisitas penawaran parsial, karakeristik yang terkandung pada setiap faktor produksi, dan imbalan yang diterima masing-masing pemilik faktor produki. Secara historis, pembedaan ini bersesuaian dengan berkembangnya bergaining position antara tiga kelompok masyarakat, kapitalis, tuan-tuan tanah dan buruh (tenaga kerja). Kekuatan pasarlah yang kemudian menentukan berapa besar imbalan yang akan diterima masing-masing. Tenaga kerja akan mendapatkan upah, tuan tanah mendapatkan sewa tanah, pemilik modal mendapatkan tingkat bunga.
Pandangan ekonomi kapitalis terhadap tenaga kerja tidak terlepas dari konsep faktor produksi atau input. Perkembangan iklim usaha menuntut adanya penyesuaian perlakuan terhadap tenaga kerja. Pada awalnya ada kecenderungan tenaga kerja dianggap sebagai suatu faktor produksi lainnya yang memberikan kontribusi relatif tetap terhadap produksi. Pandangan ini yang menghasilkan sistem pengupahan tetap terhadap tenaga kerja sebagaimana input tanah mendapatakan sewa tetap dan modal mendapatkan bunga.
Adanya ketidakstabilan sifat dan karakter tenaga kerja, mendorong perusahaan untuk memberikan perlakuan lain terhadap tenaga kerja. Tenaga kerja dipandang sebagai suatu faktor produksi yang mampu untuk meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya (mengolah tanah, memanfaatkan modal, dsb) sehingga perusahaan memandang tenaga kerja sebagai suatu investasi.
Pandangan mainstream economy terhadap permintaan tenaga kerja adalah sebagaimana permintaan terhadap faktor produksinya, dianggap sebagai permintaan turunan (derived demand), yaitu penurunan dari fungsi perusahaan. Meskipun fungsi perusahaan cukup bervariasi, meliputi memaksimumkan keuntungan, memaksimumkan penjualan atau - perilaku untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, namun maksimisasi keuntungan sering dijadikan dasar analisis dalam menentukan penggunaan tenaga kerja.
Dengan pertimbangan tersebut (maksimisasi keuntungan), dan dengan asumsi perusaha beroperasi dalam sistem pasar persaingan, maka perusahaan cenderung untuk mempekerjakan tenaga kerja dengan tingkat upah sama dengan nilai produk marginal tenaga kerja (Value Marginal Product of Labor, VMPL) VMPL menunjukkan tingkat upah maksimum yang mau dibayarkan oleh perusahaan agar keuntungan perusahaan maksimum.
Beberapa indikator yang diduga mempunyai hubungan yang erat dengan struktur upah adalah jumlah pekerja, nilai tambah, tingkat pendidikan, pasar yang akan dituju apakah domestik atau iuar negeri, serta kepemilikan perusahaan. Indikator-indikator di atas akan dianalisis menggunakan metode regresi untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai hubungan masing-masing indikator dengan upah yang diterima di tiap masing-masing kelompok lapangan usaha. Lebih lanjut juga akan dianalisa mengapa struktur upah yang diterima pekerja berbeda di masing-masing kelompok usaha."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprila Ardhi Nugroho
"Dalam suatu proyek konstruksi yang sangat berpengaruh pada berhasil atau tidaknya suatu proyek adalah faktor produktifitas tenaga kerja. Produktifitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang merupakan bagian dari dua faktor utama, yaitu faktor internal dan eksternal. Beberapa faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan proyek. Faktor-faktor di atas akan dihadapi oleh setiap proyek, sehingga perlu dianalisa sebaai bahan pertimbangan untuk proyek-proyek selanjutnya. Hasil analisa tersebut akan memudahkah pelaksana untuk mengestimasi waktu, material dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas proyek berikutnya.
Pengalaman dari proyek-proyek sebelumnya juga akan memudahkan bagi pelaksana untuk mengantisipasi masalah yang mungkin akan dialami serta bagaimana cara penanganannya yang tepat. Dari fenomena tersebut diharapkan akan terjadi suatu pelaksanaan proyek yang optimal sehingga dapat menekan kerugian akibat kekurangtepatan dalam mengestimasi waktu dan hal-hal yang dibutuhkan oleh proyek, serta dapat mengantisipasi faktor-faktor baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi produktifitas tenaga kerja.
Penelitian ini memberikan gambaran mengenai hubungan antara beberapa faktor internal dan eksternal dengan tingkat produktifitas tenaga kerja pada proyek pembangunan gedung Perpustakaan FTUI tahap dua, yaitu seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap kinerja tenaga kerja serta dampaknya terhadap pelaksanaan proyek di lapangan. Serta hasil analisa mengenai faktor-faktor apa saja yang mungkin dapat meningkatkan atau menghambat produktifitas tenaga kerja."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudwidjo Kuspriyo Murdono
"Dalam era globalisasi dewasa ini terjadi beberapa perubahan yang sangat mendasar diberbagai bidang kehidupan, sehingga Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelopor dan penggerak roda pembangunan harus mampu memberikan contoh dalam peningkatan produktivitas kerjanya yang tercermin dalam citra etos kerjanya, kreativitas, disiplin dan profesionalisme datam melaksanakan tugas pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
Disini penulis mencoba mengkaji dan meneliti mengenai upaya peningkatan produktivitas kerja PNS dilingkungan Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) dengan mengajukan variabel training dan variabel molivasi kerja sebagai independen variabel dan peningkatan produktivitas kerja yang dalam hal ini berfungsi sebagai dependen variabel.
Penelitian ini diawali dengan penyusunan kerangka dasar teori yang merangkum pendapat para ahli dan teori-teori yang menyatakan bahwa training dan motivasi berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja. Kemudian dari rangkuman tersebut dapatlah'ditarik indikator-indikator yang merupakan ukuran dari masing-masing variabel.
Untuk menguji instrumen yang digunakan telah dilakukan uji validitas dan uji reliabelitas yang berdasarkan basil dari uji validitas dan reliabelitas tersebut adalah signfikan yang berarti instrumen yang digunakan adalah merupakan alat ukur yang sesuai dan konsisten.
Dari hasil penelitian ini setelah dilakukan analisis variabel dan test hipotesa dengari menggunakan analisis statistik yaitu melalui korelasi product moment, korelasi parsial, koefisien determinasi dan analisis regresi diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Dari analisa variabel dapat diketahui bahwa variabel training adalah variabel positif, sedangkan variabel peningkatan produktivitas kerja juga merupakan variabel positif, Oleh karena itu korelasinya adalah korelasi positif, sehingga tinggi, sedang ataupun rendahnya pelaksanaan training akan diikuti oleh tinggi, rendahnya peningkatan produktivitas kerja pegawai. Demikian pula dengan variabel motivasi jugs merupakan variabel positif, sehingga korelasi antara variabel motivasi dan variabel peningkatan produktivitas kerja adalah merupakan korelasi positif yang berarti bahwa tinggi, sedang, atau rendahnya motivasi pegawai akan diikuti dengan tinggi, sedang dan rendahnya peningkatan produktivitas kerja.
2. Di dalam analisa korelasi tunggal atau korelasi product moment, maka terlihatlah bahwa masing-masing variabel yaitu variabel training (Xl) dan variabel motivasi (X2) mempunyai hubungan yang signfkan dengan variabel peningkatan produktivitas kerja (Y). Demikian pula pada analisa korelasi parsial, dimana independen variabel dikorelasikan dengan dependen variabel, dikonlrol dengan variabel babas lainnya, temyata variabel training (X1) dan variabel motivasi (X2) mempunyai hubungan yang signilkan. Hal ini berarti bahwa korelasi antara variabel training (X1) dan variabel produktivitas kerja (Y) adalah merupakan korelasi murni. Demikian juga dengan korelasi antara variabel motivasi (X2) dengan variabel peningkatan produktivitas kerja (Y) juga merupakan korelasi murni.
3. Pada analisa regresi yaitu mengenai penganah dari tiap-tiap independen variabel terhadap dependen variabel, maka basil perhitungan menunjukan bahwa setelah melalui uji tt,st maka baik variabel training (Xl) maupun variabel motivasi (X2) mempunyai pengaruh terhadap variabel peningkatan produktivitas kerja (Y) yaitu dengan diterimanya hipotesa alternatif (Hi) dan ditolaknya hipotesa nol (H0).
4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesa yang dirumuskan dalam penelitian ini terbukti secara empiris yaitu setelah melalui perhitungan analisis koefisien delerminasi mullipel diperoleh basil bahwa antara variabel training (X1) dan motivasi (X2) secara bersamaan mempengaruhi variabel peningkatan produktivitas kerja (Y) sebesar 30%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 70 % dipengaruhi oleh faktor-faktor atau variabel lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini terlihatlah bahwa diluar variabel yang telah diteliti yaitu traning (X1) dan motivasi (X2) masih terdapat variabel lain yang berpengaruh terhadap variabel peningkatan produktivitas (Y) kerja dan untuk itu masih perlu dilakukan penelitian."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>