Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180853 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Yunis Miko Wahyono
"Anak jalanan merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi oleh Pemda Kotamadya Depok. Pada umumnya mereka berprofesi sebagai sebagai pengamen, pengemis, pedagang asongan, pembersih kaca mobil, pengatur lalu lintas dan penyemir sepatu. Karena keterbatasannya anak jalanan terbiasa hidup apa adanya. Mereka menganggap mandi, gosok gigi, mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air kecil dan besar (BAK dan BAB) tidaklah terlalu penting, yang penting mereka bisa makan untuk hari ini. Padahal anak jalanan rentan menjadi sakit karena keterpaparan mereka terhadap beratnya pekerjaan dan minimnya makanan yang dikonsumsi.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai pengetahuan dan prilaku anak jalanan mengenai kebiasaan hidup sehat untuk kesehatan pribadi seperti mandi, cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAK dan BAB, gosok gigi, memakai alas kaki, merokok, NAZA dan perilaku seksual. Studi ini bersifat deskriptif dengan design cross sectional. Populasi studi adalah semua anak jalanan yang mangkal di terminal, stasiun, mall/plaza, pasar dan jembatan di kotamadya Depok. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif (survey) dan kualitatif (wawancara mendalam).
Hasil menunjukan sebagian besar umur anak jalanan yang disuvei 13-15 tahun (432%) dan 6-12 tahun (41.2%). Umumnya anak jalanan yang ditemui, sudah putus sekolah (60.8%), Pekerjaan utama mereka adalah sebagai pedagang/pengasong (64.7%), pengamen (19.6%), pengemis (13.8%) dan parkir mobil (2.0%). Dua belas dari 51 anak jalanan saat ini tinggal di rumah singgah yang ada di sekitar Depok. Rata-rata lama tinggal di rumah singgah adalah 11 bulan dan setiap harinya berada di rumah singgah rata-rata 7 jam. Sebagian besar alasan tinggal di rumah singgah adalah untuk tidur/istirahat, mandi dan makan. Rata-rata lama anak jalanan berada di jalan (bekerja) adalah 6 jam dan umumnya setiap hari (94.1%) mereka turun ke jalan.
Hampir semua responden mandi dua kali sehari dengan sabun. Pengetahuan tentang gunanya mandi, sebagian besar secara spontan supaya bersih atau tidak bau (84.3%) dan supaya sehat (70.6%). WC umum (88.2%) merupakan tempat yang paling sering dimanfaatkan sebagai tempat untuk buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) ketika sedang berada di jalan. Kurang dari separuh (43.1%) anak jalanan tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah BAB atau BAK. Sekitar 41.2% anak jalanan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, namun angka ini meningkat menjadi 84.3% untuk praktek cuci tangan (tanpa memakai sabun) sebelum makan. Pengetahuan anak jalanan mengenai keharusan mencuci tangan dengan sabun pada sebelum makan, sesudah buang air besar maupun sesudah buang air kecil cukup baik, yaitu diatas 80%."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"PHBS pada anak sekolah penting karena usia anak sekolah merupakan usia yang rentan untuk terkena penyakit. Peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan anak usia sekolah terhadap PHBS di wilayah perkotaan Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan melalui angket pada 100 responden anak usia sekolah di wilayah Pondok Cina yang termasuk ke dalam wilayah perkotaan Kota Depok. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana. Penelitian pada anak usia 7 - 12 tahun ini menghasilkan data 51% anak usia sekolah memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai PHBS. Sementara itu 36% memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 13% memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai PHBS. Meskipun demikian, pada salah satu poin tentang pengetahuan mengenai mencuci tangan hanya 7% dari total responden anak usia sekolah yang mengetahui Iama waktu mencuci tangan. Perawat memiliki peran dalam upaya peningkatan pengetahuan PHBS pada anak usia sekolah dengan turut berkolaborasi dalam promosi kesehatan contohnya dengan melakukan penyuluhan PHBS di sekolah-sekolah dasar.

PHBS on school-age children is important because school-age is the vulnerable age of children to get the diseases. The researchers wanted to know the level of PHBS knowledge of school-age children in urban areas of Depok City. This research was carried out by collecting data through questionnaires on 100 respondents of school-aged children in the territory of Pondok Cina which is include to the urban areas in Depok City. The research design was conducted using a simple descriptive method. Study in children aged 7 - 12 years old showed that 51% of school-age children have a high-level of knowledge about PHBS. Meanwhile, 36% had medium-level of knowledge and 13% had a lower-level of knowledge about PHBS. However, at one point of knowledge about hand washing, only 7% of total school-age respondents who know the appropriate length time of washing hands. Nurses have role in improving PHBS knowledge of school-age children by doing collaboration for health promotion, for example by giving the information about PHBS in the elementary schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA5942
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrianti
"Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan program untuk memupuk kebiasaan hidup sehat siswa Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat pengetahuan anak tentang perilaku sehat pada SD yang memiliki UKS. Penelitian ini dilakukan di SDN Sukmajaya 05 Depok. Responden penelitian ini adalah siswa kelas 4, 5, dan 6 berjumlah 106 siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sebanyak 93.4% siswa memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 5.7% siswa memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 0.9% siswa memiliki tingkat pengetahuan rendah. Saran yang diberikan yaitu sekolah dapat menyusmm program-program UKS yang sesuai dengan pertumbuhan dan tingkat perkembangan siswa, terutama pengetahuan rnengenai aktivitas dan latihan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5497
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
"Menurut Riskesdas Jawa Barat tahun 2007, Kota Depok merupakan kota dengan proporsi Rumah Tangga yang memiliki PHBS baik paling rendah di Jawa Barat yaitu 35,0%, dibanding 8 kota lainnya yang sudah memiliki proporsi di atas 45%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga di kota Depok tahun 2014 dan faktor-faktor yang berhubungan, dengan sumber data Survey Cepat PHBS kota Depok tahun 2014. Desain studi cross-sectional digunakan pada 295 responden dari 11 kecamatan di Kota Depok.
Hasil penelitian menunjukkan 63,4% responden tingkat pendidikannya tinggi, 51,5% responden pendapatannya sudah di atas UMR Kota Depok, dan 68,1% responden cukup mendapat dukungan sosial. Tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan dukungan sosial memiliki hubungan yang bermakna dengan PHBS, dimana responden yang tingkat pendidikannya tinggi, berpeluang melakukan PHBS baik hampir 4 kali dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Demikian juga dengan responden dengan pendapatan tinggi berpeluang melakukan PHBS baik hampir 2 kali daripada responden dengan pendapatan rendah, dan responden yang mendapat cukup dukungan sosial berpeluang memiliki PHBS baik 2,2 x dibandingkan responden dengan dukungan sosial kurang.

According to West Java Riskesdas 2007 Depok is the lowest proportion of household with good Clean and Healthy Behavior in West Java 35 0 compared to 8 other cities that already have a proportion above 45 This study aimed to analyze the description of Clean and Healthy Behavior of Household in Depok 2014 and related factors with Rapid Survey Depok 2014 as data resource Cross sectional study design was used on 295 respondents from 11 districts in Depok
The results showed 63 4 of respondents has high level of education 51 5 of respondents has incomes above Depok minimum wage and 68 1 of respondents has sufficient social support Education level income level and social support have a meaningful relationship with Clean and Healthy Behavior where respondents with high education level have opportunity to do Clean and Healthy Behavior almost 4 times as compared to the less educated Similarly respondents with higher incomes have opportunity almost 2 times to do Clean and Healthy Behavior than respondents with low incomes and respondents who received sufficeient social support have opportunity to do Clean and Healthy Behavior 2 2 times compared to respondents with less social support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmah
"Penelitian tentang pola makan dan perilaku sehat ibu hamil telah dilaksanakan di RSU Bhakti Yudha Kalif Depok, Jawa Barat. Penelitian ini bersifat cross sectional survey terhadap ibu hamil yang sedang memeriksakan kehamilannya di RSU Bhakti Yudha dalam kurun waktu satu bulan. Diantara responden (89 ibu hamil) yang diwawancarai, 95% berumur antara 20-35 tahun. Sebagian besar ibu hamil berpendidikan tamat SMU dan Akademi/Perguruan Tinggi (60% dan 35%). Pada umumnya ibu hamil tidak bekerja (52.8%). Hampir setengah ibu adalah primigravida (hamil untuk yang pertama kali), dan oleh karena itu jarang dari responden yang menggunakan alat kontrasepsi sebelum kehamilan yang sekarang ini.
Dari pola makan ibu hamil cenderung sama dengan waktu tidak hamil, yaitu 3 kali sehari, tetapi untuk porsi tiap kali makan cenderung lebih banyak, terutama pada responden dengan kehamilan trimester Ill, Dan pada umumnya konsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dalam 1 minggu terakhir sudah dilakukan oleh sebagian besar ibu. Makanan pokok yang dikonsumsi tersebut mencakup nasi, sayuran, lauk pauk (daging, ayam, ikan, telur, tahu, lempe), buah-buahan serta susu.
Mengenai pemeriksaan kehamilan pada kehamilan yang sekarang ini, semua responden telah melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan ketentuan pedoman ANC Departemen Kesehatan RI. Sebagian besar ibu tabu 'tablet tambah darah', dari yang tahu tersebut hampir 90% minum 'tablet tambah darah' tersebut. Umumnya mereka minum sejak tahu dirinya hamil atau pada kehamilan trimester I.
Tidur siang pada kehamilan yang sekarang ini banyak dilakukan oleh ibu yang tidak bekerja. Lama tidur siang berkisar antara 1-2 jam. Alasan bagi yang tidur siang adalah karena bekerja, walaupun ibu yang bekerja masih ada yang menyempatkan diri untuk tidur siang. Masalah lain adalah sulit tidur atau tidak merasa ngantuk pada siang hari. Pekerjaan rumah tangga yang dilakukan yang dianggap berat pada masa kehamilan adalah mencuci, mengepel, menyeterika dan memasak. Ibu yang menganggap pekerjaan tersebut berat adalah ibu yang tidak bekerja.
Gejala/penyakit seperti tekanan darah tinggi, toksoplasma, diabetes mellitus. HIV/AIDS, penyakit kelamin dan beberapa gejala/penyakit lainnya yang mentiru ibu membahayakan kehamilan disebut oleh sekitar 50% ibu. Tindakan yang dilakukan yang menurut ibu memudahkan dalam persalinan adalah jalan-jalan, mengepel, banyak gerak, senam hamil, merangkak, minum minyak, makan telur madu, minum air kelapa dan sebagainya. Alasan yang paling banyak disebut untuk pemeriksaan kehamilan di RSU Bhakti Yudha adalah karena jarak RSU tersebut dekat dengan rumahnya. Kemudian diikuti fasilitas lengkap, dokter ramah atau teliti, dirujuk, merasa yakin melahirkan di RSU Bhakti Yudha."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Azizah
"PHBS tatanan rumah tangga berarti seluruh anggota di rumah tangga tersebut mampu memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan. PHBS tatanan rumah tangga memiliki 10 Indikator. Menurut website open data, Kota Depok menduduki peringkat ketiga dengan 76.88%. Kelurahan Sawangan di peringkat terendah dengan 43,18%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran faktor predisposisi dan penguat dalam pelaksanaan PHBS tatanan rumah tangga di Kelurahan Sawangan menggunakan teori Green & Kreuter. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, pendekatan Rapid Assessment Procedures (RAP), dan metode wawancara mendalam dengan 6 orang ibu dengan bayi dan balita sebagai informan utama, seorang Ahli Promosi Kesehatan UPTD Puskemas Sawangan sebagai informan kunci, serta 2 orang Duta Gendis sebagai informan pendukung. Data dianalisis dengan analisis tematik, sehingga didapatkan bahwa PHBS tatanan rumah tangga di Kelurahan Sawangan sudah baik. Seluruh informan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, sehingga mempengaruhi PHBS tatanan rumah tangga dari individu itu sendiri. Seluruh informan juga merasa mendapatkan dukungan keluarga dan duta gendis, untuk mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan yang mudah, serta sarana dan prasarana yang memadai, sehingga mempengaruhi PHBS tatanan rumah tangga. Sebagian informan tidak merasa mendapakan dukungan dari tenaga kesehatan karena informan tidak menjadi sasaran prioritas penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan karena memiliki PHBS yang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan kerja sama yang lebih antara tenaga kesehatan dan duta gendis, serta lintas sektor lainnya, seperti pemangku kebijakan, tokoh masyarakat, serta anggota keluarga agar dapat mempertahankan cakupan PHBS tatanan rumah tangga di Kelurahan Sawangan, atau meningkatkan cakupannya menjadi lebih baik.

PHBS in the household order means that all members in the household are able to maintain, improve and protect health. PHBS household order has 10 indicators. According to the open data website, Depok City is in third place with 76.88%. Sawangan Village is in the lowest rank with 43.18%. The purpose of this study was to describe the predisposing and reinforcing factors in the implementation of PHBS in households in Sawangan Village using the Green & Kreuter theory. This study used a qualitative design, the Rapid Assessment Procedures (RAP) approach, and in-depth interview methods with 6 mothers with infants and toddlers as the main informants, a Health Promotion Specialist at UPTD Puskemas Sawangan as a key informant, and 2 Duta Gendis as supporting informants. The data were analyzed using thematic analysis, so that it was found that the PHBS of the household order in Sawangan Village was good. All informants had good knowledge and attitudes, thereby influencing PHBS of the household order of the individual himself. All informants also felt that they had the support of their families and gendis ambassadors, to get easy access to health services, as well as adequate facilities and infrastructure, thus influencing the PHBS of the household order. Some informants did not feel that they had received support from health workers because the informants were not the priority targets for counseling conducted by health workers because they had good PHBS. Therefore, it is necessary to carry out more collaboration between health workers and gendis ambassadors, as well as other cross-sectors, such as policy makers, community leaders, and family members so that they can maintain the coverage of PHBS in the household order in Sawangan Village, or increase the coverage for the better.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Yulistika Handayani
"Perilaku Hidup bersih dan sehat rumah tangga pada tahun 2010 di Indonesia masih rendah. Tatanan keluarga seharusnya menjadi tempat penanaman perilaku dan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kelurahan Cisalak Pasar Kota Depok. Metode penelitian menggunakan rancangan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 105. Analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara dukungan emosional, instrumental, informasional dan penghargaan dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga, (p< 0,05). Analisis lebih lanjut dengan regresi logistik menunjukan bahwa hubungan instrumental paling dominan dalam penerapan PHBS keluarga. Dukungan intrumental perlu ditingkatkan dalam meningkatkan penerapan PHBS. Dukungan keluarga direkomendasikan untuk perawat komunitas dapat menfasilitasi dan memberikan dukungan keluarga untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS).

A clean and healthy behavior of households in Indonesia in 2010 is still low. Family structure should be a place of investment behavior and healthy living habits. Family support have predicted important role in living clean and healthy behaviors in household. The purpose of this study was exploring the relation between the family support and healthy behaviour ( PHBS) in Cisalak Pasar, Depok. The method applied was correlational descriptive design with cross sectional approach, the sample 105 housewives representing their family randomly selection. The data analiysis was conducted using chi square and logistic regression.
The result of analysis shows that there is a significant relation between the emotional, informational, instrumental, and appreciation support of the family and healthy behaviour in family, (p<0,05). A further analiysis proves that the instrumental support was the most important factor for clean and health behavior in family. In conclusion that, the instrumental support of the family members has an important role in improving health behavior in family. Family support As recommended to the community health nurse who responsibility to implement PHBS need to facilities and provide instrumental support to increase clear and healthy behaviour.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rizqa Amelia Mahmud
"Salah satu aspek yang harus diterapkan oleh pasien hipertensi untuk meningkatkan kualitas hidupnya adalah perilaku hidup sehat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran perilaku hidup sehat pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas X Kota Depok. Desain penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan pendekatan potong lintang cross sectional menggunakan sampel 84 pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Kota Depok yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data gambaran perilaku hidup sehat pasien hipertensi didapatkan dari hasil penelitian dengan menggunakan instrumen perilaku hidup sehat hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan 40 responden (47,6%) sudah menerapkan perilaku hidup sehat dengan baik, sedangkan 44 responden (52,4% )masih tergolong memiliki perilaku hidup sehat yang buruk Data tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak pasien hipertensi yang memiliki perilaku hidup sehat yang buruk. Diharapkan adanya peningkatan program promosi kesehatan yang lebih komprehensif bagi pasien hipertensi untuk meningkatkan perilaku hidup sehatnya.

Health behavior is very important to be applicated by hypertension patients in order to increase their quality of life. This study aims to identify the health behaviors among the hypertension outpatients in X local health community center in Depok. This study used cross sectional design recruited 84 samples hypertension outpatients by purposive sampling technique. This study identified the patient rsquo s health behaviors using the questionnaire "health behaviors of hypertension". The result showed that 47,6% samples performed their health behaviors well, and 52,4% did not perform properly. That data showed that the majority of patients have had inproper health behaviors. In conclusion, the improvement of health promotion programs is needed in order to increase the quality of health behaviors among hypertension patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmidar Muchtar
"Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia terlibat secara aktif dalam proses dan arus pembangunan. Salah satu bentuk modal pembangunan adalah sumber daya manusia yang sehat, yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Menyadari bahwa manusia merupakan kekuatan utama pembangunan dan sekaligus tujuan pembangunan, maka perlu ditingkatkan kualitas manusia sebagai sumber daya insani. Sumber daya manusia menyangkut dua aspek yaitu, aspek fisik (kualitas fisik) yang menyangkut kesehatan, dan non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan-keterampilan lain. Masalah kesehatan di negara-negara sedang berkembang menyangkut kedua aspek tersebut, dimana aspek non fisik di bidang kesehatan menyangkut perilaku kesehatan yaitu perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat adalah sebagian dari gaya hidup yang meliputi tidak merokok, olahraga teratur, manajemen stres dan tidur cukup.
Dengan menggunakan teori Green dan Andersen didapat faktor-faktor yang menyebabkan perilaku, yaitu faktor sosiodemografi yang terdiri dari latar belakang pendidikan kesehatan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan dan umur. Faktor sosioekonomi dalam hal ini dilihat dari golongan kepangkatan dan jabatan struktural. Kemudian pengetahuan dan sikap. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif-analitik dengan pendekatan secara crossectional. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kanwil. Depkes. DKI. Jakarta dan sampel diambil secara rendom sebanyak 100 orang.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dari 9 variabel yang digunakan sebagai variabel bebas, ternyata hanya 3 variabel yang mempengaruhi langsung perilaku hidup sehat yaitu variabel jenis kelamin, golongan kepangkatan dan sikap. Sedangkan variabel lain berhubungan secara tidak langsung, tapi melalui variabel pengetahuan kemudian sikap atau langsung, melalui variabel sikap, kecuali status perkawinan yang tidak berhubungan sama sekali.
Saran untuk Dekpes RI Pusat untuk dapat melakukan evaluasi terhadap Instruksi Menteri Kesehatan NO. 161/ Menkes/ Inst/III/1990 tentang lingkungan kerja babas asap rokok dan SKB Menteri Kesehatan dan Menteri Pemuda dan Olahraga No.207/Menkes/5KB/IV/1965 dan No.00096/Menpora/1985 tentang pembinaan dan pengembangan kesehatan olahraga. Dan kepada Kanwil. DKI. Jakarta disarankan untuk menyediakan sarana untuk olahraga, memotivasi pegawai untuk berolahraga dan mengadakan seminar sehari tentang manajemen stres.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Puspa Yuanna
"Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bertujuan untuk mengurangi masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap siswa mengenai PHBS serta status gizi siswa. Disain deskriptif sederhana dengan pendekatan cross-sectional dengan 60 sampel siswa kelas 4 dan 5 di SDN Ciracas 06 Pagi yang dipilih secara acak sederhana digunakan dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa dan sikap siswa mengenai PHBS masih cenderung negatif, yaitu sebesar 50,0 % dan 61,7 %. Status gizi siswa tergolong rendah. Hasil penelitian diharapkan menjadi dasar tindakan orang tua dan guru dalam menerapkan PHBS pada anak usia sekolah.

Clean and healthy behaviors (PHBS) aim to reduce health problems. This study aims to describe the level of students' knowledge and attitudes about PHBS and nutritional status of students. This study applied simple descriptive design with cross-sectional, 60 samples selected randomly of Grade 4 and 5 at SDN Ciracas 06 Pagi. Results showed that the level of students' knowledge and attitudes about PHBS still tend to be negative, amounting to 50.0 % and 61.7 %. Nutritional status of students is low. The results are expected to be the basis of the actions of parents and teachers in implementing PHBS in school-age children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>