Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221804 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartati Rivai
"Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang padat karya dan daya dengan jumlah Sumber Daya Manusia yang terbesar adalah perawat yang memberikan pelayanan keperawatan secara terus menerus selama 24 jam. Sehingga baik buruknya rumah sakit sering dinilai dari penampilan kerja tenaga keperawatannya. Oleh karena itu perawat perlu meningkatkan kemampuan profesionalnya secara terus menerus baik secara individual maupun kelompok.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan diperlukan rekaman pekerjaan agar kesinambungannya dapat terpelihara dan selalu bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas semua tindakan profesionalisme yang dilakukannya. Untuk itu perlu adanya pemantauan dan pembinaan secara terus menerus guna menjaga dan meningkatkan kualitas kerja tenaga keperawatannya. Mengingat bahwa di Rumah Sakit Umum Daerah kota Dumai belum pernah dilakukan penelitian terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, serta dengan mengacu kepada penelitian sebelumnya di tempat lain. Maka perlu dilakukan penelitian agar diperolehnya informasi bagaimana hubungan antara karakteristik perawat dan iklim kerja dengan kinerja perawat dalam pedokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah kota Dumai.
Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional, dengan Sampel penelitian adalah seluruh perawat pelaksana sebanyak 43 orang, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pelaksana perawatan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan "Skala Likert" untuk dimensi iklim kerja, sedangkan untuk kinerja menggunakan cheklist (daftar tilik), yang kemudian dilakukan analisis data menggunakan Kai Kuadrat dan t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (67,54%) perawat memiliki kinerja cukup dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Berdasarkan uji statistik diperoleh ada hubungan yang bermakna antara status perkawinan dengan kinerja perawat pelaksana (p<0,05) dan adanya perbedaan yang bermakna rata-rata iklim kerja dimensi tanggung jawab dan kejelasan organisasi dengan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Kota Dumai (p<0,05).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara status perkawinan, ikiim kerja dimensi tanggung jawab dan kejelasan organisasi dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk meningkatkan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan perlu kiranya dilakukan pelatihan (on the job training) bagi perawat pelaksana serta membuat uraian dan pembagian tugas perawat pelaksana pada setiap shift sehingga setiap tugas dapat saling berkoordinasi dalam dalam memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasiannya kepada pasien.

Hospital is a health care organization that characterizes with intensive human and capital resources, It has human and capital intensive care continuously for 24 hours. Frequently, the image of hospital can be shown from the work performance of its nurses. Therefore, nurses need to maintain continuously their professional capability individually and in the team. In delivering their nursing care, they need to record every activity, so that its continuity can be kept and nurses will always be responsible for everything they do in their professional conduct.
In order to enhance the quality of work the nurses, the hospital needs a continuous monitoring and capacity building. Considering that Dumai City General Hospital has not ever been conducted the study about the performance of nurses related to the nursing care documentation. The study is necessary to do in order to gain the information about the relationship between characteristics of nurses, working climate, and the performance of nurse in nursing care documentation in Dumai City General Hospital.
The study used cross sectional research design with population sample was all operational nurses (43 nurses) in the hospital who had tasks and responsibility as operational nurse employee. Data collecting that conducted were Likert-Scale questionnaire for working climate dimension, and checklist for performance of nurse dimension. Afterward the data was analyzed by using chi-square and t-test.
The result of the study showed that majority of the nurses (67.54%) was sufficient in conducting nursing care documentation. According to statistical test found that there was significant relationship between marital status and nurse's performance (p<0.05) and also there was significant difference between the average of dimension of responsibility, dimension of organization clarity, and nurse's performance in conducting nursing care in Dumai City General Hospital (p<0.05).
This study concluded that there was significant relationship between marital status, working climate, dimension of responsibility, dimension of organization clarity, and nurse's performance in conducting nursing care in Dumai City General Hospital. In order to maintain the performance of nurse in conducting nursing care documentation, it needs to conduct on the job training and to make job description for the operational nurse, and the division of authority among nurses in each shift so that every task they do can be coordinated well in delivering nursing care and documentation to the patient as well.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Baidoeri
"Kinerja perawat merupakan cerminan mutu pelayanan rumah sakit dimana perawat mnerupakan SDM yang paling dominan dan berperan penting dalam memberikan dan menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sebagian besar kontak pasien dilakukan dengan perawat dengan memberikan pelayanan penuh dan mendampingi pasien selama 24 jam sehari.
Dari karakteristik perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Asshobirin (RSIA) Tangerang didapatkan bahwa 62% perawat berpendidikan SPK. Jumlah perawat di Rumah Sakit Asshobirin (RSIA) Tangerang sebanyak 68 orang untuk melayani 100 tempat tidur dengan BOR 78%, dirasakan kurang. Beban kerja yang tinggi dan tidak berjalannya SOP yang sedikit banyak dapat mempengaruhi motivasi kerja, merupakan faktor yang berpengaruh dalam memacu kinerja seseorang.perawat dalam bekerja. Dengan latar belakang kepala ruangan yang semuanya adalah SPK, perlu dilihat lebih lanjut hubungan kepemimpinan kepala ruangan karma peran sentral seorang pemimpin dalam memberikan dukungan dan bimbingan perlu dicermati sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam meneerminkan kinerja seseorang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran kinerja perawat di ruang rawat inap RSIA Tangerang serta melihat hubungan karakteristik individu yaitu umur, jenis kelamin, masa kerja, pendidikan, dan status perkawinan; motivasi kerja perawat yaitu persepsi peran, desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan; dan kepemimpinan atasan yaitu kredibilitas, komunikasi dan supportive terhadap kinerja perawat. Desain penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan kuesioner melalui pendekatan cross sectional terhadap seluruh 61 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan tidak mengikutsertakan 7 orang kepala ruangan.
Dari hasil penelitian didapatkan 51% perawat yang mempunyai kinerja buruk. Lebih lanjut penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara dua karaktersitik individu yaitu umur dan pendidikan; semua komponen motivasi kerja (persepsi peran, desain pekerjaan, kondisi kerja, pengembangan karir dan imbalan) dan kepemimpinan atasan (kredibitlitas, komunikasi dan supportive) dengan kinerja perawat.
Persepsi peran dan supportive merupakan variable yang berpengaruh terhadap kinerja perawat. Namun dari kedua variable tersebut, variable supportive merupakan paling berpengaruh.
Disarankan agar rumah sakit lebih memberdayakan perawatnya dengan memberikan pelatihan dan membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui pendidikan formal. Struktur organisasi keperawatan perlu ditinjau ulang untuk menghindari rankap jabatan. Posisi Kepala rawat inap yang dipegang rangkap oleh seorang kepala ruangan harus lebih jelas digambarkan dalam struktur besar organisasi RSIA. Struktur organisasi keperawatan sebaiknya dipisahkan dari pelayanan medis sehingga dapat berdiri sendiri dan lebih otonom dengan menunjuk seorang perawat yang kompeten sebagai pimpinan. Sistem imabalan dapat diberikan dalam bentuk lain selain materi seperti pelatihan, penghargaan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan kondisi fisik kerja yang lebih menyenangkan sehingga dapat lebih memotivasi perawat dalam bekerja. Sistem penilaian kinerja yang baku perlu disusun sebagai pedoman dan standard kompetensi dalam penyusunan jenjang karir dan sistem imbalan. Disamping masa kerja, tingkat pendidikan dan ketrampilan perlu diperhitungkan dalam penyusunan jenjang karir.
Pimpinan keperawatan perlu menyusun kembali dan merevisi SOP yang sudah ada secara rinci dan jelas sehingga perawat mempunyai acuan dan pedoman yang jelas dalam bekerja serta mensosialisasikannya. Untuk mengatasi beban kerja yang tinggi terutama di bangsal Mina dan Namira, perlu diadakan penambahan jumlah perawat sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.

Nurse performance represents the service quality of a hospital. Nurses themselves are the dominant human resource that plays an important role in delivering and maintaining the quality of health service. Most patients rely on nurses' services 24 hours.
A condition that can influence the work performance is the fact that 62% nurses are graduated from nursing high school With the capacity of 100 bed and 70% bed occupancy rate, 68 nurses employed by the hospital is considered not enough. Heavy workload and less implementation in SOP can more or less influence the work motivation, which is one of the factors that can increase the nurse's work performance. Since the background of the entire nurse head are nursing high school graduate, the central function of a leader in providing support and guidance should be noticed as an inseparable part in reflecting work performance
The aim of this research is to give a description of the overall nurse performance in inpatient service in Asshobirin Islamic Hospital and to look at the relationship of individual characteristic such as age, gender, length of work, education and marital status; nurse's work motivation which consist of role perception, work design, working condition, career development and reward; and nurse head leadership which comprise of credibility, communication and supportive towards nurse performance, The research surveys 61 nurse in inpatient department and excluding 7 head nurse using a questionnaire in a cross sectional approach.
The result shows that 51% of the nurse has bad work performance. The research also shows that there have been significant relationships between 2 components of individual characteristic, which are age, and education with nurse performance. All of the components of nurse's work motivation (role perception, work design, working condition, career development and reward) and head nurse leadership (credibility, communication, supportive) with nurse performance.
Role perception and supportive are considered as the influential factors towards nurse performance and the most influential factor between both of them is supportive.
It is advisable that the hospital empowered the nurses with trainings and opportunities to upgrade their skills and knowledge through formal education. To maximize the role of leadership, the organizational structure should be reorganized to avoid double position that can interfere good Leadership implementation. Furthermore the position of the head of inpatient department which is also head by a head nurse should be clearly stated in the hospital's organization structure. On the other hand nursing department should stand separately from medical service department to give a more autonomy and appoint a competent nurse as the head of the department. Reward system can be given in other forms like training, merit, opportunity for self-actualization and a more conducive work condition, all of which can increase work motivation. A standardized performance appraisal has to be made as a guidance and standard of competence in developing career path and reward system.
The head of nursing department must improve and socialize the SOP in a vivid and clear document for nurses in their daily work. To deal with high workload especially in Mina and Namira, additional number of nurses is necessary.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mery Fanada
"Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik secara kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan bukti tertulis bahwa proses asuhan keperawatan telah dilaksanakan dalam asuhan keperawatan pasien di rumah sakit. Kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan masalah sebelum mereka menyadari faktor-faktor yang berhubungan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan antara lain faktor individu (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, status perkawinan), faktor psikoiogis (pengetahuan, sikap) dan faktor organisasi (supervisi, pelatiban, kegiatan tidak langsung).
Tujuan dari penelitian ini untuk dapat mengidentifikasi gambaran faktor-faktor dari variabel individu, faktor psikologis, variabel organisasi terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian Non-Eksperimental dengan disain cross sectional sampel berjumlah 74 orang yang memenuhi kriteria pemilihan sampel, yang merupakan perawat pelaksana di 8 ruang inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Selatan.
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dengan uji statistik chi square dan multivariat dengan uji regresi logistik dan tingkat kemaknaanα= 0,05. Tampilan distribusi frekuensi dan persentasi kinerja, proporsi kinerja perawat yang didapatkan kurang baik lebih besar dari proporsi kinerja perawat yang baik. Sedangkan variabel umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, masa kerja, sikap, iatihan, kegiatan tak langsung, rasio tenaga, secara statistik tidak mempunyai hubungan, tetapi secara proporsional ada perbedaan. Selanjutnya pada analisis bivariat variabel pengetahuan dan supervisi secara statistik terbukti mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat, sedangkan pada analisis multivariat variabel pengetahuan merupakan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada penentu kebijakan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Selatan untuk dapat lebih meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu dengan cara meningkatkan pengetahuan perawat dengan mengadakan kursus-kursus, penyegaran, seminar-seminar serta meningkatkan pengetahuan dengan memberikan literatur-literatur mengenai cara pendokumentasian asuhan keperawatan.

Performance is presentation of a person's work quantitatively and qualitatively in an organization. Performance could be an individual presentation or group presentation. Nursing care documentation is written evidence showing that the nursing care process has been implemented in the hospital. Nurse performance in documenting the nursing care is problem before they realize factors related to the documentation of nursing care including individual factors (age, sex, education level, length of work, and marital status), psychological factors (knowledge, attitude), and organizational factors (supervision, training, indirect activities).
The objective of this study is to identify factors related to individual variables, psychological variables, and organizational variables and their relationship with nursing care documentation in ward unit of South Sumatera Mental Hospital. The study is non-experimental cross sectional design with sample of 74 individuals who fulfill sample selection criteria, all of there are nurses in 8 wards of South Sumatera Mental Hospital.
Collected data was then analyzed with univariate analysis, bivariate analysis using chi square and multivariate analysis using logistic regression at α = 0.05. The distribution frequency of performance showed that the proportion of poor performance was higher than the proportion of good' performance. Age, sex, marital status, education, length of work, attitude, training, indirect activities, worker ratio were not statistically associated to performance but in proportion showed differences between those who performed well and those who performed poorly. In the bivariate analysis, knowledge and supervision were significantly related to performance while the multivariate analysis showed that knowledge was the most dominant variable related to nursing care documentation in ward unit of South Sumatera Mental Hospital.
Based on study results, it is recommended to policymaker in South Sumatera Mental Hospital to improve nurse performance in documenting nursing care through trainings, refreshing courses, seminars, and enhance their knowledge by providing literatures about nursing care documentation method.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astian Octavia
"Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan Jakarta Pusat merupakan salah satu
Rumah Sakit yang berupaya zmtuk meningkatkan mum Iayanannya. Salah satu
komponen utama dalam rangka peningkatan mutu Iayanan Rumah Sakit adalah dengan
mcningkatkan mutu sumber daya manusia_ Téaaga keperawatan merupakan sumber
daya penting dalam menunjang fimgsi Rumah Sakit Sebagai sarana Kwehatan
Masyarakan Mutu sumber daya tenay keperawaum dapat dilihat salah satunya dengan
penilaian kinerja. Dimana pcnilaian kinerja bertujuan untuk mcngevaluasi kinerja setiap
tenaga kepemwatan dalam organisasi sehingga dapat diketahui upaya-upaya perbaikan
apa yang harus dilakukan Kinerja tenaga keperawatan texsebut dipengaruhi olch banyak
hal antara lain karaktenistik individu dan iklim ke1ja,' dengan tercipnya ildim kcrja yang
baik diharapkan lcinerja 'tenaga keperawatan akan meningkat sehingga mutu layanan
RumahSakit men_iadi1ei>ihhai|<_ _
Penelilian ini bertujuan unluli mendapatkm gambaran tenlang kinegia tenaga
keperawatan dan melihat bagaimana hubungan antara karalcteristik individu -dan iklim
keuja dengau kincrja tenaga keperawatan di Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan
Jakarta Pusat tahun 2002. Dimana penilaian kinemja dilakukan oleh atasan langsung yaitu
kepala ruangan atau waldlnya dan rekan sejawat.
_ Populasi penelitian ini adalah bidan dan perawat yang langsung melayani pasicn.
Sampel yang diambil sebanyak 100 tenaga kcperawatan, terdiui atas 52 bidan dan 48
perawar merupakan total populasi yang ada. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Potong Iintang (cross sectional) dengan waktu peneiitian dari bulan April sampai dengan
Juli 2002. ° Faktor kuraktcristik-indi
adaiah umur, pcndidiknn terakhir, masa kclja, tanggungan dan pcnghasiian lain.
Sedangkan iklim kerja yang ingin diketahui hubungannya dengan kineaja adalah Iklim
kclja pada dimensi psikologikal, struktural, sosiaI_dan~birokrarik. Untukanalisis bivariat
antara karaktclistik individu dengan kinerja digunakan uji chi square, sedangkan antara
iklirii kérjai dérigzixi Iiitiéjai digU@:i1i t` téétl Un`tl}k` zifiéliéis' n5d!fivariat digunakanuji
regresi logistik ganda_
Hasil' penclitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna secara statistik
antara- masa kexja (p value = 0,0l6), tanggungan- (p. value = 0,028), iklim kerja pada
dimensi psiko}ogika1 Lp value; 2 0,01l)_ dan sosial (p value 2 (1,002) dengan kinerja
tenaga kepemwamn. Dan' kinemja tenaga kcperawatnn dcngzm kriteria baik sebesar 64%
berdnsarkan pcnilaizm oleh atasan lhngsung dan 67% berdhsarkan penilaian oleh rekzm
sejawag sedangkan kjncrja rata-rata dari kedua penilai zersebut didapatkan kincqa
dengan krileria-baik scbcsar 49%. Adapun faktor yangmempunyaj hubungan yang kuat
dmgan hnerja tenaga kepcrawatan adahhmasa kerja{OR=0,4-12) dan iklim kerja pada
dimensi- psiko[ogika.

Abstract
Budi Kemuliaan Matemity Hospital of Central Jakarta intends to improve its
-SGH/ICS quality- One major component in their -quality improvement effort is to improve
their human -resources? ~quality -through -better 'performmtce evaluation. The most
important hospital' human resources in delivering health care services is nurse. Hospital
need to evaluate the perfonnance of their nurses to identity major factors that need to bc
improved. Nutses? performance. are.at1`ectcd_ by indiyidual_characteristics and working
climate. Wixha good worlcingclimate, nurses? performance will improve their quality of
health care services. ,
This rest-arch was to_geta ctearerpicture aboutnmses? _performance
and the relationship between individual characteristics and working climate affecting
nurses" perfonnance at Budi Kemuliaan Maternity Hospital of Ccntml Jakarta-2002.111
which, the -evaluation -was conducted by direct supewisor (Head Nurse or Vice Head
Nurse) and iheircolieagues. ifopulation of the sara-ple were nurses and midwifes who
lwere 'in the from Iinetserviding-the patients. Sample size vm 100, 52 rnirtwifes and 48
nurses, which sum up the whole pQp111aIiou..`Resarct1 yvascmss sectional.
study with a.ti:nefiame from.ApiiLunt1`l.JuIy 2002.
chameteristics in-focus were-age.; highest education, length of work,
dependants nndctlter incomes. Aspects offworking climate in study are dimensions of
psyvltological; stmctural; social°ttttd~`btneaucratii:. Clii=Sguare Test tnedtodf was -used as bi-variant analysis of individual characteristics and performance, and T-test for working
climate with performance. ln addition, double regression logistic was used tor
multivariate analysis.
Research?s results show there is statistically significanrrelationship between
length ol' work (p value = 0,016), dependants (p value = 0,028) and working elimate?s
dimensions of psychological (p value = 0,01 1) and social (p value = 0,002) with nurses?
perfomianoe- It show m\rses` perfonnauee are 64% in the ?good? criteria by their direct
supervisor and 67% by their colleagues, with the average of 49% on both evaluation.
Adtiitionally, high relationship occurs between the following factors: length of work
(OR = O,412) and working clirnate?s dimensions of psychological (OR = l,22) with
nurses? perfonnance."
Universitas Indonesia, 2000
T5326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.Y.G. Wibisono
"Sejalan dengan perkembangan bidang pemerintahan yang memunculkan isu desentralisasi, termasuk bidang kesehatan, maka kemampuan daerah dalam hal menggali sumber daya yang ada, terutama sumber daya manusia, sangatlah penting. Sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan produktivitas, sedangkan produktivitas berbanding lurus dengan kinerja. Selain itu Kinerja sangatlah dipengaruhi oleh kepuasan kerja, walaupun kedua hal tersebut juga dipengaruhi faktor lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kepuasan dan kinerja pegawai strutural, dan melihat hubungan kepuasan dan kinerja pegawai struktural setelah dikendalikan faktor konfonding. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau dari tanggal 18 September 2000 sampai dengan 25 Nopember 2000. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 43 pegawai struktural.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat distribusi frekuensi, regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pegawai struktural menurut 5 dimensi kepuasan secara berurutan rata-rata adalah 82,17 %; 75,78 %; 70,93 %; 80,23 %; dan 83,3 %; sedangkan kinerja rata-rata adalah 51,2 %.
Dari analisis bivariat didapatkan bahwa tidak ada satupun dimensi kepuasan yang berhubungan bermakna secara statistik dengan kinerja. Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah sarana dan pendidikan, sedangkan faktor yang berhubungan dengan dimensi kepuasan adalah motivasi dan pendidikan. Dari hasil analisis multivariat didapat bahwa faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kinerja adalah pendidikan dan kepuasan kondisi kerja yang mendukung. Pendidikan juga merupakan satu-satunya variabel yang bisa dijadikan sebagai faktor konfonding.
Variabel yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja adalah pendidikan yang sesuai dengan syarat pendidikan dalam hal menduduki jabatan, selain itu juga perlu dilaksanakan prinsip 'the right man on the right place' untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Relationship between Staff Satisfaction and Staff Performance at Sanggau District Hospital West Kalimantan, 2000Current development of government paking, which is decentralization paking, urges local authorities including provinces and districts to strengthen their system including human resources. Within an organization, human resources are important factors in organizational productivity as indicators organizational performance. Furtherance, the performance is influenced by worker satisfaction and other variables.
To these extant, this study is arises to elaborate staff performance at RSUD Sanggau, and examine factors related to the performance. This study was conducted on September to November 2000, which designed with a cross -sectional survey. Samples were 43 structural staff at the hospital.
Data analyses were univariate, bivariate and multivariate to answer specific research questions. This study showed that level of working satisfaction Likert are 82, 17 %; 75,78 %; 70,93 %; 80,23 %; and 83,3 %; respectively to 5 dimensions of satisfaction which are challenge, reward, work climate, partner support, and talent.
Factors related to performance were facility and level of education. While motivation and level of education were related significantly to dimension challenge, work climate, and talent of satisfaction.
Further analysis using multiple linear regressions with backward method showed that only education variable related significantly to the performance, while staff satisfactions were not.
This study recommends that in add to improve organizational performance, educational background of employee should be appropriate for structural placement. This will be further maintaining worker satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sutrisno
"Badan Administrasi Kepegawaian Negara adalah suatu Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bertugas membantu Presiden dalam penyelenggaraan Pembinaan Sumber Daya Manusia Aparatur Negara. Menyadari beratnya beban tugas tersebut apalagi menghadapi era melinium ketiga mendatang maka BAKN menyadari perlunya peningkatan kinerja karyawan/pejabat di lingkungannya melalui pendidikan formal dan pelatihan serta berbagai uapaya yang lain. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara Pelatihan, Karakteristik Individu (Jenjang Kepangkatan, Masa Kerja, Jenjang Pendidikan dan Usia karyawan) dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Iingkungan BAKN Pusat, Jakarta.
Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional, dimana populasi penelitian adalah para pejabat eselon III, IV dan V di lingkungan BAKN Pusat, Jakarta. Sedangkan sampeinya ditentukan secara stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi yang ada di Biro Kepegawaian, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan kinerja karyawan sebesar r = 0,431 (agak rendah).
2. Terdapat hubungan yang positif antara pelatihan, masa kerja, dan usia dengan kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan BAKN Jakarta. Namun jenjang pangkat dan jenjang Pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengen kinerja pegawai.
3. Besarnya sumbangan pelatihan, karakteristik individu (kepangkatan, masa kerja, tingkat pendidikan dan usia) secara bersama-sama kepada Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Iingkungan BAKN Jakarta adalah sebesar 23.6%, namun apabila variabel kepangkatan dan jenjang pendidikan dikeluarkan maka R square = 17,602.
4. Analisis/uji beda terhadap karakteristik individu diperoleh hasil bahwa keenam hipotesis yang diuji dapat diterima.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan agar program peningkatan kemampuan pegawai melalui diklat/pelatihan, lebih ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti kinerja Pegawai Negeri Sipil agar alat ukur yang ada lebih disempurnakan dengan menambah variabel-variabel lain sebagai prediktor. Selain itu untuk lebih mempertajam hasil analisis pendekatan kuantitatif ini perlu dilengkapi dengan pendekatan kualitatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susy Himawati
"Penilaian kinerja adalah suatu proses menilai hasil karya personel dalam suatu organisasi dengan merupandingkannya pada standar baku penampilan. Untuk mendapatkan hasil penilaian kinerja personel yang obyektif, akurat dan transparan, maka instrumen penilaian kinarla tersebut harus obyektif dalam mengukur fungsi dan tugas pokok personel yang dinilai, memenuhi konsep validitas dan realibilitas pengukuran dan dapat mengukur hasil karya personel.
Hasil penilaian kinerja personel digunakan oleh organisasi untuk pengambilan keputusan dalam pengembangan personel yang bersangkutan sedangkan bagi atasan yang menilai untuk mengetahui kinerja unit yang dipimpinanya dan upaya perbaikan bagi bawahan sementara itu bagi personel yang diniIai sebagai umpan balik guna mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam melakukan pekerjaannya.
Untuk menilai kinerja bidan di unit pelayanan kebidanan pada suatu rumah sakit, selama ini baik pemerintah ( Depkes) maupun instansi swasta belum mempunyai standar yang baku tentang penilaian kinerja bidan di rumah sakit. Oleh karena itu untuk meniiai kinerja bidan di RSUD kota Bekasi digunakan beberapa instrumen penilaian kinerja yang ada yaitu instrumen DP3, Evaiuasi Penerapan Standar Asuhan Keperavyatan (EPSAK) dan Format Evaluasi Perawat (FEP).

Performance appraisal is a process to evaluate individual task in the organization which compares individual performance with the standard. To have an objective, accurate and transparent result, therefore the appraisal instrument should measure job discription and fuction objectivelly, must meet criteria validity and realibility and sensitive or easy to appraise personnel`s work result.
Performance appraisal result is used for organization to make a decision for personnel development and for personnel is appraised as feedback to know their competency. Currently, Health Departement as well as other non govemment health care organization have not applied any evaluation standard to appraise midwives performance in hospitals. Hence, RSU Bekasi has initiated to apply three types of performance appraisals i.e ; DP3, Standard Applied Evaluation for Nursing ( EPSAK ) and Nursing Evaluation Form ( FEP ).
The existing problem is that the instruments are not optimally used to evaluate midwives performance. With respect to the above phenomenon, researcher is interested in exploring some possible causes from multiple sources in RSU Bekasi to get the idea how the instmments have been implemented.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Aziz
"Perawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan merupakan unsur pelayanan yang penting dilakukan dirumah sakit. Pelayanan rawat nginap sebagai ciri khas rumah sakit merupakan suatu pelayanan yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang tepat. Kemajuan teknologi dibidang kedokteran disertai dinamika masyarakat yang tumbuh dan berkembang serta kesadaran masyarakat akan kesehatan membuat permasalahan makin kompleks dan menuntut Perawat untuk lebih meningkatkan penampilan kerjanya sekaligus memperbaiki citranya dimata masyarakat.
Masalah tingkat disiplin kerja yang belum baik, penyelesaian pekerjaan yang lambat, inisiatif Perawat yang kurang dan kesadaran akan pengembangan diri yang kurang pada Perawat Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek memberi petunjuk sementara adanya penampilan kerja Perawat di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek yang rendah. Untuk meningkatkan penampilan kerja Perawat di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek perlu ditelaah faktor- faktor yang mempengaruhi penampilan kerja Perawat Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Banyak faktor yang mempengaruhi penampilan kerja, seperti karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi dan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan motivasi kerja, kepuasan kerja, gaya kepemimpinan yang diterima Perawat dengan penampilan kerja Perawat di RSAM Propinsi Lampung.
Hipotesis yang diajukan adalah : Penampilan kerja Perawat di RSAM propinsi Lampung berhubungan dengan motivasi kerja, gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja Perawat.
Untuk tujuan tersebut dilakukan penelitian Survey dengan pendekatan secara Cross Sectional dan analisis data menggunakan uji statistik non parametrik. Populasi adalah seluruh Perawat rawat nginap di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek, yaitu seluruh Perawat yang telah bekerja.lebih dari 1 tahun.
Dengan mengambil seluruh populasi sebagai obyek penelitian, dilakukan pengambilan data primer tentang motivasi kerja, kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan yang diterima Perawat di Rumah Sakit Dr. Hi. Abdul Moeloek Propinsi Lampung; dengan instrumen berupa kuesioner.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan motivasi kerja dengan penampilan kerja dan ada hubungan kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan yang diterima Perawat dengan Penampilan kerjanya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Wijaya
"Program orientasi berbasis kompetensi merupakan metode dalam program orientasi perawat baru. Penelitian descriptive correlational secara cross sectional bertujuan menganalisis hubungan program orientasi berbasis kompetensi dengan kinerja perawat baru di rawat inap RS. Husada Jakarta. Hasil penelitian pada 58 perawat baru di RS. Husada didapatkan perawat baru mempersepsikan kompetensi interpersonal baik (72,4%), kompetensi teknis baik (53,4%), kompetensi berpikir kritis baik (58,6%). Kinerja perawat baru mempersepsikan baik (72,4%). Analisis menunjukkan ada hubungan antara program orientasi berbasis kompetensi dengan kinerja perawat baru (p value= 0,000, CI: 0,336; 0,696). Variabel dominan berhubungan dengan kinerja perawat baru adalah kompetensi teknis. Kompetensi perawat baru membentuk perawat baru memiliki penampilan kerja.

Competency-based orientation program is a method of new nurse orientation programs. Research on cross-sectional descriptive correlational aimed to analyze the relationship of competency-based orientation program with the performance of new nurses in a inpatient unit at Husada hospital Jakarta. Results for 58 new nurses in the Husada hospital new nurses get a good view of interpersonal competence (72.4%), good technical competence (53.4%), good competence in critical thinking (58.6%). New nurses to see better performance (72.4%). Analysis showed no relationship between competency-based orientation program with the performance of new nurses (p = 0.000, CI: 0.336, 0.696). The dominant variables associated with the performance of new nurses is technical competencies. Competence of new nurses to form a new nurse has a professional performance so that important programs applied in any orientation of new nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29380
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alexy Oktoman Djohansjah
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan karakteristik individu, motivasi dan kepemimpinan dengan kinerja perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Polisi Pusat RS Sukanto Jakarta. Masalah ini timbul disebabkan belum adanya standardisasi tenaga keperawatan yang berguna untuk meningkatkan pelayanan keperawatan. Karakteristik individu, motivasi tenaga keperawatan dan kepemimpinan atasan merupakan faktor- faktor yang membentuk kinerja perawat agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan Potong Lintang (Crass Sectional). Sampel penelitian adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Polisi Pusat RS Sukanto Jakarta sejumlah 121 orang sebagai total sampel. Data yang diperoleh merupakan data primer melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur terhadap sampel.
Hasil analisis bivariat dengan uji statistik chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara usia, masa kerja, motivasi dan kepemimpinan dengan kinerja. Berdasarkan analisis multivariat yang nenggunakan uji regresi logistik didapatkan variabel masa kerja mempunyai hubungan terkuat dengan kinerja tenaga keperawatan.
Disarankan untuk menggunakan informasi penelitian ini untuk kebijakan manajemen sumber daya manusia khususnya dalam perekrutan dan pengembangan karir.

Connection of Individual Characteristic, Motivation and Leadership with Nurse Labor Work in RS Sukanto Central Police Hospital Jakarta 2004This research was conducted to analyze relationship of individual characteristics, motivation and leadership with nurse's performance in nursery room at RS Sukanto Central Police Hospital. This problem occurs because there is no nurse standardization which is useful to increase nurse's service. Individual characteristic, nurse labor motivation and superior leadership are hypothetically related to nurse's performance enough. The design which is used in this research is Cross Sectional study. Research sample is all nurses in nursery rooms at RS Sukanto Central Police Hospital with 121 respondents as total sample. The received data are primary data throughout the interview using structured questionnaire for each sample.
The bivariate analysis result with chi-square statistical test shows that there's a significant relationship between age, sex, work time, motivation and leadership with nurse's performance. Based on multivariate analysis which is using logistic regression test, shows that work time variable is the only variable related to performance.
It is suggested to use this research information for human labor management policy especially for recruitment and career development.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T 12787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>