Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183713 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didik Sasongko Widi
"ABSTRAK
Unit Pengolahan 5 (UP5) adalah salah satu Strategic Business Unit PERTAMINA yang mengoperasikan salah satu dari tujuh kilang minyak PERTAMINA. Agar dapat menjadi kilang yang world class dan dapat mengantisipasi AFTA (ASEAN Free Trade Agreement) serta kemungkinan dicabutnya U.U. No.8 1972, maka UP5 perlu melakukan pendekatan manajemen yang lebih baik dari sekarang ini. Dengan demikian UP5 diharapkan dapat survive dalam persaingan dan dapat memberikan nilai yang lebih besar. Akan bijaksana bila UP5 menerapkan suatu pendekatan yang telah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan World Class, yaitu TQM (Total Quality Management). Tesis ini bertujuan untuk membuat kerangka proses implementasi T. Q. M di UP5.
Untuk mengimplementasikan TQM pada UP5, terlebih dahulu perlu dipahami apakah TQM itu, konsep-konsepnya, standard praktek yang ada, dan proses/metodologi implementasinya. Konsep-konsep dasar yang harus diperhatikan untuk implementasi TQM adalah customer focus, continuous improvement, dan total participation. Standard praktek TQM untuk implementasi di UP5 dapat menggunakan ISO 9000 Series dan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA).
Setelah itu perlu diketahui sejauh mana UP5 telah melakukan praktek-praktek manajemen yang sesuai dengan TQM supaya dapat ditentukan dari mana proses implementasi TQM dapat dimulai_ Untuk mengetahui posisi/kondisi UP5 dilakukan tinjauan yang didasarkan pada kerangka sistem mutu ISO 9000, praktek-praktek sumber daya manusia yang total qualify, dan kriteria MBNQA (kriteria 1.0 dan 2.0). Dari basil tinjauan atas UP5, disimpulkan bahwa UP5 telah menerapkan beberapa komponen TQM seperti praktek 5-S, Business Prosess Re-engineering, dan mempunyai sistem GKM. Di samping itu UP5 telah memiliki sistem mutu yang memadai walau quality manual belum ada. Sedangkan praktek-praktek sumber daya manusia masih mencerminkan apa yang disebutkan oleh Blackburn dan Rosen (1993) tradisionil.
Untuk menyusun suatu proses implementasi TQM di UP5, digunakan penggabungan dan customisation dua metodologi yang ada yaitu TQMEX Model dan Five-Phase ApproachT"' yang didasarkan pada kondisilsituasi UP5 saat ini. Metode yang dihasilkan adalah suatu proses implementasi yang terdiri atas 4 fase yaitu; Fase 0 - Persiapan, Fase 1 - Implementasi ISO 9002, Fase 2 - Implementasi TPM, dan Fase 3 - Implementasi TQM Kitemark. Proses bertahap tersebut dapat digunakan sebagai kerangka untuk mengembangkan rencana implementasi TQM di UP5 yang lebih terperinci. Untuk menuntun proses implementasi di UP5 agar dapat berlangsung dengan mulus perlu pedoman strategis sebagai berikut; mengikuti fase-fase implementasi, perhatian pada kepentingan pegawai, pemberian dorongan dan semangat dari para eksekutif, dan focus kepada proses usaha (business process)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwati Margono
"Unit Pengolahan VI - Balongan adalah salah satu kegiatan PERTAMINA yang mengoperasikan satu dari tujuh kilang minyak PERTAMINA . Dalam upayanya agar menjadi kilang yang world class dan dalam mengantisipasi globalisasi serta AFTA ( Asean Free Trade Aggreement) mendatang, maka UP VI telah melakukan penerapan manajemen lingkungan standar ISO 14001. Dengan demikian UP VI Balongan diharapkan dapat survive dalam persaingan dan dapat memberikan nilai yang lebih besar. Perlu diketahui sejauh mana UP VI telah melakukan praktek - praktek manajemen yang sesuai dengan manajemen mutu terpadu dengan lingkungan, sehingga dapat ditentukan kondisi serta dari mana proses implementasi mutu dan lingkungan dimulai.
Dalam mengimpiementasikan manajemen mutu dan lingkungan ditemui kendala - kendala yang cukup berarti yang memerlukan kerja keras dari seluruh pegawai UP VI Balongan. Untuk mengatasi kendala - kendala tersebut dilakukan dengan pendekatan manajemen mutu terpadu atau Total Quality Management ( TQM ). Untuk ini terlebih dahulu perlu dipahami apakah TQM itu, konsep - konsepnya, standar praktek yang ada dan proses atau metodologi implementasinya. Konsep dasar yang harus diperhatikan dalam implementasi TQM adalah customer focus, continuous improvement dan total participation.
Untuk menyusun proses implementasi TQM dalam memecahkan masalah tersebut, digunakan penggabungan dua metodologi yaitu metode Five Phase Approach dan 6 ( enam) Langkah Kunci untuk perbaikan berkelanjutan yang didasarkan pada kondisi UP VI. Metode yang dihasilkan adalah proses implementasi yang terdiri dari 4 (empat) langkah yaitu Assessment, Perencanaan, implementasi, dan Audit serta Evaluasi. Agar pelaksanaan implementasi ini bisa berjalan lancar dan berhasil, maka perlu diperhatikan adalah komitmen seluruh pegawai dan pemberian semangat dan dorongan dari eksekutif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Rostiana
"Entry barrier is decrease progressively in era globalization. Because of that quality of product and sen/ice must been takencare. Total of Quality Management ( TQM) represent management quality of service which cannot be disregarded, considering society claim govemment organization have to become servant, government organization must became steward to serve entrepreuner and society because our entrepreneur and society want get service from government organization quick, accurate and trusted.
National Agency of Drug and Food Control (NADFC) since year 2001 have
intended to implement good service program which in line with TQM, but in its applying still face some constraint so that good service able to satisfied customer/ client not yet fully can be executed.
To know how far applying of TQM and constraints faced and why service not doing better its need research scientifically.
Leadership, Komitmen, Process and Product in Organization is to represent very important organizational pillar in applying of TQM (ISO 9000). which must evaluate continually that because of staff and head in band quality control of narcotic and psikotropic are beiing sample population I tne research each officer work with profesional speed, credible as according to organizational culture of NADFC so satisfaction of customer/client can be reach.
Sampel determined with technique of Non Probability Sampling Purposive That mean Sampel have been determined owning certain specification and strata with use kuesioner.That kuesioner are full with quesition and andswer with use likert scale disseminating containing kuesioner of question with answer by using
likert scale, result of kuesioner analysed correlationly doubled regresi and constructively SPSS program 11.5
Result of research to Leadership factors, Komitmen, Process and Product in Organization is to represent Organizational Pillar according to in TQM theory have strong relation with Satisfaction of customerlclient, and although in general the quality of service have good but still a lot need improvement and repair. From is fourth of the factor which most having an effect on is leadership
Constraints which still faced among others is Leadership which not yet is fully executed second, total quality execution still not yet fully become head komitmen head and staf that still found by oflioer give less dissatisfactory and non professional service to the customer/ client, third is less looked after by is
facilities and basic facilities so that not yet futilled of short examination time According to TQM theory tht is new paradigm, head have to assume subordinate is cutomer/client which must be listened by sigh and hislits suggestion so that reaching of communications which either through horizontal and is vertical.Thats fourth of factor above in the reality most having an effect
on in satisfaction of customer/client is leadership. lf leadership have been executed bette, officer will work hardly and hold responsible and have komitmen to be able to fulfill short time which specified by NADFC and service as according to quality service so that can reach by satisfaction in NADFC."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Mujianto
"ABSTRAK
Dalam persaingan global, agar organisasi dapat berkembang. Organisasi harus mampu
menghasilkan produk dan pelayanan dengan mutu yang lebih baik. Dalam unit organisasi
pemerintah, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perbaikan mutu dalam semua aspek yang
berkaitan dengan pelayanan tersebut sehingga mampu meningkatkan kepercayaan publik. Oleh
karena itu diperlukan adanya pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality
Management). Paradigma baru penyelenggaraan tata pemerintahan yang efektif dan efisien perlu
dilakukan. Untuk itu organisasi pemerintah seperti Balai Latihan Kerja dalam menerapkan Total
Quality Management melalui ISO 9001:2008 memerlukan langkah ? langkah yang tepat.
Dengan pengendalian mutu secara menyeluruh dapat menjadi model kinerja pelayanan publik
yang prima dan dapat memberikan standar pelayanan publik sekaligus dapat menunjang
revitalisasi - manajemen pengelolaan BLK.

ABSTRACT
In global competition, so the organization can flourish. Organizations must be able to produce
products and services with better quality. In units of government organizations, to achieve that
goal is needed for quality improvement in all aspects related to such services so as to enhance
public confidence. Therefore we need the overall quality control (Total Quality Management).
Organizing a new paradigm of governance that needs to be done effectively and efficiently. For
that the government organizations like the Vocational Training Center in implementing Total
Quality Management through ISO 9001:2008 requires a step - the right step. With a
comprehensive quality control can be a model of public service performance excellence and can
provide the standard of public services as well as to support the revitalization-BLK management
"
2010
T 27637
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Eka Adichandra
"FMC Santana PEI primary service base and manufacturing center to support the Indonesian petroleum industry. In fulfill and desire requirement of customer and also continue to take care of the quality of from yielded product, P.T. FMC Santana PEI till now have owned standard certificate ISO 9001:2000 and ISO 14001:1996 from Det Norske Veritas registrar and also license from American Petroleum Institute (API) in the form of Production Specification Level 4 (PSL-4).
P.T. FMC Santana PEI has run practice in course of management as according to QMS and EMS. But in both of the management system still have constraint in attainment of Total Quality Management (TQM). In overcoming the constraints require to analyzed exhaustively to degradation or improvement result of audit and evaluate to principles in ISO 9001:2000 and ISO 14001:1996 with Total Quality Management (TQM) concept.
In compiling implementation process of ISO 9001:2000 and ISO 14001:1996 in attainment of Total Quality Management (TQM) used combination of two methodologies that is method 5 phase approach and 6 key steps in continuous improvement. Which is consist of 4 steps that are assessment, planning, implementation and also audit and evaluation.

P.T. FMC Santana PEI adalah pusat dari divisi pelayanan dan manufaktur, yang memberikan dukungan kepada dunia industri pengeboran minyak bumi di Indonesia. Dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan serta terus menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan, P.T. FMC Santana PEI hingga saat ini telah memiliki sertifikat standar ISO 9001:2000 dan ISO 14001:1996 dari pihak registrar Del Norske Veritas serta lisensi dari American Petroleum Institute (API) berupa Production Specification Level 4 (PSL-4).
P.T. FMC Santana PEI telah menjalankan praktek-paraktek dalam proses manajemen sesuai dengan SMK dan SML. Tetapi dalam pelaksanaan kedua sistem manajemen tersebut masih terdapat kendala dalam pencapaian Manajemen Kualitas Terpadu (TQM). Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut perlu dilakukan analisa secara mendalam terhadap peningkatan atau penurunan hasil audit dan melakukan tinjauan terhadap prinsip-prinsip dalam ISO 9001:2000 dan ISO 14001:1996 dengan konsep Manajemen Kualitas Terpadu (TQM).
Dalam menyusun proses penerapan ISO 9001:2000 dan ISO 14001:1996 dalam pencapaian Manajemen Kualitas Terpadu (TQM) digunakan penggabungan dua buah metodologi yaitu metode 5 phase approach dan 6 langkah kunci dalam perbaikan berkelanjutan. Yang terdiri dari 4 langkah yaitu penilaian, perencanaan, implementasi serta audit dan evaluasi.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Hardiman
"Hasil pengkajian di dua belas Rumah Sakit pada Propinsi Jawa Timur, Bali dan Sumatra Barat menunjukan kondisi tentang kurang baiknya mutu pelayanan Rumah Sakit Pemerintah. Kebijaksanaan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap II dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit diupayakan melalui peningkatan sumber daya manusia, pelatihan dalam penerapan peningkatan mutu dan pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit.
Telah diupayakan intervensi implementasi Sistem Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di lima Rumah Sakit Swadana, tetapi masih didapat hasil yang belum memuaskan. Status Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang sebagai instansi Pengguna Penerimaan Negara Bukan Pajak yang merupakan transisi kearah unit Swadana membutuhkan model implementasi Sistem Manajemen Mutu Terpadu.
Dilakukan analisis lima konsep Sistem Manajemen Mutu Terpadu sehingga didapatkan suatu konsep model sintesa. Model kemudian diuji dengan melakukan implementasi pada Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang. Kemudian dilakukan analisis dan hasil implementasi di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang tersebut. Dari analisis dihasilkan; pertama Model Implementasi Sistem MMT untuk Rumah Sakit;kedua deskripsi model konseptual implementasi Sistem MMT; ketiga deskripsi model implementasi di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang; keempat model evaluasi implementasi Sistem MMT; kelima masalah potensial dalam implementasi Sistem MMT di Rumah Sakit adalah belum siapnya individu, kelompok dan organisasi menerima perubahan.
Berdasarkan kesimpulan disarankan kepada Departemen Kesehatan untuk membuat rumusan konsep Model dan Strategi untuk Implementasi Sistem MMT bagi Rumah Sakit Pemerintah; memilih beberapa Rumah Sakit Jiwa Pusat menjadi unit swadana;merumuskan perubahan Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Pusat dan Pelatihan MMT bagi Pimpinan Rumah Sakit Jiwa Pusat. Disarankan pula kepada Pimpinan Rumah Sakit untuk komit terhadap implementasi Sistem MMT. Kepada PERSI agar melaksanakan pelatihan teknis perumah sakitan dan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam pengawasan mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit.

Model Development and Total Quality Management System Implementation Analysis in Hospital, A Case Study in Semarang State Mental Hospital. Survey result 12 Hospital in East Java, Bali and West Sumatra indicate that public hospital quality care were not good. Directorate General Medical Care Policy in Longterm Development Stage 11 due to hospital quality care improvement is effort with human resources empowerment, implementing quality improvement training, and hospital accreditation.
It has been done Total Quality Management System intervention in five Self Financing ("Swadana") a hospital, but the result were not satisfied. Semarang State Mental Hospital status as institution of government revenue non tax ("Instansi Pengguna Penerimaan Bukan Pajak") as transition to self financing unit required Total Quality Management System Model.
There are five Total Quality Management Concept have been analyzed and then Synthesized Model Concept as a result. Synthesized Model has been implemented in Semarang State Mental Hospital and follow by analyze. The result of analyzed are : First, Total Quality Management Implementation System for Hospital ; Second, Total Quality Management Implementation Conceptual Model description ; Third, Implementation Model description in Semarang State Mental Hospital ; Fourth, Evaluation model of Total Quality Management Implementation ; Fifth, Potential problem in Total Quality Management Implementation in Hospital are individual, group and organization nit ready for changes.
As a conclusion is suggested to Ministry of Health for making conceptual Model and Total Quality Management System implementation strategic for public hospital , choosing several state mental hospital become self financing unit, changing state mental hospital organizational structure and training Total Quality Management for State mental hospital's Director. Another suggestion to Hospital Director had commitment for Total Quality Management implementation. To Indonesian Hospital Association doing hospital technical training and to community doing participation and controlling hospital quality care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwondo
"Total Quality Management (TQM) merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi kepada kepuasan pelanggan dengan cara melibatkan pelanggan dan se1uruh.anggota organisasi. Total berarti seluruh sisteng Quality berarti karekteristik memenuhi kebutuhan pelanqgan dan Management berarti proses komunikasi dua arah.
Biasanya TQM di-implementasikan pada bidang manufaktur, dan kita akan mencoba apakah TQM bisa di-implementasikan pada bidang pendidikan yang sudah banyak dipraktekkan di luar negeri (Inggris, Amerika dan Jepang).
TQM dapat dicapai melalui pendekatan sbb:
~ Fokus pada pelanggan (mahasiswa).
~ Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
~ Menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengambil keputusan dan pemecahan masalah.
~ Memiliki komitmen jangka panjang.
~ Membutuhkan kerjasama tim (teamwork)
~ Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
~ Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
~ Memberikan kebebasan yang terkendali.
~ Memiliki kesatuan tujuan.
~ Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
TQM pada proses belajar-mengajar memfokuskan perhatian pada fungsi manajemen untuk mengubah usaha dosen dan mahasiswa selalu belajar. Kekuatan model belajar-mengajar TQM yaitu malalui pertemuan yang berkelanjutan, penciptaan kelompok belajar, penggunaan kerjaeama, perbaikan yang berkelanjutan, melihat umpan balik, pembagian tanggungjawab dan pembekalan pengajar.
Diharapkan dengan Cara ini akan memberikan kontribusi pada pengembangan kualitas mahasiswa, lulusan, pengajar (dosen), dan secara umum kualitas institusi. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"Model manajemen proses adalah sebuah model yang telah dikembangkan oleh Soares, 3., dan Stuart, A., 1997. Model ini merupakan suatu penggabungan antara elemen-elemen manajemen proses : process planning, process? control, dan process improvement dengan konsep TQM : process focus, team work, TOM tools, dan training. Model ini merupakan pendekatan yang sistematis sehingga upaya penerapan TQM dapat tercapai dengan baik. Hasil akhir yang akan didapatkan dalam model ini adalah tercapainya suatu continuous performance improvement.
Tujuan dari penelitian ini adalah : Menguji hubungan antara masing-masing komponen pada elemen-elemen manajemen proses dan konsep-konsep TQM. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan sekala bertingkat sebagai metode pengumpulan data. Sebagai responden adalah perusahaan-perusahaan jasa konsultansi yang telah diidentifkasi kualifikasinya. Metode statistik khususnya analisa faktor dan analisa korelasi digunakan untuk mengolah data setelah data terkumpul.
Hasil analisa menunjukkan bahwa adanya korelasi positif antara masing-masing elemen manajemen proses maupun antara elemen-elemen manajemen proses dengan konsep TQM. Hubungan yang kurang signifikan terjadi antara elemen-elemen manajemen proses dengan TQM tools dan training.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketiga elemen manajemen proses : process planning, process control, dan improvement dapat lebih mudah untuk diterapkan secara bersama-sama dengan konsep TQM : proces focus dan teamwork. Dan dengan adanya umpan balik ( feedback) pada proses memungkinkan untuk terjadinya perbaikan yang berkelanjutan.

Process management model is a model developed by J. Scares and A. Stuart in 1997. The model combines the process management elements: process planning, process control, and process improvement, and the four TQM concepts: process focus, team work, TQM tools, and training. It is a systematic approach, so the implemention TQM could be done well. The result could be obtained from this model is achieving continuous performance improvement.
The objective of the research is to examine the correlations between the process management elements and the four TQM concepts, respectively. Mail questionnaire is used as the method in collecting data with rating-scale format. Respondents are consultant service companies those have been identified their qualifications. Factor analysis and correlation analysis are conducted as the statistical methods in analyzing data.
There are positive correlations among the elements and between the elements and the four TQM concepts, as appropriate. Less significant correlations are found between the elements and the two TQM concepts: TQM tools and training.
The conclusion that can be drawn from the research is that three process management elements can be simply applied together with the two TQM concepts: process focus and teamwork.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rozali Kholid
"Skripsi ini membahas tentang Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam Manajemen Perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Musi Banyuasin. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui seperti apa strategi implementasi, mengetahui faktor penghambat dan pendukung, serta mengetahui langkah-langkah perpustakaan dalam meningkatkan kualitas jasa pelayanan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Musi Banyuasin. Jenis penelitian yang digunakan adalah data kualitatif
yang merupakan data berupa penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan implementasi Total Quality Management (TQM) dalam manajemen perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Musi Banyuasin. Metode pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan pada penelitian ini yaitu, kepala perpustakaan, Kasubag pengolahan bahan dan data pustaka serta pelaporan, dan lima orang pemustaka perpustakaan Musi Banyuasin. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi implementasi Total Quality Management (TQM) di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Musi Banyuasin dengan cara menerapkan prinsip-prinsip dari teori Hensler dan Brunell yang terdiri dari kepuasan pelanggan (pemustaka), respek terhadap setiap orang, manajemen berdasarkan fakta, dan perbaikan bersinambungan. Sedangkan upaya meningkatkan kualitas jasa pelayanan berdasarkan teori Goetsch dan Davis yang terdiri dari fokus pada pelanggan, perpustakaan meningkatkan kualitas jasa pelayanan, komitmen jangka panjang, kerja samatim, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali. Faktor penghambat dan pendukung diantaranyayaitu dana, dukungan pemerintah, program pelatihan, dan promosi."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2022
020 VIS 24:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mario Prihandaru
"Dalam situasi persaingan yang demikian kuat seperti ini, perusahaan dituntut untuk menggunakan sistem manajemen yang baik dimana sistem manajemen ini dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu alat manajemen kualitas yang tepat digunakan perusahaan adalah Total Quality Management (TQM). Terdapat tujuh parameter yang menjadi faktor keberhasilan TQM. Ketujuh faktor tersebut ialah komitmen manajemen, kepuasan konsumen, perbaikan secara terus menerus, kerja sama tim, pelatihan dan pemberdayaan karyawan, umpan balik dan komunikasi yang efektif. Penelitian ini menghitung nilai kinerja dari setiap faktor keberhasilan TQM tersebut di bagian produksi dan bagian non produksi PT XXX yang merupakan sebuah perusahaan manufaktur. Penelitian ini juga melihat apakah terdapat perbedaan kinerja setiap faktor antara bagian produksi dan bagian non produksi PT XXX. Hasilnya menunjukkan terdapat perbedaan persepsi antara dua bagian ini yaitu untuk faktor komitmen manajemen dan kerjasama tim. Secara umum PT XXX sudah baik dalam menerapkan sistem manajemen mutu di hampir seluruh aspek perusahaannya.

In such a situation of strong competition such as today, the company is required to use good management system in which the management system can be used as a tool to improve company performance. One of the proper quality management tools used by the company is Total Quality Management (TQM). There are seven parameters are classified as TQM success factors. The seven factors are management commitment, customer satisfaction, continuous improvement, teamwork, training and employee empowerment, feedback and effective communication. This study calculates the value of the performance of each of the success factors of TQM in production and non- production section of PT XXX which is a manufacturing company. This study also looked at whether there is a difference between the performance of each of the factors of production and non-production section of PT XXX. The results showed that there were differences in perception between these sucess factor of TQM in the two sections is management commitment and teamwork factor. In general, PT XXX is already well in implementing quality management systems in almost all aspects of the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>