Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153909 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilian R. Andries
"ABSTRAK
Dalam dekade ini, insidens cedera yang termasuk kelompok penyakit tidak menular, terjadi peningkatan dan dinamakan Epidemi Baru. Di Negara Barat terkenal dengan "penyakit kelalaian masyarakat modern". Data dari. Amerika maupun Indonesia, menunjukkan cedera merupakan penyebab kematian no-4, terutama pada usia muda dan diharapkan sebagai generasi penerus menjadi sumber daya manusia yang produktif. Selain mortalitas, cedera menyebabkan morbiditas seperti kecacatan dan ketidak-mampuan.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor keparahan cedera anatomic terhadap kematian kasus cedera di IGD RSUPN CM Jakarta. hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi pengelola program dan para pengambil keputusan, disamping sebagai masukkan dunia ilmu pengetahuan di Indonesia.
Disain penelitian ini adalah Kasus Kontrol. Kasus Penelitian adalah kasus cedera yang dirawat di IGD atau mati sesudah dirawat nginap dalam waktu >7 hari dari saat masuk IGD RSUPN CSI.
Kontrol Penelitian adalah kasus cedera yang hidup >7 hari dari saat masuk IGD RSUPN CM. Jumlah kasus 216 dengan kontrcl 221. Penelitian ini tidak melakukan matching. OR (Odds Ratio) kematian diperhitungkan dengan analisis regresi logistik multivariat.
Faktor yang diteliti adalah:l) Karakteristik Manusia (umur dan Jenis kelamin); 2) Karakteristik Cedera (nilai keparahan cedera anatomis nilai keparahan cedera fisiologis dan mekanisme cedera) serta 3) Manajemen Cedera (rujukan dari Rumah Sakit lain, angkutan kasus ke IGD, waktu pra IGD, waktu masuk IGD dan penanganan operasi.
Hipotesis penelitian adalah pengaruh dari keparahan cedera kepala terhadap kematian kasus >7 hari. Cedera lokasi anatomis lain merupakan variabel kontrol dan dianalisis bersama-sama. Penilaian keparahan cedera anatomis menggunakan skala Anatomic Profile (skala AP). Dari penilaian keparahan cedera fisiologis dengan nilai Revised Trauma Score (RTS).
Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh nilai keparahan cedera kepala terhadap kematian kasus cedera >7 hari yaitu OR nilai AP 3,4,5,6 dan 7 dibandingkan nilai AP <3 masing-masing AP 3 (3-3.99) 1.14 kali (95* CI:0.27-4.86). nilai AP 4 (4-4.99) 1.30 kali (95% CI:0.39-4.32), nilai AP 5 (5-5.99) 4.84 kali (95% CI: 3..43-16.44), AP 6 (6-6.99) 8.49 kali (95% CI:2.33-30.92) dan nilai AP x7 12.20 kali (95k CI:2.64-56.43). OR lokasi lainnya dari cedera kepala (dengan skala kontinu) terdiri dari nilai keparahan cedera dada 1.18 kali (95% CI:0.84-1.64), cedera perut 1.65-kali (95% CI: 1.21-2.25) dan cedera lainnya 1.30 kali (95% CI:1.03-1.62).
OR variabel kontrol lain adalah nilai keparahan cedera fisiologis 0.29 kali (95% CX:0.22-0.41) mekanisme cedera terdiri dari cedera jatuh 4.41 kali (95% CI:1.34-14.47) dan mekanisme cedera lain 1.73 kali (95% CI: 0.91-4.83) yang dibandingkan dengan mekanisme tabrakan kendaraan bermotor. Kemudian risiko waktu masuk IGD slang (jam 06.00-17.59) sebesar 2.00 kali (95% CI:1.11-3.59) dibandingkan masuk IGD malam-(jam 18.00-05.59) dan adanya penanganan operasi 0.16 kali (95% CI:0.07-0.38) dibandingkan yang tidak dioperasi.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah melakukan penilaian keparahan pasien cedera yang masuk IGD RSQPN CM dengan skala Anatomic Profile (AP) dan sekaligus dengan penilaian keparahan cedera fisiologis yaitu skala RTS (Revised Trauma Score). Penilaian ini berguna untuk evaluasi kualitas penanganan kasus cedera. Pengembangan penilaian keparahan. ini adalah dilakukan pada semua rumah sakit yang ada IGD.
Daftar bacaan: 64 (1977-1995)

ABSTRACT
The Association between the Degree of Anatomical Injury and Fatality of Injury Patients at the Emergency Department of DR. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta, January - December, 1993In the past decade, the incidence of injury, which is a non-infectious disease, increased and was termed the New Epidemic. In the developed countries it is called "The Neglected Disease of modern society.. Data from Indonesia and USA showed that injury is the fourth cause of death, especially among the younger age groups, which are the productive age groups and the future generation of Indonesia. Beside the magnitude of mortality, injury also causes increased morbidity, disability and invalidity.
The objective of this study is to assess the association between the severity of anatomical injury and the fatality of injury patients at the Emergency Department of DR. Cipto Mangunkusumo General Hospital. It is anticipated that the results of this study would be useful for program managers and decision makers, and at the same time would contribute to the overall information on injury in Indonesia.
The study was designed as a case-control study. Cases were fatal injury patients who died at the Emergency Department or who died within 7 days after admission. Control were injury patients who survived at least 7 days after admission. A total of 216 cases and 221 controls were obtained. No matching was performed. The odds ratio for fatality between cases and controls were calculated using multiple logistic regression method.
The factors that were controlled for were: (1) subject characteristics (age, sex); (2) injury characteristics (anatomical injury severity, physiological injury severity, and type of injury mechanism) ; (3) injury management factors (referrals from other hospitals, means of transportation, length of pre-emergency periods, time of day the admission, and the fact of any definitive operation performed).
The hypothesis to be tested was the association between of head injury and fatality. Injury of other anatomical areas were treated as separate variables for control and simultaneous associative analysis. The severity of anatomical injury was quantified using the Anatomic Profile Scale (AP scale) . The severity of physiological injury was quantified using Revised Trauma Score (RTS).
Result of analysis showed that, as compared with injuries with AP score of c3 for head injuries, the injuries having an AP score of 3, 4, 5, 6, and 27 for head injuries had odds ratio of 1.14 (95% CI:0.27-4.86), 1.30 (95% CI:0.39-4.32), 4.84 (95% CI: 1.43-16.44), 8.49 (95% CI:2.33-30.92) and 12.20 (95% CI:2.64-56.43), respectively, after controlling for the other variables mentioned above.
Odds ratio for injuries at other anatomical areas (whose AP scores treated as continuous variables) were: chest injury: 1.3.8 (95% CI:0.84-1.64), abdominal injury: 1.65 (95% CI:1.21-2.25), and other areas of injury: 1.30 (95% CI:1.03-1.62). Other odds ratio were: physiological injury severity (RTS score) : 0.29 (95% CI:0.22-0.41), injury mechanisms: fall: 4.41 (95% CI:1.34-14.47), others: 1.73 (95% CI:0.91-4.83) -(compared to motor vehicle injuries); admission during the day: 2.00 (95% CI:1.11-3.59) (compared to admission during the night)] having a definitive operation performed: 0.16 (95% CI:0.07-0.38) (compared to not having a definitive operation performed.
The result of the study indicated the appropriateness of using the AP score and the RTS to asses the anatomical and physiological injury severity respectively. This scoring system should be implemented at the Emergency Departments of all hospitals to assist in the audit of emergency department performance.
References: 64 (1977-1995)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Utami Mutiara Ningrum
"Kecelakaan lalu lintas, termasuk kecelakaan kereta api merupakan salah satu penyebab umum morbiditas dan mortalitas hampir di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Namun sayangnya dampak cidera dan kerugian yang timbul dari permasalahan tersebut masih belum menjadi perhatian, dan diabaikan dari agenda kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola luka dan cidera yang terjadi pada korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal akibat tertabrak kereta api yang diperiksa di Departmen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUI/RSCM pada periode tahun 2009 - 2014. Data diperoleh melalui rekam medik, dan kemudian jenis luka yang didapatkan disajikan dalam bentuk tabel. Hubungan antara luka eksternal dan internal dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Dari total 106 sampel, korban didominasi oleh laki-laki dengan rasio laki-laki banding perempuan sebesar 3.61:1. Mayoritas korban berada pada rentang usia 20-50 tahun (85,86%). Luka eksternal yang paling banyak ditemukan berupa abrasi, dan bagian tubuh yang paling banyak mengalami luka eksternal adalah regio kepala, wajah, dan leher. Sebagian korban mengalami fraktur multipel dengan tulang kranial sebagai tulang yang paling banyak mengalami fraktur. Otak merupakan organ yang paling sering mengalami perlukaan. Ditemukan hubungan bermakna antara kontusio pada regio abdomen dan pelvis dengan luka limpa (p = 0,026).

Train accident has been one of the most frequent cause of morbidity and mortality worldwide, especially in areas where railway traffic is higher. The injuries and deaths caused by railway fatalities, although devastating, still has not been considered as an important issue. This research aim to observe the pattern of injuries in victims of railway fatalities that was otopsied in The Department of Forensic, Cipto Mangunkusumo Hospital within the period of 2009 - 2014. Secondary data in the form of meidcal record was collected and the pattern of injuries was presented in table form. The association between external and internal injury was analyzed using Chi-Square test. Out of 106 samples that match the inclusion and exclusion criteria, the fatalities were predominantly seen in the males with a male to female ratio 3.61:1. Most of the external injuries were found on the head, face, and neck region. The commonest external injuries sustained was abrasion. Some of the victims sustained multiple fractures and the majority of fractures were observed in the skull. Multiplicity in visceral injuries were found and the majority of victims had brain injuries. A significant association was found between contusion in abdominal-pelvic region and hepatic injury (p = 0,026).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Sanjoyo
"Latar belakang: Penelitian ini bertujuan mencari pengaruh sistem kerja nextcell yang bersifat multitasking dan faktor risiko lainnya terhadap kecelakaan di industri elektronik daerah depok pada tahun 2010-2013. Angka severity rate kecelakaan kerja pada periode kerja 2010-2012 (4,47 manhour;8,46/1000 manhour;28,91/1000 manhour) yang menjadikan dasar untuk dilakukan penelitian ini.
Metode: Penelitian menggunakan disain kasus kontrol berpadanan, kasus berjumlah 49 responden diambil dari data kecelakaan kerja periode 2010-2013 dan kontrol 98 responden, kontrol dipilih berdasarkan matching departemen kerja, tempat kerja serta diskripsi kerja yang sama. Variabel kecelakaan kerja merupakan variabel dependen dan sistem kerja, masa kerja, status pekerja, kerja shift, alat pelindung diri dan kebisingan. usia, jenis kelamin dan riwayat kesehatan merupakan variabel independen.
Hasil: Jumlah responden dengan kerja sistem nextcell 70 (47,61%) responden dan bukan nextcell berjumlah 77 (52,39%) responden. Responden dengan kerja nextcell mengalami kecelakaan 25 (35,7%). Penelitian ini mendapatkan sistem kerja next cell tidak berpengaruh menimbulkan kejadian kecelakaan kerja. Variabel yang mempengaruhi kecelakaan kerja adalah adanya riwayat penyakit OR=7,44;CI(95% 3,33-16,64) dan jenis kelamin laki-laki OR= 0,31 CI (95% 0,11-0,86).
Kesimpulan: Sistem nextcell tidak mempengaruhi timbulnya kejadian kecelakaan kerja. Variabel risiko yang mempengaruhi kecelakaan kerja adalah riwayat penyakit berisiko dan jenis kelamin laki-laki.

Background: This study aims to find the influence nextcell system that is multitasking and other risk factors to accidents in the electronics industry area depok 2010-2013. There is an increasing number of work accident severity rate in the period 2010-2011-2012 (4,47 manhour;8,46/1000 manhour;28,91/1000 manhour) which forms the basis for this research.
Methods: The study used case-control design with matched, cases amounted to 49 respondents drawn from the data of occupational accidents in 2010-2013 and 98 control respondents. Matched controls were selected by the department on work, workplace, descriptions of the same work. Variable dependent is occupational accidents and work systems, job tenure, employment status, shift work, personal protective equipment and noise. age, sex and medical history is an independent variable.
Results: The number of respondents with a working system nextcell 70 (47.61%) respondents and not nextcell 77 (52.39%) respondents. Respondents with nextcell have work accident 25 (35.7%). This research next cell does not affect cause incidence of workplace accidents. Variables health status have affect to work accidents OR = 7.44; CI (95% 3.33 to 16.64) and male gender OR = 0.31 CI (95% from 0.11 to 0.86) .
Conclusion: The nextcell system does not affect to incidence work accident. Variables health status and male can affect the risk of workplace accidents.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Odri Amir
"Seiring dengan perkembangan dunia industri, banyak perusahaan yang menerapkan tekhnologi baru dengan tujuan meningkatkan produktivitas. Dengan peningkatan penggunaan tekhnologi baru ini juga berdampak pada perkembangan hazard yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja, disebabkan tidak diikuti perkembangan pengetahuan dan kemampuan pekerja terhadap tekhnologi tersebut. Salah satu penyebab kecelakaan paling besar adalah faktor manusia 80 %, oleh sebab itu faktor manusia merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan.
Faktor tindakan tidak aman dan keadaan tidak aman yang dibahas untuk melihat adanya hubungan dengan kecelakaan kerja. Dengan diketahuinya hubungan factor-faktor tersebut diatas terhadap kecelakaan kerja, dapat dibuat program intervesi dalam rangka mencegah kecelakaan kerja. Desain penelitian deskriptif analitik melalui survey dengan pendekatan cross-sectional untuk menganalisis hubungan tindakan tidak aman, keadaan tidak aman terhadap kecelakaan kerja dengan memakai uji Chi=Square dengan bantuan perangkat lunak SPSS.
Penelitian dilakukan di Plant 11 salah satu perusahaan semen di Jawa Barat. Hasil penelitian mendapatkan tindakan tidak aman yang paling sering adalah kurang menggunakan APD, keadaaan tidak aman yang paling banyak adalah banyak debu, debu merupakan hazard utama di pabrik semen. Dari hasil uji statistik diperoleh adanya hubungan keadaan tidak aman yaitu kurangnya rambu bahaya terhadap kecelakaan berat.

Many companies implement new technology to aim increasing of productivity in recent industrial development. Increasing its development of new technology have an impact to increase number of hazard associated which contributed work accident due to not following knowledge and skill development through its technology human factor should strongly estimated as one of most accident cause is human factor (80%).
Unsafe Act and Unsafe Condition to related accident described in this thesis. Based on relation of the above factor, intervention program cord be made to avoid work accident related to unsafe act and unsafe condition. Observational research design through analytic survey with cross-sectional method to analysis relation of unsafe act and unsafe condition related to accident using chi-square by using SPSS software.
Research conducted at Plant 11 one of cement company in West Java. Results from this research find the most unsafe act is do not used PPE, the most unsafe condition is dust, dust is unsafe condition principal hazard at Cement Company. Results from statistic test get the less safety sign relation to work accident.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aruan, Salfitriwati
"Fraktur dapat menyebabkan kecacatan fisik, apabila tidak tertangani dengan baik. Upaya untuk menumnkan kecacatan adalah melalui program rehabilitasi diawali dengan mobilisasi dini yang harus dilakukan secara teratur dan kontinyu oleh klien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi klien post fraktur umuk melakukan mobilisasi dini. Penelitian ini dilakukan di IRNA. C ruang mawar RS Fatmawati Jakarta dengan responden 30 orang.
Metode penelitian ini adalah deskriptif sederhana yang bersifat cross sectional, rata - rata usia responden 30 - 40 tahun (33,3%), sebagian besar responden beragama islam (76,6%), pendidikan responden sebagian besar SLTA(40%).
Rata-rata kepatuhan klien post fraktur melakukan mobilisasi dini adalah 93,3 %yaitu keinginan untuk sembuh dan hidup optimal.
Hasil uji variant menujukan karakteristik yang berhubungan dengan kepatuhan klien melakukan mobilisasi dini adalah usia. Penelitian ini memiliki keterbatasan dari aspek metodologi, sehingga direkomendasikan untuk mengambil sample pada beberapa rumah sakit dan melakukan uji statistik yang lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5448
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Puspitasari
"Latar Belakang: Jumlah kecelakaan kerja yang masih tinggi dan belum ada studi epidemiologi kasus kecelakaan kerja yang ditangani Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit di Indonesia. Penelitian ini untuk mengetahui distribusi kasus kecelakaan kerja di tempat kerja yang ditangani di Instalasi Gawat Darurat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dan faktor di tempat kerja yang berhubungan dengan kefatalan cedera.
Metode: Desain penelitian yang digunakan cross-sectional dengan cara wawancara dan data sekunder status rekam medis. Didapatkan 131 sampel dengan convenient sampling dari 23 April sampai dengan 16 Desember 2013. Analisis yang digunakan univariat, bivariat menggunakan uji Chi-Square dan Exact Fisher’s Test serta analisis multivariat regresi logistik. Variabel yang diteliti faktor sosiodemografi, riwayat kecelakaan kerja sebelumnya, waktu terjadinya kecelakaan, perilaku kerja tidak aman, kondisi fisik pekerja tidak aman, lingkungan kerja tidak aman dan kinerja manajemen keselamatan tidak aman.
Hasil: Distribusi berdasarkan klasifikasi kecelakaan kerja didapatkan jenis kecelakaan terbanyak adalah tertumbuk atau terkena benda, penyebab kecelakaan terbanyak adalah mesin, sifat luka terbanyak adalah luka superfisial, lokasi luka terbanyak adalah ekstremitas atas, bidang pekerjaan terbanyak adalah bidang konstruksi dan pemeliharaan gedung serta jenis pekerjaan terbanyak adalah kelompok pekerja kasar. Persentase cedera fatal 7,6 % dari 131 kasus kecelakaan kerja di tempat kerja. Faktor sosiodemografi pekerja bukan formal didapatkan mempunyai resiko 12 kali mengalami cedera fatal dibanding pekerja formal. Adapun faktor sosiodemografi lain, riwayat kecelakaan kerja sebelumnya, waktu terjadinya kecelakaan, perilaku kerja tidak aman, kondisi fisik pekerja tidak aman, lingkungan kerja tidak aman dan kinerja manajemen keselamatan tidak aman didapatkan tidak berhubungan bermakna dengan kefatalan cedera.
Kesimpulan: Faktor utama yang berhubungan dengan kefatalan cedera kasus kecelakaan kerja di tempat kerja adalah pekerja bukan formal.

Background: The number of workplace accident still high and epidemiological study about workplace accident cases that treated in emergency department in Indonesia has not yet been available. This study is to determine workplace accident cases that was treated in emergency department of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital distribution and association between workplace factors with injury fatality.
Methods: Research design was cross-sectional with interview and secondary data from medical records. Sample size was obtained 131 through convenient sampling from April 23 to December 16, 2013. Analysis that conducted are univariate analysis, bivariate analysis using Chi-square and Fisher's Exact Test and multivariate analysis using logistic regression. Variables that examined were sociodemographic factors, history of previous workplace accident, the time of the accident, unsafe acts, unsafe conditions, unsafe management performance, physical condition of the workers.
Results: Distribution of workplace accident classification showed the highest number of workplace accident type was striking against or struck by objects, agency type was machine, injury nature type was superficial wound, injury bodily location type was upper limb, job field type was construction and occupation type was blue-collar workers. Percentage of fatal injury was 7.6 % from 131 workplace accidents and non-formal workers have 12 times risk of fatal injury than formal workers. The other sociodemographic factors, history of previous work accident, the time of the accident, unsafe acts, unsafe conditions, unsafe management performance, physical condition of the workers were found no significant relationship with the fatality injury.
Conclusion: Main factor that associated with injury fatality of workplace accident is non-formal workers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Riyadina
"Kecelakaan kerja khususnya kecelakaan di industri masih tinggi yaitu rata-rata 17 orang meninggal tiap hari kerja. Faktor manusia memegang peran penting timbulnya kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis kecelakaan dan cedera yang dialami oleh pekerja serta faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja di kawasan industri Pulogadung. Jenis penelitian ini adalah operasional riset (riset terapan) dengan rancangan penelitian Cross-Sectional. Responden adalah 950 orang pekerja industri yang berusia 15 - 55 tahun yang bekerja pada 7 perusahaan di wilayah kawasan industri Pulo Gadung. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan kuesioner. Pekerja industri yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 29,9% dengan cedera sendi-pinggul-tungkaiatas (40,2%), kepala (24,8%) dan pergelangan tangan (14,3%). Luka akibat kerja adalah luka terbuka (37,2%), lecet (29,6%) dan cedera mata (14,8%). Kecelakaan kerja sering terjadi pada jenis industri baja (11,2%) yaitu mata kemasukan benda (gram) (10%), industri spare part (8,2%) yaitu tertusuk (6,1%) dan industri garmen (3,7%) yaitu tertusuk (43,1%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja industri adalah pekerja laki-laki dengan OR 3,25 (95% CI 2,29-4,62), aktifitas kerja sedang OR 2,08 (95% CI 1,48-2,92), status distres OR 1,36 (95% CI 1,03-1,80), keluhan nyeri OR 1,50 (95%CI 1,13-1,98), dan pemakaian APD OR 1,50 (95% CI 1,13-1,98). Untuk faktor risiko fisik tempat kerja yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja meliputi kebisingan OR 2,24 (95% CI 1,66 - 3,03), ruangan terlalu panas OR 2,19 (95%CI 1,63 - 2,93), ruang pengap OR 2,32 (95%CI 1,57-3,41), bau menyengat OR 2,01 (95%CI 1,42-2,85), ruang berdebu OR 1,87 (95%CI 1,41-2,48) dan ruang berasap OR 2,40 (95%CI 1,77-3,25).

Occupational Accident and Injury on Industrial Workers in Jakarta Pulo Gadung Industrial Estate. Occupational accidents are stil high. There were 17 workers death each workday. Human factor is main caused risk factor of occupational accident. The objective of study to determine type of accidents and injuries related with accident at workplace in Pulogadung Industrial Estare. The study was operational research with cross sectional design. The study conducted 950 industrial workers at seven companies in 2006. Respondents were industrial workers who were worked in Jakarta Pulogadung industrial estate. Data collected based on interview with questionnaire and analyzed with statistic analysis. Result showed that industrial workers have ever been accident at workplace 29.9% with injury on hinge-hip-upper leg (40.2%), head (24,8%) and hand ankle (14.3%). Type of injuries were excoriasi (37.2%), superficial (29.6%) and an eyes injury (14.8%). Occupational accident often occurence on steel industry (11.2%) with an eyes injury (10%), spare part industry (8.2%) with pierced (6.1%) andi garment industries (3.7%) with pierced (43.1%). Occupational aacident correlated with male workers OR 3.25 (95% CI 2.29-4.62), moderate level of activity OR 2.08 (95% CI 1.48-2.92), distres OR 1.36 (95% CI 1.03-1.80), painful OR 1.50 (95%CI 1.13-1.98), and using safety tools OR 1.50 (95% CI 1.13-1.98). Physical condition correlated with occupational accident such as noisy OR 2.24 (95% CI 1.66-3.03), heat OR 2.19 (95%CI 1.63-2.93), close OR 2.32 (95%CI 1.57-3.41), extreme scent OR 2.01 (95%CI 1.42-2.85), dusty OR 1.87 (95%CI 1.41-2.48) and smoky OR 2.40 (95%CI 1.77-3.25)."
Depok: Balitbangkes Departemen Kesehatan RI, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erick Giearchie Muhammad
"Sebagian besar kegiatan kerja dalam logistik adalah pendistribusian barang atau bahan produksi dengan menggunakan kendaraan berupa truk yang berhubungan dengan keselamatan transportasi jalan raya. Penelitian ini memberikan gambaran analisis kecelakaan transportasi truk berdasarkan data KNKT tahun 2021–2022 dengan menggunakan desain penelitian analisis deskriptif dan mengadaptasi metode analisis kecelakaan Human Factors Analysis and Classification System (HFACS). Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam pengumpulan data, yaitu berupa laporan investigasi kecelakaan transportasi truk berdasarkan data KNKT tahun 2021–2022. Hasil penelitian ini diketahui bahwa yang memiliki jumlah kejadian terbanyak atau lubang terbesar, yaitu dalam kegagalan aktif adalah skill-based errors, sedangkan dalam kondisi laten adalah resource management, technological environment, dan inadequate supervision.

Most work activities in logistics are the distribution of goods or production materials using vehicles in the form of trucks related to road transportation safety. This study provides an overview of the analysis of truck transportation accidents based on KNKT data for 2021–2022 using a descriptive analysis research design and adapting the Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) accident analysis method. This study uses secondary data in data collection, namely in the form of truck transportation accidents investigation reports based on KNKT data for 2021–2022. The results of this study show that those with the highest number of incidents or the largest holes, namely in active failure are skill-based errors, while in latent conditions are resource management, technological environment, and inadequate supervision."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Sukmaningtias
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26497
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Khairunnisa
"Tingginya angka kecelakaan sepeda motor yang terjadi di kalangan pengendara remaja, khususnya pelajar SMA di Kota Bekasi menjadi suatu masalah yang cukup serius dan harus segera ditangani. Kecelakaan yang terjadi sering disebabkan oleh perilaku yang tidak aman dalam berkendara. Untuk mengubah perilaku tersebut dapat dilakukan dengan mengubah persepsi pelajar SMA terhadap risiko kecelakaan sepeda motor. Oleh sebab itu, penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi risiko terhadap kecelakaan sepeda motor dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi risiko tersebut pada pelajar SMA.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa secara umum persepsi risiko terhadap kecelakaan sepeda motor pada pelajar SMA sudah baik. Persepsi baik tersebut dapat terbentuk karena pelajar SMA secara sukarela menerima risiko kecelakaan, memiliki pengetahuan yang baik terhadap risiko kecelakaan, menilai risiko kecelakaan sebagai risiko yang berdampak langsung, memiliki ketakutan terhadap risiko kecelakaan, menilai efek risiko parah, merasa mampu mengendalikan risiko kecelakaan, dan menilai kecelakaan sebagai risiko yang belum bisa ditolerir keberadaannya (baru).

The high number of motorcycle accidents that occur among adolescents riders, especially high school students in the city of Bekasi, become a serious problem and must be addressed. The accidents which frequently occur due to unsafe behavior in driving motorcycle. These behaviors can be changed by changing the perception of senior high school student due to motorcycle accidents. Therefore, the descriptive research on quantitative research methods aims described the risk perception of a motorcycle accidents and the factors which influence the formation of the risk perception in high school students.
The research result shows that the general perception of the risk due to a motorcycle accidents on high school students has been well. Well-perception could be formed because of the high voluntary from the high school students, well-knowledge from the risk of accidents, assessed the impact of the accidents which happened directly, has a high dread of the risk from the accidents, assessed that the effect of the severe accident is high, able to manage the risk of the accidents, and assessed the risk of the accidents can not be tolerated existently.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S65720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>