Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agnes Sri Poerbasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara keterlibatan pemerintah federal Amerika dalam sistem hubungan industrial yang terwujud dalam The Sherman Anti Trust Act dengan tingkah laku politik AFL untuk melakukan amandemen terhadapnya.
Pentingnya penelitian ini menyangkut konsep pembatasan kekuasaan negara dalam sistem hubungan industrial yang bercorak liberal-voluntaris. Sistem kekuasan politik menurut model ini ditempatkan di luar sistem hubungan industrial, sehingga sangat menarik untuk mengkaji tingkah laku politik AFL ketika menghadapi kekuasan pemerintah federal yang berada dalam sistem hubungan industrial melalui undang-undang yang digunakan untuk mengatur pemogokan tersebut.
Craig (dalam Poole, 1981:31) yang menggunakan pendekatan sistem dalam membahas proses-proses dalam hubungan industrial menyebutkan bahwa faktor-faktor dalam sistem politik yang berpengaruh adalah:
- Tindakan legislatif
- Tindakan eksekutif
Sedang dari sistem hukum adalah:
- Statutory law (dibuat oleh lembaga legislatif) ?
- Common law (dibuat oleh lembag penngadilan)
- Administrative law.
Selanjutnya dimensi tingkah laku politik serikat pekerja difokuskan pada bentuk hubungan serikat pekerja dan partai yang dapat berupa:
- Serikat pekerja sebagai sekutu partai politik.
- Serikat pekerja sebgai partner partai politik.
- Serikat pekerja sebagai pengikut partai politik.
- Serikat pekerja sebagai pimpinan partai.
Pilihan terhadap salah satu bentuk hubungan tersebut merupakan cerminan dari fungsi, struktur, tindakan dan ideologi yang dimiliki oleh serikat pekerja.
Dari kedua pendekatan tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan: "Seberapa jauh pengaruh sikap Kongres, Presiden dan Mahkamah Agung dalam masalah penerapan The Sherman Anti Trust Act terhadap intensitas hubungan AFL dan partai politik 1900-1920"
Pembahasan masalah tersebut dilakukan dengan meneliti sikap 3 lembaga pemerintah federal yaitu Kongres, Mahkamah Agung dan Kepresidenan selama tahun 1900-1920, yang dibagi menjadi 3 periode: 1. periode kepemimpinan Theodore Roosevelt {1990-1909); 2. periode kepemimpinan Howard Taft (1909-1913) dan 3. periode kepemimpinan Woodrow Wilson (1913-1920). Bentuk-bentuk sikap dan kebijaksanaan ketiga lembaga ini dalam hubungan industrial, khususnya dalam masalah pemberlakuan The Sherman Anti Trust Act merupakan indikator yang digunakan untuk meneliti perubahan tingkah laku poltik AFL.
Dari hasil penelitian menunjukkan ketika ketiga lembaga federal itu berada dalam posisi mendukung pengusaha dengan menolak untuk mengamandemen The Sherman Anti Trust Act yang merugikan gerakan serikat pekerja itu, maka terjadilah pergeseran sikap politik AFL dari non partisan menuju partisan Partai Demokrat.
Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan negara yang muncul dalam lembaga-lembaga yang menyelenggarakan fungsinya, sangat berpengaruh terhadap tingkah laku politik serikat pekerja dan disisi lain juga memperlihatkan bahwa partai politik merupakan saluran yang penting bagi serikat pekerja untuk mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T5978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellia Christia
"Masa remaja dapat dikarakteristikkan sebagai masa timbulnya tingkah laku beresiko, yaitu tingkah laku yang berpotensi untuk menimbulkan bahaya atau akibat yang fatal (Gullone et al, 2000). Resiko yang ditimbulkan oleh tingkah laku tersebut dapat bennacam-macam, misalnya gangguan keseliatan, fisik maupun psikologis, menurunnya nilai-nilai pelajaran di sekolah, dijauhi teman-teman, sampai yang paling parah adalah kematian. Berbagai resiko yang mengikuti suatu tingkah laku tersebut, tampaknya tidak mempengaruhi keterlibatan remaja dalam tingkah beresiko. Karena selain dari resiko negatif yang ada, hadir pula resiko positif yang seakan-akan menutupi resiko negatifnya, misalnya dapat diterima oleh kelompok, meningkatkan rasa percaya diri dan keinginan untuk memuaskan rasa ingin tahu. Oleh karena itulah dalam penelitian ini akan diteliti tentang hubungan antara persepsi terhadap resiko tingkah laku dengan keterlibatan remaja dalam tingkah laku beresiko. Selain itu akan diteliti pula perbedaan antara remaja putri dan putra dalam mempersepsikan resiko tingkah laku dan keterlibatan mereka dalam tingkah laku beresiko. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan 2 kuesioner yang mengukur persepsi terhadap resiko tingkah laku dan keterlibatan dalam tingkah laku beresiko. Teknik pengambilan sampel adalah purposeful sampling. Jumlah subyek 75 orang dengan rentang usia 16-18 tahun yang semuanya berasal dari bimbingan belajar BTA SMU 8 Jakarta. Setelah semua data didapat dilakukan uji homogenitas item dan dilanjutkan dengan uji hipotesa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap resiko tingkah laku dengan keterlibatan dalam tingkah laku beresiko secara umum dan pada remaja putri. Sedangkan pada remaja putra tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap resiko tingkah laku dengan keterlibatan dalam tingkah laku beresiko. Kemudian ada perbedaan yang signifikan antara remaja putra dan putri dalam keterlibatan pada tingkah laku beresiko dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara remaja putra dan putri dalam hal persepsi terhadap resiko tingkah laku. Selain itu, secara umum terdapat hubungan antara persepsi terhadap resiko tingkah laku dengan keterlibatan remaja dalam tingkah laku beresiko.
Dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap resiko dapat berhubungan dengan keterlibatan dalam tingkah laku beresiko pada remaja secara umum. Selain itu ada perbedaan antara remaja putra dan putri dalam hal keterlibatan pada tingkah laku beresiko. Disarankan pada orangtua untuk lebih memberikan informasi yang tepat tentang suatu tingkah laku, selain lebih banyak diberikan perhatian dan kasih sayang. Karena remaja yang dekat dengan keluarga, biasanya tidak memiliki keinginan yang besar untuk melakukan tingkah laku beresiko. Di samping itu lingkungan sekolah juga diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat kepada para remaja dalam bentuk penyuluhan maupun secara ilmiah dalam kegiatan belajar di kelas. Sedangkan bagi para remaja sendiri, agar keinginan untuk mencoba hal-hal baru dapat tersalurkan, maka mengikuti kegiatan yang positif, misalnya kegiatan ekstra kurikuler , olahraga atau organisasi remaja, merupakan salah satu cara penyalurannya. Akan tetapi hasil ini hanya spesifik pada sampel penelitian ini saja dan untuk dapat memberi gambaran tentang tingkah laku beresiko pada remaja di Indonesia dibutuhkan sampel yang le'oih besar dan berasal dari daerah di luar Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S5468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Puspita Wardani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Kussusanti
"ABSTRAK
Karakteristik isi pesan dalam rubrik konsultasi psikologi diduga mempengaruhi perubahan pada para pengguna rubrik itu. Karakteristik isi pesan ini meliputi (1) kejelasan kesimpulan, (2) pemberian ancaman, (3) pelepasan ketegangan atau pemberian jalan keluar, (4) kejelasan kata dan kalimat, (5) penggunaan teori dan prinsip, serta (6) pemberian dukungan. Dari sinilah peneliti tertarik melakukan studi mengenai hubungan rubrik itu terhadap pengetahuan, sikap dan tingkah laku penggunanya serta menghubungkannya dengan karakteristik isi pesan dalam rubrik itu. Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini ialah analisa kualitatif ditunjang dengan analisa kuantitatif. Dalam penelitan eksplanatif ini digunakan metode penelitian survai (penelitian lapangan) serta metode analisa isi untuk mengukur karakteristik isi pesan dalam rubrik itu. Sampel survei yang diambil dalam penelitian ini adalah para pengguna rubrik konsultasi psikologi di NOVA Wanita Indonesia yang berdomisili di DKI Jakarta sekitarnya, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Solo, dan dan yakni sebanyak 25 orang. Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku para pengguna rubrik konsultasi psikologi di NOVA dan Wanita Indonesia kecil sekali. Karakteristik isi pesan dalam rubrik itu juga terbukti tidak berhubungan dengan perubahan itu. Berdasarkan kecenderungan ini, ditarik kesimpulan bahwa rubrik konsultasi psikologi di NOVA dan Wanita Indonesia mengakibatkan efek penguatan (reinforcement) dan bukan efek perubahan (conversion). Hal ini disebabkan karena tiga faktor, yaitu (1) selective e>:posuref selective perception, selective retention, (2) kelompok dan norma kelompok, serta (3) sifat media massa. Penelitian ini juga menemukan bahwa ada efek bumerang dari pesan dalam rubrik konsultasi psikologi terhadap para penggunanya."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Abidin
"Kajian tentang tingkah laku manusia dari dulu hingga sekarang bahkan mungkin di masa yang akan datang tetap menarik. Para ahli filsafat, psikologi dan ilmu-ilmu sosial
terus mendiskusikan apakah manusia pada dasarnya belsifat prososial atau anti sosial, lebih bersifat egoistik atau altruistik, serta cenderung ben-Tuhan (beragama) atau ateis.
Stereotipe masyarakat Indonesia adalah prososial, suka menolong, gemar bergotong royong, ramah dan agamis. Bangsa Indonesia meletakkan keTuhamm sebagai sila pertama pada dasar negara, tempat ibadah hampir di semua tempat telah dibangun pengajian keagamaan cukup marak tetapi bagaimana dengan kehidupan sosialnya ?
Akhi:-akhir ini di beberapa bagian masyarakat Indonesia tidak hanya menunjukkan tingkat kesetiakawanan sosial yang menurun, tetapi sesama anggota masyarakat saling
menyakiti bahkan saling membunuh. Apakah ini dikarenakan religiusitas atau keberagamaan masyarakat Indonesia telah menurun ? Make yang menjadi permasalahan utama penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang positif antara religiusitas dengan tingkahlaku prososial ?
Tingkah laku prososial sebagai tingkah laku yang menguntungkan atau
mensejahterakan orang/pihak lain diduga dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor eksogen Salah satu faktor endogen atau yang ada dalam manusia adalah religiusitas.
Religiusitas terdiri dari lima dimensi, yakni; dimensi ideologi, num, ekspenensin,konsekuensial dan intelektual. Adapun yang termasuk faktor eksogen adalah keluarga,sekolah dan masyrakat sekitar atau daerah dimana bertempat tinggal. Hipotesis
mayor penelitian ini adalah ada hubugan yang positif dan bermakna antara religiusitas dengan tingkah laku prososial pada mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang.
Vadabel prediktor penelitian ini adalah religiusitas dengan 5 dimensinya, adapun variabel kriteriumnya adalah tingkah laku prososial, serta yariabel moderatornya adalah
religiusitas keluarga, inteusitas pendidikan agama asal sekolah (SMU), asal daerah dan jenis kelamin. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang
yang bemsia 18-21 tahun dan beragama Islam, dengan teknik pencuplikan: stratified
random sampling. Enstrumcn yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala religimsitas dan skala tingkah laku prososial yang disusun oleh peneliti. Adapun teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi multivariat.
Prosedur pengumpulan data penelitian ini dimulai dengan mencntumkan subjek penelitian dengan cara undian bertingkat. Bertingkat dan undian fakultas, undian jurusan, dan undian untuk mata kuliah yang diikuti mahasiswa. Dari undian dihasilkan total
subjek 99 orang dan setelah diseleksi ternyata hanya 88 orang yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian ini. Setelah subjek mengisi sejumlahh aitem skala, diberi skor,
ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 7.5. Hasilnya ternyata hanya variabel religiusitas (total), dimensi eksperiensial dan dimensi konsekuensial yang
berkorelasi posilif socara signifikan dengan tingkah laku prosossial, sedangkan variabel dimensi ideologi, ritual dan intelektual serta keluarga, asal sekolah, asal daerah dan jenis
kelamin koreasinya tidak signifikan.
Kesimpulan penelitian ini adalah: ada korelasi yang positif dan signifikan antara re1igiusi!as(total), dimensi eksperiensial dan dimensi konsekuensial dengan tingkah laku
prososiai pada mahasiswa Univeritas Diponegoro Semarang Sedangkau untuk dimensi ideologi, ritual dau intelektual serta religiusitas keluarga, asal sekolah, asal daerah dan
jenis ke1amin` tidak signifikan korelasinya Terbuktinya hipotesis utama penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Turmudhi (1991) dan Suhartanto (1994). Saran untuk berbagai pihak yang terkait dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama,
kiranya perlu meninjau kembali mated dan metode khususnya yang berkaitan dengan keimanan, ibadah ritual dan pengetahuan agama. Untuk para peneliti lanjutan, instrumen
penelitian ini masih perlu disempurnakan dan jika ingin lebih komprehensif, perlu dipertimbangkan jika pendekatan penelitiannya digabungkan dengan pendekatan kualitatif
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Abdul Haris, 1918-2000
Jakarta: Karya Unipress, 1983
923.559 8 NAS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hicks, Herbert G.
Jakarta: Bina Aksara, 1987
658.402 HIC o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vania G.Wibisono
"ABSTRAK
Untuk menyimpulkan suatu tingkah laku yang dilakukan oleh aktor sebagai
tingkah laku menjilat, perceiver akan memperhatikan karakteristik situasi tertentu
yang membantu perceiver dalam mengidentifikasi seorang penjilat. Berdasarkan
basil penelitian Vonk (1998), karakteristik situasi tersebut mengacu pada tingkah
laku aktor yang menyenangkan to'hadap atasan sedangkan dengan bawahan
ringkah lakiuiya benibah menjadi tidak menyenangkan. Perceiver yang melihat
karakteristik situasi tersebut dapat langsung menyimpulkan bahwa aktor adalah
seorang penjilat dan tidak disukai.
Penelitian ini dilakukan dengan mereplikasi dan memodifikasi penelitian Vonk
diatas. Modifikasi dilakukan dengan merubah karakteristik partisipan penelitian
dari mahasiswa menjadi kaiyawan perusahaan dengan jabatan manajer. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empirik dari observasi seharihari
bahwa dalam lingkungan kerja di Indonesia, seseorang yang bertingkah laku
menyenangkan terhadap atasan tetapi tidak menyenan^an dengan bawahan
(situasi slime) akan dinilai oleh perceiver sebagai seorang penjilat dan tidak
disukai.
Pengambilan data dilakukan dengan mevariasikan variabel bebas, yaitu
karakteristik situasi (tingkah laku aktor terhad^ hierarki status kekuasaan target
totentu) menjadi 5 kelompok situasi poielitian {slime, nonslime, positif dan
negatif), yang ingin dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat yaitu penilaian
perceiver terhadap sang aktor. Penilaian ini terdiri dari penilaian rasa suka
terhadap aktor dan penilaian trait aktor menjilat.
Uji signifikansi dilakukan dengan metode one-way ANOVA dan Duncan's
Multiple Comparison. Dari hasil perhitungan tersebut, hipotesis adanya penilaian
rasa suka yang rendah dalam situasi slime tidak didukung data, sedangkan
hipotesis adanya penilaian trait menjilat yang tinggi dari aktor pada situasi slime
didukung data.
Kesimpulannya, seseorang dapat dikatakan sebagai penjilat apabila ia melakukan
tingkah laku menyenangkan terhadap atasan dan tidak menyenangkan terhadap
bawahan, serta penjilat ini cendenmg tidak disukai. Kemudian disarankan untuk
memperluas ruang lingkup penelitian pada daerah-daerah di Indonesia dengan
budaya yang berbeda-beda."
2001
S2894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malau, Christoffel
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S6092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>