Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172551 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Bambang Setiawan
"ABSTRAK
Penelitian mengenai budaya perusahaan (corporate culture) umumnya dapat dilakukan dengan fokus yang bervariasi, demikian pula mengenai obyek penelitiannya. Telaah dalam kajian ini menekankan pada pemahaman atas suatu realitas organisasi yang dipandang sebagai suatu sistem tertutup yang tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya, yang menurut teori organisasi dikenal dengan apa yang dinamakan pendekatan Neo-Klasik, di dalam kondisi kinerja perusahaan "sangat sehat" dilihat dari sisi kekuatan nilai-nilai budaya, iklim organisasi dan kepuasan kerja pegawai sebagaimana dikatakan oleh Kotter & Hesket bahwa variabel panting yang mempengaruhi kemajuan dan produktivitas
perusahaan bukan pada faktor manajemen, fungsi-fungsi penyelesaian tugas atau struktur organisasi, tetapi adalah pada aspek kultural.
Penelitian budaya perusahaan ini dilakukan pada suatu organisasi pemerintah non departemen yaitu di Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta, suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah nauangan Departemen Pekerjaan Umum yang baru terbentuk pada tahun 1990, namun selama lima tahun terakhir ini kinerjanya dinyatakan berpredikat sehat dan sangat sehat dengan kualifikasi wajar tanpa syarat (ss - wtp).
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dan kajian dilakukan secara kuantitatif Sedangkan cara pengumpulan data yang dilakukan terutama melalui kuesioner terhadap sampel yang ditarik secara stratifikasi (stratified random sampling) proporsional. Untuk melengkapi data perusahaan dan memperdalam analisa dilakukan pula wawancara (interview) terhadap beberapa informan kunci (key informans) yang berhubungan dengan masalah yang ditelaah.
Proses analisa dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis multivariat yang meliputi antara lain : (a) analisis deskriptif, (b) analisis faktor, dan (c) analisis path, yang kesemuanya dilakukan dengan menggunakan program SPSS PC for MS WINDOWS Release 6. 0
Temuan penelitian yang paling utama adalah terujinya suatu model kausal yang menggambarkan adanya suatu hubungan empiris antara nilai-nilai budaya yang ditetapkan oleh perusahaan dengan iklim organisasi dan kepuasan kerja pegawai. Dalam kasus Perum Jasa Tirta terbukti bahwa iklim organisasi di Perum Jasa Tirta memegang peranan yang sangat penting karena berfungsi sebagai variabel perantara secara absolut. Artinya nilai-nilai budaya yang ditetapkan oleh perusahaan tidak mempengaruhi secara langsung kepada tingkat kepuasan kerja pegawai yang diyakini sebagai penyebab dari tercapainya kinerja "tinggi" perusahaan; akan tetapi ditranformasikan terlebih dahulu kepada variabel-variabel dalam iklim organisasi dan selanjutnya dari variabel iklim organisasi inilah terjadi pengaruh secara timbal balik dengan-kepuasan kerja pegawai.
Untuk dapat mempertahankan kondisi seperti ini, penulis menyarankan agar ditingkatkan lebih besar lagi pemahaman karyawan akan nilai-nilai budaya perusahaan, ditingkatkan lagi keterbukaan antara atasan dengan atasan dan antara atasan dengan bawahan dan memberikan lebih banyak dukungan kepada bawahan serta pemberian pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada para karyawan untuk dapat mengambil keputusan dilingkup pekerjaannya. "
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sutardi
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pelatihan dan budaya organisasi terhadap pengembangan karir. Pengembangan karir merupakan salah satu indikator yang efektif dalam upaya pengembangan sumber daya manusia dan merupakan faktor yang perlu dikaji, mengingat pengembangan karir berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan kinerja organisasi. Secara konseptual bahwa pengembangan karir itu dipengaruhi oleh faktor kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan pegawai yang dapat dikembangkan melalui pelatihan. Disamping itu, budaya organisasi juga merupakan variabel yang perlu mendapat pertimbangan khusus dalam pengembangan karir.
Penelitian ini menggunakan 160 responden yang mewakili secara proporsional di setiap Unit Organisasi di Departemen Tenaga Kerja Pusat. Sedangkan pengumpulan data untuk masing-masing variabel dilakukan melalui survey dengan menggunakan kuesioner tertutup demi menjaga kerahasiaan dan keterbukaan pendapat bagi responden. Untuk menganalisis data dalam menjawab penelitian digunakan teknik korelasi dan dan regresi berganda.Hasii analisis korelasi ( r ) digunakan untuk menjawab hubungan antara variabel X dan variabel Y. Sedangkan R2 ( koefisien determination) digunakan untuk menjelaskan kontribusi variabel pelatihan dan variabel budaya organisasi terhadap pengembangan karir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pelatihan mempunyai korelasi (r = 0,180 ; P, 0,05 ) dengan pengembangan karir. Berdasarkan analisis regresi stepwise, kontribusi variabel pelatihan sebesar 3,2 % dengan signifikansi (F= 0,023) terhadap pengembangan karir. Sedangkan variabel budaya organisasi mempunyai korelasi ( r = 0,178 ; P = 0,05 ) dengan pengembangan karir, dan hasil analisis regresi stepwise menunjukkan kontribusi variabel budaya organisasi sebesar 5,8 % dengan signifikansi (F=0,040) terhadap pengembangan karir.
Adapun hubungan karakteristik individu dengan pengembangan karir yaitu dari hasil analisis regresi terlihat bahwa dengan masuknya karakteristik individu kedalam persamaan regresi telah mengakibatkan kenaikan pada nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi, artinya karakteristik individu responden memberikan peningkatan hubungan dan pengaruh terhadap pengembangan karir pegawai. Jadi secara indivual komponen karakteristik individu responden yang paling signifikan didalam meningkatkan persepsi pegawai terhadap program pengembangan. karir adalah : golongan atau kepangkatan. Sedangkan pengalaman kerja,pendidikan, usia tidak cukup signifikan didalam meningkatkan persepsi pegawai terhadap pengembangan karir."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Shiddiq
"Loyalitas karyawan dibutuhkan untuk keberlangsungan dari perusahaan. secara sosiologis, loyalitas karyawan dapat dilihat melalui tingkat budaya organisasi dan tingkat kepuasan kerja. Skripsi ini bertujuan untuk melihat pengaruh tingkat budaya organisasi dan tingkat kepuasan kerja terhadap tingkat loyalitas karyawan. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif dengan teknik survey. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT Antam (Persero) Tbk. dengan teknik penarikan sampel stratified random sampling yang melihat pada setiap direktorat yang ada di dalam Kantor Pusat Antam. Peneliti menggunakan stratified random sampling dikarenakan setiap direktorat memiliki bentuk kerja yang berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu, penelitian ini juga dilengkapi wawancara mendalam kepada 3 orang informan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara tingkat budaya organisasi dan tingkat kepuasan kerja terhadap tingkat loyalitas karyawan. Tingkat kepuasan kerja memiliki hubungan paling kuat terhadap tingkat loyalitas karyawan. Dalam tingkat kepuasan kerja, dimensi kepuasan intrinsik memiliki hubungan paling kuat dalam mempengaruhi tingkat loyalitas karyawan.

Employee loyalty is needed for sustainability of the firm. Sociologically, we can see the effect of organization culture and job satisfaction on employee loyalty. The purpose of this study is to explain the effect of organization culture and job satisfaction on employee loyalty. This study uses quantitative method based on survey on each directorat in Antam Head Office with stratified random sampling technique because of each directorat has a different work conditions. This study also uses indepth interview with 3 informants. The results of this study is, there is a positve effect between organization culture and job satisfaction on employee loyalty. Job satisfaction has a higher effect on employee loyalty. Intrinsic satisfaction has a higher effect from the dimension of job satisfaction on employee loyalty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eros Rostiaty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya organisasi pemerintahan yang sedang berkembang (reatfzed culture) dan membandingkannya dengan budaya organisasi yang sengaja ditanamkan oleh top tevet management (intended cutture) untuk melihat adakah gap diantara keduanya, melihat adakah perbedaan persepsi antara pemimpin (deliberate) dengan bawahan (emergent), serie pengaruhnya pada kinerja organasasi. Penelitian ini bersifat deskriptif-komparatif, menggunakan metode sun/ei dengan studi kasus pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DK! Jakarta.
Sampel yang digunakan sebanyak 176 responden terdiri dari 31 pemimpin dan 145 bawahan yang diambil secara simple random sampling dan disproportional stratifed random. Pengumpulan data mengenai persepsi pemimpin (deliberate) dan bawahan (emergent) menggunakan metode ?Q- Short? dengan alat bantu berupa kartu Organizafional Culture Profile (OCP), sedangkan untuk mengetahui intended culture diperoleh dari sejumlah dokumen di Dinas Perindustrian dan Perdagangen.
Hasil penelitian menunjukkan adanya 8 (delapan) faktor utama dalam budaya organisasi pemerintahan yang' sedang berkembang. Persepsi baik antara pemimpin dengan bawahan, antara pemimpin dengan pemimpin, dan antara bawahan dengan bawahan terhadap kedelapan faktor' utama tersebut Iebih banyak menunjukkan adanya perbedaan. Sementara itu antara realized culture dengan intended culture juga terdapat jurang pemisah. Dari 8 faktor utama, hanya 2 faktor yang sesuai dengan intended culture, yaitu : faktor 1 (stabiilitas) berkorelasi dengan kejeiasanlkepastian, dan faktor 3 (otonomi) berkorelasi dengan keadilan.
Berbagai perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja, kurangnya sosialisasi tentang unsur-unsur pelayanan prima, adanya usaha dari karyawan untuk belajar dan mengembangkan sesuatu yang baru baik untuk kepentingan organisasi maupun pribadi, serta kurangnya pengawasan dari atasan. Budaya organisasi yang masih Iemah ini pada gilirannya menjadi penghambat bagi organisasi dalam meningkatkan kinerjanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T6091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Anastasia Eveline
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis hubungan budaya perusahaan dengan kinerja perusahaan dengan menggunakan model survey budaya organisasi Denison. Studi dilakukan pada dua perusahaan asuransi kerugian. Penelitian juga menguji perbedaan budaya organisasi (variabel dan indikator variabel), kinerja organisasi antara sample PT. ABC dengan PT. XYZ.
Populasi pada penelitian ini adalah karyawan kantor pusat PT. ABC dan PT. XYZ mulai dari posisi manajer sampai dengan posisi staf berjumlah 270. Sampel responden sebanyak 69 orang (dengan acuan Cartwright, 10-30% dari jumlah populasi) yang diambil dengan cara purposive sampling sehingga semua strata terwakili.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sosio-demografi sebanyak 9 butir pertanyaan. Bagian kedua, pertanyaan yang berkaitan dengan budaya perusahaan berjumlah 60 butir dan pertanyaan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan berjumlah 7 pertanyaan.
Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 10.0. Untuk menguji perbedaan budaya organisasi (variabel dan indikator variabel), kinerja organisasi antara sample PT. ABC dengan PT. XYZ digunakan uji beda/test (Sig. 2 tailed), sedangkan untuk menguji hubungan antara budaya perusahaan dengan kinerja perusahaan digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
Hasil uji t-test terhadap budaya involvement, budaya consistency, budaya adaptability dan budaya mission antara karyawan PT. ABC dan karyawan PT. XYZ ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan team orientation dan capability development yang menguatkan budaya involvement antara karyawan PT. ABC dan karyawan PT. XYZ ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan core value, agreement dan coordination & integration yang menguatkan budaya consistency ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan creating change, costumer focus dan organization learning yang menguatkan budaya adaptability ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan strategic direction & intent, goals & objectives dan vision yang menguatkan budaya mission ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji t-test terhadap praktek manajemen empowerment yang menguatkan budaya involvement ditemukan terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil uji t-test terhadap persepsi kinerja perusahaan yaitu sales growth, market share, profitability, inovation, job satisfaction dan overall performance antara karyawan PT. ABC dan karyawan PT. XYZ ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan terhadap persepsi kinerja product and service quality ditemukan perbedaan yang signifikan.
Hasil uji korelasi menunjukkan, budaya involvement berkorelasi dengan kepuasan kerja dengan nilai koefisien korelasi r= 0.295. Budaya consistency berkorelasi dengan pertumbuhan penjualan dengan r= 0.249. Budaya adaptability berkorelasi dengan keuntungan, kualitas pelayanan dan produk, kepuasan kerja dengan r= 0.244 untuk hubungannya dengan keuntungan, r= 0.285 untuk hubungannya dengan kualitas pelayanan dan produk dan r= 0.346 untuk hubungannya dengan kepuasan kerja. Budaya mission berkorelasi dengan kepuasan kerja, kualitas pelayanan dan produk dengan .r= 0.399 untuk hubungannya dengan kepuasan kerja dan r= 0.336 untuk hubungannya dengan kualitas pelayanan dan produk.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa team orientation, creating change, organization learning, strategic direction & intent, goals & objective dan vission berkorelasi dengan kepuasan kerja, praktek manajemen yang menguatkan nilai utama/core value berkorelasi dengan sales growth dan market share dan praktek manajemen yang berfokus pada coordination & integration, creating change, organization learning, strategic direction & intent, goals & objective dan vision berkorelasi dengan kualitas layanan dan produk.
Budaya adaptability dan mission merupakan prediktor yang baik untuk effektivitas dan kinerja pada konteks karyawan di PT. ABC dan PT. XYZ khususnya dan di industri asuransi kerugian umumnya. Penguatan kedua budaya melalui management practices nya dapat diaplikasikan sebagai strategi budaya dalam industri ini. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa budaya involvement, adaptability, consistency dan mission berkorelasi dengan ukuran-ukuran kinerja organisasi diterima, sehingga hasil penelitian ini menerima Ho dan menolak Ht"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Juliawati
"Usaha dalam bidang pos di Indonesia yang semula bersifat monopoli, dalam perkembangannya, bergerak ke arah kompetisi. Perubahan pola peraturan dan kebijaksanaan telah meminimasi hambatan bagi aktivitas kompetitif.
Munculnya beberapa pesaing dibidang yang sama telah memberi 'pilihan' bagi pelanggan; karenanya 'kekuasaan' (power) berada di tangan mereka.
Dengan demikian, ditengah perubahan yang begitu cepat dalam cara sama suatu pekerjaan dilaksanakan, diperlukan pengadopsian keahlian baru dan peningkatan kapabilitas melalui program pengembangan sumber daya manusia serta penciptaan iklim yang kondusif bagi semua tingkatan pegawai.
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran atas sosialisasi budaya dalam konteks upaya pengembangan sumber daya manusia di PT. Pos Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara, yang dinyatakan sebagai antisipasi terhadap perubahan dimana tuntutan yang disebabkan oleh perubahan status badan hukum menjadi persero dan iklim kompetisi menjadi semakin tinggi.
Analisis dilakukan pada aspek budaya berupa nilai-nilai yang diarahkan pada penciptaan perilaku yang dikehendaki oleh strategi pengembangan sumber daya manusia. Karena itu budaya disoroti dengan penekanan pada dimensi perilaku dari budaya yang diciptakan oleh manajemen perusahaan sebagai upaya penciptaan iklim kondusif, terutama bagi pengembangan sumber daya manusia yang menjadi strategi utama perusahaan dalam pencapaian tujuan.
Diketahui bahwa secara umum, perubahan status telah menggeser gaya manajemen yang merupakan pencerminan dari budaya yang cenderung termasuk pada tipe birokratik ke arah partisipatif.
Upaya sosialisasi nilai-nilai budaya PT. Pos Indonesia yang diharapkan dapat menjadi ciri-ciri dan kebiasaan hidup insan pos membawa perubahan suasana, meskipun belum dikatakan efektif.
Perbandingan kondisi budaya pada masa sebelum perubahan status dari perum menjadi persero dengan budaya yang hidup saat ini, menurut persepsi karyawan, menunjukkan adanya perubahan kearah positif. Meskipun prinsip kehati-hatian yang dicerminkan oleh tingkat toleransi resiko dan toleransi konflik yang rendah serta banyaknya sistem dan prosedur yang menjadi pedoman perilaku yang harus dipatuhi menjadi ciri yang belum berubah.
Unsur-unsur iklim yang diperlukan bagi keberhasilan pengembangan sumber daya manusia dengan demikian belum sepenuhnya dianut."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1996
T3390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Afdiyanti
"Nowadays, organizations have faces a lot of problems. The successful organization which is able to manage its human resources with balance and innovation. One of the strategies to survive is developing human resource function and managing culture organization. Chevron is the world's largest private producer of geothermal energy, generating more than 630 megawatts of clean, reliable and affordable energy in Indonesia now. Chevron Geothermal manages two geothermal projects in Indonesia ? Darajat and Salak, both on the island of Java. The Darajat project supplies geothermal steam, which generates 259 megawatts of electricity. Chevron Geothermal Indonesia realizes to be more productive, Chevron needs strong culture organizations. Chevron has The Chevron Way that explains who we are, what we do, what we believe and what we plan to accomplish. It establishes a common understanding not only for those of us who work here, but for all who interact with us. The objective of organizational culture is to aligning employee?s perception and behavior to achieve the company mission. Organizational culture and organizational character are make organization different from other. Based on the purpose of this research, the theory that used is corporate culture that the researcher from Stephen P. Robbins. Research question is about how employee?s perception Corporate Culture at Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. This research using quantitative approaches that has 1 variable, descriptive characteristic and catagorizad as cross sectional research. Collecting data technique was done by survey and bibliography research. Technique in taking sample is total sampling; those overall employees of Division Facilities Engineering are 30 respondents. Analysis in this research was done by using frequency distribution table, which a part of unvariate analysis and it made based on data that come within questioner. The result show that employee?s have positive perception toward corporate culture on Chevron Geothermal Indonesia, Ltd Division Facilities Engineering Jakarta. The corporate culture is quite good with strong culture. The management should be improved so that the employee can work optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Chyntia Selvi Anggraeni
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat analisis penerapan melalui sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai budaya organisasi Fly Hi di Garuda Indonesia. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses sosialisasi dan internalisasai Nilai Budaya Fly Hi di Garuda Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk mendapatkan semua data dan informasi, peneliti menggunakan wawancara mendalam kepada beberapa narasumber, observasi lapangan dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sosialisasi dan internalisasi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia telah berhasil, hal ini dapat dilihat dari pemahaman para pegawai yang sangat baik mengenai nilai-nilai budaya organisasi Fly Hi dan penerapan nilai-nilai budaya organisasi Fly Hi didalam setiap pekerjaan.

ABSTRACT
This Research aims to look the implementation of socialization and internalization of Fly Hi, Organization Culture of Garuda Indonesia. The question of this research is how the process of socialization & internalization of Fly Hi can be done in Garuda Indonesia. In this research, the researcher use qualitative approach and descriptive research. To get all the data and information, researcher use deep interview on multiple sources, field observation and librarial study. Reseaercher interviewed several sources. Based on the research result, show that socialization & internalization of Fly Hi in Garuda Indonesia has been successful, it can be seen from good understanding from employee regarding value of organization culture and implementation value of organization culture in their jobs."
2015
S59465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>