Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Hasti Hasmira
"Penelitian komunikasi organisasi dari sudut pandang budaya mencakup lebih daripada penelaahan pertukaran resmi pegawai antara orang-orang yang terpilih yang memiliki status. Mengetahui budaya organisasi berarti mengetahui di lingkungan mana organisasi itu berada, di mana lingkungan tersebut mempengaruhinya sehingga menjadi ciri organisasi itu. Keadaan lingkungan suatu organisasi bisa dipahami melalui analisis terhadap segmen-segmennya, yaitu bagian-bagian dari lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku maupun performansi organisasi. Yang tidak kalah pentingnya adalah masyarakat sebagai lingkungan sosial yang potensial berhubungan atau berinteraksi dengan organisasi yang bersangkutan.
Propinsi Sumatera Barat, yang dikenal dengan Minangkabau, mempunyai tatanan kehidupan masyarakat yang berlandaskan falsafah "Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabuillah, Syarak mangato, adat mamakai". Budaya Minangkabau, dilihat dari aspek kepemimpinan tigo tungku sajarangan sebagai budaya daerah memiliki pengaruh terhadap pemerintah daerah dilihat dari dimensi pengambilan keputusan dalam melaksanakan otonomi daerah. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh Kepemimpinan Tigo Tungku Sajarangan sebagai salah satu aspek budaya lokal daerah dalam pengambilan keputusan sebagai dimensi yang diamati dalam organisasi pemerintahan dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi budaya organisasi dari Piti sithi Amnuai dan Edgar H. Schein digunakan sebagai referensi utama. Sedangkan untuk melihat hubungan antara budaya macro dengan budaya micro, Penulis menggunakan teori dari Charles Hampden-Turner. Untuk melihat budaya masyarakat secara umum, Penulis menggunakan defenisi dari Kroeber dan Kluckhohn. Untuk melihat budaya Minangkabau, penulis menggunakan beberapa literatur tentang budaya asli Minangkabau. Sedangkan untuk melihat konsep otonomi daerah, Penulis menggunakan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif. Obyek penelitian dalam studi ini adalah Pemda Kabupaten Solok, dengan narasumber para pimpinan di Pemerintah Daerah Kabupaten Solok. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan (observasi), wawancara mendalam (depth interview) dan penelaahan dokumen, hasil survei dan data apapun yang dapat menguraikan suatu kasus secara rinci.
Teknik analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis kualitatif yaitu teknik yang mendasarkan pada data kualitatif. Kualitatif analisis data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi, serta menyingkatkan data sehingga mudah dibaca.
Dari hasil penelitian di dapat bahwa secara umum, budaya lokal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan di Pemerintah Daerah Kabupaten Solok. Lebih khususnya, terhadap badan eksekutif daerah ini tidak terpengaruh oleh budaya daerah, karena pengaruh pemerintahan sentralistik dan partai politik. Tidak demikian halnya dengan badan legislatif, ada beberapa produk hukum yang dihasilkan yang diwarnai oleh budaya lokal yang berlaku."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mahmudah
"ABSTRAK
Kritik dari masyarakat yang menuntut terjadinya perubahan dalam kinerja birokrasi pemerintah.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang berdiri sejak tahun 2004 lalu, mulai
melakukan proses RB. Secara kelembagaan, Kemkominfo melalui sejarah yang panjang.
Berdasarkan sejarahnya tersebut, Kemkominfo telah melalui berbagai perubahan nama, visi dan
misi, serta tugas pokok dari berbagai kelembagaan yang mengawali berdirinya Kemkominfo, yang
disebabkan oleh pergantian kekuasaan mulai dari orde baru, awal reformasi, hingga kabinet
pemerintahan yang berkuasa saat ini. Hal tersebut memberikan pengaruh terhadap budaya
birokrasi yang dianut para pegawainya. Banyak perubahan yang harus dilakukan untuk merubah
tataran sistem budaya kerja, dan pola pikir para pegawainya sehingga dapat mendukung kebijakan
pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan publik menjadi semakin efektif dan
professional. Pelaksanaan RB yang disertai dengan pengawasan dan evaluasi, menjadi semakin
penting untuk dilaksanakan di lingkungan Kemkominfo. Selain itu perekrutan pegawai baru telah
dilakukan melalui sistem Computer Assisted Test (CAT) yang dilakukan secara online dan hasilnya
langsung dapat dilihat setelah test selesai dilakukan. Proses lelang untuk mengisi jabatan pimpinan
tinggi pratama juga dilakukan sebagai bentuk transparansi jenjang promosi jabatan. Kesejahteraan
untuk pegawai juga terus ditingkatkan dengan adanya peningkatan tunjangan kinerja serta wacana
untuk melakukan perubahan sistem penggajian pegawai. Pemahaman mengenai komunikasi
organisasi juga harus diperhatikan, sehingga peran masing-masing anggota organisasi dalam
jaringan komunikasi di dalam organisasi tersebut dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi. Sehingga tujuan dari Reformasi Birokrasi dapat dicapai bersama-sama oleh seluruh
anggota organisasi."
Jakarta : BPSDMP Kominfo , 2018
384 KOMAS 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Harmaningsih
"Penelitian tentang persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi ini menggunakan 2 latar belakang pengaruh yang diambil dari Krech dan Crutchfield yaitu faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional meliputi pengalaman. pengetahuan, dan hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor personal, sementara faktor struktural berasal dari lingkungan, antara lain network komunikasi. Keduanya saling berinteraksi dalam melakukan persepsi. Karena masing-masing individu memiliki latar belakang berbeda, maka persepsi tentang sesuatu obyek belum tentu sama. Dengan demikian persepsi bersifat individual, artinya dengan stimulus yang sama belum tentu semua orang memiliki persepsi yang sama pula.
Perbedaan persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi diduga terkait dengan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan network komunikasi. Hal ini diuji dengan menggunakan One way Anova. Namun sebelumnya komponen-komponen iklim komunikasi, yaitu kepercayaan, kejujuran, pembuatan keputusan bersama, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi diuji dengan teknik analisis faktor. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa:
Tidak ada perbedaan persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi yang disebabkan latar belakang pendidikan. Artinya karyawan dengan pendidikan rendah(SLTP), sedang (SLTA), dan tinggi (Sarjana) memiliki persepsi sama terhadap iklim komunikasi organisasi. Artinya hipotesis tentang adanya perbedaan persepsi karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi harus ditolak.
Tidak ada perbedaan persepsi pada karyawan terhadap iklim komunikasi yang disebabkan latar belakang jenis pekerjaan (grade). Dalam hal ini jenis pekerjaan (grade) memiliki dimensi masa kerja dan kelas jabatan. Karyawan dengan masa kerja pendek, sedang dan lama mempunyai persepsi sama terhadap iklim komunikasi organisasi. Demikian pula pegawai yang memiliki kelas jabatan tinggi, sedang, dan rendah persepsinya tidak berbeda terhadap iklim komunikasi. Karena itu hipotesis tentang adanya perbedaan persepsi pada karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi harus ditolak.
Ada perbedaan persepsi pada karyawan terhadap iklim komunikasi organisasi yang disebabkan keterlibatannya dalam network komunikasi. Karyawan yang keterlibatannya tinggi dan sedang memiliki persepsi yang sama tentang iklim komunikasi organisasi. Tetapi persepsi yang berbeda terjadi pada karyawan dengan keterlibatan yang rendah dan sedang. Artinya hipotesis tentang adanya perbedaan persepsi karyawan berdasarkan keterlibatannya dalam network komunikasi diterima.
Dari hasil penelitian dapat disarankan agar penelitian tentang persepsi iklim organisasi selain menggunakan kuesioner dilengkapi juga dengan indepth interview, dan observasi. selain itu penggunaan metode observasi partisipatif dan secara berkesinambungan akan memberikan hasil lebih baik dibandingkan menggunakan teknik one shot study.
Bagi institusi, pemahaman iklim komunikasi organisasi akan memberikan perluasan cakrawala tentang pentingnya komunikasi efektif, termasuk memperoleh gambaran mengenai aspek-aspek psikologis karyawan yang berguna untuk meningkatkan kinerja dan menentukan strategi perusahaan dalam pengembangan sumber daya manusia."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pace, R. Wayne
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998
658.45 Pac k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pace, R. Wayne
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998
658.45 Pac k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pace, R. Wayne
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998
658.45 Pac k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Tenripada
"[ABSTRAK
Penelitian ini mendiskripsikan peran nilai-nilai budaya multikultural dalam proses pembentukan budaya organisasi yang khas di lingkungan sekolah internasional, dan menjelaskan bahwa budaya organisasi dibentuk melalui beberapa elemen pembentuknya, yaitu gaya kepemimpinan, asimilasi budaya asing, hubungan antara karyawan lokal dan asing, dan juga melalui perbedaan budaya yang ada, termasuk perbedaan bahasa, etos kerja, kebiasaan, dan tradisi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui observasi berperan serta dan wawancara terhadap narasumber. Hasil dari penelitian menunjukkan (1) Nilai-nilai budaya masuk melalui berbagai strategi komunikasi yang diprakarsai oleh pemimpin organisasi, dan diadopsi oleh unit-unit organiasasi di bawahnya, serta dominasi peran nilai budaya Indonesia sebagai jembatan yang menghubungkan unit-unit organisasi yang berbeda budaya. (2) Pemimpin memainkan peran penting dalam membentuk budaya organisasi. (3) Budaya asing dan budaya Indonesia memiliki peran yang sama besar dan sama penting dalam membentuk budaya organisasi. (4) Ada hubungan timbal balik yang positif yang terjadi antar karyawan yang berbeda budaya di dalam organisasi, dan budaya organisasi yang ada di Jakarta Nanyang School merupakan budaya yang spesifik dan merupakan perpaduan antara budaya asing dan budaya Indonesia.

ABSTRACT
This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as.;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as;This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as, This study describes the contributions of multicultural values in the process of specific organization culture constructing in an international school, and describes that the organizational culture in Jakarta Nanyang School is constructed through some elements, such as leadership style, foreign culture assimilation, relationship between local and foreign employees, and through the culture differences, including language, work ethics, habits, and traditions. This study used a descriptive qualitative method through participant observation and in-depth interview with sources. The result of this study describes (1) Cultural values enter in through various communication strategies done by the organization leader, and followed by other organization units, and the domination contribution of Indonesian cultures as a bridge to connecting the organization units who has culture differences. (2) A leader of an organization has a massive contribution to build an organization culture. (3) Foreign culture and Indonesian local culture have the same contribution in constructing organizational culture. (4) There is a positive relationship between all employees who came from different cultures, and the organization culture in Jakarta Nanyang School is collaboration between foreign culture and Indonesian culture through various as]"
2015
T44585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Jiwanto
Yogyakarta: Pusat Pengembangan Manajemen FE Unika Atma Jaya dan ANDI, 1985
658.45 GUN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pace, R. Wayne
Bandung: Remaja Rosdakarya , 1993
658.1 PAC k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Damayanti
"Komunikasi dalam organisasi mengambil peranan panting dalam mewujudkan terlaksananya fungsi-fungsi organisasi. Persepsi anggota organisasi menyangkut proses komunikasi dalam organisasi, hubungan antara atasan bawahan dan sebaliknya, hubungan antara sesama karyawan, perilaku dalam organisasi, serta keyakinan dan kepercayaan yang tinggi terhadap organisasi, menggambarkan iklim komunikasi organisasi yang bersangkutan. Iklim komunikasi organisasi yang positif dapat mendorong tercapainya tujuan organisasi. Oleh sebab itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana iklim komunikasi organisasi berkembang pada masa transisi, serta bagaimana peranan iklim komunikasi dalam organisasi dan peranan pimpinan dalam menciptakan iklim komunikasi organisasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kontsruktivisme, sementara metode penelitian adalah studi kasus dengan disain penelitian single case-multilevel analysis. Pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara mendalam dan dokumen organisasi. Narasumber sebagai informan yang dipilih secara sengaja telah memperkaya data yang diperoleh. Kerangka konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan komunikasi organisasi diantaranya aliran komunikasi dalam organisasi, manajemen, yang berhubungan dengan kepuasan, kecukupan informasi dan komitmen terhadap tujuan pencapaian organisasi, kepemimpinan dan sebagainya.
Dari penelitian diperoleh gambaran bahwa pada masa transisi ini para karyawan dihadapkan dengan situasi yang ambigu akibat ekuivokalitas komunikasi, ketidakpastian juga dirasakan karena gaya kepemimpinan yang diterapkan dalarn organisasi. Pemahaman yang kurang mendalam terhadap visi, misi dan budaya organisasi tergambar melalui perilaku karyawan yang cenderung bersikap apatis, masa bodoh dan selalu harus dituntun oleh atasan. Meski demikian sikap optimisme karyawan tetap ada karena keyakinan pemerintah tidak akan melikuidasi NRI. Tetapi sikap optimisrne raja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan tindakan dan perilaku yang mendukung sikap tersebut.
Penelitian juga menunjukkan bahwa perubahan status organisasi dari perusahaan jawatan menjadi perusahaan persero belum mampu mengubah pola kerja dan Pola pikir karyawan dengan segera. Masih dibutuhkan waktu panjang untuk mengubah pola pikir dan pola kerja yang sudah puluhan tahun tertanam dalam watak karyawan TVRI. Harus ada niat yang sungguhsungguh dari pimpinan dan pemerintah selaku pemegang saham terbesar dalam TVRI, untuk membawa TVRI mejadi satu lembaga penyiaran professional di tanah air."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>