Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kolibonso, Susana Triana
"Penentuan hubungan maksila mandibula dalam arah sagital secara sefalometrik, dengan beberapa metoda pengukuran sering memberikan hasil yang berbeda. Penggunaan bidang referensi S-N dan Bidang oklusal adalah yang sering digunakan. Akan tetapi bidang oklusal (Wits) dan titik N (Nasion) dinyatakan merupakan titik yang tidak stabil. Bidang palatal dikatakan dapat digunakan untuk menentukan hubungan maksila mandibula dalam arah sagital, dan oleh beberapa peneliti dinyatakan bidang yang relatif stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengerahui apakah penilaian hubungan maksila mandibula dengan menggunakan referensi bidang SN dan oklusal memberikan hasil yang sama dan sesuai dengan bidang palatal. Sehingga bidang palatal dapat digunakan sebagai referensi alternatif.
Penelitian ini berdasarkan analisa sefalometrik sudut ANB, dan nilai Wits yang dilakukan pada pasien yang datang di klinik Pasca Sarjana FKG UI. Kriteria sampel adalah pasien dengan nilai sudur ANB dan Wits menunjukkan maloklusi klas I dan belum pernah perawatan orthodonti. pada distribusi normal akan terlihat berapa besar dari keseluruhan sampel yang juga menunjukkan maloklusi klas I.
Hasil penelitian menunjukkan ada sebanyak 32 sampel dari 35 sampel (91,4 %) rnenunjukkan adanya kesesuaian pengukuran antara App-Bpp terhadap ANB dan Wits. Hasil ini menunjukkan bahwa bidang palatal memberikan hasil yang konsisten, sehingga kemungkinan dapar digunakan sebagai alternatif dalam menentukan hubungan maksila mandibula dalam arah sagital."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Deep bite merupakan maloklusi kedua terbanyak terjadi setelah crowding. Penelitian mengenai dampak deep bite terhadap jaringan periodontal masih jarang dilakukan. Tujuan penelitian: Mengetahui pengaruh deep bite terhadap status periodontal pada gigi anterior maksila dan mandibula. Metode: penelitian analitik potong lintang menggunakan data sekunder berupa rekam medik pasien Klinik Periodonsia RSKGM FKG UI dengan kasus deep bite dan normal bite masing-masing 50 data. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna (p < 0,05) rerata kedalaman poket, kehilangan perlekatan, resesi gingiva antara normal bite dengan deep bite (uji Mann Whitney). Kesimpulan: terdapat pengaruh deep bite terhadap status periodontal gigi anterior maksila dan mandibula, Deep bite is the second most frequent malocclusion occurs. Research on the effects of deep bite to the periodontal status are still rare. Objective: Knowing the influence of deep bite to the periodontal status on maxillary and mandibular anterior teeth. Methods: A cross-sectional analytical study using medical records of patients in Peridontal Clinic with deep bite and normal bite each 50 data. Result: There were significant differences the average pocket depth, attachment loss, gingival recession (p<0,05) between normal bite and deep bite (Mann Whitney). Conclusions: there is influence of deep bite on periodontal status of maxillary and mandibular anterior teeth]"
[, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Pramana Putra Lolo Allo
"Latar Belakang: Rinosinusitis kronis diasosiasikan dengan abnormalitas variasi anatomi pada kompleks ostiomeatal, salah satunya variasi proseus unsinatus. Pola perlekatan superior diketahui memiliki korelasi signifikan dengan sinusitis frontalis, namun belum terdapat laporan mengenai korelasi dengan kejadian sinusitis maksilaris. Tujuan: Menilai hubungan antara tipe perlekatan superior prosesus unsinatus dengan ada tidaknya konkha bullosa terhadap kejadian sinusitis kronis maksila. Metode: Sebanyak 262 pasien memenuhi kriteria penelitian studi kasus-kontrol yang telah dilakukan pemeriksaan HRCT scan kepala leher selama tahun 2020 hingga 2023. Analisis bivariat dilakukan pada faktor risiko kelompok usia dan faktor risiko gabungan tipe perlekatan superior dengan adanya konkha bullosa, disajikan dalam nilai Odds Ratio (OR) dengan Interval Kepercayaan (IK) 95%. Hasil: Kelompok usia 31-60 tahun pada kedua kelompok mempunyai nilai OR sebesar 2,11 (1,16-3,81 IK 95%; p <0,05) dan kelompok usia 61-82 tahun pada kedua kelompok mempunyai nilai OR 2,82 (1,20-6,61 IK 95%; p <0,05) dibandingkan kelompok usia 18-30 tahun. Perlekatan superior prosesus unsinatus tipe II dengan konkha bullosa mempunyai nilai OR 2,58 (1,28-5,20 IK 95%; p <0,05) dan tanpa konkha bullosa mempunyai nilai OR 2,53 (1,66-3,87 IK 95%; p <0,05). Kesimpulan: Terdapat peningkatan risiko terjadinya sinusitis kronis maksila pada perlekatan superior tipe II dibandingkan dengan perlekatan tipe I.

Background: Chronic rhinosinusitis is associated with anatomical variations in the ostiomeatal complex, including uncinate process variations. The superior attachment pattern is known to have a significant correlation with frontal sinusitis, but there have been no reports on its correlation with the occurrence of maxillary sinusitis. Objective: To evaluate the relationship between the superior attachment of the uncinate process and the presence or absence of concha bullosa in the occurrence of chronic maxillary sinusitis. Method: A total of 262 patients met the criteria for a case-control research study, undergoing head and neck HRCT scans from 2020 to 2023. Bivariate analysis was conducted on age group risk factors and the combined risk factors of superior attachment type with the presence of concha bullosa, presented as Odds Ratio (OR) with a 95% Confidence Interval (CI). Results: In both study groups, the OR of 31-60 year-old group was 2,11 (95% CI 1,16-3,81; p <0,05), and the OR of 61-82 year-old group was 2,82 (95% CI 1,20-6,61; p <0,05) compared to the 18-30 year-old group. Superior attachment of uncinate process type II with concha bullosa had an OR of 2,58 (95% CI 1,28-5,20; p <0,05), and without concha bullosa, the OR was 2,53 (95% CI 1,66-3,87; p <0,05). Conclusion: There is an increased risk of chronic maxillary sinusitis in superior attachment type II compared to attachment type I.

Keywords: superior attachment of uncinate process, concha bullosa, chronic maxillary sinusitis"

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nur`aini Ihsan
Jakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
657 ATB 12:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhri Akbar
"Makalah ini secara kritis mengevaluasi pilihan-pilihan strategis untuk Mid-Day Squares mengenai ekspansi ke pasar internasional versus pengembangan produk di Kanada. Analisis komprehensif kami menunjukkan bahwa memasuki pasar Australia memberikan peluang yang lebih menguntungkan karena efisiensi biaya dan keahlian perusahaan dalam ekspansi internasional. Lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi pasar Australia menawarkan lingkungan yang menguntungkan, mengurangi potensi pengeluaran distribusi dan pemasaran. Selain itu, strategi ekspor diputuskan sebagai cara masuk terbaik, memfasilitasi masuknya pasar secara cepat tanpa memerlukan investasi produksi baru. Dengan memanfaatkan produk-produk terkini melalui kemitraan distributor, Mid-Day Squares dapat secara efektif mengejar pertumbuhan di Australia, selaras dengan tujuan strategis perusahaan. Rekomendasi ini menyoroti nilai strategis memasuki pasar internasional sebagai jalan menuju pengembangan bisnis.
This paper critically evaluates strategic options for Mid-Day Squares regarding expansion into international markets versus product development within Canada. Our comprehensive analysis indicates that entering the Australian market presents a more favourable opportunity due to its cost-efficiency and the company's existing expertise in international expansion. The Australian market's political, economic, social, and technological landscape offers an advantageous environment, reducing potential distribution and marketing expenditures. Additionally, an export strategy was decided as the best entry mode, facilitating rapid market entry without the need for new production investments. By utilising current products through distributor partnerships, Mid-Day Squares can effectively pursue growth in Australia, aligning with the company's strategic goals. This recommendation highlights the strategic value of international market entry as a pathway to business development."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Auliyya
"ABSTRACT
Buah mengkudu (Morinda citrifolia L) memiliki kandungan ursolic acid dan 3,3’-bisdemethylpinoresinol yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya kerutan pada kulit. Masker wajah hidrogel merupakan alternatif produk perawatan kulit untuk mengatasi kerutan. Ekstrak etanol buah mengkudu 0,1% diformulasikan menjadi produk masker wajah hidrogel dengan menggunakan basis natrium alginat 4% dan xanthan gum 0,5%. Masker wajah hidrogel dievaluasi stabilitas secara fisik melalui pengamatan organoleptis, pengujian konsistensi, daya mengembang, dan kekuatan peregangan. Hasil evaluasi menunjukkan masker wajah hidrogel memiliki kemampuan menahan air yang baik, kekuatan peregangan 35,6524 ± 0,8842 kgf/cm2, elongasi 272,00 ± 4,47%, dan tidak mengalami perubahan organoleptis selama 12 minggu penyimpanan. Pada penelitian ini dihasilkan masker wajah hidrogel yang mengandung ekstrak buah mengkudu dengan karakteristik yang baik dan stabil secara fisik dalam penyimpanan sehingga dapat digunakan sebagai produk perawatan kulit nutrakosmesetika.

ABSTRACT
Noni (Morinda citrifolia L) fruit contains ursolic acid dan 3,3’ bisdemethylpinoresinol has function as an anti-wrinkle agent. Hydrogel face mask is an alternative for skin care product. In this study, 0.1 % ethanol extract of noni fruit was formulated with concentration of 4% sodium alginate and 0.5% xanthan gum to form hydrogel face mask. Physical stability of hydrogel face mask evaluated by organoleptic observation, consistency, swelling index, and mechanical strength. The results showed that hydrogel face mask has good water holding capacity, tensile strength of 35.6524 ± 0.8842 kgf/cm2, elongation rate of 272.00 ± 4.47%, and stable in colour and odour for 12 weeks. This study revealed that hydrogel face mask which contains ethanol extract of noni fruit has good physical characteristic and stability, and thus good enough to be used as nutracosmeceutical product."
2014
S56581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Class lll skeletal anomaly is one of the most difficult malocclusions to correct in orthodontics. Orthodontist usually involved chincup appliances to restrain mandibular growth, camouflage techniques
to advances maxillary insicors and retract mandibular incisors or waiting until growth ceased to pursue orthognathic surgery. Many studies found that most of Class lll malocclusions were characterized by maxillary retrognathism. ln the late 1960s, the Delaire mask was popularized to protract the maxilla. The development of maxillary protraction with facemask and palatal expansion have provided a predictable and effective approach lo managing treatment that was once considered difficult. Although no significant difference was found between early or late treatment group, the effect of improvement in facial aesthetics on psychosocial development resulted in a significant advantage for early treatmentnt. However, the effects of face mask therapy should be evaluated over the long term in order to determine the relaps tendency."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khumaira Puspasari
"Perkembangan teknologi, khususnya teknologi swa layan, telah memberi dampak yang besar pada dunia pemasaran jasa, khususnya jasa perbankan. Dalam dunia perbankan, teknologi digunakan untuk menyarnpaikan layanan mereka kepada pelanggan. Pengaplikasian teknologi-teknologi tersebut dapat sangat membantu perusahaan, tetapi juga dapat menjadi boomerang bagi mereka. Karena konsumen secara bersamaan mempunyai pandangan yang baik maupun tidak baik tentang produk dan jasa yang berbasiskan teknologi. Beberapa individual mau mengadopsi teknologi sementara yang lain tidak, sehingga panting untuk melihat dasar terbentuknya sikap dan niat pelanggan untuk menggunakan teknologi swa layan, seperti sms banking.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah melihat dasar pembentukan sikap pelanggan terhadap teknologi swa layan sms banking yang diharapkan akan mengarah pada pembentukan niat mereka untuk menggunakannya, melalui evaluasi atas komponen ekspektasi nilai pelanggan terhadap teknologi tersebut dan adanya efek moderasi yang ditimbulkan oleh karakteristik personalitas mereka dan persepsi mereka terhadap faktor situasional yang mereka alami. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dabholkar dan Bagozzi (2002), dengan model Attitudinal Model of Technology Based Self Service (TBSS): Moderating Effects of Consumers Trait and Situational Factors. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap nasabah bank terbentuk, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya serta untuk melihat pengaruhnya pada pembentukan niat nasabah untuk menggunakan teknologi tersebut.
Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai niat penggunaan sms banking pads nasabah Bank Mandiri, dengan jumlah responden 140 sesuai dengan batas minimum yang dikemukakan Hair et al. (1998) untuk pengolahan dengan metode regresi menggunakan SPSS 13.0. Jumlah responden didapatkan dari penyebaran kuesioner pada Bank Mandiri pusat Jl. Gatot Soebroto, Bank Mandiri cabang Cawang serta ATM Mandiri di kampus Psikologi U1.
Hasil pengolahan data menggunakan analisis faktor menunjukkan bahwa semua indikator pengukuran dapat mewakili variabel laten dari penelitian. Sedangkan basil pengujian hipotesis yang diusulkan menggunakan analisis regresi dengan metode GLM memperlihatkan bahwa sikap nasabah terhadap sms banking didapatkan dari komponen evaluasi ekspektasi nilai terhadap teknologi tersebut dengan membandingkan terhadap bentuk pelayanan lainnya. Komponen yang berpengaruh terhadap pembentukan sikap tersebut adalah kemudahan penggunaan (ease of use) dan kinerja (performance) terhadap teknologi tersebut. Sedangkan karakteristik personalitas nasabah yang dapat memoderasi hubungan di atas adalah rasa percaya diri yang dimiliki nasabah dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan karyawan penyedia jasa. Faktor situasi juga dapat mempengaruhi hubungan antara komponen ekspektasi nilai berupa kemudahan penggunaan dari sms banking dengan sikap yang terbentuk. Dan sejalan dengan penelitian Dabholkar (1994) bahwa sikap positif yang terbentuk terhadap suatu objek akan mengantarkan pada niat seseorang untuk menggunakan objek tersebut. Kunci dari penelitian ini adalah bahwa dengan semakin berperannya teknologi dalam suatu pelayanan dan mahalnya biaya yang diperlukan, maka perusahaan hares membangun sikap positif nasabah terhadap teknologi tersebut dan memilih target yang benar dan perlakkan yang sesuai untuk setiap target.

During the past decade, the growth in service delivery options based on technology has been remarkable. Much of technology-delivery service was initiated and carried out by consumer and involves no direct or indirect contact with representatives of service provider. Despite lots of benefits to the companies in offering service-delivery based on technology, they can also act as a boomerang for the companies. Customers have both positive and negative views on product or service based on technology. Some individuals want to adopt self-service technology (SST), while some others do not want. Therefore it is important to understand the processes underlying consumer attitude and how consumers make choices, because it is important in describing and predicting consumer behavior to use self-service technology.
This research investigates the core attitudinal model that is the processes underlying consumer attitude about SST, in sms banking case, and investigates how attitude can influences consumer intention to use that technology. The accelerating growth in SST today is also giving rise to questions about the acceptance of such forms of service delivery by all kind of consumers and under different situational context. This research also investigates the moderating effects of consumer traits and situational factors on the relationship within a core attitudinal model about SST. This research based on Attitudinal Model of Technology Based Self Service (TBSS): Moderating Effects of Consumers Traits and Situational Factors from Dabholkar and Bagozzi (2002).
This is a case study at Bank Mandiri. Total respondents were 140, which were gathered from Bank Mandiri Gatot Subroto Office, Cawang Office, and from Bank Mandiri's ATM in UL Data was analysed using regression with general linier method (GLM) with applicable for software package SPSS 13, 0,
The measurement results using factor analysis show that all of the measurement indicators can represent all of the latent variables in this research. The hypotheses test were conducted by estimating the hypothesized model found that consumer attitude about sms banking are affected by consumer's expectancy value components of sms banking by comparing with another service delivery. The components that influenced the consumer attitude include the ease of use and the performance of sms banking. Personality traits which moderate the relationships between consumer's expectancy value component and consumer attitude about sms banking are self efficacy and the need for interaction with service employee. The respondents perceived that situational factors can also moderate the relationship between consumer's expectancy value component and consumer attitude about sms banking. Finally, consumer's positive attitude about sms banking can affect the consumer's intention to use that technology.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Azwar
"ABSTRAK
Dalam tesis ini Penulis akan menunjukkan bahwa Puritanisme berintikan nilai-nilai kebebasan individu dan nilai-nilai itu melahirkan pola-pola kehidupan yang mementingkan kehidupan dari individu-individu (Domestik) dan juga mementingkan kehidupan bersama yang harmonis (Publik). Nilai-nilai kebebasan individu yang melahirkan kehidupan bersama tersebut diwujudkan ke dalam ideologi Manifest Destiny merupakan dasar integrasi Texas ke dalam wilayah Amerika. Kemudian dalam tesis ini Penulis juga akan menunjukkan bahwa integrasi Texas ke dalam Amerika adalah langkah Amerika untuk menjadi negara kuat guna menjamin terlaksananya hak-hak individu seperti kebebasan, kemerdekaan, persamaan dan demokrasi dalam kehidupan pribadi individu dan dalam kehidupan bersama yang harmonis.
Dalam tesis ini penulis akan memperlihatkan bahwa Puritanisme membentuk nilai- nilai budaya Amerika. Nilai-nilai budaya Amerika merupakan pola bertindak (reference. of action) dari orang-orang Amerika baik dalam kehidupan pribadi individu-individu maupun dalam kehidupan bersama. Salah satu wujud dari kehidupan bersama orang - orang Amerika adalah kehidupan bernegara. Maka nilai-nilai Puritanisme memberikan pedoman dalam membuat kebijaksanaan - kebijaksanaan dalam memecahkan masalah-masalah kenegaraan. Hal ini dapat dilihat antara lain dalam kasus integrasi Texas ke dalam Amerika.
Boyd dan Worcester (1973:16-17) menyatakan kebudayaan adalah semua pola-pola berfikir dan pola-pola bertindak dari sekelompok manusia seperti bagaimana mengorganisasikan kehidupan keluarga, metode penyediaan makan dan tempat tinggal, bahasa, pemerintahan, moral, agama dan mengexpresikan seni. Kebudayaan bukan benda materi tapi adalah merupakan elemen-elemen abstrak seperti ide-ide, kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, sikap-sikap serta polapola tingkah laku. Kebudayaan berada dalam pemikiran pada setiap individu sebagai pendukung kebudayaan dalam masyarakat. Hal yang hampir sama dikatakan oleh Suparlan (1988:2) yang mengatakan kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah perangkatperangkat model - model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan oleh para pendukungnya/pelaku untuk menginterpretasi, atau memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda budaya) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Karena itu kebudayaan adalah cetak biru atau blueprint atau pedoman menyeluruh dari kehidupan manusia.


Berdasarkan pengertian kebudayaan seperti di atas, maka kehidupan pribadi individu dan kehidupan bersama yang berwujud negara adalah perwujudan dari nilai-nilai kebudayaan?"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ficky Utomo
"Penelitian ini membahas mengenai Kegagalan Upaya Pemekaran Daerah di Indonesia (Studi Kasus Gerakan Presidium Pembentukan Provinsi Cirebon Dalam Upaya Pemekaran Provinsi Cirebon Periode Tahun 2000-2018). Penelitian ini menggunakan Teori Gerakan Sosial, Teori Political opportunity structure, Teori Resources mobilization theory, dan Teori Collective Action Frames di dalam membedah persoalan penelitian yang diajukan perihal apa penyebab gerakan pemekaran Provinsi Cirebon ini mengalami kegagalan. Dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan studi pustaka dan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam. Peneliti beragumen bahwa gerakan pemekaran Provinsi Cirebon ini memenuhi semua prasyarat untuk diakui sebagai sebuah gerakan sosio-politik. Peneliti juga berargumen bahwa di dalam kesempatan struktur politik, organisasi Presidium Pembentukan Provinsi Cirebon (P3C) mengalami keadaan yang disebut sebagai kurvalinier dalam hubungannya dengan struktur politik dan kemunculan gerakan sosial. Peneliti juga berargumen bahwa terjadi instabilitas jejaring elit di dalam pengupayaan pemekaran Provinsi Cirebon ini. Karena disatu sisi gerakan ini disupport oleh beberapa pihak elit, namun di sisi yang lain beberapa elit dilain pihak menolak atau membiarkan gerakan ini dalam situasi yang tidak jelas, dan elit yang membantu pun tidak terlalu signifikan membantu. Dan di dalam pengupayaan pemekaran Provinsi Cirebon, peneliti berargumen bahwa para aktivis penggerak tidak mengalami represi dari negara. Sedangkan di dalam upaya memobilisasi sumberdaya, organisasi P3C dan para elit keraton Cirebon terhalang oleh kondisi finansial yang tidak cukup namun di dalam pengelolaan organisasinya berjalan dengan cukup baik dan tidak menjadi halangan. Dan terkahir, dari sisi framing, peneliti berargumen bahwa aktivitas agitasi dan framing di dalam organisasi ini dapat berjalan dengan baik, baik itu dengan media seminar, demonstrasi, maupun lewat berbagai terbitan tulisan di media.

This study discusses the Failure of Regional Expansion Efforts in Indonesia (Case Study of the Presidium Movement for the Establishment of the Province of Cirebon in the Efforts to Expand Cirebon Province for the Period of 2000-2018). This research uses Social Movement Theory, Political Opportunity Structure Theory, Resource Mobilization Theory Theory, and Collective Action Frames Theory in dissecting the research problems raised regarding what causes the Cirebon Province regional divergence movement to fail. By using a qualitative method that is by library research and collecting data through in-depth interviews. The researcher argues that the Cirebon Province regional divergence movement fulfills all the prerequisites to be recognized as a socio-political movement. The researcher also argues that on the occasion of political structure, the organization of the Presidium for the Establishment of the Province of Cirebon (P3C) experienced a condition called curvalinier in relation to political structure and the emergence of social movements. Researchers also argue that there is instability in elite networks in the efforts to expand the Cirebon Province. Because on the one hand this movement is supported by some elite parties, but on the other hand some elites on the other hand reject or leave this movement in unclear situations, and the elite who help is not too significant to help. And in seeking the expansion of the Cirebon Province, researchers argued that activist activists did not experience repression from the state. Whereas in the effort to mobilize resources, the P3C organization and the elite of the Cirebon palace were hindered by inadequate financial conditions but in managing their organizations well and did not become a hindrance. And finally, in terms of framing, researchers have argued that agitation and framing activities within this organization can run well, be it through media seminars, demonstrations, or through various writing publications in the media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T55233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>