Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Darwis Hude
"Penelitian ini bermula dari pengamatan Penulis pada kalangan penghafal Al-Quran (huf az) yang mengalami kesulitan dalam menyambung urutan-urutan ayat Al-Quran di dalam peta mentalnya, terutama antara akhir ayat dengan awal ayat berikutnya dan antara ujung ayat di suatu halaman dengan ayat pada halaman berikutnya. Padahal menghafal Al-Quran adalah menyalin seluruh 6.236 ayat (lebih dari 600 halaman) ke dalam memori secara persis, dan dengan pengungkapan yang lancar serta persis pula. Ada dua variabel di antara sejumlah variabel yang diduga dapat menjawab kesulitan tersebut : penggunaan metode menghafal Pisah-Sambung dan pengaturan takrir (pengulangan hafalan).
Metode Pisah-Sambung atau dalam istilah Bahasa Arab "zwaqaf summa wasal" berbasis pada Metode Bagian (Part Method, Tariqatul juz'iyah) yang diharapkan sama kuatnya dengan Metode Global (Whole Method, Tariqatul Kulliyah). Sedangkan pengaturan takrir didasarkan pada teori H. Ebbinghaus tentang retensi dan lupa menurut perjalanan waktu. Tujuan penelitian adalah mencoba melihat penggunaan metode menghafal Pisah-Sambung dan pengaturan takrir terhadap kelancaran hafalan Al-Quran.
Subyek penelitian dipilih secara purpossive sampling dari mahasiswa Institut PT IQ Jakarta tahun pertama. Karakteristik sampel antara lain : IQ Rata-rata dan nilai bahasa Arab antara 60-70 pada nilai tes masuk Institut tersebut.. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu (quasi-experimental) dengan disain faktorial dua kali dua. Sedangkan untuk analisis data digunakan Analisis Varian Satu-Jalur (One-Way Anova). Uji kebermaknaan (signifikansi) melalui uji-t, uji-F, dan uji-Scheffe.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode menghafal Pisah-Sambung dan pengaturan takrir secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna pada α = 0,05 baik untuk waktu singkat (sekitar setengah hari sesudah perlakuan) maupun untuk waktu lama (seminggu kemudian). Sementara jika hanya menggunakan metode menghafal Pisah-Sambung saja tanpa pengaturan takrir temyata tidak menimbulkan pengaruh yang bermakna untuk waktu singkat, tapi bermakna untuk waktu yang larva. Sebaliknya, jika hanya ada pengaturan takrir tanpa metode menghafal Pisah-Sambung maka hasilnya bermakna untuk waktu singkat, namun tidak bermakna untuk waktu yang lama.
Kesimpulan, penggunaan metode menghafal Pisah-Sambung memperkuat hafalan subyek, sedangkan pengaturan takrir memperlancar hafalan subyek saat itu. Penggabungan keduanya memberi hasil lebih baik. Pengaturan rakrir dengan frekuensi lebih sering dilakukan segera setelah suatu materi dihafalkan. Saran, perlu ada studi lanjut tentang masalah ini dan seputar penghafalan Al-Quran dengan sampel yang lebih besar dan luas melalui true experimental research."
1996
T2291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sutoyo
"ABSTRAK
"Makin majunya cars-cars pelaksanaan konstruksi dewasa ini menyebabkan makin perlunya menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang baik di dalam mencapai sasaran-sasaran kegiatan pelaksanaan pekerjaan di suatu proyek.
Hal ini terutazr+a disebabkarn oleh waktu yang tersedia untuk mencapai hasil karya yang diminta mempengaruhi banyak hal, terutama biaya yang dipergunakan untuk penanaman modal pembangunan suatu proyek, sehingga orang rnulai menghargai waktu sebagai suatu dimensi yang sangat penting. Dengan demikian, maka basil produksi optimal dengan mute yang mememdii persyaratan teknis dalam waktu yang minimal merupakan suatu tuntutan yang wajar.
Biaya dan tenaga kei ja merupakan sumber days yang akan mengalami banyak peiubahan bila dilakukan percapatan waktu pelaksanaan proyek, untuk itu perlu mendapatkan perhatian yang optimal dan continue, agar tertaksananya pelaksanaan percepatan itu sendiri akan mcngltasilkan keuntungan, balk dari segi waktu maupun biaya.
Studi tentang Pengaruh Percepatan PeIaksanaan Proyek Terhadap Biaya dan Pengaturan Tenaga Ketja ini, disajikan supaya berbagai pihak dapat melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan percepatan, untuk dapat mengambil tindakan dan analisa yang tepat, guna mengambil keuntungan dari pelaksanaan percepatan tersebut.
Studi yang dipakai adalah dengan cars menganalisis setial) kegiatan yang terdapat dalaln diagram CPM, tenutama kegiatan-kegiatan yang melalui jalur kritis. Sumber-sumber daya yang digunakan sebelbm dilaksanakan percepatan dan setelah melakukannya harus dianalisis dengan lepat agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan dengan benar dan tidak ter adi pemborosan pemakaian sumber days, karena dengan pelaksanaan percepatan sumber-cumber daya tersebut akan meningkat kebutuliannya, sehubungan dengan bertambalinya kegiatan yang hares diselesaikan.
Dari hasiI studi yang dilaksanakan didapatkan hash bahwa waktu inempunyai zulai tersendiri dari seluruli anggaran proyek, sehingga percepatan waktu pelaksanaan proyek secara tepat dapat memberikan keuntungan tersendid, terutama keuntungan dalam lial waktu dan biaya.
Hal lain yang perlu diperha"",an adalah pada saat percepatan pengatvran tenaga kerja harus dilakukan dengan baik sehingga jumlali tenaga kerja yang meningkat akibat adanya percepatan, akan meghasilkan basil pekerjaan yang seimbanglmeningkat kuantitasnya dan dengan jumlah tenaga yang lebih banyak pula, harus diperhatikan faktor K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), sehingga pelaksanaan pekerjaan di proyek tersebut tidak akan terjadi hal-lial yang merugikan, contohnya: terjadinya kecelakaan di proyek, lingkungan kerja yang lidak sehat dan sebagainya.
Dari contoh Proyek Pembangunan Gedung Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dapat dilihat bahiva pengaruh yang timbul dengan adanya percepatan selama 4 bulan adalah terjadinya peningkatan biaya sebesar Rp. 142 J'uta pada saat dilaksanakannya percepatan. Tetapi nilai pengeluaran proyek secara keseluruhan bila dijuHali di akhir masa penyelesaian proyek itu sendiri, terdapat penghematan biaya, baik bagi pemilik proyek yaitu Rp. 5.438.000.000,- ataupun bagi kontraktor pelaksana yaitu Rp. 7.486.000.000,- Hal ini disebabkan karena bila tidak dilaksanakannya percepatan, maka proyek akan mundur selama 4 bulan, yang berarti dana yang kits tanamkan pada proyek tersebut akan rnembengkak sebagai akibat dari berjalannya fungsi waktu sebagai pengaruh dari berlakunya suku bunga bank yang ada."

"
2000
S35606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Hanesty
"Tugas kelancaran fonemik adalah salah satu tugas dari tes kelancaran verbal yang dapat digunakan untuk melihat mekanisme kognitif seseorang ketika mencoba mengelompokkan kata berdasarkan kriteria tertentu (clustering) dan melakukan perpindahan dari satu kelompok kata ke kelompok/kata baru lainnya (switching). Sejumlah faktor demografis dipercaya memiliki pengaruh terhadap performa dalam tugas kelancaran fonemik, diantaranya adalah jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Di Indonesia sendiri penggunaan tugas kelancaran fonemik masih sangat terbatas. Penelitian dari Hendrawan, Hatta dan Ohira (in press) menemukan bahwa huruf S, L, dan J adalah stimulus huruf yang paling sesuai digunakan dalam tugas kelancaran fonemik bagi mereka yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya. Namun, sejauh ini belum ditemukan penelitian terkait tugas kelancaran fonemik yang berusaha melihat mekanisme clustering dan switching pada partisipan berbahasa Indonesia. Selain itu, pengaruh dari jenis kelamin dan tingkat pendidikan pada performa tugas kelancaran fonemik juga belum jelas gambarannya pada partisipan berbahasa Indonesia. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh dari jenis kelamin dan tingkat pendidikan pada performa tugas kelancaran fonemik yang dilihat melalui clustering dan switching dengan stimulus yang sudah disesuaikan dengan bahasa Indonesia (S, L, dan J). Penelitian dilakukan terhadap 80 partisipan laki-laki dan 80 partisipan perempuan yang tinggal di Jabodetabek, sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia, dan pernah/sedang menjalani pendidikan di tingkat tinggi/menengah/dasar. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap clustering dan switching pada tugas kelancaran fonemik, sedangkan jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap clustering dan switching. Selain itu, hasil juga tidak menunjukkan adanya pengaruh interaksi yang signifikan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap clustering dan switching. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan adalah prediktor yang lebih baik dari jenis kelamin dalam clustering dan switching pada tugas kelancaran fonemik.

honemic fluency task is a part of verbal fluency test and known to have the ability to measure the underlying cognitive mechanism reflected by the way an individual subcategorizes the words he/she produces (clustering) and then how he/she shifts from one subcategory to the other subcategory/single word (switching). A number of demographic factors have been found to influence the performance of phonemic fluency task; two of them are sex differences and education. In Indonesia, the use of phonemic fluency task is still rarely applied. A study from Hendrawan, Hatta & Ohira (in press) has successfully discovered that S, L, and J are the representative stimuli of phonemic fluency for participants with Bahasa Indonesia as their native language. However, a study about underlying mechanism of clustering and switching on participants with Bahasa Indonesia is none to be found up until now. Furthermore, it is still unclear how sex differences and education affect the performance of phonemic fluency for Indonesian native speakers. This study aimed to seek the effects of sex differences and education on clustering and switching of phonemic fluency task conducted to participants with Bahasa Indonesia as the native language. A total of 80 males and 80 females in Jabodetabek, with different levels of education (high/medium/low) joined this study. Results showed that the level of education had a significant main effect toward clustering and switching in phonemic fluency task, while sex differences had no effect. Also, there is no interaction effect between sex differences and education toward clustering and switching. However, there was no main effect from sex differences toward clustering and switching in phonemic fluency task. In addition, the interaction effect between sex differences and education toward clustering and switching was also not found. In conclusion, results of this study indicated that education is a better predictor than sex differences in clustering and switching of phonemic fluency task.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudya Carolina
"Tugas kelancaran semantik merupakan salah satu tes neuropsikologis yang sedang dikembangkan di Indonesia. Sampai saat ini, belum ada penelitian di Indonesia yang dilakukan untuk menginvestigasi strategi kognitif yang dilakukan partisipan saat mengeluarkan performanya pada tugas kelancaran semantik, yaitu clustering dan switching. Sejumlah studi di beberapa negara menemukan bahwa terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan clustering dan switching pada tugas kelancaran semantik. Sementara itu, studi lain menemukan perbedaan clustering dan switching pada partisipan di tingkat pendidikan berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap clustering dan switching tersebut. Peneliti melakukan analisis clustering dan switching dari tugas kelancaran semantik terhadap 157 partisipan sehat yang berasal dari jenis kelamin dan tingkat pendidikan berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan merupakan satu-satunya variabel yang mempengaruhi clustering dan switching pada tugas kelancaran semantik. Sementara itu, tidak ditemukan adanya pengaruh jenis kelamin maupun pengaruh interaksi antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap clustering dan switching. Maka dari itu, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif, khususnya yang terlibat dalam clustering dan switching tersebut.

Semantic fluency task is one of the neuropsychological assessment that is being developed in Indonesia. To date, there was no previous research in Indonesia that had been conducted to investigate the clustering and switching strategies on semantic fluency task. A number of studies in some countries showed that there was a difference between men and women on clustering and switching in semantic fluency task. Meanwhile, another studies revealed that there were clustering and switching differences between participants from different level of educational background. The purpose of this study was to evaluate whether there was an effect of sex and level of education on clustering and switching. One hundred and fifty seven male and female participants who come from different educational level were analyzed on clustering and switching in semantic fluency task. The results suggested that educational level was the only factor which influenced clustering and switching scores. Besides, there was no effect on sex or interaction between sex and level of education on that scores. Therefore, it can be concluded that education is one of the factor influencing cognitive ability, especially in clustering and switching.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Widiastuti
"Bayi lahir cukup bulan memiliki naluri menyusu 20 - 30 menit setelah dilahirkan. Namun, fakta menunjukkan produksi dan ejeksi air susu ibu (ASI) yang sedikit di hari-hari pertama menyebabkan banyak ibu yang mengalami ketidakefektifan proses menyusui. Tidak terproduksinya ASI diakibatkan karena kurangnya rangsangan hormon prolaktin. Teknik marmet merupakan perpaduan memerah dan memijat payudara pada ibu nifas yang dapat merangsang hormon pada proses menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh teknik marmet dengan masase payudara pada ibu nifas tiga hari postpartum terhadap kelancaran ASI dan kenaikan berat badan bayi. Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental bentuk perbandingan kelompok statistik yang dilakukan di Puskesmas Grabag Kabupaten Magelang. Sampel yang digunakan adalah 40 responden postpartum pada September - November 2014. Uji statistik menggunakan uji Mann Whitney U. Teknik marmet dan masase payudara dalam memengaruhi kelancaran ASI secara statistik terdapat perbedaan (nilai p = 0,047). Sedangkan perbedaan dalam memengaruhi berat badan bayi diperoleh nilai p = 0,038 sehingga secara statistik tidak terdapat perbedaan. Pemberian perlakuan teknik marmet menyebabkan pengeluaran ASI lebih lancar, tetapi tidak terdapat perbedaan teknik marmet dengan masase payudara dalam memengaruhi kenaikan berat badan bayi.

Vigorous babies have suckling instinct for 20 - 30 minutes after born. However, the fact shows that low production and ejection of breastfeed in first days cause many mothers have ineffective breastfeeding problem. The lack of prolactin hormone stimulus affects breastfeed cannot be produced. Marmet technique is a combination of breast dairy and massage in puerperium mothers that can stimulate hormone during breastfeeding. This study aimed to compare effects of both marmet technique and breast massage in three-day postpartum mothers on the smoothness of breastfeeding and baby weight gain. This study used pre-experimental design with statistical group comparison conducted in Grabag Primary Health Care, Magelang District. The samples used were 40 postpartum mother respondents on September - November 2014. The statistical test used Mann Whitney U-Test. Marmet technique and breast massage affecting the smoothness of breastfeeding were statistically different (p value = 0.047). Meanwhile, the difference in affecting baby weight gain reached p value = 0.038, so statistically no difference found. The treatment of marmet technique affects breastfeeding smoother, yet no difference found between marmet technique and breast massage in affecting the baby weight gain."
2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zubaidi
"ABSTRAK
Masalah moralitas penting bagi pengembangan ilmu dan bagi masyarakat luas karena terkait dengan fungsi dan esensi kehidupan manusia Penelitian ini berusaha memberikan gambaran tentang perkembangan moral, khususnya untuk melihat pengaruh komponen interpersonal (pola asuh orangtua) dan komponen lntrapsikis (nurani dan kesadaran religius) terhadap pertimbangan moral dan tingkahlaku moral.
Menurut Rest (Kurtines & Gerwitz, 1984) ada empat komponen utama moralitas yang mendasari munculnya tingkahlaku moral yaitu (1)
sensitivitas seseorang dalam menafsirkan situasi tertentu (moral sensitivity), (2) penalaran seseorang dalam memperkirakan suatu tindakan moral (moral reasoning), (3) motivasi seseorang dalam menyeleksi penilaian tentang citra moral (moral motivation), (4) karakter seseorang berkenaan dengan kekuatan batin dan pengaturan diri untuk memutuskan suatu tindakan moral (moral character). Sensitivitas moral dan penalaran moral banyak terkait dengan komponen interpersonal, sedangkan motivasi moral dan karalrter moral erat kaitannya dengan komponen intrapsikis. Wilks (1995) menyatakan masing-masing komponen utama moral tersebut merupakan variabel yang bebas (independent), tidak harus keempat komponen itu menjalin kerjasama untuk menghasilkan suatu tindakan moral. Tingkahlaku moral boleh jadi muncul disebabkan karena berfungsinya salah satu kornponen moral tersebut.
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menguji model yang menyatakan bahwa terbentuknya pertimbangan moral dan tingkahlaku moral dipengaruhi oleh komponen interpersonal (pola asuh orangtua) dan komponen intrapsikis (nurani dan kesadaran religius).
Subjek penelitian adalah mahasiswa UPI YAI berjumlah 400 orang diambil dari Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, serta Fakultas Teknologi Industri. Data dijaring dengan mengggunakan instmmen pengumpul data, terdiri dari: (1) skala pola asuh orangtua, (2) skala nurani, (3) skala kesadaran religius, (4) The Defining Issues Test, dan (5) skala tingkahlaku moral.
Teknik analisis pengolahan data untuk menguji hipotesis (model penelitian) digunakan model persamaan struktural (structural equation models) biasa dikenal dengan sebutan LISREL (Linier Structural Relationshws) suatu perangkat lunak yang dikembangkan oleh Ioreskog dan Sorbom (1996).
Hasil pengujian yang dilakukan terhadap Model I sebagai initial model belum diperoleh model yang memuaskan, kemudian dilanjutkan dengan respesilikasi model, diperoleh Model II yang ternyata cooolc (fit) dengan data. Beberapa kesimpulan dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Model II seeara teoretis terbukti dapat dipandang sebagai model yang tergolong lcuat karena semua hubungan antar variabel dalam model tersebut bermakna. Hubungan struktural yang terbentuk pada Model II merupakan hubungan struktural yang mantap dan andal.
2. Variabel pola asuh orangtua terbukti secara langsung mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan nurani.
3. Variabel pola asuh orangtua terbulcti secara langsung mempunyai pengaruh yang signiflkan terhadap pembentukan kesadaran religius.
4. Variabel nurani terbukti secara signiflkan memberikan pengaruh langsung terhadap terbentulcnya tingkahlalcu moral.
5. Variabel kesadaran religius secara signifikan memberikan pengaruh langsung terhadap terbentuknya tingkahlaku moral.
6. Variabel pola asuh orangtua melalui variabel nurani dan kesadaran religius terbukti secara signifikan memberikan pengaruh pada terbentuknya tingkahlaku moral.
Beberapa saran dapat diajukan sebagai berikut: (1) Aspek-aspek nurani yang terdiri dari: kewaspadaan (vigilance) dan perasaan tidak nyaman karena telah melakukan tindakan yang tidak baik (affective discomfort) memberikan pengaruh yang sangat menonjol bagi munculnya tingkahlaku moral. Temuan ini dapat dijadikan dasar bagi penyusunan program pelatihan bidang pengembangan tingkahlaku moral. (2) Dimensi pengetahuan dan keyakinan agama terbukti memberikan dukungan yang rendah pada variabel laten kesadaran religius. Dalam pendidikan agama, sebaiknya dihindari pendekatan yang bersifat indolctrinasi, dan dikembangkan cara-cara yang dapat memberikan orientasi pengetahuan dan keyakinan agama secara kritis dan lugas, (3) Para orangtua dan pendidik perlu merujuk pada strategi pengasuhan yang lebih komprehensif, dengan memperhatikan aspek-aspek induksi (induction), authoritarian, dan democratic famiy: decisions making, (4) Instrumen penelitian pertimbangan moral The Dejfning Issues Test (DIT) belum cukup memadai digunakan untuk mengukur pertimbangan moral. Bagi peneliti yang tertarik dengan permasalahan pertimbangan moral ini perlu mempertimbangkan dan lebih berhati-hati dalam penggunaan DIT, perlu menyederhanakan proses administrasi, skoring, maupun interpretasi tes, (5) Penelitian ini berhasil membuktikan peran variabel nurani dan kesadaran religius bagi terbentuknya tingkahlaku moral. Peneliti lain diharap dapat memperluas Lingkup kajiannya dengan melibatkan variabel intrapsikis lainnya dan juga variabel budaya."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
D630
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angeliky Handajani Day
"Merebaknya isu mengenai hak asasi manusia berdampak pula pada bidang hukum pidana khususnya yang mengatur mengenai kenakalan anak (Juvenile Delinquency), yang menunjukkan adanya pergeseran penerapan kebijakan kriminalnya terutama pada sistem penjatuhan hukuman yaitu dari pemidanaan dengan tujuan penjeraan menjadi bentuk pembinaan dengan asas proporsionalitas sebagai penyeimbangnya. Hal ini dilakukan dengan mengingat karakteristik khusus yang dimiliki anak sehingga dengannya anak diharapkan dapat terayomi dan terlindungi. Namun dalam penerapannya terlihat adanya suatu ketimpangan dimana tidak adanya peraturan yang jelas dan tegas mengakibatkan tidak semua anak pelaku mendapatkan perlindungan yang sama, sebagaimana yang terjadi pada anak pelaku pengulangan tindak pidana yang jelas-jelas "dirugikan" haknya untuk mendapatkan perlindungan dari ketiadaan dan kekaburan aturan yang mengatur seputar perbuatannya tersebut. Kedaan ini menyebabkan anak secara tidak langsung tetap mendapatkan perlakuan yang sama dengan pelaku tindak pidana dewasa yaitu pemidanaan dengan pemberatan dan hal ini sangat bertentangan dengan tujuan dari perlindungan anak sebab apabila kesejahteraan anak yang harus diutamakan maka semua peradilan yang dilakukan untuk anak haruslah mendasarkan pertimbangannya pada upaya pembinaan dan bukan pada berat-ringannya kesalahan anak. Menyadari hal tersebut maka dirasakan pentingnya untuk mengadakan perubahan dan penyempurnaan terhadap berbagai produk hukum yang berkaitan dan juga secara khusus terhadap Undang-undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang merupakan produk kekhususan bagi Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang masih berlaku pada saat ini. RUU KUHP yang sedang disusun telah memberikan jawaban yang jelas yaitu tidak dimungkinkannya anak pelaku pengulangan tindak pidana untuk memperoleh pernberatan hukuman dan kemungkinan besar akan diberlakukan untuk menutupi kekosongan hukum dalam UU pengadilan Anak selama UU pengadilan Anak belum diamandemen."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
T16442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Sekar Agni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan organizational citizenship behavior terhadap kinerja karyawan pada The Indonesian Capital Market Institue TICMI . Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran dengan jenis metode campuran sekuensial eksplanatori. Pendekatan penelitian ini melibatkan dua fase, fase kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner dan fase kualitatif dengan wawancara. Sampel yang diambil adalah total sampel, yaitu karyawan The Indonesian Capital Market Institute yang berjumlah 30 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, organizational citizenship behavior berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, dan kepuasan kerja dan organizational citizenship behavior secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan The Indonesian Capital Market Institute.

The research aims to analyse the effect of job satisfaction and organizational citizenship behavior on employee performance in The Indonesian Capital Market Institute TICMI . This research approach used mixed method approach with type explanatory sequential mixed method. This research approach involves two phases, the first phase quantitative with survey using questionnaires and the second phase qualitative with interview method. The survey with total sampling, all employee in The Indonesia Capital Market Institute which amounts to 30 respondent. Data analysis techniques used in this study is multiple linier regression.
The results showed that job satisfaction don rsquo t have significant effect to employee performance. Organizational citizenship behavior have effect is significant to employee performance, and job satisfaction and organizational citizenship behavior simultaneously and significant in improving the employee performance at The Indonesian Capital Market Institute.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>