Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176371 dokumen yang sesuai dengan query
cover
F.X. Suryo Patrianto
"Bagian Rawat Jalan di Rumah Sakit merupakan refleksi kemampuan rumah sakit tersebut dalam melayani pasien, sehingga citra rumah sakit akan terpengaruh jika bagian Rawat Jalannya tidak mampu melayani dengan baik. Disamping itu volume pasien yang tinggi dan waktu pelayanan yang relatif pendek dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien jika harus menunggu lama sebelum dilayani.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memberikan masukan mengenai model antrian yang optimal di Poliklinik Anak, Kebidanan dan Interna Rumah Sakit Harum. Tujuan tersebut kemudian dijabarkan menjadi tujuan khusus, yaitu : mengetahui Pola Kedatangan Pasien, mengetahui Pola Pelayanan Dokter, mengetahui Tingkat Pelayanan bagian Front Office, dan mengusulkan model antrian yang lebih optimal.
Penelitian dilakukan di Poliklinik Spesialis Anak, Kebidanan dan Interna yang jumlah pasiennya 56,43 % dari jumlah pasien total Poliklinik Spesialis Rumah Sakit Harum. Penelitian dilakukan pada hari Senin, tanggal 16 Juni 1997 sampai dengan hari Sabtu, tanggal 21 Juni 1997 dengan tujuan memperoleh gambaran tentang karakteristik model antrian di Poliklinik Spesialis Rumah Sakit Harum dan mencari model yang lebih optimal.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa tingkat kedatangan pasien tinggi hanya pada jam ke dua saja ( jam 10.00 - 11,00 ). Tingkat kedatangan pasien per jam mengikuti distribusi Poisson, disiplin antrian pada umumnya F.1.F.O. ( First In First Out ), dan struktur antrian : Single Channel Multi Phase. Waktu pelayanan rata-rata setiap pasien untuk bagian Front Office : 1,001 menit, Poliklinik Anak : 6,31 menit, Poliklinik Kebidanan : 11,18 menit dan Poliklinik Interna: 9,68 menit. Disamping itu didapat juga lamanya waktu sela pelayanan selama satu minggu pengamatan tersebut, untuk Front office : 180 menit ( 16,67 % ), Poliklinik Anak : 142 menit ( 13,15 % ), Poliklinik Kebidanan : 108 menit (10 %) dan Poliklinik Interna : 183 menit (16,94%).
Dari hasil simulasi yang dilakukan, maka diusulkan untuk memperpanjang waktu pelayanan untuk setiap pasien di bagian Front office dari rata-rata 1 menit menjadi 3 menit, dan memperpendek waktu operasional pelayanan poliklinik dari 3 jam menjadi 1 jam, dengan disertai adanya sistim perjanjian dan penyusunan ulang jadwal praktek dokter.
Daftar bacaan : 36, tahun 1957 - 1996

Optimization in Policlinic of Pediatric, Gynecology and Intern The Outpatient Department in a hospital is a reflection of its ability to serve the patient, so that the hospital image can be influenced by the abilities of the Outpatient Department, Beside that, the high volume of the patient and the short service time could be patient dissatisfaction if they have to wait too long before they get services.
The goal of this research wants to know and give suggestion about optimal queuing model in Policlinic of Pediatric. Gynecology and Intern in Rumah Sakit Harum, That goal arranged by specific goals:
· to know Patient's Arrival Pattern
· to know Doctor's Service Pattern
· to know Front Office's Service Rate
· to suggest an optimal queuing model
This research located in Policlinic of Pediatric, Gynecology and Intern which had 56,43 % patient from total patient amount in Policlinic of Specialist Rumah Sakit Harum, It was performed between Monday, June, 166 to Saturday, June, 21 with objective to get information about characteristic of queuing model in Policlinic of Pediatric, Gynecology and Intern Rumah Sakit Harum and found out an optimal model.
The result of this research showed that only in second period ( 10.00 a.m. - 11.00 a.m. ) patient arrival rate was high. Patient arrival rate per hour followed the Poisson distribution, characteristic of the queue was generally modified FIFO ( First In First Out ), and the structure of the queue was Single Channel Multi Phase. Average service time per patient for Front office: 1.001 minutes, Policlinic of Pediatric : 6,31 minutes, Policlinic of Gynecology : 11,18 minutes and Policlinic of Intern : 9,68 minutes. Beside that, its got interrupt time for one weeks observation, too. The interrupt time for Front office: 180 minutes ( 16,67 % ), Policlinic of Pediatric : 142 minutes ( 13,15 % ), Policlinic of Gynecology : 108 minutes (10 %) and Policlinic of Intern : 183 minutes( 16;94%).
This study suggested to prolong service time in Front office from average one minute per patient to 3 minutes, and shortened policlinic services operational from 3 hours to 1 hour, with supported by appointment system and reschedule doctor time schedule.
Bibliography 36 ; 1957 - 1996"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Army Ristiafeny
"Waktu antrean lebih dari satu jam sebanyak 47% dialami oleh poliklinik spesialis RSB 'X'. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran model antrean awal dan mengembangkan model antrean baru menggunakan simulasi antrean. Rancangan penelitian adalah potong lintang dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Waktu pelayanan, jumlah petugas, pola kedatangan diamati dan dianalisis.
Hasil penelitian adalah waktu pelayanan pasien bagian rekam medis memiliki hubungan bermakna dengan waktu tunggu. Waktu tunggu pasien 86,77 menit. Berdasarkan simulasi, utilisasi petugas rekam medis melebihi nilai optimal. Usulan pengembangan model antrean dibuat berdasarkan jumlah petugas dan waktu pelayanan rekam medis. Manajemen RSB 'X' memilih usulan menggunakan modifikasi model antrean awal.

About 47% of queuing time for more than one hour are happened in outpatient clinic specialist at 'X' Maternity Hospital. The purpose of this research is to obtain the characteristics of the existing queuing model and to develop the new queing models with queuing simulation. Cross sectional research design is used using mixed method. Service time, server and arrival pattern were observed and analized.
The result of this study are that service time on medical record stage has significant connection with total waiting time. The mean of waiting time were 86,77 minutes. Based on queuing simulation, the utility of the server on medical record stage has reached above optimal line. The proposed queuing model is developed based on the number of server and service time on medical record stage. The management from 'X' Maternity Hospital has choosed to use existing queuing model with modification on the model.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nowo Retno
"Persaingan yang semakin ketat pada industri perumahsakitan menuntut rumah sakit untuk mampu memberikan pelayanan unggulan yang mempunyai daya saing tinggi dalam memanfaatkan peluang. Rumah Sakit Bhakti Yudha sejak tahun 1998 telah menetapkan rencana strategi pengembangan rumah sakit dengan pelayanan unggulan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Penetapan ini didasarkan karena faktor historis yang berawal dari Rumah Bersalin dan menjadi market leader di Kota Depok. Pelayanan unggulan diharapkan menjadi pelayanan yang lebih unggul dibanding yang lain dan dapat memberikan kontribusi pendapatan yang menguntungkan bagi rumah sakit.
Dengan terjadinya perubahan lingkungan eksternal dan internal. Rumah Sakit Bhakti Yudha dituntut untuk selalu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya. Namun sejak ditetapkan pelayanan unggulan tahun 1998 sampai tahun 2002 belum pernah dilakukan evaluasi terhadap pelayanan unggulan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dan bertujuan untuk menganalisis pelayanan Kesehatan lbu dan Anak sebagai pelayanan unggulan. Data sekunder yang digunakan adalah dari data kegiatan rumah sakit dan Dinas Kesehatan Kota Depok. Analisis situasi lingkungan dilakukan baik terhadap lingkungan eksternal dan internal pelayanan KIA dengan menggunakan matriks IE dan matriks BCG. Implementasi pelayanan KIA dianalisis dari tahun 1998 sampai 2002 dengan wawancara mendalam dengan jajaran direksi Rumah Sakit Bhakti Yudha. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemetaan pelayanan unggulan KIA saat ini dengan menggunakan matriks IE berada pada sel VI, sedang dalam matriks portofolio BCG yang diperluas berada pada kuadran Faithful Dog. Strategi yang direkomendasikan adalah penciutan. Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pelayanan unggulan KIA tahun 1998-2002 belum dimplementasikan secara konsisten terhadap strategi yang telah ditetapkan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh Rumah Sakit Bhakti Yudha adalah melakukan penghematan dan efisiensi produksi, pengendalian biaya yang ketat, memfokuskan pada segmen yang lebih sempit, dan meningkatkan kualitas pelayanan. Disarankan agar rumah sakit melakukan analisis terhadap unit-unit lain secara menyeluruh untuk mendapatkan unit unggulan utama sebagai antisipasi apabila unggulan MA prospeknya makin memburuk dan harus dilikuidasi.
Daftar Pustaka: 31 (1989-2002)

High competitions in the hospital industry pursuit hospitals to provide the superior services, which have competitive advantage in seize the opportunities. Since it was established in 1998, Bhakti Yudha Hospital has developed Strategic Planning of Hospital Development to come up with the decision that the Maternity and Child Service is considered as the hospital's superior service. This decision was based on the fact that Maternity and Child clinic was initially dominate as market leader is the background of this decision. The superior service is prior to other services in gaining the benefit of hospital business.
The environmental changing, both external and internal, forces the hospitals to adapt and adjust to survive. Nevertheless Bakti Yudha Depok Hospital hasn't made any evaluation to their superior services yet.
This research is designed as a descriptive study and the purpose is to analyze the maternity and child health service as a superior service of Bhakti Yudha Hospital. The data used is secondary data from hospital activities and district health officer document. Environment situation analyze is made to both external and internal environment, using IE and BCG matrix. Implementation analyze of this service during 1998-2002 is conducted by in depth interview toward the director and management related.
The summarize of this research is that from mapping, by IE matrix, the maternity and child health service of Bhakti Yudha Hospital is located in cell VI, and by advanced BCG portfolio this service is in Faithful Dog Quadrant. The strategy recommended is retrenchment. In addition, this study shows that this service hasn't been implemented consistently against the strategies decided.
Therefore, recommended efforts may be: efficient in production and operational budget, specifies market segmentation, and improved the quality of services. Hospital management needs to execute the comprehensive study about the other services unit to establish the alternative superior service when the prospect of current superior service is bad and being liquidated.
References : 31 (1989-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Usia lanjut (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas dan terjadi
banyak kemunduran fungsi. Pada kenyataannya usia lanjut sering terlambat
memeriksakan kesehatannya, dikarenakan masalah kesehatan pada usia Ianjut biasanya
timbul perlahan-lahan, tanpa tandafkeluhan yang dirasakan dan penyakit baru diketahui
sesudah keadaan parah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi usia lanjut
dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal itulah yang akan dilakukan penelitian
oleh peneliti dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi usia lanjut untuk
melakukan kesehatan di Poliklinik Geriatrik RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Penelitian ini menggunakan deskriptif sederhana yang bertujuan untuk menggambarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi usia lanjut dalam memeriksakan
kesehatannya. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 3 Mei s/d 23 Mei 2001
dengan memberikan kuesiner pada responden dan ada 30 (tiga puluh) responden yang
menjadi subyek penelitian ini. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisa dan
didapatkan hasil bahwa rnotivasi usia lanjut dalam melakukan perawatan kesehatan
adalah : Faktor intrinsik berupa pendidikan, pengetahuan dan pengalaman masa lalu
terhadap penyakit serta faktor ekstrinsik berupa ekonomi dan dukungan keluarga atau
orang terdekat. Penelitian ini seharusnya tidak berhenti sampai disini, tetapi perlu tindak
lanjut dengan sampel penelitian yang lebih besar guna memperbaiki pelayanan
keperawatan khususnya usia lanjut dimasa yang akan datang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5231
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reallyani
"Instalasi rawat jalan khususnya poliklinik spesialis merupakan bagian strategis bagi rumah sakit. Oleh karena itu, pelayanan poliklinik spesialis tetap saja merupakan produk andalan yang harus dipertahankan agar dapat membangun citra untuk rumah sakit. Penurunan jumlah kunjungan pasien instalasi rawat jalan khususnya poliklinik spesialis akan berpengaruh pada pendapatan rumah sakit.
Poliklinik spesialis instalasi rawat jalan RSUD Kayuagung mempunyai angka kunjungan yang masih rendah bila dibandingkan dengan rumah sakit yang setingkat di Propinsi Sumatera Selatan.
Penelitian ini bertujuan adalah untuk mendapatkan intormasi tentang faktor-faktor penentu minat berkunjung ulang di Poliklinik Spesialis Instalasi Rawat Jalan RSUD Kayu Agung, dengan harapan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk upaya meningkatan kunjungan pasien di Poliklinik Spesialis Instalasi Rawat Jalan RSUD Kayu Agung.
Penelitian ini merupakan studi analitik secara kuantitatif, dengan observasi, dan pendekatan potong lintang (cross-sectional), dengan menggunakan kuesioner terhadap pasien yang dipilih sebagai responden yang diambil dari semua poliklinik spesialis dengan jumlah sampel sebanyak 96 responden.
Beberapa faktor konsumen atau pasien yang mempunyai hubungan bermakna dengan minat pasien untuk berkunjung ulang ialah jenis kelamin, pekerjaan, frekuensi kunjungan, lama waktu tempuh, penanggung jawab pembayaran, dan pengetahuan pasien. Sedangkan, beberapa faktor rumah sakit yang mempunyai hubungan bermakna dengan minat pasien untuk berkunjung ulang ialah informasi, sarana, dan kualitas pelayanan. Dari keseluruhan faktor yang diteliti, informasi Poliklinik spesialis instalasi rawat jalan RSUD Kayuagung merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap minat pasien untuk berkunjung ulang di Poliklinik Spesialis Instalasi Rawat Jalan RSUD Kayu Agung.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pihak manajemen RSUD Kayu Agung untuk melakukan upaya peningkatan jumlah kunjungan rawat jalan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan minat pasien untuk berkunjung ulang.
Daftar Kepustakaan : 33 (1975 -- 2002)

The Analysis of the Determination Factors of Patient's Interest for Repeated Visits at Specialist Policlinic - Outpatient Installation Kayuagung Hospital in 2003Outpatient Installation, especially specialist policlinic is a part of strategic of hospital. Therefore, specialist policlinic service remain to be the main product that must be maintained in order to build a good hospital image. Decreasing numbering of patient visit of outpatient installation, especially the specialist policlinic will influence a hospital's incomes.
Specialist policlinic - outpatient installation of Kayuagung Hospital has a low visit patient compared to the same hospital in the Province of South Sumatera.
This research is to get some information about the determinant factors of a patient's interest for repeated visits at specialist policlinic - outpatient installation of Kayuagung Hospital. The results of this research are expected to increase patient visits at the specialist policlinic - outpatient installation of Kayuagung Hospital.
This research concerned quantitative analytical studies with the observation and cross-sectional approach, by using the questioner to patients selected as respondents taken from all specialist policlinics with a samples of 96 respondents.
Some consumer's factors or patients which have a meaningful relation with the patient's willing to revisit are sex, job, visit frequency, duration of time, in charge of payment, and knowledge of patients. In addition some hospital factors which have meaning in relation to a patient's willing to revisit are hospital rates, information, facilities, and service quality. From all factors studied, information of the specialist policlinic - outpatient service at Kayuagung Hospital is a variable having an important role to a patient's interest to revisit at specialist policlinic - outpatient installation of Kayuagung Hospital.
Based on the research result, it is suggested to management of the Kayuagung Hospital to make efforts to increase the visit numbers of outpatient installation by paying attention to the factors related the patient's interest to revisit.
Bibliography: 33 (1975-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sis Santoso
"Instalasi rawat jalan sebagai primadona pelayanan rumah sakit dimasa depan, dapat memberikan kontribusi yang bermakna terhadap pelayanan penunjang dengan pendapatan yang cukup besar. Tinggi rendahnya kunjungan merupakan hasil interaksi antara pemberi (provider) dan penerima pelayanan (users), serta kepuasan konsumen merupakan faktor penentu bagi penggunaan jasa berulang. Berdasarkan data rekapitulasi kunjungan konsumen pihak ke III Poliklinik Sore periode Januari-Desember 2003 jumlah total kunjungan konsumen masih dirasakankurang memenuhi harapan bagi RSPP yaitu > 40% konsumen tiap bulan. Hal tersebut merupakan suatu indikator kurang maksimalnya pemanfaatan Poliklinik Sore oleh konsumen selama Dipilihnya konsumen ke-III dimana dalam pembayarannya ditanggung oleh perusahaan, asuransi dan biaya sendiri karena merupakan pangsa pasar utama bagi RSPP.
Sampai saat ini evaluasi terhadap kunjungan poliklinik sore ini belum dilaksanakan dan oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pada poliklinik sore.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kunjungan rawat jalan (independent variable) dengan berbagai faktor yang diteliti (dependent variable), baik faktor internal, faktor eksternal.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke seluruh unit pelayanan yang ada. Analisis data secara statistik menggunakan analisis univariate dan analisis bivariate dengan uji chi square.
Karakteristik pasien pada Poliklinik Sore RSPP Tabun 2004 adalah terbanyak adalah berusia 22-30 tahun, jenis kelamin wanita, pekerjaan swasta atau wirasaswasta, pendapatan antara 3 juta sampai dengan 5 juta, aksesibilitas dekat dengan RSPP dan rata-rata sebagian besar mempunyai pengetahuan tinggi. Pasien yang mempunyai keingingan untuk sehat atau sembuh dari sakit (need) yang mendorong untuk memanfaatkan fasilitas rawat jalan poliklinik sore yang disebabkan karena faktor pengetahuan adalah 96,4%, sarana dan prasarana 97,3%, tarif 37,3%, aksesibilitas 54,5%, dan kualitas pelayanan 76,4%.
Semua faktor eksternal yang meliputi variabel usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, aksesibilitas, pendapatan dan pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik terhadap utilisasi poliklinik sore Rumah Sakit Pusat Pertamina. Hanya faktor eksternal kualitas pelayanan dan tarif yang mempuyai hubungan yang bermakna secara statistik terhadap utilisasi poliklinik sore Rumah Sakit Pusat Pertamina. Sedangkan variabel sarana dan prasarana tidak berhubungan secara bermakna dengan utilisasi.
Dalam upaya meningkatkan kunjungan rawat jalan disarankan untuk terus meningkatlan kebersihan fasilitas yang ada terutama toilet dan memberi wawasan kepada dokter agar lebih berorientasi kepada konsumen dalam memberikan pelayanan medisnya. Informasi pelayanan poliklinik sore juga harus terus disebarluaskan dengan tarif yang lebih kompetitif.
Kepustakaan : 21 (1990 - 2003)

Evening Polyclinic Utilization Analysis at Central Pertamina Hospital Jakarta 2004Installation of out-treatment, as the idol of future hospital's service, can give meaningful contribution of supporting services that earn big income. High or low visiting represents result of interaction between provider and users of the services, and also customers' satisfaction that represents determinant factor for repeated using of the service. Based on summarized data concerning customers' visiting to evening polyclinic from the third party, period of January-December 2003, the total amount of customers' visiting is less expectation for RSPP that is > 40% of customers per month. This matter is an indicator of less maximal use of evening polyclinic by customer during the time. The third customers, whose payments are guaranteed by company, insurance, and own expense, are selected because they are main market for RSPP.
Until now, the evaluation concerning customers' visiting to evening polyclinic has not been conducted yet. Therefore, this research is aimed to know factors related to the utilization of evening polyclinic.
This research is also aimed to know relationship between out-treatment visiting (independent variable) with other examined factors (dependent variable), both internal and external factors.
The process of collecting premier data is done by distributing questionnaires to all over existing service unit. Statistically data analysis is conducted by using univariate and bivariate analysis with chi square test.
Patients' characteristic at evening polyclinic of RSPP in the year 2004 are having age between 22-30 years old, women, private employees or entrepreneurs, earning between 3 million to 5 million, having near accessibility to RSPP, and most of them having high knowledge. Patients who want to be cured (need), encouraged to utilize out-treatment facilities of evening polyclinic, caused by knowledge factor are 96,4 %, infrastructures 97,3 %, tariff 37,3 %, accessibility 54,5 %, and service quality 76,4 %.
All external factors covering age, gender, occupation, education, accessibility, revenue, and knowledge have statistically meaningful relationship to utilization of evening polyclinic at Central Pertamina Hospital. External factors covering only service quality and tariff have statistically meaningful relationship to utilization of evening polyclinic at Central Pertarnina Hospital. While, infrastructures do not have meaningful relationship to utilization.
In the effort to improve out-treatment visiting, it is suggested to keep improving the hygiene of existing facilities, especially rest room and give knowledge to doctor in order to be more oriented to customer in giving medical services. Information about evening polyclinic should also be developed with more competitive tariff.
Bibliography : 21 (1990 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiyono
"ABSTRAK
Sebagaimana kebanyakan rumah sakit di Indonesia, rumah sakit kepolisian pusat RS. Sukanto Jakarta, yang disebut juga Rumkit Polpus, saat ini tengah menghadapi masalah kekurangan tanaga, khususnya tenaga perawat. Usulan guna menambah tenaga tersebut tidak pernah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, sehingga masalah ini menjadi kronis namun tetap faktual.
Penelitian ini bertnjuan mencari penyelesaian terbaik dalam menghadapi masalah di atas dengan jalan menganalisa tingkat produktivitas waktu asuhan keperawatan pada unit rawat inap interna, yaitu besarnya prosentase pemanfaatan waktu kerja yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan langsung dan kegiatan tidak langsung. Dengan mengetahui tingkat produktivitas ini, kita dapat mengetahui apakah masalah tadi masih memungkinkan untuk diselesaikan tanpa penambahan tenaga, tapi cukup dengan melakukan efisiensi terhadap penggunaan tenaga yang ada atau dengan kata lain meningkatkan produktivitas waktu kerjanya.
Penelitian didisain secara deskriptif analitis, untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu produktivitas waktu asuhan keperawatan sebagai variabel terikat dan karakteristik perawat, ruang perawatan serta shift kerja sebagai variabel bebas. Teknik pengumpulan data secara cross sectional menggunakan metoda work sampling terhadap semua perawat yang bertugas di ruang rawat inap interna Rumkit Polpus sebagai responden. Selanjutnya analisa bivariate dilakukan menggunakan uji t dan / atau uji F (Uji Anova) dengan memakai bantuan komputer, yaitu program minitab.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa produktivitas waktu asuhan keperawatan di unit rawat inap interna hanya 56.36 %. Hal ini cukup rendah dibandingkan standar yang diharapkan. Dari bhsil uji statistik, produktivitas tersebut berhubungan dengan shift kerja, status perkawinan, kepangkatan, masa kerja, status ketenagaan dan pendidikan tambahan dari pada perawat yang bersangkutan.
Perawat-perawat yang mempunyai jabatan atruktural, yang umurnya makin tinggi, yang mempunyai masa kerja lebih lama dan yang telah mendapatkan pendidikan tambahan ternyata lebih jarang melaksanakan kegiatan langsung. Waktu kerja mereka pada umumnya lebih banyak digunakan untuk kegiatan tidak langsung atau kegiatan non fungsional yang merupakan tuntutan organisasi. Dengan demikian penulis menyarankan bahwa untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga di Rumkit Polpus adalah dengan jalan, antara lain :
1. Mengingat produktivitas perawat pada unit rawat inap interna Rumkit Polpus masih di bawah standar, maka dalam jangka pendek until mengatasi masalah tersebut adalah dengan jalan meningkatkan produktivitas yang ada Hal ini dapat dilakukan dengan jalan meningkatkan pengetaluan / keterampilan, partisipasi dalam seminar / diskusi, meningkatkan motivasi kerja dan menanamkan rasa sense of belonging.
2. Melatih tenaga non medis agar dapat membantu melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan yang sederbana dan memanfaatkan alumni SPK / Akper mink menjalani masa wajib kerja terlebih dahulu di Rumkit Polpus sebelum diangkat menjadi pegawai negeri atau bekerja pada instansi kesehatan swasta
3. Menambah jumlah perawat yang bertugas setiap hari serta mengubah proporsi perawat tersebut ke dalam dinas masing-masing shift kerja yang disesuaikan dengan beban kerja
Daftar Pustaka : 40 (1975 - 1995 )

ABSTRACT
Productivity Related Factors Of Nursing-Care-Time At "Interna" Ward Unit Of Central Police Hospital RS. Sukanto Jakarta As most of Indonesian hospitals, The Central Police Hospital RS. Sukanto in Jakarta, which is used to be named Rumkit Polpus, currently facing a problem of lacking of labor-force, especially nurses. A proposition to recruit more nurses is just never happened to fulfill the urgent need, so the problem is getting worse but still factual.
This observation is to seek the appropriate solution to handle that problem through analyzing the productivity level of nursing-care-time at interior ward unit of the hospital, that is the percentage of working-time utilization to run direct and indirect activities. By recognizing the productivity level, we could figure out whether the problem could still be accomplished without any additional nurse or would it be enough to optimize the nursing activities by using the existing nurses, or in the other word, we could improve their working time productivity.
The observation was designed in descriptive-analytical approach to find out the interconnection between two variables, those are nursing-care-time productivity as a dependent variable and nurse characteristic, caring room ( ward) and also working-shift as independent variables. Data collecting techniques in cross-sectional way, using work sampling method to measure all nurses which are stationed at the interna ward unit of Rumkit Polpus as respondents. Father more, with a support of computer assistance, which is to be called minicab program, bivariate analysis is run through t-test and I or F-test (Anova test ).
From the final outcome we could know that the productivity of nursing-care-time is only 56.36 %. 'This result is just so poor if compared toward the expected standard From the statistical analysis, the productivity was related with working-shin, marital status, job level, working time related experience, status of employment and additional courses of the nurses.
The nurses with structural positions, older age, longer working period and nurses with additional courses showed that they seldom did direct activities. Most of them spent their work-time for indirect and I or non-functional activities, that used to be a request of the organization (Rumkit Polpus ).
Facing that truth, the author recommends that if we want to handle the problem of lacking of nurses at Rumkit Polpus, we could do some actions, such as :
1. Recognize that the productivity of the nurses in interna ward unit is still under the standard, so the only effective way to solve the problem is by improving the existing productivity for now. This way could be run through improving the knowledges / skills, working motivation, attending seminars / discussions and giving a sense of belonging to the nurses.
2. Training the non-medic staff in order to enhance their capability to do simple nursing-care activities and utilizing alumni of Nursery School / Academy to do a mandatory work at Rumkit Polpus before being inaugurated to be state-employee or working at private hospital / health care institution.
3. Adding more nurses to work on daily base and changing the proportion of the nurses into their own working shift, balanced with their work load.
Bibliography : 40 ( 1975 - 1995 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Halim
"ABSTRAK
Pelaksanaan akreditasi rumah sakit merupakan salah satu langkah strategis dari Departemen Kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia.
Pelayanan keperawatan adalah salah satu aspek yang akan diakreditasi, merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai peranan sangat penting, karena baik /buruknya mutu pelayanan keperawatan sering menentukan baik /buruknya mutu pelayanan kesehatan suatu rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Serang mendapat kepercayaan dari Depar temen Kesehatan untuk diakreditasi tahun 1996.
Rendahnya nilai penerapan standar asuhan keperawatan pada waktu diadakan self assessment dalam rangka pelatihan mempersiapkan RSUD Serang untuk diakreditasi, memacu manajer RSUD Serang untuk meningkatkan manajemen asuhan keperawatan.
Untuk melihat sejauh mana dampak upaya peningkatan ini, pada penerapan standar asuhan keperawatan diadakan penelitian yang dilakukan pada bulan Mei 1996 dan bulan November 1996 di RSUD Serang.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan studi dokumentasi, yang merupakan Instrumen A dari Buku Pedoman Evaluasi dan Penerapan Standar Asuhan Keperawatan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI.
Upaya-upaya ini membawa dampak positif dengan meningkatnya tingkat penerapan standar asuhan keperawatan dari 26,83 % pada bulan Mei 1996, menjadi 59,17 % pada bulan November 1996.
Peningkatan yang cukup tinggi ini bila dibandingkan dengan nilai standar akreditasi (75 %) masih kurang, kemungkinan penyebabnya antara lain peserta pelatihan tidak seragam pendidikannya, beratnya beban kerja perawat, tingginya Turn Over tenaga kontrak kerja perawat.

ABSTRACT
Nursing service one of the aspect that will be accredited, is a very important part of health service, because the quality of hospital services is also depended on nursing service.
In 1996, Department of Health accredited General Hospital Serang. Prior to the accreditation process, the hospital was required to do self assessment. During the self assessment the hospital's Management Team discovered that nursing service quality was low.
The result the assessment stimulated the Hospital's management to improve the nursing service quality.
To understand the improvement of the nursing service, the nursing service on May 1996 and on November 1996 was reviewed.
Research method used was an approach of documentation study, used the A instrument from Evaluation Standard book and Standard Implementation of Nursing, published by Department of Health.
The study found that during the research nursing service was improved from 26.83 % on May 1996 to 59.17 % on November 1996.
The improvement was less than the accreditation standard (75 %). This condition may be caused by several factors, such as heterogeneous of the training participant, over work load of nurse, and highly turn over of contracted nurse.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isi Mularsih Sumarno
"Pelayanan rumah sakit mempunyai peran yang sangat strategis baik dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maupun sebagai cermin keberhasilan pelaksanaan tugas Departemen Kesehatan. Menjelang tahun 2000 permintaan pelayanan kesehatan akan semakin meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelayanan kesehatan. Kenyataannya saat ini masih banyak sarana pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit yang belum dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari rendahnya BOR sebagian Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar pengaruh beberapa variabel input dan proses pelayanan rumah sakit terhadap BOR dan menentukan faktor utama yang paling berpengaruh terhadap BOR.
Penelitian dilakukan pada enam Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C di Jawa Tengah yang mempunyai sebaran BOR dari rendah sampai tinggi (purposive sample), yaitu: RSUD Demak, RSUD Kendal, RSUD Salatiga, RSUD Jepara, RSUD Purwodadi, RSUD Boyolali. Variabel pada penelitian ini terdiri dari: (1) input meliputi 2 unsur yaitu unsur rumah sakit (sarana umum, sarana medis, sarana penunjang medis, tarif, ketersediaan pelayanan) dan unsur provider (tenaga); (2) proses yang terdiri dari: waktu pelayanan, dan kesinambungan proses pelayanan. Penelitian juga dilengkapi dengan profil pasien yang meliputi sosial ekonomi, jarak transportasi dan perilaku pasien. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metoda survai pada semua bangsal yang ada di rumah sakit dan wawancara terhadap individu sampel yang terdiri dari: kepala bang-sal dan pasien. Data sekunder diperoleh dari bagian rekam medis. Data pelengkap diperoleh dari wawancara mendalam terhadap direktur rumah sakit atau yang mewakili. Analisis data secara statistik menggunakan analisis univarian, korelasi, dan regresi. Khusus untuk data mengenai pasien hanya dilakukan analisis deskriptif.
Pada penelitian ditemukan: (1) faktor input yang berkorelasi. paling kuat dengan BOR adalah sarana umum (r=0,784), sarana penunjang medis (r=0,917), tenaga (r=0,789), dan tarif (r.0,900); (2) faktor proses pelayanan yang berkorelasi paling kuat dengan BOR adalah kesinambungan proses pelayanan (r=0,768) (3) uji regresi BOR dengan lima variabel yang mempunyai korelasi >0,75 dengan koefisien regresi yang bermakna adalah sebagai berikut: sarana umum (b=27,52), sarana penunjang medis (b=23,20), tarif (b=12,84), tenaga (b=23,35), kesinambungan proses pelayanan (b=9,21) semuanya pada alfa= 0,10. Hipotesis penelitian setelah melalui uji statistik adalah benar, bahwa BOR berkaitan secara bermakna dengan faktor input dan proses pelayanan; sedangkan faktor utama yang paling berperan adalah faktor input pelayanan.
Agar dapat meningkatkan BOR disarankan kepada rumah sakit untuk memperbaiki faktor input dan proses pelayanan, mengadakan rekayasa sosial terhadap masyarakat serta mulai melakukan upaya pemasaran rumah sakit.

Hospital health care plays strategic role in improving health status of Indonesian people. Many studies found that due to increased awareness on the importance of health, health care demand will also increased in the coming years. Nevertheless, at present this trend is not always true. Many hospitals especially the type C district hospital are still underutilized which is shown by the low percentage of BOR.
This study aims to seek the affect of input and process on the utilization of type C district hospital. Purposive sample technique is used to select six hospitals (Demak, Kendal, Salatiga, Jepara, Purwodadi, Boyolali). Main variables in this study are: 1) input factors (hospital facilities, medical equipment, medical support services, tariff, availability of services, professional man power) ; 2) services process factors (time of delivery and continuity of services) which is sought through primary source (interview and investigation) and secondary source using medical records. Data was analyzed using univariate, bivariate used correlation and regression statistical technique. Patients characteristics is sought through interview with selected sample and analyzed descriptively.
This study found: (1) variables of input factor which have strong correlation with bed occupancy ratio are hospital facilities (r=0,784), medical support services (r=0,917), professional manpower (r=0,789) and tariff (r=0,900); (2) variable of process services which have strong correlation with bed occupancy ratio are continuity of services (r=0,768); (3) bivariant regression analysis showed that hospital facilities (b = 27,52), medical support services (b = 23,20), tariff (b = 12,84), professional man power (b = 23,35), and continuity of services (b = 9,21 ) have significant effect on bed occupancy ratio. Statistical examination has proved that the research hypothesis was right, i.e.: that bed occupancy ratio had significant correlation with services input and services process factors; and that the most influential factor was services input factors.
To improve bed occupancy ratio it is recommended that the hospitals improve the services input and services process factors, provide social engineering to the community and initiate hospital marketing effort.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Haryono
"ABSTRAK
Komite Medik RS. Pertamina Jaya Jakarta Pusat yang telah berjalan selama satu tahun, merupakan wadah fungsional untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai peningkatan multi pelayanan medik di rumah sakit. Melalui pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Komite Medik yang dilaksanakan selama 1 tahun dari periode 1 April 1997 s/d 31 Maret 1998 dibandingkan periode 1 April 1996 s/d 31 Maret 1997. Untuk mengetahui apakah masukan, proses, dan keluaran dari kegiatan Komite Medik berdasarkan SK Kepala RSPP/RSPJ dengan membandingkan pelayanan medik tindakan bedah RSPJ pada periode sebelum dan sesudah terbentuk Komite Medik.
Penelitian ini merupakan studi kualitatif, menggunakan pendekatan studi kasus pada Komite Medik RS. Pertamina Jaya dengan membandingkan sebelum dan sesudah terbentuk Komite Medik, menggunakan instrumen penelitian untuk pengumpulan data primer dari informasi, data sekunder dari dokumentasi serta penggunaan kuesioner untuk penilaian tingkat kepuasan pasien, dengan meneliti masukan, proses dan keluaran yang sudah memiliki bentuk, khususnya yang berhubungan dengan masukan, proses dan keluaran kegiatan Komite Medik pada tindakan bedah di RS. Pertamina Jaya.
Dari hasil penelitian, didapat suatu gambaran pengorganisasian Komite Medik berdampak positif terhadap masukan, proses, keluaran tindakan bedah sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan Komite Medik di RS.Pertamina Jaya.
Selanjutnya pada peningkatan multi pelayanan medik di RS. Pertamina Jaya, perlunya Komite Medik membantu dan bekerja sama dengan Kepala Rumah Sakit dalam mengawasi dan evaluasi masukan, proses, keluaran secara berkesinambungan.

ABSTRACT
The Medical Committee of Pertamina Jaya Hospital at Central Jakarta was a functional organization that had an obligation to implement progress on the quality of the medical service at the hospital. Through observations and evaluations, the performance of the two periods of Medical Committee, 1 April 1996 to 31 March 1997 and 1 April 1997 to 31 March 1998, were compared. To find out whether the input, the process, and the output of the Medical Committee activities were based on the decree of the Head of Pertamina Hospital Centre or Pertamina Jaya Hospital, the medical service of surgical action of the hospital on the periods before and after the Medical Committee formed was compared.
This research is a quality study using a case study approach on the Medical Committee of Pertamina Jaya Hospital. The research instruments were used to collect primary data from information, secondary data from documentation and questioner in evaluating the degree of patients satisfaction, and then used to examine the input, the process and the output that had a shaped, especially related to the input, the process and the output of the Medical Committee's activities on the surgical actions at the hospital.
In the findings, a description of the organizing of the Medical Committee was discovered that it had a positive impact onto the input, the process and the output of the surgical action. Thus the findings of this research can be used as a foundation to improve the performance of the Medical Committee of Pertamina Jaya Hospital in the future.
To increase the quality of the medical service of Pertamina Jaya Hospital, Medical Committee need to assist and cooperate with the Head of the Pertamina Jaya Hospital in observing and evaluating the input, the process, and the output continually.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>