Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171275 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setia Dermawan Purba
"ABSTRAK
Karya tulis ini mendeskripsikan penggunaan, fungsi dan perkembangan nyanyian rakyat Simalungun bagi masyarakat pendukungnya dengan mengaitkannya dengan unsur-unsur kebudayaannya. Namun demikian, tidak hanya melulu mendeskripsikan kegunaan, fungsi dan perkembangannya, tetapi melihat perubahan yang terjadi terhadap penggunaan dan fungsi sebagai akibat perubahan kebudayaan orang Simalungun itu sendiri. Perubahan tersebut terjadi oleh karena masuknya kebudayaan asing, terutama datangnya orang-orang Eropa menyebarkan agama Kristen kepada orang Simalungun, dimana orang Simalungun masih memeluk agama Aslinya.
Datangnya para misionaris Eropa ke daerah Simalungun turut membawa kebudayaannya dalam penyebaran agamanya, oleh karena itu bentuk-bentuk ibadah yang dilakukan dalam kebaktian agama Kristen selalu menggunakan nyanyian yang berasal dari nyanyian rakyat Eropa. Namun demikian, orangorang Simalungun yang tergabung dalam wadah Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) memasukkan unsur-unsur nyanyian rakyatnya menjadi nyanyian gereja, bahkan ada yang secara utuh melodi nyanyian rakyat Simalungun menjadi nyanyian gereja, -- hanya mengganti teksnya. Selain itu, cara melagukan nyanyian gereja, masih terbawa-bawa seperti melagukan nyanyian rakyat Simalungun -- khususnya bagi orang Simalungun di pedesaan.
Punahnya nyanyian rakyat Simalungun akibat perubahan kebudayaan Simalungun, tidak berarti "mematikannya" begitu saja, tetapi perlu dicari fungsi lainnya, sehingga ia "hidup" kembali. Tentu mengangkatnya menjadi sebuah seni pertunjukan yang dapat dikembangkan, yaitu meningkatkan pembinaannya serta meluaskan wilayah penyebarannya."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Paramitha
"Perbudakan di Amerika yang terjadi pada masa Antebellum telah merupakan cerita yang stereotip, yaitu adanya kekuasaan majikan kulit putih yang mengeksploitasi tenaga budak terutama di Selatan. Di dalam Bab I, pada latar belakang permasalahan dijelaskan nyanyian rakyat sebagai sarana prates sosial dan sebagai bentuk folklor budak Negro yang merupakan ciri dari kebudayaan folklor Afro-Amerika. Hudak mencari kebebasannya dengan berbagai cara, yaitu dengan menebus diri sendiri, hadiah pembebasan oleh majikan (manumission), memberontak, melalui perkawinan dengan Afro-Amerika bebas atau wanita kulit putih, dan melarikan diri dengan bantuan golongan Abolisionis. Bagi budak yang tidak dapat menggunakan cara-cara tersebut di atas, maka cara yang ditempuh adalah hanya dengan menggugah hati nurani majikan kulit putih. Nyanyian-rakyat (folksong) yang berupa teriakan-teriakan, terdiri dari Marian hollers, shouts, calls, cries dan spiritual, lirik-liriknya menyatakan penderitaan dan harapannya untuk mendapat kebebasan.
Selanjutnya Bab. II. menjelaskan mengenai adanya tragedi di Selatan pada masa Antebellum (1776-1866), ditandai dengan semakin kokoh dan suburnya lembaga yang tidak lazim (peculiar institution), sebagai suatu lembaga yang masih mempertahankan sistem perbudakan. Setelah Perang Kermerdekaan Amerika terkenal sebagai bangsa yang memperjuangkan hak azazi manusia, melalui Deklarasi Xemerdekaan (Declaration of Independence) di seluruh dunia. Demikian pula beberapa pasal dalam Konstitusi Amerika (Amandemen ke (1791). Amandemen ke XIII (1865), Amandemen ke-XIV (1868), Amandemen ke XV (1870), sebenarnya telah menghapuskan perbudakan dan menghilangkan diskriminasi terhadap etnik Afro-Amerika di bumi Amerika, ternyata perbudakan tetap ada. Hal ini disebabkan tenaga budak sebagai salah satu faktor produksi yang produktif dan tahan lama dibandingkan dengan tenaga kulit putih. Selain itu, budak dianggap sebagai "harta benda" (property) daripada sebagai "manusia" (person) yang dapat dipindah tangankan secara hukum misalnya dijual. Dalam bab II menjelaskan mengenai perbudakan di Selatan dan organisasi Underground Rail-road telah membantu budak mendapatkan kebebasan dengan Cara melarikan diri.
Sedangkan Bab III, menjelaskan arti nyanyian-rakyat (folksong) budak yang terdiri dari beberapa jenis teriakan yang dikenal sebagai hollers, shouts calls, cries dan spiritual untuk berkomunikasi dengan sesama budak dan Tuhan mereka. Semua bentuk nyanyian-rakyat tersebut mewarnai kehidupan budak sehari-hari dalam rangka budak mendambakan kebebasannya. Selain itu nyanyian-rakyat mempunyai fungsi pelipur lara, sarana pendidikan bagi generasi yang lebih muda, pernyataan angan-angan yang terpendam dan sarana protes sosial terhadap kebebasan (freedom) dan persamaan (equality) sebagai nilai-nilai demokrasi yang tercantum di dalam Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi Amerika.
Adapun pada Bab IV, dijelaskan struktur (text) nyanyianrakyat lebih memenuhi persyaratan sebagai balada karena liriknya mempunyai tema yang bebas, menggambarkan cerita kehidupan budak atau sejarah perbudakan, demikian pula bait-baitnya tidak terikat oleh ketentuan tertentu seperti pada bentuk folklor peribahasa atau teka-teki. Sedangkan penyebarannya adalah hubungan (context) dengan masyarakat penerima folklor tersebut, menandakan bahwa nyanyian-rakyat dapat bertahan hidup (survival), karena dipertahankan oleh budak secara turun temurun.
Bab V. Merupakan kesimpulan dari isi tesis ini, fokusnya adalah mengenai fungsi nyanyian-rakyat dilihat dari lirikliriknya, ternyata sebagai sarana protes sosial budak atas diskriminasi, segregasi dan penyimpangan dari azas demokrasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T5466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Immaculatus Djoko Marihandono
"Penelitian ini membahas Perkembangan Tematis Syair Lagu Anak-Anak dekade tahun 70-an hingga 90-an. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologis, seperti Masa Pertumbuhan Anak, Perkembangan Kognisi Anak.
Tema syair lagu anak-anak pada dekade tahun 1990-an lebih kaya bila dibandingkan dengan tema dua dekade sebelumnya. Namun dilihat dari segi kualitasnya perkembangan tema lagu tahun 1990-an lebih rumit bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sebagai orang tua yang ingin mencari lagu anak-anak, diperlukan kewaspadaan agar anak tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak diinginkan dalam perkembangan kepribadiannya.
Sebagai orang tua yang ingin mencari lagu anak-anak, diperlukan kewaspadaan agar anak tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak diinginkan dalam perkembangan kepribadiannya."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Amalia Ikramina
"Penelitian ini membahas perkembangan kondisi psikologis penyanyi wanita Korea IU dilihat melalui tanda verbal dalam lirik lagunya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis. Penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan kondisi psikologis IU dapat dilihat melalui perbandingan frekuensi kemunculan tanda berdasarkan kelas kata dan aspek psikologis. Berdasarkan perbandingan frekuensi kemunculan kata, seiring bertambahnya usia, penyanyi menunjukkan kepekaan sosial dan pengungkapan perasaan dan pemikiran yang cenderung implisit. Berdasarkan aspek psikologis berkaitan dengan interpretasi tanda verbal, perkembangan kondisi psikologis IU meliputi aspek kognitif dan hubungan interpersonal. Perkembangan kognitif IU terlihat dari adanya pemikiran kurang dewasa dan pengaplikasian cara berpikir formal pada masa remaja menjadi pemikiran rasional, sikap toleransi, dan pengaplikasian cara berpikir postformal pada masa dewasa awal. Pada aspek hubungan interpersonal, analisis korpus menunjukkkan bahwa lirik lagu IU sebagian besar membahas tentang hubungan asmara yang terlihat melalui adanya gejolak perasaan disebabkan cinta seperti sikap terobsesi terhadap orang yang disukainya dan sikap emosional dalam menghadapi masalah percintaan. Hal tersebut berkembang menjadi sikap menghargai dan menghormati kekasih dan sikap rasional dalam menghadapi masalah percintaan. Tak hanya hubungan interpersonal yang berkaitan dengan asmara, pada masa remaja, IU juga menunjukkan interaksi lain, seperti kepada sosok yang lebih tua pada masa remaja dan orang-orang yang ada di sekelilingnya pada masa dewasa awal. Secara garis besar, perkembangan kondisi psikologis IU yang menonjol dari masa remaja ke masa dewasa awal adalah terkikisnya ego dan kesadaran sebagai bagian dari masyarakat.

This research discusses psychological development of Korean female singer IU as it appears in verbal signs in her songs lyrics. Analytical descriptive method was used in this research. This research reveals that psychological development of IU can be seen based on appearance frequency of signs that has been classified into word classes and psychological aspect. Based on appearance frequency of signs, IU shows social awareness and implicit way to express her feelings as increasing of ages. Based on psychological aspect linked to interpretation of verbal signs, psychological development of IU involves cognitive aspect and interpersonal relationship. Cognitive development is reflected through immature thinking and formal thought in adolescence that grows into rational thinking, tolerance, and postformal thought in young adulthood. In interpersonal relationship, corpus analysis finds that IUs song lyrics mainly discuss about romantic relationship that being reviewed on her fluctuating emotions in dealing with love such as obsessive behavior towards her beloved one and emotional attitude in handling problems about her love life. Those behaviors turn into respecting her beloved one and rational behavior when dealing problems in her love life. Beside interaction with her beloved one, IU also reveals another interaction, such as with older people in adolescence and people in her surrounding in young adulthood. To sum up, this research highlighted that the most noticeable psychological developments of IU from adolescence to young adulthood are egocentrism decreasing and awareness of being part of society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Ditha Berliana
"Untuk menarik penonton multibahasa secara global, lirik bahasa Inggris telah dipakai dalam lagu-lagu K-pop selama beberapa dekade, bahkan hingga sekarang, sebagai strategi mereka. Makalah dengan pendekatan sosiolinguistik untuk bahasa Inggris dunia ini menganalisis penggunaan bahasa Inggris dari tiga lagu oleh ASTRO, grup K-pop generasi ketiga, dari agensi di luar 'the big three' atau tiga besar untuk mengupas kontribusi alih kode dan dukungan manajemen agensi. Semua lagu diperiksa melalui jenis analisis alih kode dengan teori Poplack, analisis penggunaan dan fungsi bahasa Inggris dengan jenis pencampuran bahasa Inggris oleh Lee, dan analisis komentar. Hasil penelitian menunjukkan “All Night” dan “Blue Flame” paling banyak menggunakan jenis inter-sentential dalam liriknya, namun “All Night” dan “Knock” lebih mirip dalam penggunaan bahasa Inggris dengan memiliki fungsi baru, tambahan penting untuk fungsi Lee (2004). Semua lagu lebih banyak mendapatkan umpan balik audiens yang positif daripada yang negatif dengan persentase disparitas besar. Semua temuan menunjukkan meskipun "All Night" mendapat persentase komentar negatif tertinggi dari penonton global, namun memungkinkan bahwa alasan utama keberhasilan "All Night" dan "Knock" untuk menerima penghargaan adalah pengenalan fungsi baru yang menciptakan keunikan dalam penggunaan bahasa Inggris, tidak hanya dengan jumlah banyaknya jumlah alih kode, yang menarik minat audiens multibahasa.

To attract global multilingual audience, English lyrics have been included in K-pop songs for decades as a strategy. This paper of sociolinguistic approach for world Englishes analyzes English usages of three songs by ASTRO, a third-generation K-pop group, from an agency outside ‘the big three’ to tease apart the contribution of code-switching and agency’s management support. All songs are examined through types of code-switching analysis with Poplack’s theory, English usage and function analysis with Lee’s types of English mixing, and comment analysis. The results indicate “All Night” and “Blue Flame” use the type of inter-sentential the most in their lyrics, yet “All Night” and “Knock” are more similar in utilizing English by having a new function, an important addition to Lee’s (2004) functions. All songs obtain more positive audience feedback than negative ones with wide disparity percentages. All findings show even though “All Night” received the highest percentage of negative comments from global audience, it is suggested that the main reason for the success of “All Night” and “Knock” to receive awards is the introduction of a new function that creates uniqueness in English usage, not solely by the high quantity of switches, attracting the interest of the multilingual audience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Haryadi
"Wacana dapat ditemukan dalam berbagai bentuk ujaran, seperti percakapan, pidato dan juga lagu, yang mana mengimplikasikan makna-makna berdasarkan analisa-analisa dari beberapa penelitian yang sudah ada untuk menganalisa makna-makna di balik ujaran tersebut. Penelitian ini menganalisa dua lagu dengan judul Bulls on Parade (1996) dan Know Your Enemy (1992) yang ditulis oleh sebuah band yang bernama Rage Against The Machine. Alasan yang mendasari penelitian ini untuk menganalisa kedua lagu ini adalah karena kedua lagu ini dianggap sebagai kritik tajam atas keputusan politik dan peraturan-peraturan di Amerika Serikat pada tahun 1990an, yang mana ditunjukkan dalam beberapa potongan lirik dari kedua lagu tersebut. Namun, ada beberapa kelompok masyarakat yang memberikan tanggapan berbeda atas pesan yang tersirat di dalam lirik kedua lagu tersebut. Berdasarkan analisa penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pesan tersirat dari lirik kedua lagu ini, yang mana tersirat di dalam kata-kata, frasa-frasa dan kalimat-kalimat dari lirik kedua lagu tersebut dapat memberikan dampak yang berbeda bagi kelompok masyarakat yang berbeda terutama saat ujaran-ujaran tersebut mendapatkan perhatian yang cukup dari masyarakat, dan hal ini bisa terjadi karena adanya keakraban, kesamaan, dan latar belakang pengetahuan masing-masing kelompok masyarakat.

Discourses can be found in several types of utterances, such as conversations, speeches, and also songs, which imply several meanings based on the corpus used in several researches in order to analyze the meanings behind those utterances. This research paper uses two songs written by a band, Rage Against The Machine, titled Bulls on Parade (1996) and Know Your Enemy (1992). The reason for this research paper to analyze these songs is because these songs have been recognized by some people to be extreme criticism towards United States' politics decision and policies in the 1990s, which is shown in several parts of both songs' lyrics. However, there are different group of people which responded differently towards the songs' lyrics and the meanings implied behind them. From the analysis, it is concluded that the lyrics' implied meanings, which is implied in the words, phrases, and sentences of the lyrics can give different impact toward different communities especially when such utterances can get a certain level of exposure in society, and it is mainly affected by the familiarity, similarity, and the background knowledge of the communities in the society themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dzulfiqar Patriot Prinandatama
"Penelitian ini membahas tentang respon negatif masyarakat Rusia dan Moskow terhadap lagu Moskva karya Timati, lagu dengan dislikes terbanyak di Rusia dalam situs penyedia video, Youtube. Penulis menganalisis data dengan menggunakan teori Reception oleh Stuart Hall dalam menganalisa respon masyarakat, serta teori propaganda oleh Jowett dan O'Donnell dalam mencari penyebab protes atas lagu ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, studi kepustakaan, dan teknik wawancara untuk mendapatkan data respon yang dibutuhkan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa banyaknya protes atas lagu ini disebabkan oleh unsur-unsur propaganda yang terkandung dalam lirik lagu.

This study discusses the negative response of the people of Russia and Moscow to the song Moskva by Timati, the song with the most dislikes in Russia on the video provider site, Youtube. The writer analyzes the data by using Reception theory by Stuart Hall in analyzing people's response, and propaganda theory by Jowett and O'Donnell in finding the causes of protests over this song. The method used in this research is descriptive analysis, literature study, and interview techniques to obtain the required response data. The results of this study are that the many protests over this song are caused by propaganda elements contained in the song lyrics."
Depok: 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aurel Pramesti Aswandi
"Penelitian ini mengkaji seputar representasi pesan self-love yang termuat dalam lirik dan visual videoklip lagu «Ð•ÑÐ»Ð¸ в Сердце Живёт Любовь» (Esli v Serdce živѐt Ljubov”) “Jika Cinta Hidup di Hatimu” oleh Yulia Savicheva. Penelitian ini bertujuan untuk menilik makna yang ingin disampaikan Yulia Savicheva selaku penyanyi kepada pemirsanya dengan menganalisis tanda – tanda yang terdapat di dalam lirik dan visual videoklip lagu tersebut.  Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana multimodal (MDA) yang berfokus pada pencarian makna dan pesan antara berbagai bagian teks melalui moda verbal dan moda visual berdasarkan kolaborasi antara teori linguistik fungsional sitemik (SFL) oleh Halliday dan teori tata bahasa visual Kress & Leeuwen berupa tiga metafungsi, yaitu ideasional, interpersonal, dan tekstual untuk menganalisis visual videoklip dan lirik lagu. Hasil penelitian mendapati adanya ajakan bagi para pemirsa video untuk lebih mencintai diri sendiri seperti yang telah direpresentasikan pada lirik-lirik serta adegan visual videoklip bagian penampilan panggung penyanyi.

This study examines the representation of the message of self-love contained in the lyrics and visual videoclips of the song «Ð•ÑÐ»Ð¸ в Сердце Живёт Любовь» (Esli v Serdce živѐt Ljubov”) “If Love Lives in Your Heart” by Yulia Savicheva. This study aims to reveal the meaning that Yulia Savicheva, as the singer, wants to convey to the listeners by analyzing the signs contained in the lyrics and video clips of the song. The research was conducted using a qualitative approach with the method of multimodal discourse analysis (MDA) which focuses on finding meaning and messages between various parts of the text through verbal and visual modes based on a collaboration between systemic functional linguistic theory (SFL) by Halliday and Kress & Leeuwen's visual grammar theory which consists of three metafunctions, namely ideational, interpersonal, and textual to analyze the visuals of video clips and song lyrics. The results of the study found that there was an invitation to video viewers to love themselves more which was represented in the lyrics sung and the visual video clip of the singer's stage performance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wignjosoeworo, Bonokamsi
Solo: R.Ng. Prodjosoejitno, 1957
BKL.1165-SS 40
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Iswari
"Berangkat dari asumsi bahwa tokoh-tokoh Banjo ini dianggap sebagai orang-orang Australia tulen yang pertama kali benar-benar muncul dalam sajak dan yang kemudian menjadi figur bush heroes (Ollif, 1971: 35), skripsi ini mencoba mendeskripsi apa dan bagaimana bush heroes itu sebenarnya: bagaimana karakter dan kehidupan mereka, bagaimana hubungan antar mereka, dan bagaimana hubungan antara mereka dengan latarnya. Deskripsi ini jelas merupakan konsep hero menurut Banjo. Masalah yang kemudian timbul adalah bagaimana sampai hero ciptaan Banjo ini diterima pula sebagai hero khas Australia. Untuk menjawab hal ini, penelitian akan dihubungkan dengan sejarah kehidupan komunitas bush. Untuk meneliti masalah yang diajukan dalam skripsi ini, penulis memaparkan sejarah terbentuknya komunitas bush serta memilih enam balada karya Banjo, yaitu: Clancy of the Overflow, The Man from Snowy River, The Man from Ironbark, A Bushman Song, Saltbush Bill, dan Waltzing Matilda. Keenam balada ini dipilih karena alasan sebagai berikut: tokoh yang diciptakan semua berasal dari kalangan pekerja bush dan mereka itu digambarkan menghadapi tantangan untuk membuktikan sesuatu. Selain itu, balada-balada ini (kecuali Waltzing Matilda) termasuk dalam kumpulan The Man from Snowy River yang merupakan koleksi karya Banjo yang terbaik yang pernah ditulisnya (Semmler, 1974: 69). Inilah yang membuat penulis memilih keenam balada ini, disamping karena mereka merupakan balada-balada yang paling terkenal dan paling banyak diminati orang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>