Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122249 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riupassa, Sonya
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada khususnya, serta perkembangan masyarakat pada umumnya telah mempengaruhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
Rumah Sakit mempunyai fungsi utama melaksanakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemuihan bagi penderita. Untuk itu, pelayanan di Rumah Sakit perlu diatur sedemikian rupa sehingga dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada, dengan lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Dalam upaya mencapai efisiensi penyelenggaraan sebuah rumah sakit, maka pendayagunaan fasilitas secara baik sangatlah menunjang peningkatan upaya pelayanan bagi masyarakat Bekasi.
Karena obat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan dan merupakan komponen utama biaya operasional terbesar maka perlu diciptakan suatu terobosan di bidang pengadaan obat yang dapat memenuhi persyaratan efektif, aman, rasional, dan murah.
Peranan Koperasi Karyawan RSU Bekasi dalam penyediaan obatobatan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bekasi merupakan terobosan dalam meningkatkan pelayanan dan penyediaan obat pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) Bekasi.
Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi menyediakan obat Generik antara lain melalui INPRES. Dari data 1990 total R/ obat yang dapat diserap oleh IFRS baik generik maupun non generik sebesar 227.002 , sedangkan data obat Inpres yang dapat dilayani oleh IFRS hanya 12002 R/ obat, ini berarti hanya 5,28% dari kebutuhan obat generik. Setelah melihat jumlah persediaan obat generik begitu kurang maka perlu kiranya dipikirkan pemanfaatan koperasi di lingkungan rumah sakit dalam menunjang kemantapan persediaan obat tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran seberapa besar jumlah R/ obat yang dibutuhkan dalam satu tahun pada IFRS Bekasi, seberapa jauh pengaruh potensi obat yang dapat diserap oleh Instalasi Farmasi yang merupakan peluang bagi koperasi dan memperoleh gambaran tentang pengadaan obat yang cocok bagi pengembangan Koperasi.
Tesis ini memaparkan kejadian sebelum koperasi pemasok obat (1985) dan sesudah koperasi pemasok obat {1987 dan 1990) dengan melakukan penelitian terhadap banyaknya jumlah R/ obat yang diserap oleh IFRS Bekasi.
Dari hasil penelitian disimpulkan, bahwa potensi obat yang dapat diserap Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bekasi terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum koperasi dan sesudah koperasi dengan pola trend yang menaik.
Saran-saran yang diajukan agar dapat menjadi kebijaksanaan yang akan diambil bagi pengembangan koperasi karyawan Rumah Sakit Bekasi.
Daftar bacaan: 26. (1978-1992)"
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Aya Sofia
"Instalasi Farmasi di rumah sakit merupakan salah satu revenue center utama yang berperan panting dalam menentukan baik tidaknya pelayanan rumah sakit. Di Rumah Sakit Islam Asshobirin pengeluaran untuk instalasi farmasi tahun 2002 sebesar 50% dari total pengeluaran rumah sakit, dan dari jumlah tersebut 30% - 40% adalah untuk obat, sedangkan jumlah item obat adalah 565. Dengan jumlah investasi yang sangat besar tersebut ditambah jumlah item obat yang cukup banyak memerlukan suatu sistem pengendalian obat yang akurat. Pengendalian obat akan lebih mudah dilakukan apabila dibuat pengelompokan obat menurut. tingkat pemakaian, tingkat investasi dan tingkat kekritisannya, kemudian menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan frekuensi pemesanannya.
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Asshobirin dan merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan operation research, dimana melalui pendekatan kuantitatif diharapkan diperoleh informasi tentang pengelolaan obat, sedangkan dengan operation research didapatkan bahwa dengan jumlah persediaan yang optimal akan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dan sekaligus dapat mengoptimalkan pelayanan.
Dengan analisis ABC diketahui kelompok berdasarkan pemakaian dan besarnya investasi kemudian dilakukan analisis ABC indeks kritis dan didapat obat kelompok A 71 item (12,57%) dengan nilai investasi Rp. 722.592.469,- (57,46%), kelompok B 309 (54,69%) item dengan nilai investasi Rp. 439.400.090,- (34,94%) serta kelompok C 185 item (32,74%) dengan nilai investasi Rp. 95.569.225,- (7,60%). Dilakukan forecasting untuk obat kelompok A Analisis ABC Indeks Kritis dengan indeks 12 untuk jumlah kebutuhan bulan Januari - Maret 2003 dengan metode exponential Smoothing with Linear Trend dan untuk patokan perhitungan adalah Mean Absolute Deviation (MAD) yang terkecil. Selanjutnya dibandingkan dengan perencanaan yang dilakukan rumah sakit dengan membandingkan nilai MAD. Kemudian dilakukan perhitungan jumlah pemesanan optimal serta perhitungan frekuensi pemesanan optimal untuk periode tahun 2003. Dari hasil perhitungan dan perbandingan Sub Total Inventory Cost (TIC) EOQ dan RS diperoleh TIC RS tiga kali lebih besar dari TIC EOQ.
Disarankan kepada rumah sakit untuk menggunakan analisis ABC indeks kritis dan perhitungan EOQ serta frekuensi pemesanan untuk obat kelompok A analisis ABC indeks kritis.
Kepustakaan : 21 ( 1980 - 2002 )

Pharmaceutical installation by center revenue have an important role in determining the quality of service in the hospital. In Islamic Asshobirin Hospital on 2002, the cost of this installation is about 50% of total cost of the hospital from such amount 30% .-40% is paid for 565 items of medicine. Referring a large amount of such invest beside a large number of medicine, the accurate controlling system medicine is required. Controlling of large number of medicine could be simplified by grouping the medicine according to level of use, level of invest and level of critical point. Then, determining amount of economic order and frequency order.
This research was conducted in pharmaceutical installation of Islamic Asshobirin Hospital by quantitative approach with operation research. By quantitative approach, we expect the information about medicine. More over, operation research could be define that optimal amount of stock would cost less even optimize the service.
According to critical index ABC analyses , there are 3 big pharmacy logistic groups. Group A comprises of 71 items (12,57%) with total cost of Rp. 722.592.469,-(57,46%), Group B comprises of 309 items (54,69%) with total cost of Rp. 439.400.990,- (34,94%), Group C comprises of 359 items (32,74%) with total cost of Rp. 95.569.225,- (7,60%). Regruitment in January - March 2003 have been estimated for A group with index 12 using Exponential Smoothing with Linear Trend anf calculation point is Mean Absolute Deviation (MAD). Further more, the value were compared with the data of planning which done by the hospital, which compared the value MAD. The result is forecasting using Exponential Smoothing with Linear Trend method is better than forecasting which done by the hospital Economic Order Quantity (EOQ) and economic order frequency have been calculated for period 2003. Further more, calculation of Sub Total Inventory Cost EOQ (TIC EOQ) and compared with Sub Total Inventory Cost from hospital, the result showed TIC hospital three times more than TIC EOQ.
Therefore, it could be advised to the Asshobirin Islamic Hospital to grouping all the medicine according to the critical index ABC analyses and then calculated Economic Order Quantity and economic order frequency for group A critical index ABC analyses.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Permana
"ABSTRAK
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien.
Didalam dunia farmasi, manajemen persediaan menghadapi tantangan yang unik
dimana harus menyeimbangkan tingkat persediaan yang memenuhi kebutuhan
pasien dan juga meminimalisir biaya persediaan. Metode yang dapat digunakan
untuk menentukan kebijakan pengendalian persediaan tersebut adalah Continuous
Review System dan Periodic Review System untuk mendapatkan parameter
kebijakan seperti jumlah pemesanan, titik pemesanan kembali, dan biaya total
persediaan. Simulasi Monte Carlo dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi
pada parameter total biaya yang dihasilkan oleh kedua jenis model kebijakan yang
telah diperoleh terhadap perubahan variabel permintaan serta lead time. Hasil
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah model kebijakan Continuous Review
System dengan biaya persediaan total yang lebih rendah.

ABSTRACT
Hospital pharmacy service is an integral part of the health care system in a
hospital. In pharmacy, inventory management faces many unique challenges.
which must balance the inventory levels that meet the needs of patients and also
minimize inventory costs. The method can be used to determine the inventory
control policy is Continuous Review System and Periodic Review System where
these methods are used to obtain the policy parameters such as quantity order,
reorder point, and the total cost of inventory. Monte Carlo simulation is performed
to see changes in the parameters of the total cost of the two types of policy models
based on changes in demand and lead time variable according to the deviation of
each variable. The results obtained in this study is a Continuous Review System
model gives the total cost of inventory lower than the Periodic Review System
model."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shauty Arovah
"Waktu tunggu pasien di farmasi adalah masalah yang paling sering dihadapi farmasi rumah sakit. Implementasi Internet of Things (IoT) pada proses pelayanan farmasi rumah sakit diharapkan dapat membantu apoteker dan petugas farmasi untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan proses operasional layanan farmasi rawat jalan rumah sakit yang didukung oleh pengimplementasian IoT dengan pendekatan Rekayasa Ulang Proses Bisnis (BPR) menggunakan perangkat lunak iGrafx sehingga didapatkan perbaikan waktu proses pelayanan pada farmasi rawat jalan rumah sakit. Metode Complex Proportional Assessment (COPRAS) digunakan untuk memprioritaskan risiko dari proses saat ini yang akan diusulkan tindakan perbaikan dengan implementasi IoT. Usulan perbaikan dibagi menjadi tiga pilihan strategi dan hasil dari penelitian menunjukkan perbaikan terbesar terdapat pada model yang menerapkan kombinasi teknologi Automated Dispensing Machine dan Sistem Pendukung Keputusan Klinis dengan pengurangan total waktu proses sebesar 63% untuk proses pelayanan obat jadi dan 34% untuk proses pelayanan obat racikan pada farmasi rawat jalan rumah sakit.

Patient waiting time in pharmacy is the most common problem faced by hospital pharmacy. Implementation of the Internet of Things (IoT) in the hospital pharmacy service process is expected to help pharmacists and pharmacists assisstants to provide services more quickly and accurately. This study aims to design operational process improvements in hospital outpatient pharmacy services supported by the implementation of IoT with the Business Process Reengineering (BPR) approach using iGrafx software to obtain the improved processing time for the hospital outpatient pharmacy services. The Complex Proportional Assessment (COPRAS) method is used to prioritize the risks of the current process for which remedial actions will be proposed by implementing IoT. The proposed improvement is divided into three strategy choices and the results of the study show the greatest improvement is in the model that applies a combination technology of Automated Dispensing Machine and Clinical Decision Support System with a total reduction in processing time of 63% for the process of patent medicine service and 34% for the process of personalized medicine service in hospital outpatient pharmacy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Muliana
"ABSTRAK
Di Rumah Sakit Awal Bros Batam selama bulan Oktober 2015 sampai bulan
September 2016 ditemukan ada kejadian penundaan resep pasien yang berdampak
pada kualitas pelayanan rumah sakit dan terjadi back order yang berdampak pada
keuangan rumah sakit. Penulis ingin meneliti permasalahan yang terjadi untuk
melakukan perbaikan dalam hal pengendalian persediaan farmasi di rumah Sakit
Awal Bros Batam untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas pelayanan dan
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Peneltian ini merupakan penelitian riset operasional untuk menyusun model
pengendalian persediaan farmasi. Model pertama, dalam penelitian ini akan
dilakukan analisis ABC pemakaian, analisi ABC investasi, dan ABC Indeks kritis,
untuk mengetahui persediaan farmasi yang menjadi kelompok A, B dan C.
Selanjutnya akan dihitung EOQ dan ROP, serta efisiensi TIC. Dilakukan
wawancara mendalam dengan informan. Model kedua, metode Periodic Review
System, Order up to level, didalam penelitian ini juga melakukan analisis 10
persediaan tertinggi berdasarkan ABC Investasi dan ABC pemakaian melalui
penilaian average inventory, ITOR dan PNP pada rumah sakit Awal Bros Batam
selama periode 12 bulan. Pada metode kedua ini diharapkan dapat menghindari
terjadinya kelebihan stok farmasi dengan investasi tinggi yang dapat
mempengaruhi cash flow rumah sakit.
Pengendalian persediaan farmasi di Rumah Sakit Awal Bros Batam masih
belum dilakukan dengan optimal, meskipun setiap bulan telah dilakukan analisa
ABC Investasi dan menerapkan metode maksimal dan minimal stok yang
sederhana. Penelitian ini, menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk Rumah Sakit
Awal Bros Batam untuk dapat membantu pihak managemen dalam melakukan
perbaikan pengendalian persediaan farmasi dan mengatasi permasalahan stock out
di farmasi.

ABSTRACT
Prescription delays at Pharmacy Department services Awal Bros Batam
Hospital during the month of October 2015 until September 2016 influences the
impact on the quality of hospital services and going on back order ending with
financial problems to Awal Bros Batam hospitals. The author wants to identify
problems that occur for improving efficiency and effectiveness of services
pharmacy inventory control at Awal Bros Batam Hospital and overall improving
the quality of hospital services.
This study is an operational research study to develop a pharmaceutical
inventory control models. The first model, in this study will be made use of ABC
analysis, investment analysis ABC, and ABC critical index, to determine
pharmaceutical supplies into groups A, B and C. Furthermore, will be calculated
EOQ and ROP, as well as the efficiency of TIC. Conducted in-depth interviews
with informants. The second model, the method Periodic Review System, Order up
to the level, in this study also conducted an analysis 10 largest inventory investment
by ABC and ABC average user through the assessment of inventory, ITOR and
PNP on Awal Bros Batam hospital over a period of 12 months. In the second
method is expected to avoid overstocking pharmaceuticals with high investments
that may affect the cash flow of the hospital.
Pharmacy inventory control at Awal Bros Batam Hospital has not
performed optimally, although every month have made the ABC analysis
Investments and apply maximum and minimum stock method is simple. This
research, produce policy recommendations for the Awal Bros Batam Hospital to
help the management to improve ppharmacy inventory control and solve the
problems in the pharmaceutical stock out."
2017
T47754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betha Chiara Cateline
"Produktivitas diukur sebagai rasio antara output dan input, dipengaruhi oleh efisiensi dan efektivitas. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) mengukur produktivitas berdasarkan kualitas pelayanan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan. Namun, RSUI belum memenuhi target nasional pada Indikator Nasional Mutu, terutama waktu tunggu rawat jalan yang dipengaruhi 50% oleh unit farmasi. Empat dari enam indikator kualitas di unit farmasi belum terpenuhi. Melihat target waktu tunggu obat nonracikan <30 menit selama tahun 2023 dari mutu unitnya hanya tercapai 84,36% dan waktu tunggu obat racikan <60 menit hanya tercapai 89,30%. Untuk mengatasi ini, penelitian dilakukan untuk mengimplementasikan konsep Lean Hospital untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi. Rata-rata waktu tunggu obat non-racikan adalah 56,31 menit dan obat racikan 170,24 menit. Melalui pemetaan pada waste diidentifikasi: Motion, Inventory,dan Waiting. Implementasi solusi prioritas seperti sistem First In First Out, Lean 5S, penyesuaian tata letak, Two Bin System Kanban, dan inventarisasi obat yang tidak terpakai meningkatkan efisiensi siklus produksi, meningkatkan Process Cycle Efficiency menjadi 92,3% untuk obat non-racikan dan 92% untuk obat racikan. Waktu layanan menurun menjadi 17,25 menit untuk obat non-racikan dan 48,95 menit untuk obat racikan.

Productivity is measured as the ratio between output and input, influenced by efficiency and effectiveness. The Universitas Indonesia Hospital (RSUI) measures productivity based on service quality and customer needs fulfillment. However, RSUI has not yet met the national targets for the National Quality Indicators, particularly the outpatient waiting time, which is influenced by 50% by the pharmacy unit. Four out of six quality indicators in the pharmacy unit have not been met. The target waiting time for non-compounded drugs of less than 30 minutes was only achieved 84.36% of the time in 2023, and the target waiting time for compounded drugs of less than 60 minutes was only achieved 89.30% of the time. To address this, a study was conducted to implement the Lean Hospital concept to reduce waste and increase efficiency. The average waiting time for non-compounded drugs was 56.31 minutes and for compounded drugs was 170.24 minutes. Waste mapping identified three main types of waste: Motion, Inventory, and Waiting. Implementing priority solutions such as the First In First Out system, Lean 5S, layout adjustments, Two Bin System Kanban, and unused drug inventory significantly improved production cycle efficiency, increasing Process Cycle Efficiency to 92.3% for non-compounded drugs and 92% for compounded drugs. Service times decreased to 17.25 minutes for non-compounded drugs and 48.95 minutes for compounded."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dima Lintya Siti Karima Zahra
"Jaminan Kesehatan Nasional yang dimulai tanggal 1 Januari 2014 merupakan bentuk transformasi sekaligus reformasi pelayanan kesehatan di Indonesia. Dalam pelaksanaannya, instalasi farmasi dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya secara berkelanjutan sehingga pelayanan kefarmasian dapat menjadi efisien dan efektif dalam biaya. Lean merupakan sebuah sistem manajemen yang sepenuhnya berfokus pada efisiensi, dengan tujuan mengurangi biaya, siklus waktu layanan dan persediaan. Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2016 di Instalasi Farmasi Rawat Jalan dengan titik fokus pada alur proses resep obat non puyer, menggunakan metode action research dengan melakukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menggunakan konsep lean diketahui bahwa waktu proses untuk pengerjaan resep obat non puyer lebih besar dari waktu tempo yang ada. Hal ini menunjukkan instalasi farmasi rawat jalan belum mampu memenuhi kebutuhan pasien, adanya kekurangan jumlah sumber daya manusia pada shift siang, diperlukan tambahan sumber daya pendukung untuk membantu kelancaran pelayanan serta perlu dilakukan desain ulang pada alur proses pengerjaan resep obat non puyer. Desain baru tersebut dapat menghasilkan peningkatan persentase aktivitas value added sebanyak 22,73% yaitu dari 35,89% menjadi 58,62%. Untuk menjamin alur proses pelayanan baru dapat berjalan secara konsisten dan berkelanjutan, diusulkan ide perbaikan yang dibagi kedalam tiga tahap, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

The National Health Insurance which was launched on January 1, 2014, is a form of transformation and reformation of health services in Indonesia. In implementation of the JKN, Hospital Pharmacy Installation is forced to improve its quality service sustainably in order to achieve cost effective and efficient service. Lean is a management system that fully focuses on effiency with the objectives to reduce stock, service cycle time and cost. Research was conducted on outpatient pharmacy installation service at Anna Medika Bekasi Hospital in April to May 2016. It focuses on prescription process flow of non-pulvis medicine using action research method with qualitative and quantitative approach. Lean concepts has been applied in this research.
The result shows that the cycle time required for processing prescription of non-pulvis medicine is longer than the takt time. It indicates that outpatient pharmacy installation service is unable to fullfil the patient demand, there is lack of human resources on day shift, additional resources are required to support the service and process flow of nonpulvis medicine needs to be redesigned. This new design could result to increment 22.73% of value added activities from 35,89% to 58,62% To ensure the new process flow runs consistently and sustainably, some improvements, which are divided into short, medium and long term, are suggested.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Kurnia Oktaviani
"Instalasi Farmasi adalah salah satu unit di rumah sakit yang memberikan layanan produk dan jasa dalam bentuk pelayanan resep. Mutu pelayanan resep farmasi yang baik dikaitkan dengan kecepatan dalam memberikan pelayanan.
Pada pengamatan pelayanan resep pasien rawat jalan JKN yang dilakukan selama 12 belas hari di Instalasi Farmasi di RSUD Pasar Rebo pada 211 sampel resep, ditemukan bahwa waktu tunggu pasien untuk memperoleh obat racikan 4 jam 14 menit dan non racikan 3 jam 29 menit. Dan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata proses waktu pengerjaan obat non racik per resepnya yaitu 5 menit 13 detik dan obat racikan 15 menit 21 detik.
Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan JKN di Instalasi Farmasi RSUD Pasar Rebo Berdasarkan hasil penelitian ini, keterlambatan pelayanan disebabkan kurangnya jumlah petugas, beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah sumber daya manusia yang ada dan belum memiliki standar waktu pelayanan, serta tata letak ruangan. Diharapkan meningkatkan komitmen dalam bekerja dengan tidak menunda atau menumpuk pekerjaan dengan memiliki standar waktu pelayanan bagi petugas farmasi dalam bekerja.

Pharmacy is one of the units in hospitals that provide services of products and services in the form of prescription services. Quality of service good pharmacy prescriptions associated with speed in providing services.
In observation of outpatient prescription services JKN conducted over 12 twelve days in Pharmacy at Pasar Rebo Hospital on 211 samples of prescription, it was found that the waiting time of patients to obtain the drug concoction of 4 hours 14 minutes and non concoction 3 hours 29 minutes. And the result showed that the average processing time process non concotion per prescription medicine that is 5 minutes 13 seconds and drug concoction of 15 minutes 21 seconds.
This study analyzes the factors that influence the waiting time of service prescription outpatient JKN in Pharmacy Pasar Rebo Hospital Based on these results, delays in service due to insufficient numbers of personnel, work load that does not correspond to the amount of human resources there and not have a standard time services, as well as the layout of the room. The expected increase in the commitment to work with no delay or accumulate work with service time standards for pharmaceutical officers at work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I.G.A. Yunita Sanistya Sari
"Tesis ini membahas analisa kinerja instalasi rawat inap BP RSUD Wangaya dengan metode yang lebih komprehensif yaitu didasarkan pada empat perspektif balanced scorecard organisasi sektor publik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dimana kualitas kinerja instalasi rawat inap ditentukan berdasarkan skor bobot yang diperoleh masing-masing perspektif. Hasil penelitian menunjukkan secara rata-rata kinerja instalasi rawat inap Baik dengan skor 76,06%. Disarankan fokus perbaikan pada perspektif yang memiliki skor kinerja kurang memuaskan yaitu perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dan perspektif proses bisnis internal berupa pembenahan pada jumlah, distribusi, serta kebutuhan perawat, serta realokasi fasilitas tempat tidur sesuai kebutuhan per kelas.

The thesis analyze performance of Wangaya general hospital inpatient installation with comprehensive method that is based on balanced scorecard perspective in public sector organizations. The research is qualitative descriptive where the quality of inpatient care is determined based on weighted scores obtained by each perspective. Results showed on average inpatient installation performance is good with a score of 76.06%. Suggested improvements focus on the perspective that still have a less score which learning and growth perspective and internal business process perspective are include number, distribution and need for nurses and the reallocation of bed based on each inpatient class needs."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T 27482
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Rahmanindra
"Instalasi listrik merupakan aspek yang sangat penting yang harus dimiliki sebuah bangunan. Bangunan dan rumah membutuhkan instalasi yang baik untuk menghasilkan listrik yang efektif dan efisien. Skripsi ini akan membahas tentang analisa instalasi listrik pada Rumah 2200VA yang berlokasi di Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia. Setiap bangunan atau rumah harus memenuhi ketentuan standar pemasangan, perlu dilakukan pemantauan dan audit.

Electrical installation is very important aspect that a building should have. Building and houses requires a good installation to achieve effective and efficient electricity. This undergraduate thesis will discuss about electrical installation analysis at 2200VA House located in South Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. It is required for every building or houses to meet the regulation of installation standard, monitoring and auditing need to be done."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>