Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susjanti Widjaja
"ABSTRAK
Dewasa ini jumlah rumah sakit di Indonesia meningkat dengan cepat, terutama di Jakarta dan sekitarnya. Seiring dengan itu kesadaran masyarakat akan kesehatan, daya beli masyarakat dan tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan juga meningkat. Akibat perkembangan tersebut terjadi persaingan yang makin ketat antara rumah sakit. Cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan optimalisasi pelayanan serta efisiensi. Salah satu Cara peningkatan efisiensi adalah dengan melaksanakan pengawasan dan pengendalian yang baik yang merupakan bagian dari manajemen.
Diambilnya pengawasan dan pengendalian di Instalasi Gizi Rumah Sakit Mitra Keluarga karena :
1. Dana yang diserap cukup besar yaitu 22% dari belanja rumah sakit
2. Dari pengamatan selama residensi di Instalasi Gizi Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta Timur diperoleh kesan bahwa dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian ada hal-hal yang belum dilaksanakan sebagaimana mestinya dan adanya penyimpangan-penyimpangan
3. Bidang ini sering terlewat dari pengamatan serta perhatian manajer
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengawasan dan pengendalian di Instalasi Gizi Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta Timur dilaksanakan serta sampai dimana efisiensi tercapai.
Hasil penelitian didapat :
1. Perbandingan pembelian dan pemakaian bahan makanan dengan jumlah pasien
2. Dapat ditariknya kesimpulan adanya penyimpangan-penyimpangan dalam pembelian dan pemakaian bahan makanan sehingga terkesan belum adanya pengawasan dan pengendalian yang optimal
3. Perlunya dilakukan pembenahan seperlunya atas sumber daya manusia dan metode pengawasan dan pengendalian
4. Untuk dapatnya dilakukan pembenahan serta pelurusan pengawasan dan pengendalian di Instalasi Gizi Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta Timur masih diperlukan penelitian yang lebih rnendalam serta uji coba agar didapatkan suatu sistim pengawasan dan pengendalian yang handal serta sesual dengan situasi dan kondisi di Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta Timur.

ABSTRACT
Recently the amounts of a hospital in Indonesia rapidly increase, especially in Jakarta and its surrounding. Accordingly the social concern in health, abilities of paying of the people and the people's demand on service quality also increase. As the result of this development, increasing also occurs in case of winning the market among the hospitals. One way to win the competition is by improving the supervision and control, which are part of management. Supervision and Control in the Nutrition Installation of Mitra Keluarga Hospital Jakarta Timur, has been chosen as topics for several reasons, namely:
1. The budget being absorbed from the whole hospital budget is considerably large, approximately 22%.
2. The writer has found the impression of improper execution and deviation of the supervision and control during the process in the Nutrition installation of MitraKeluarga Hospital.
3. We frequently disregard this field, ignored and unobserved by most of the ' hospital's managers.
This research has meant to know how far the affectivity of supervision and control system, and they have achieved efficiency. Results have been achieved:
1. Comparation between purchasing and the use of food stuff against an amount of the patients.
2. Conclusion of the present duration in purchasing and the use- of food stuff, and as the result is the impression that they have not achieved optimal supervision and control yet.
3. The necessity of sufficient improvement upon people and supervision and control methods.
4. It's needed more intensive research and trial to improve and straighten the supervision and control of nutrition installation at the Mitra Keluarga Hospital, so it's could be wished, then, that a highly effective supervision and control system which is suitable to the situation and condition of the Mitra Keluarga Hospital is achieved.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Novira
"Bagian Pendaftaran merupakan elemen kunci dalam kordinasi kegiatan departemental di rumah sakit yang diawali dengan registrasi pasien. Pengelolaan yang baik di bagian ini dapat memberikan kesan kepada pasien terhadap mutu pelayanan rumah sakit secara umum.
Bagian Pendaftaran Klinik Spesialis Rumah Sakit Mitra Keluarga (RSMK) melayani pendaftaran pasien dari pukul 07.00 -21.00 WIB. Tingginya kedatangan pasien lama pada jam jam tertentu yaitu pukul 09.00-10.00 WIB, pukul 13.00-14.00 WIB dan pukul 17.00-18.00 WIB tidak diimbangi dengan petugas pendaftaran yang melayani di Bagian Pendaftaran.
Petugas pendaftaran yang melayani prosedur pendaftaran pasien berjumlah 3 (tiga) orang untuk tiap shift, masing-masing bertugas melayani pendaftaran pasien lama , pendaftaran pasien baru dan mengantar kartu status pasien ke poliklinik yang bersangkutan. Disamping kegiatan tersebut, petugas juga harus menjawab panggilan telpon dan pelayanan informasi langsung sehingga menambah kesibukan petugas.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sistem antrian di Bagian Pendaftaran Klinik Spesialis RSMK dan mencari model yang sesuai untuk diterapkan.
Populasi penelitian adalah kunjungan pasien lama dengan sampel penelitian kunjungan pasien lama periode 1- 8 Desember 1995.
Untuk analisa data dan simulasi model antrian digunakan perangkat lunak Q.S.B (Quantitative System for Business) yaitu Queueing System Simulation, serta perangkat lunak Microsoft Excell 5.0.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran tentang karakteristik sistem antrian di Bagian Pendaftaran Klinik Spesialis yaitu sistem antrian dengan sumber populasi tak terbatas, tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan secara acak sehingga mengikuti distribusi probabilitas Poisson, disiplin antrian FIFO (First In First Out), dan struktur antrian single channel single phase. Rata-rata kedatangan pasien 36 orang per jam dengan waktu pelayanan 1,62 menit. Utilisasi petugas 93,698 % dan pasien yang menunggu dalam antrian berjumlah 12,7636 orang dengan rata-rata waktu tunggu 20,999 menit.
Hasil simulasi model antrian alternatif ketiga dengan melibatkan petugas pendaftaran pasien baru, rata-rata waktu pelayanan 2 menit dengan satu jalur antrian menghasilkan utilisasi petugas masing-masing 74,76 % dan 76,93 %. Rata-rata waktu menunggu pasien dalam antrian menjadi 2,8782 menit dan jumlah pasien yang menunggu berkurang menjadi 2,2444 orang.
Dengan penambahan seorang petugas diharapkan pembagian tugas dan kerja lebih terarah dan menghasilkan kegiatan produktif lainnya , misalnya mengembangkan sistem perjanjian di Bagian Pendaftaran .
Penelitian mengenai perhitungan biaya waktu yang hilang akibat pasien harus menunggu den biaya pengadaan pelayanan di Bagian Pendaftaran diharapkan dapat dilakukan oleh peneliti lain disamping penelitan mengenai scheduling pasien.
Daftar Bacaan : 27 (1957 -1995 )

The Admitting department is a key element in the coordination of hospital departmental activity that begins with patient registration. This is accomplished by conveying an image to the patient of a sensitive and caring health care provider of quality care.
The Admitting department of Mitra Keluarga Private Hospital service hours open daily ( Monday to Saturday ) from 7 a.m to 9 p.m. The arrival rate of patient is very high at a certain time e.g at 9-10 a.m, 1-2 p.m and 5-6 p.m, so the admitting staff cannot cope with them. The three admitting staff work at the admitting department for each shift. One for the recurring patient admission, one for the new patient admission and the other one for delivering patient medical record to the clinics. Beside the main activity, they have to answer the phone calls and give information to the patient.
The primary objectives of the study were to assess the characteristics of queuing system of the recurring patient and the suitable queuing model for the admitting department. The research is an operational research for one week period observation as research samples. The software of QSB (Quantitative System for Business) e.g Queuing System Simulation and Microsoft Excell 5.0 are being used for analyzing the data and matching the queuing model.
The result of the study showed that the characteristics of queuing system of the admitting department are unlimited calling population, the arrival rate and the service rate are proportional to Poisson distribution, the FIFO (First In First Out) queue discipline and single channel single phase queuing structure. The average of patient arrival rate is 36 with 1.62 minutes average service time. The utilization of server is 93.698%. The average number of patients in the queue is 12.7636 persons with the average time a patient spends in the queue is 20.999 minutes.
By applying the third alternative queuing model, there has been a decrease in the utilization of servers (74.76% and 76.93%), the average number of patients in the queue (2.2444 persons) and the average time a patient spends in the queue (2.8782 minutes).
The study of the lost time of persons waiting for service plus the wages of persons who provides the service and the study of patient scheduling are being suggested to the next researcher.
References : 27 ( 1957-1995)
viii + 87 Pages : 9 Tables, 11 Schemes, 15 Graphics, 8 Enclosures"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Indra Rukmana
"Tujuan peneilitian ini adalah menganalisis penerapan prinsip-prinsip Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dalam penyelengaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit X Jakarta.
Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan di Instalasi Gizi Rumah Sakit X pada bulan April 2012. Informan dalam penelitian ini adalah 6 orang pegawai Instalasi Gizi, 1 orang staf Diklat, 1 orang staf Personalia dan 1 orang staf Rendal Mat Fas di Rumah Sakit X Jakarta. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen.
Hasil penelitian ini adalah penerapan prinsipprinsip HACCP di Instalasi Gizi telah didukung oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan Rumah Sakit X Jakarta dan telah dilaksanakan oleh Instalasi Gizi, namun masih banyak kekurangan dalam pelaksanaannya. Penentuan identifikasi bahaya telah sesuai dengan ketentuan HACCP, penentuan titik kendali kritis (CCP) masih belum fokus pada tahapan yang kritis, telah menetapkan batas kritis dalam setiap tahapan, pelaksanaan monitoring masih belum fokus pada titik kendali kritis, telah menetapkan tindakan perbaikan, tindakan verifikasi belum dilaksanakan, kegiatan dokumentasi rancangan HACCP telah dilakukan, pencatatan monitoring belum dilakukan.
Penulis menyarankan agar Instalasi Gizi menyusun ulang rancangan HACCP dan melakukan pencatatan dalam kegiatan monitoring serta mengikuti pelatihan HACCP untuk meningkatkan kualifikasi menyusun program HACCP.

The aim of this study is to analyze the application of the principles of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) in the food management in Nutrition Installation of Hospital X Jakarta.
The design of this study is a qualitative study that has done in Nutrition Installation of Hospital X in April 2012. Informants in this study were 6 employees of Nutrition Installation, one Diklat staff, one Personalia staff and one Rendal Mat Fas staff in Hospital X Jakarta. The collection of data use in-depth interviews methods and document review.
The results of this study is the application principles of HACCP in the Nutrition Installation which was supported by a policy that issued by the leadership of the Hospital X Jakarta and has been implemented by the installation of nutrition, but there are still many shortcomings in its implementation. Determination of hazard identification in accordance with the provisions of HACCP, the determination of critical control point (CCP) is still not focused on a critical stage, has set critical limits in each phase, the implementation of the monitoring has not still focused on the CCP, has set up corrective actions, verification has not implemented, the HACCP plan documentation has been done, monitoring records has not been performed.
The writer recommends that Nutrition Installation reorder HACCP plan, keeps records of monitoring activities and follows HACCP training to improve the qualifications to set HACCP program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Kustiko
"Komunikasi terapeutik adalah cara yang dipergunakan oleh perawat dalam menyampaikan pesan dan dapat menyelesaikan masalah kesehatan individu (klien). Komunikasi terapeutik memiliki tahapan atau fase terdiri dri fase orientasi, fase kerja, dan fase terminasi. Pada waktu melakukan komunikasi terapeutik perawat perlu memiliki motivasi. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu perilaku. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran motivasi perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik di RS Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta.
Penelitian menggunakan desain deskripsi sederhana., dengan menggunakan alat ukur kuesioner dan dilakukan analisa univariat dengan sample 50 responden perawat yang bekerja di ruang rawat inap. Distibusi hasil penelitian yang mempengaruhi tingkat motivasi pada perawat responden antara lain yaitu latar belakang pendidikan terbanyak adalah D3 Keperawatan sebanyak 43 orang (96%), selebihnya masing - masing sebanyak 1 orang dengan pendidikan SPK dan S1 Keperawatan (2%).
Hasil tingkat motivasi perawat yang memiliki nilai kuesioner > 67,5 sebanyak 49 orang ( 250% responden ). Hasil analisa penerapan fase - fase komunikasi terapeutik diperoleh hasil penerapan fase orientasi dan fase kerja masing - masing sebesar 98%, dan penerapan fase terminasi sebesar 92%.
Sehingga dapat disimpulkan perawat RS Mitra Keluarga Kemayoran memiliki tingkat motivasi yang tinggai dalam melakukan komunikasi terapeutik. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan rekomendasi salah satunya ke RS Mitra Keluarga Kemayoran untuk memberikan reward / penghargaan kepada perawat sehingga perawat dapat mempertahankan kualitas pelaksanaan komunikasi terapeutik.

Therapeutic communication is a method used by nurse to send a massage and to solve individuals or patients problems in health care. Therapeutic communication consists of three phases, phase of orientation, working phase and termination phase. In using therapeutic communication a nurse must have motivation. Motivation describe is a drive to do something that comes from in and out side their self to achive a matter. This research aimed to see the description of motivation of therapeutic communication that has been done by nurses at Mitra Keluarga Kemayoran Hospital Jakarta.
The research design used a simple description design with univariat analysis, consisted of 50 nursing respondents which all had duty at ward. The result of research that the mayority education of respondent were From nursing academic ( 96%), and others education came fiom SPK and Sl Nursing Program.
The result of motivation was that more than 50% nurse had a high grade of motivation. The analysis shared that of each phase of therapeutics communication is more than 98% nurse done orientation and working phase, 92% nurses had a termination phase.
At least it can be concluded that nurses at Mitra Keluarga Kemayoran Hospital Jakarta had a high motivation in implementing terapheutic commnunication toward client. This research have to been recommendation to Management Mitra Keluarga Kemayoran, should be give reward for nurses while they have implementing therapeutic connnunication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5721
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Umniati
"Penelitian ini membahas tentang bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi, Sikap, Pola Makan dan Tingkat Stress Ibu Hamil dengan Kenaikan Berat Badan di Poli Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian cross sectional, dimana dari hasil uji analisis univariat didapat 46,8% responden berumur 19-29 tahun, 97,4% berpendidikan tinggi, 52,1% berpengetahuan kurang baik, 52,1% sikap yang mendukung (positif), 68,9% tidak mengalami stress, 77,4% mempunyai pola makan baik, dan 53,7% mengalami kenaikan berat badan yang berlebih, dari uji bivariat didapatkan hubungan antara tingkat pengetahuan dan pola makan dengan kenaikan berat badan p value ≤ 0,05.

This research talks about how the level of nutrition an attitude, diet and levels of stress pregnant women to increase the weight in poly obstretict mitra keluarga hospital bekasi. The research done by the research cross sectional, where is the result of the test were univariat 46,8 % of the respondents was 19-29 years, 97,4 % of well-educated, 52,1 % have a knowledge is not good 52,1 % have an attitude that support to increase the weight, 68,9 % not subjected to stress, 77.4 % have this whole eating well, and 53,7 % increased by excess of weight, Of the relationship between the level of knowledge and a diet to increase the weight of the p- value ≤ 0,05."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heliani Dwiana Tjokroadiredjo
"ABSTRAK
Untuk mengetahui harga pokok jual berdasarkan biaya yang seharusnya dari keluaran Instalasi Gizi 1992, telah dilakukan telaah biaya produksi 1992 dari seluruh komponen biaya produksi yang terlibat. Atas dasar telaah biaya produksi tersebut dilakukan analisis perbandingan harga jual berdasarkan unit cost dengan harga jual yang berlaku, sehingga dapat ditentukan harga jual yang seharusnya dari keluaran Instalasi Gizi di tiap kelas perawatan Instalasi Rawat Inap untuk mencapai keadaan pulang pokok.
Penelitian dilakukan dengan latar belakang bahwa rumah sakit mampu memperoleh manfaat yang setinggi-tingginya dari proses penyelenggaraan makanan dalam arti mampu mengikut sertakan proses penyelenggaraan makanan dalam penerimaan laba dari total sales rumah sakit, tetapi dilain pihak belum mampu menyajikan informasi biaya produksi Instalasi Gizi yang mengakibatkan belum dapat ditentukannya harga jual keluaran Instalasi Gizi yang layak karena belum dimanfaatkannya dengan optimal informasi biaya yang ada, sehingga belum dirasakan nilai tambahnya untuk dapat mengatasi biaya operasionalnya yang semakin meningkat.
Hasil penelitian yang merupakan analisis komponen biaya produksi kaitannya dengan penentuan harga jual di Instalasi Gizi Rumah Sakit Setia Mitra diharapkan dapat menjadi landasan bagi rumah sakit dalam hal menentukan harga produk lainnya berdasarkan biaya produksi."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Bakti Silang
"Masalah penelitian : Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unsur dalam pelayanan rawat jalan, akan menghasilkan out put berupa kontribusinya untuk memasukkan pasien kerawat inap. Dan yang menjadi masalah utama disini adalah belum adanya gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor apa yang berhubungan dengan kontribusi tersebut. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan kontribusi Instalasi Gawat Darurat terhadap rawat Inap. Untuk mengetahui gambaran tersebut dilakukan metode penelitian dengan disain deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif, dan pengambilan data secara "cross sectional".
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan kontribusi Instalasi Gawat Darurat terhadap rawat map adalah faktor internal; faktor ketenagaan, fasilitas, sarana dan alat serta sistem dan prosedur. Dari faktor eksternal adalah jenis pekerjaan, waktu masuk pasien, tempat tinggat/asal pasien, sistem rujukan dan sistem biaya.
Kesimpulan ; Dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, fasilitas dan ketenagaan merupakan faktor utama dari faktor internal dan jenis kelamin, tempat asal pasien, sistem rujukan, dan sistem biaya dan faktor eksternal mempunyai hubungan dengan kontribusi IGD terhadap rawat inap.
Dari kesimpulan diatas disarankan perlunya pemikiran dan kebijaksanaan, serta peninjauan kembali dari pihak manajemen rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pengembangan Instalasi Gawat Darurat secara menyeluruh terutama dalam kaitannya dengan faktor faktor tersebut diatas, minimal disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Subject of study. Emergency installation as one of the elements in medical treatment for outpatient will give the output form of contribution to the admission of the patient to the hospital. The main problem here is that there is still no clear description of the factors related to the contribution. Scope of study is limited to the factors which are assumed to have some relations to contribution of emergency installation of hospitalization. To know the description, the method of study has been carried out by design descriptive analysis using qualitative approach mean while data collection has been done in a cross sectional way.
The results of the study show that the factors related to contribution from emergency installation to hospitalization are internal factors: Human resource, Facilities, Equipment, System and Procedure. The external factors are kind of work, time of admission of patient, the place where the patient live, referal system anda financing system.
Conclusion from study, it can be concluded that facilities and human resources are the main internal factors, whereas kind of work and the place where the patient live, referal system and financing system in the external factors have some relations to contribution from emergency installation to hospitalization.
From the above conclusion, it is suggested to have idea, policy and review from the management of hospital to develop emergency installation as in a comprehensive way in relation to the above factors, especially to the internal ones. Minimally, they should be in accordance with the provisions stipulated by Department of Health of Republic Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perawat merupakan tenaga terbesar di rumah sakit yang memberikan pelayanan
keperawatan selama 24 jam kepada pasien dan keluarga. Kepuasan kerja perawat dapat
mempengaruhi pelayanan keperawatan yang diberikan. Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian kepuasan kerja perawat di RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading,
untuk mengetahui gambaran kepuasan kenja perawat dan karakteristik perawat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana dengan alat ukur kuesioner.
Porter (1961) menyatakan bahwa kepuasan seseorang terhadap pekeljaanya tergantung
dari perbedaan atau ketidaksesuaian antar apa yang diinginkan dengan apa yang
diperoleh. Penelitian ini mendapatl-can kepuasan kerja perawat dimana lebih dari separuh
perawat merasa puas yaitu sebesar 72,2 %. Perawat yang tidak puas sebesar 27,8 %.
Ketidakpuasan terjadi karena sistim penghargaan dan peningkatan jenjang karir yang
belum memenuhi harapan perawat. Oleh sebab itu rumah sakit hendaknya menentukan
sistim dan rnekanisme yang tepat dan konsisten pada semua perawat, sehingga kepuasan
kerja perawat dapat dicapai."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5499
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmani
"Berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di RW 04 Kelurahan Setu Kecamatan Cipayung-Jakarta Timur telah dilakukan. Namun, program-program tersebut kurang menyentuh masyarakat Iokal lapis bawah, terutama dalam hal bantuan atau akses modal usaha yang terbentur pada persoalan persyaratan dan kelayakan usaha.
Pemberdayaan Masyarakat meialui Program Pengembangan Keluarga (selanjutnya disingkat Probangga) yang dilakukan oleh Yayasan BMS merupakan solusi allernatif terhadap penanggulangan kemiskinan yang terjadi di RW O4 Kelurahan Setu, Cipayung-Jakarta Timur. Melalui Probangga, 11 (sebelas) kegiatan yang telah terealisasi dari 13 (tiga belas) kegiatan yang direncanakan menunjukkan adanya upaya pemutusan kemiskinan melalui pendampingan keiuarga dengan fokus utama pada anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemberdayaan masyarakai melalui Probangga, hambatan-hambatan dan penanggulangannya serta hasil atau perubahan yang dicapai dari proses pemberdayaan yang dilaksanakan oleh BMS di RW 04 Kelurahan Setu Kecamatan Cipayung-Jakarta Timur. Pendekatan yang digunakan dalam rangka pendeskripsian proses pemberdayaan tersebut adalah pendekatan kualitatif.
Ditinjau dari penyebabnya, kemiskinan yang terjadi di RW O4 Kelurahan Setu terdiri dari dua faktor utama. Pertama, budaya masyarakat lokal secara turun temurun yang mengekalkan kernlskinanl Hal tersebut ditunjukan dengan kebiasaan atau pola hidup yang konsumtif dan penggunaan uang secara berlebihan yang tidak layak jika dibandingkan dengan asset dan keuangan yang mereka miliki Budaya ataupun pola hidup yang demikian diistilahkan ?Biar Tekor Asal Nyohor" disertai perilaku malas dan iidak kreatif. Kedua, kebijakan pelebaran kawasan Mabes TNI yang membuat lahan perkebunan dan pertanian masyarakat Iokal semakin menghilang dan kebijakan-kebijakan pembangunan yang kurang menyentuh masyarakat yang paling bawah dan tidak berdaya.
Kedua faktor dominan tersebut menyebabkan masyarakat lokal kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat dari tingkat pendidikan yang mereka miliki, dimana 70,7% berada pada tingkat sekolah dasar. Dalam kondisi demikian, masyarakat lokal tidak mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan baik pada sektor formal maupun informal dan pada akhirnya menjadi miskin. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan krisis multi-dimensi yang melanda Bangsa Indonesia.
Proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan BMS dikategorikan dengan mengacu pada pendapat Adi (2001), yang terdiri dari, tahap persiapan; tahap assessment; tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan; tahap formulasi rencana aksi; tahap pelaksanaan; tahap evaluasi; dan tahap akhir. Hambatan-hambatan yang ditemui selama proses pemberdayaan antara lain, persepsi negatif masyarakat lokal terhadap kehadiran BMS dengan Probangganya; Penentuan terget group; Partisipasi target group; Keterbatasan dana dan tenaga pendamping. Upaya penanggulangan hambatan-hambatan tersebut dinilai sudah cukup optimal dan cukup berhasil yang disertai dengan usaha pengembangan.
Pemberdayaan yang telah berjalan selama setahun (periode 2003-2004) telah memberikan pengaruh para kondisi hidup target group, balk dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Perubahan pada bidang ekonomi yang ditandai dengan (1) Meningkatnya pendapatan keluarga dari hasil pengembangan usaha keluarga/akumulasi modal (50% dari peminjam), (2) Pengembalian cukup lancar dan tidak macet, (3) Dapat meringankan beban ekonomi keluarga (4) Manajemen usaha dan Pengaturan Ekonomi Rumah Tangga (PERT), (5) Tumbuhnya jiwa kewirausahaan, perintisan usaha baru dan pengembangan usaha Iama. Sedangkan perubahan pada bidang sosial budaya ditandai dengan: (1) Meningkatnya motivasi, minat dan kesempatan anak untuk melanjutkan sekolah (35 orang anak telah mendapatkan beasiswa), (2) Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan anak dalam bidang bahasa lnggris, (3) Meningkatnya kemampuan membaca anak melalui kegiatan kelompok belajar, (4) Bertambahnya wawasan dan pengetahuan umum dari kalangan orangtua dalam hal pendidikan, manajemen usaha dan Pengaturan Ekonomi Rumah Tangga (PERT), serta jender, (5) Terkikisnya budaya konsumtif, (6) Anak telah mampu menggunakan komputer tingkat dasar, (7) Tumbuhya budaya belajar dikalangan anak, (8) Semakin eratnya hubungan ketetanggaan dan tumbuhnya rasa kebersamaan dalam suasana pluralitas melalui belajar berorganisasi yang mengarahkan untuk melakukan aksi-aksl kolektif (collective action).
Mengacu atas hasil penelitian dan analisisnya, dapat dikelompokkan menjadi dua hal pokok permasalahan dan sekaligus upaya pemecahannya atau solusi yang diberikan untuk segerah dilakukan oleh BMS dalam upaya pengoptimalan pemberdayaan, yakni pertama, upaya peningkatan pendapatan keluarga anggota Probangga melalui Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif dengan berbasis kelompok. Kedua, penambahan tenaga pendamping atau fasilitator lapangan dan optimalisasi volunteer disertai dengan adanya alokasi dana buat mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T21689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkita Andarini
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur respon konsumen terhadap komunikasi kesehatan oleh RS Mitra Keluarga berdasarkan level kepuasan mereka untuk mengetahui hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatan kinerja komunikasi rumah sakit. Untuk mengetahui seberapa efektif strategi komunikasi kesehatan yang ada sekarang, studi ini dilakukan berdasarkan pendekatan teori kepuasan pengunjung untuk menganalisis isu tersebut dan mencocokkannya dengan peraturan dan hukum yang terkait dengan promosi kesehatan di Indonesia. Data untuk studi ini diambil melalui studi kuantitatif menggunakan metode survei online kepada 90 responden berusia 18 tahun keatas yang merupakan pasien atau pengunjung dari setidaknya salah satu rumah sakit milik jaringan RS Mitra Keluarga di area Jabodetabek. Kami menemukan bahwa walaupun konsumen pada umumnya puas dengan strategi komunikasi kesehatan oleh RS Mitra Keluarga, mereka merasa bahwa beberapa peningkatan perlu dilakukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai informasi kesehatan yang berdampak kepada kondisi kesehatan mereka. Selain itu, data kami juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara komunikasi kesehatan oleh rumah sakit dan keputusan konsumen untuk kembali berkunjung ke rumah sakit tersebut.

ABSTRACT<>br>
This research was conducted to measure consumer rsquo s responses toward health communication by RS Mitra Keluarga through consumer rsquo s satisfaction to understand ways that can be done to improve it. In order to understand the effectiveness of the current health communication strategy, this study uses consumer satisfaction as the theoretical approach to analyse the issue and align them with the current laws and regulations regarding health promotion in Indonesia. The data was collected through quantitative study using online survey methods by collecting 90 respondents aged 18 years old and older who are a patient or visitor of at least one hospital of RS Mitra Keluarga in Jabodetabek area. Through our findings, we found that although consumers were generally satisfied with the current health communication strategy by RS Mitra Keluarga, they believe that some improvement needs to be done to be able to educate people about health information that impacted to their wellbeing. Moreover, it was also indicated that there is a significant correlation between hospital rsquo s health communication and consumer rsquo s decision to repeat visitation. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>