Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liszarwan Baheram
"Kemajuan teknologi bidang otomotif telah memberi manfaat yang sangat besar kepada manusia, manfaat ini terutama di bidang perhubungan darat. Manfaat kendaraan bermotor ini sangat besar dan hal ini menyebabkan manusia berusaha memilikinya terutama sekali untuk kepentingan-kepentingan vital seperti ke kantor, kuliah ataupun bisnis lainnya. Untuk dapat mengemudi kendaraan dengan aman dan lancar dibutuhkan keserasian antara jumlah kendaraan, panjang jalan dan jumlah penduduk, disuatu tempat. Akhir-akhir ini terdapat ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah kendaraan dengan jumlah panjang jalan, dimana jumlah pertambahan jalan tidak secepat pertambahan kendaraan. Akibatnya jalan terasa sempit, kenyamanan mengemudipun mulai berkurang dan kecelakan lalu lintas pun makin meninakat yang disertai pula dengan bertambahnya jumlah manusia yang mati akibat kecelakaan lalu lintas termasuk diantara pares korban ini adalah pejalan kaki.
Di Indonesia setiap tahun jumah kendaraan bertambah 8,13%,jalan hanya bertambah 2,61%.Pada tahun 1987 di lapork.an 10.809 kor-ban mati, 20.987 luka berat dan 26.522 luka ringan akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 1987 adalah 171.710.000 org.
Di USA 4 orang pejalan kaki meninggal karena kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk. Pertambahan penduduk ini disamping akibat kelahiran juga akibat adanya urbanisasi. Pertambahan jumlah kendaraan timbul akibat berbagai macam hal seperti gengsi, ingin cepat sampai ditujuan , ingin terhindar dari kemacetan lalu lintas dan lain-lain. Kematian pejalan kaki akibat kecelakaan lalu lintas di Jakarta dalam periode 1974-1976 adalah sebesar 48.42%.
Meningkatnya jumlah perdestrian yang menjadi korban kecelakan lalu lintas ini adalah akibat beberapa hal :
1. Adanya pedestrian baru akibat pertumbuhan penduduk dan urbanisasi.
2. Meningkatnya mobilitas penduduk.
3. Trotoir tidak tersedia, di beberapa tempat trotoir dijadikan korban perluasan jalan dan ada juga trotoir yang dipakai untuk tempat berjualan.
4. Tempat penyeberangan , zebra cross tidak tersedia.
5. Disiplin yang kurang dari pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor misalnya menyeberang tidak pada tempatnya, mengendarai kendaraan secara ugalan-ugalan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Utami Mutiara Ningrum
"Kecelakaan lalu lintas, termasuk kecelakaan kereta api merupakan salah satu penyebab umum morbiditas dan mortalitas hampir di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Namun sayangnya dampak cidera dan kerugian yang timbul dari permasalahan tersebut masih belum menjadi perhatian, dan diabaikan dari agenda kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola luka dan cidera yang terjadi pada korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal akibat tertabrak kereta api yang diperiksa di Departmen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUI/RSCM pada periode tahun 2009 - 2014. Data diperoleh melalui rekam medik, dan kemudian jenis luka yang didapatkan disajikan dalam bentuk tabel. Hubungan antara luka eksternal dan internal dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Dari total 106 sampel, korban didominasi oleh laki-laki dengan rasio laki-laki banding perempuan sebesar 3.61:1. Mayoritas korban berada pada rentang usia 20-50 tahun (85,86%). Luka eksternal yang paling banyak ditemukan berupa abrasi, dan bagian tubuh yang paling banyak mengalami luka eksternal adalah regio kepala, wajah, dan leher. Sebagian korban mengalami fraktur multipel dengan tulang kranial sebagai tulang yang paling banyak mengalami fraktur. Otak merupakan organ yang paling sering mengalami perlukaan. Ditemukan hubungan bermakna antara kontusio pada regio abdomen dan pelvis dengan luka limpa (p = 0,026).

Train accident has been one of the most frequent cause of morbidity and mortality worldwide, especially in areas where railway traffic is higher. The injuries and deaths caused by railway fatalities, although devastating, still has not been considered as an important issue. This research aim to observe the pattern of injuries in victims of railway fatalities that was otopsied in The Department of Forensic, Cipto Mangunkusumo Hospital within the period of 2009 - 2014. Secondary data in the form of meidcal record was collected and the pattern of injuries was presented in table form. The association between external and internal injury was analyzed using Chi-Square test. Out of 106 samples that match the inclusion and exclusion criteria, the fatalities were predominantly seen in the males with a male to female ratio 3.61:1. Most of the external injuries were found on the head, face, and neck region. The commonest external injuries sustained was abrasion. Some of the victims sustained multiple fractures and the majority of fractures were observed in the skull. Multiplicity in visceral injuries were found and the majority of victims had brain injuries. A significant association was found between contusion in abdominal-pelvic region and hepatic injury (p = 0,026).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Odri Amir
"Seiring dengan perkembangan dunia industri, banyak perusahaan yang menerapkan tekhnologi baru dengan tujuan meningkatkan produktivitas. Dengan peningkatan penggunaan tekhnologi baru ini juga berdampak pada perkembangan hazard yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja, disebabkan tidak diikuti perkembangan pengetahuan dan kemampuan pekerja terhadap tekhnologi tersebut. Salah satu penyebab kecelakaan paling besar adalah faktor manusia 80 %, oleh sebab itu faktor manusia merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan.
Faktor tindakan tidak aman dan keadaan tidak aman yang dibahas untuk melihat adanya hubungan dengan kecelakaan kerja. Dengan diketahuinya hubungan factor-faktor tersebut diatas terhadap kecelakaan kerja, dapat dibuat program intervesi dalam rangka mencegah kecelakaan kerja. Desain penelitian deskriptif analitik melalui survey dengan pendekatan cross-sectional untuk menganalisis hubungan tindakan tidak aman, keadaan tidak aman terhadap kecelakaan kerja dengan memakai uji Chi=Square dengan bantuan perangkat lunak SPSS.
Penelitian dilakukan di Plant 11 salah satu perusahaan semen di Jawa Barat. Hasil penelitian mendapatkan tindakan tidak aman yang paling sering adalah kurang menggunakan APD, keadaaan tidak aman yang paling banyak adalah banyak debu, debu merupakan hazard utama di pabrik semen. Dari hasil uji statistik diperoleh adanya hubungan keadaan tidak aman yaitu kurangnya rambu bahaya terhadap kecelakaan berat.

Many companies implement new technology to aim increasing of productivity in recent industrial development. Increasing its development of new technology have an impact to increase number of hazard associated which contributed work accident due to not following knowledge and skill development through its technology human factor should strongly estimated as one of most accident cause is human factor (80%).
Unsafe Act and Unsafe Condition to related accident described in this thesis. Based on relation of the above factor, intervention program cord be made to avoid work accident related to unsafe act and unsafe condition. Observational research design through analytic survey with cross-sectional method to analysis relation of unsafe act and unsafe condition related to accident using chi-square by using SPSS software.
Research conducted at Plant 11 one of cement company in West Java. Results from this research find the most unsafe act is do not used PPE, the most unsafe condition is dust, dust is unsafe condition principal hazard at Cement Company. Results from statistic test get the less safety sign relation to work accident.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Sanjoyo
"Latar belakang: Penelitian ini bertujuan mencari pengaruh sistem kerja nextcell yang bersifat multitasking dan faktor risiko lainnya terhadap kecelakaan di industri elektronik daerah depok pada tahun 2010-2013. Angka severity rate kecelakaan kerja pada periode kerja 2010-2012 (4,47 manhour;8,46/1000 manhour;28,91/1000 manhour) yang menjadikan dasar untuk dilakukan penelitian ini.
Metode: Penelitian menggunakan disain kasus kontrol berpadanan, kasus berjumlah 49 responden diambil dari data kecelakaan kerja periode 2010-2013 dan kontrol 98 responden, kontrol dipilih berdasarkan matching departemen kerja, tempat kerja serta diskripsi kerja yang sama. Variabel kecelakaan kerja merupakan variabel dependen dan sistem kerja, masa kerja, status pekerja, kerja shift, alat pelindung diri dan kebisingan. usia, jenis kelamin dan riwayat kesehatan merupakan variabel independen.
Hasil: Jumlah responden dengan kerja sistem nextcell 70 (47,61%) responden dan bukan nextcell berjumlah 77 (52,39%) responden. Responden dengan kerja nextcell mengalami kecelakaan 25 (35,7%). Penelitian ini mendapatkan sistem kerja next cell tidak berpengaruh menimbulkan kejadian kecelakaan kerja. Variabel yang mempengaruhi kecelakaan kerja adalah adanya riwayat penyakit OR=7,44;CI(95% 3,33-16,64) dan jenis kelamin laki-laki OR= 0,31 CI (95% 0,11-0,86).
Kesimpulan: Sistem nextcell tidak mempengaruhi timbulnya kejadian kecelakaan kerja. Variabel risiko yang mempengaruhi kecelakaan kerja adalah riwayat penyakit berisiko dan jenis kelamin laki-laki.

Background: This study aims to find the influence nextcell system that is multitasking and other risk factors to accidents in the electronics industry area depok 2010-2013. There is an increasing number of work accident severity rate in the period 2010-2011-2012 (4,47 manhour;8,46/1000 manhour;28,91/1000 manhour) which forms the basis for this research.
Methods: The study used case-control design with matched, cases amounted to 49 respondents drawn from the data of occupational accidents in 2010-2013 and 98 control respondents. Matched controls were selected by the department on work, workplace, descriptions of the same work. Variable dependent is occupational accidents and work systems, job tenure, employment status, shift work, personal protective equipment and noise. age, sex and medical history is an independent variable.
Results: The number of respondents with a working system nextcell 70 (47.61%) respondents and not nextcell 77 (52.39%) respondents. Respondents with nextcell have work accident 25 (35.7%). This research next cell does not affect cause incidence of workplace accidents. Variables health status have affect to work accidents OR = 7.44; CI (95% 3.33 to 16.64) and male gender OR = 0.31 CI (95% from 0.11 to 0.86) .
Conclusion: The nextcell system does not affect to incidence work accident. Variables health status and male can affect the risk of workplace accidents.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulis Setiawati
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26428
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Yuliana Wisna
"Kecelakaan merupakan masalah yang terjadi terus menerus, berpotensi mengakibatkan kematian, kesakitan, dan kecatatan tetapi dapat dicegah atau diatasi. Populasi sepeda motor menjadi penyumbang kecelakaan terbesar. Faktor penyebab kecelakaan bersumber dari faktor manusia, kendaraan, jalan, dan lingkungan. Penelitian mengenai kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh pengendara sepeda motor di wilayah Jakarta Timur pada tahun 2007. Jumlah sampel 318, diambil dengan teknik Purposive sampling.
Penelitian mengkaji karakteristik pengendara sepeda motor, jalan dan lingkungan, kendaraan pengendara, dan waktu terjadinya kecelakaan, serta hubungan karakteristik-karakteristik tersebut terhadap cidera pada pengendara sepeda motor yang diakibatkan oleh kecelakaan tersebut. Penelitian merupakan studi deskriptif analitik dengan disain studi potong lintang, dan menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan polisi. Perangkat lunak yang digunakan ialah SPSS 13.0 for Window dengan analisis Crosstab dan regresi binary logistic, dan Microsoft Office Excel 2003.
Hasil penelitian yaitu 51% kecelakaan disebabkan oleh pengendara sepeda motor, berpola ?M?, puncak kecelakaan pukul 06.00-07.00 dan 21.00, banyak terjadi saat perjalanan kerja, hari Selasa, tanggal 1 hingga 10, 80% lalu lintas lancar, 93% cuaca cerah, dan 40% curah hujan rendah. Pengendara 95% laki-laki, 69% berstatus karyawan, 84% berpendidikan menengah, 35% berumur 17 hingga 24 tahun. Pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan dengan jenis Honda sebanyak 46%, rasio resiko Kecelakaan lalu tertinggi pada jenis Kawasaki, sedangkan untuk mendapatkan cidera yakni pengendara dengan jenis kendaraan Suzuki.
Kecelakaan 33% berpola depan-pejalan kaki, 35% jenis sepeda motor yang banyak ditabrak. 57% pengendara mengalami cidera 60% mengenai kepala. Peluang resiko untuk mendapatkan cidera pada karyawan (OR=3,15), Honda (0,27), Kawasaki (OR=0,19), Yamaha (OR=0,33), tipe tabrakan depan-belakang (OR=11,63), depan-depan (OR=9,62), depan-samping (OR=4,03), samping-samping (OR=4,26), motor dengan motor (OR=4,17), motor dengan lainnya (OR=10,69), motor dengan kendaraan bermotor (OR=12,13), saat istirahat (OR=2,69)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Krisna Yasa Putra
"Kecelakaan lalu lintas jalan pada umumnya terjadi karena berbagai faktor penyebab secara bersama-sama antara faktor manusia dengan parameter lengah, mengantuk, mabuk, tidak trampil, tidak tertib, faktor kendaraan dengan parameter rem, ban, kemudi, Iampu, dan faktor jalan dengan parameter lobang, rusak, licin, dan bergelombang.
Data kecelakaan lalu lintas dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari pengukuran atas kejadian kecelakaan yang terjadi selama kurun waktu 141 bulan (mulai bulan Januari tahun 1990 sampai dengan bulan September tahun 2001) dengan wilayah studi adalah yang meliputi Polresta Bekasi, Polresta Bogor, Polresta Depok, Polresta Jakarta Barat, Polresta Jakarta Pusat, Polresta Jakarta Selatan, Polresta Jakarta Timur, Polresta Jakarta Utara, dan Polresta Tangerang. Angka kecelakaan lalu lintas jalan pada masing-masing wilayah studi dengan parameter faktor penyebab kecelakaan lalu lintas jalan dibuat suatu analisa deret berkala (Time Series Analysis) dengan menggunakan pendekatan Box-Jenkins (ARIMA) yang merupakan salah satu metode analisis deret berkala (Time Series Analysis).
Model yang dihasilkan dari sebaran data tiap parameter faktor penyebab kecelakaan sebagian besar bersifat Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan beberapa model bersifat Autoregressive (AR) dan Moving Average (MA).
Model yang dihasilkan untuk semua wilayah berjumlah 120 model dimana sebagian besar dari model memiliki tingkat keberartian (significant) yang cukup baik dalam mewakili sebaran data. Hal ini ditunjukkan dengan dua pengujian yang dilakukan yaitu uji -t dan uji Box- Ljung dengan tingkat kepercayaan 95 %.
Faktor penyebab kecelakaan yang paling dominan terjadi pada masing-masing wilayah dengan nilai korelasi Pearson diatas 0,6 adalah didominasi oleh faktor manusia dengan modus operandi berturut-turut akibat pengemudi tidak tertib, lengah dan tidak terampil. Pala kecenderungan total kecelakaan yang terjadi pada masing-masing wilayah menunjukkan pola kecenderungan rata-rata meningkat (naik) secara landai kecuali untuk wilayah Depok, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur mengalami penurunan. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya penanggulangan (counter measures) untuk meminimalkan dampak-dampak negatif yang mungkin timbul sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas jalan di wilayah Jabodetabek."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Kartika
"Skripsi ini membahas gambaran kecelakaan lalu lintas, faktor penyebab kecelakaan, serta faktor penyebab yang berhubungan dengan kejadian meninggal akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor di Depok dengan menggunakan data laporan kecelakaan dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dicatat dan dilaporkan oleh Laka Lantas Polres Metro Depok selama tahun 2008. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan menyebabkan kecelakaan, sehingga saran yang diberikan adalah agar Polres Depok memperketat pengawasan pembuatan SIM serta melakukan pembinaan dan sosialisasi safety riding kepada kelompok masyarakat yang sering mengalami kecelakaan.

This research explain about road accident, causes factor, and causes factor related death which result by motorcycle road accident in Depok using accident report and investigation which recorded and reported by Laka Lantas Polres Metro Depok during 2008. This research use quantitative study and cross sectional design.
The analysis conclude that human factor is dominant factor that cause motorcycle accident, so the recommendation to prevent this problem is Polres Metro Depok had better to more discipline in making SIM and make socialization program about safety riding for community who often had been accident.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Didin R. Roesamsi
"Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu ancaman yang paling rawan terhadap keamanan dan ketertiban dibidang lalu lintas jalan raya, sebab selain menyebabkan kerugian harta benda juga dapat menimbulkan korban jiwa. Situasi kecelakaan lalu lintas di Indonesia menunjukkan gambaran yang meningkat dari tahun ketahun, sehingga merupakan salah satu penyebab kematian yang utama di Indonesia. Kecelakaan lalu lintas sepeda motor merupakan jenis kecelakaan lalu lintas yang paling banyak terjadi di jalan raya, sehingga menjadi penyebab utama kematian atau cedera yang memerlukan perawatan mondok di Rumah Sakit.
Jenis kendaraan sepeda motor adalah jenis kendaraan bermotor yang paling banyak di Jakarta, lebih dari separuh dari seluruh jenis kendaraan yang ada. Pada pemakai sepeda motor, baik pengemudi maupun pembonceng berada dalam keadaan kurang terlindung dari akibat kecelakaan lalu lintas. Korban kecelakaan lalu lintas sepeda motor, paling banyak mengalami benturan pada kepala, sehingaa mengakibatkan korban menderita cedera kepala ( trauma kapitis ) dan menyebabkan kematian ditempat kecelakaan atau memerlukan perawatan mondok di Rumah Sakit.
Untuk mengatasi situasi yang rawan dibidang lalu lintas, POLRI telah melaksanakan berbagai macam kegiatan,antara lain dengan mengadakan Operasi Zebra 1985, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas dan menurunkan kerugian harta benda serta korban jiwa. Salah satu anjuran yang terdapat dalam kegiatan Operasi Zebra 1985 adalah anjuran untuk memakai helm bagi pemakai sepeda motor di wilayah DKI-Jakarta, dengan harapan dapat mengurangi korban yang menderita cedera kepala baik yang mati ditempat kecelakaan/dalam perjaianan ke Rumah Sakit maupun korban yang memerlukan rawat mondok di Rumah Sakit.
Dengan maksud untuk mengetahui sampai sejauh mana helm dapat melindungi kepala / dapat mengurangi cedera pada kepala pemakai sepeda motor yang mengalami kecelakaan lalu lintas, maka dilaksanakan penelitian tentang pengaruh pemakaian helm terhadap derajat trauma kapitis yang diderita oleh pemakai sepeda motor yang mengalami kecelakaan lalu lintas di wilayah DKI-Jakarta Serta dirawat di R.S.C.M. Jenis Penelitian adalah suatu studi observasional dengan desain Cohort-non-concurrent."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firma Oktaviana
"Kecelakaan yang terjadi pada kendaraan motor menyebabkan kematian, cedera atau kecacatan pada penderitanya. Banyaknya korban dan kerugian yang ditimbulkan, baik akibat hilangnya jam kerja, maupun biaya yang diperlukan untuk pengobatan dan rehabilitasi penderita, maka cedera karena kecelakaan lalu lintas termasuk dalam masalah kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola cedera kecelakaan lalu lintas pada kendaraan bermotor roda dua serta hubungannya dengan karakteristik sosio demografi, perilaku, mekanisme kecelakaan serta kejadian kematian kasus yang cedera. Studi crosssectional ini menggunakan data rekam medik RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta tahun 2003-2007. Jumlah sampel yang dianalisis adalah 577 dari 618 kasus cedera.
Penelitian menemukan jumlah kasus tertinggi terdapat pada tahun 2006 (157 kasus). Proporsi kasus yang meninggal sebesar 42 kasus (7,3%). Proporsi kasus tertinggi pada laki-laki (86,3%), berusia 17-39 tahun (75%), bekerja di bidang swasta (60,8%), peran sebagai pengendara (84,2%), dengan mekanisme kecelakaan motor dengan mobil (51,0%). Riwayat kasus yang mengkonsumsi alkohol ada sebanyak 6,4% sedangkan kasus yang tidak memakai helm saat terjadi kecelakaan ada sebanyak 94 kasus (16,3%). Cedera yang paling banyak pada kasus adalah cedera fraktur multiple dengan cedera otot dan tendon (53,0%) dan lokasi cedera pada kepala (40,6%). Kasus dengan cedera kombinasi dengan fraktur yang meninggal ada sebanyak 40 kasus.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,000. Kasus meninggal dengan cedera di bagian kepala saja ada 24 kasus (10,3%) dan ada 16 kasus pada kasus dengan cedera pada anggota tubuh lain dengan kombinasi kepala. Hasil uji statistic menunjukkan nilai p=0,071 Penelitian menemukan bahwa perilaku yang tidak aman (safety) seperti tidak memakai helm dan minum alkohol dalam berkendara mempengaruhi kejadian cedera dan meninggal pada kasus. Oleh karena itu pentingnya kesadaran pengendara dan penumpang kendaraan bermotor roda dua dalam berperilaku safety dalam berkendara serta pentingnya sosialisasi terhadap keselamatan berkendara."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>