Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187011 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tika Wastika
"ABSTRAK
Meningkatnya jumlah akseptor Implant di Kabupaten Bekasi, harus diantisipasi oleh petugas yang berkompeten dan berkualitas. Petugas pemasang Implant di Kabupaten Bekasi dilakukan oleh Dokter dan Bidan, dimana bidan sesuai dengan SK Dirjen Binkesmas DEPKES RI No:577/BM/DJ/BKK/V/1991 dibatasi kewenangannya dalam melakukan pelayanan pemasangan Implant. Hal ini sangat menarik untuk diteliti apakah kemampuan (kualitas) pemasang Implant pada dokter dan bidan berbeda?. Untuk itu dilakukan penelitian Kualitas pelayanan Implant oleh Dokter dan Bidan ditiga Kecamatan di Kabupaten Bekasi. Kualitas pelayanan pemasangan Implant diukur dari komposit tiga variabel, yaitu pengetahuan peserta implant tentang implant yang berasal dari informasi petugas, kejadian komplikasi akibat pemasangan implant dan kepuasan yang dirasakan oleh peserta Implant terhadap pelayanan yang diterimanya.
Penelitian dilakukan dengan cara survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel peserta implant diambil masing-masing 100 peserta yang dilayani dokter dan 100 peserta yang dilayani bidan Peserta implant yang diteliti adalah peserta implant yang dipasang pada periode Tahun anggaran 1991/1992.
Dari 3 variabel dasar kualitas pelayanan yang diteliti yaitu pengetahuan, kejadian komplikasi dan kepuasan yang dirasakan peserta implant, ternyata perbedaan pengetahuan dan kepuasan peserta implant yang dilayani dokter dan bidan bermakna secara statistik, perbedaan kejadian komplikasi pada peserta yang dilayani dokter dan bidan tidak bermakna secara statistik. Sedangkan perbedaan kualitas pelayanan pemasangan implant sebagai gabungan dari ketiga variabel dasarnya bermakna secara statistik.
Sehingga kesimpulan akhir adalah kualitas pelayanan pemasangan implant yang diterima peserta implant yang dilayani oleh dokter lebih baik dari kualitas pelayanan pemasangan implant yang dilayani oleh bidan.
Peneliti menyarankan agar tenaga bidan lebih meningkatkan mutu pelayanan pemasangan implant dilapangan, dengan cara pelatihan berkala dan berkesinambungan.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Syabariah
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Implant Levonorgestrel dan Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) merupakan 2 jenis kontrasepsi hormonal jangka panjang yang hanya berisi derivat hormon progestogen. Penggunaan jangka panjang kontrasepsi tersebut dapat menimbulkan gangguan pola menstruasi (pendarahan endometrium). Salah satu teori mengatakan bahwa gangguan tersebut disebabkan kerapuhan kapiler endometrium, karena tergangguannya keseimbangan metabolisme asam arakidonat. Progestogen meningkatkan metabolisme asam arakidonat jalur epoksigenase yang menghasilkan radikal bebas yang kemungkinan meningkatkan kadar peroksida lipid (oksidan). Di lain pihak, vitamin E diketahui merupakan zat antioksi dan utama dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kontrasepsi progestogen (Implant Levonorgestrel dan DMPA) terhadap keseimbangan oksidan dan antioksidan tubuh melalui pengukuran kadar peroksida lipid dan kadar vitamin E plasma.
Pada penelitian ini diukur dan dibandingkan antara kadar peroksida lipid dan kadar vitamin E plasma sebelum dan sesudah 3 bulan penggunaan kontrasepsi Implant Levonorgestrel, DMPA dan kontrol. Pengukuran kadar peroksida lipid plasma dengan spektrofotometri sedangkan pengukuran kadar vitamin E dengan kromatografi cair kecepatan tinggi (KCKT). Masing-masing tujuh orang wanita calon pengguna kontrasepsi Implant Levonorgestrel dan tujuh orang wanita calon pengguna DMPAdan tujuh orang kontrol diukur kadar peroksida lipid dan kadar vitamin E plasmanya dan pengukuran diulangi setelah 3 bulan penggunaan kontrasepsi. Data dianalisa dengan analisis varians, uji perbandingan lebih dari dua kelompok, setelah sebelumnya diuji normalitas dengan uji Koimogorov-Smirnov dan uji variansi dengan uji Levene statistic.
Hasil dan Kesimpulan : Dari penelitian diperoleh (1) Kadar peroksida lipid plasma baik sesudah penggunaan kontrasepsi Implant Levonorgestrel maupun DMPA lebih tinggi secant bermakna (p < 0,05), dibandingkan sebelum penggunaan kontrasepsi, (2) Kadar vitamin E plasma sesudah 3 bulan penggunaan kontrasepsi DMPA lebih rendah secara bermakna (p<0,05) dan pada pengguna kontrasepsi Implant cenderung lebih rendah dibandingkan sebelum penggunaan (3) Perubahan peningkatan kadar peroksida lipid plasma pada perlakuan dan kontrol secara statistik tidak berbeda beimakna, dan (4) Perubahan penurunan kadar vitamin E plasma pada perlakuaan dan kontrol juga secara statistik tidak berbeda bermakna (p > 0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biran Affandi
"ABSTRACT
Pure water, a sanitary environment, and nutritious food have long been recognized as prerequisites of good health. In the last two decades, medical studies have revealed another essential component of health strategies: family planning. Uncontrolled fertility directly threatens the health of mother and other family members. Today no health program can be considered complete unless it can also offer all potential parents ready access to appropriate family planning measures for all potential parents.

It is an unfortunate evolutionary fact that women become fertile several years before what is, for mother and child, the safest time for birth; moreover, they usually remain fertile for ten to fifteen years beyond the period of lowest risk. While the onset of fertility ranges from age 10 to the mid-tens, pregnancy becomes safest from a biological point of view around the age of 20. The period of maximum safety lasts for about a decade; then, when a woman reaches the age of about 30, risks to mother and child begin to rise and they continue to escalate with each passing year.

The number of children a woman bears in her life affects her health significantly. Her first birth carries a slightly higher risk of complications or death for her and her child than second and third births do, primarily because the first birth reveals any physical weaknesses of genetic abnormalities in the mother or the father. A woman's second and third births are generally the safest but with the fourth birth, the incidences of maternal death, stillbirth, and infant and even childhood mortality begin to rise, jumping sharply with the birth of the fifth and every succeeding child. Beyond a certain point, then, practice does not make perfect in childbearing; quite the contrary, it entails escalating dangers. The actual level of risk involved in bearing large numbers of children depends, of course, on the mother's social milieu. But one pattern prevails in every country and in every social class: risks increase as the number of children passes 3. Contrary to the belief held by many people, including some doctors, that women with many children are apt to give birth easily and painlessly, such women are in fact particularly susceptible to the complications and diseases associated with pregnancy.

Some studies found that about 60 percent of all severely undernourished children were of the fourth or later birth order. It is calculated that even without any other improvements in income, food availability, or medical care, the "limitation of family size to 3 children would bring down the incidence of severe forms of protein calorie malnutrition by at least 60 percent". The ill effects of numerous births on both mothers and their children are more likely to occur when the intervals between these births are short. Studies have shown that infants born less than two years after the previous child are 50 percent more likely to die by age 1 than are infants born two to four years after the previous child. Considering the health of mother and children, the risks related to the reproductive process could be reduced to the lowest level possible if:

1. The birth of the first-born can be deferred until the mother is 20 years old
2. The space between children's births must be at least 2 years
3. No more than 2-3 children are to be born
4. No more births after the mother's age reaches 30 years or over should be expected.
"
1987
D7
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Amran
"Dalam siklus reproduksi, bertambah usia, jumlah anak dan kondisi kesehatan menimbulkan kebutuhan jenis alat kontrasepsi baru yang lebih rasional. Peralihan ke metode yang tidak rasional dapat berdampak pada kehamilan tidak direncanakan. Pengetahuan yang tinggi serta persepsi efektifitas dan efisiensi penggunaan alat kontrasepsi berhubungan dengan pola penggantian metode rasional. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pola penggantian metode kontrasepsi, serta membuktikan perbedaan hubungan pengetahuan serta persepsi penggunaan alat kontrasepsi dengan pola penggantian metode kontrasepsi rasional antara perempuan akseptor KB di Jawa Timur dan NTB.Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi Cross-Sectional. Subyek penelitian adalah wanita usia subur dengan jumlah 4616 perempuan di Jawa Timur dan 4819 perempuan di NTB. Perubahan jenis kontrasepsi ditinjau dari perbedaan jenis kontrasepsi saat ini dengan sebelumnya selama rentang waktu mengikuti program KB. Penilaian rasionalitas ditinjau dari kecocokan metode kontrasepsi terakhir dengan usia, jumlah anak dan motivasi KB. Pengetahuan yang diukur terkait MKJP. Sementara persepsi yang diukur terkait efektifitas efek samping dan cara pemakaian dan efisiensi biaya dan kemudahan memperoleh alat kontrasepsi. Data dianalisis dengan meggunakan multilevel analisis regresi logistik berganda untuk membuktikan hipotesis penelitian. Pola pengantian metode kontrasepsi didominasi oleh perpindahan dari non MKJP ke non MKJP lainnya. Hanya sebagian kecil perempuan berisiko tinggi yang beralih menggunakan kontrasepsi rasional baik di NTB maupun Jawa Timur. Persepsi terhadap efek samping terbukti berhubungan dengan pola penggantian rasional pada perempuan di Jawa Timur, dan persepsi terhadap cara pemakaian alat kontrasepsi terbukti berhubungan dengan pola penggantian metode kontrasepsi rasional pada perempuan di NTB. Persepsi terhadap biaya alat kontrasepsi terbukti berhubungan dengan pola penggantian metode kontrasepsi rasional pada perempuan di Jawa Timur dan NTB.Dapat disimpulkan ada perbedaan hubungan persepsi penggunaan alat kontrasepsi dengan pola penggantian metode kontrasepsi antara Jawa Timur dan NTB. Oleh karena itu, disarankan strategi KIE pada perempuan di Jawa Timur fokus pada penyelesaian masalah persepsi terkait efek samping dan pada perempuan NTB fokus pada penyelesaian masalah persepsi cara pemakaian alat kontrasepsi. Untuk menyelesaikan permasalah terkait persepsi biaya alat kontrasepsi pada perempuan di Jawa Timur dan NTB, perlu didukung keberlanjutan program penggratisan alat kontrasepsi pada masyarakat miskin dan juga masyarakat katagori lainnya melalui program BPJS.

In the reproductive cycle, the increasing age, number of children and health conditions lead to the need for more rational types of new contraceptives. Switching contraception to irrational methods may cause unintended pregnancies. High knowledge and perceptions of the effectiveness and efficiency of contraceptive use are related to the rational switching method pattern. Therefore, this study aims to evaluate the pattern of switching contraceptive methods, and to prove the difference association of knowledge and perception of contraceptive use with the pattern of rational switching contraceptive methods among women of Family Planning FP acceptors in East Java and West Nusa Tenggara.This study used a quantitative approach with Cross Sectional study design. Research subjects were women of reproductive age with 4616 women in East Java and 4819 women in West Nusa Tenggara. Changes in types of contraceptives were reviewed from the different types of contraceptives with the previous one during the timeframe of the FP program. Assessment of rationality was reviewed from the compatibility of the last method of contraception with age, number of children and family planning motivation. Knowledge was measured related to Long Term Contraceptive Method LTCM . While, perception rsquo s measurement was related to the effectiveness side effects and mode of use and efficiency cost and ease of obtaining of contraceptives. Data were analyzed using Multilevel Multiple Logistic Regression analysis to prove the research hypothesis.The switching pattern of contraceptive methods was dominated by changing from non LTCM to other non LTCM. Only a small proportion of high risk women switched to use rational contraception both in West Nusa Tenggara and East Java. Perceptions of side effect was associated with rational patterns of switching method in women in East Java, and perceptions of the use of contraceptives had relationship with patterns of rational contraceptive methods for women in West Nusa Tenggara. Perceptions of the cost of contraceptives was foundto be related withrational switching pattern of contraceptive methods among women in East Java and West Nusa Tenggara.In conclusion, there was a difference relationship of perceptionon contraception use and switching contraceptive method between East Java and West Nusa Tenggara. Therefore, it is recommended that Communication, Information and Education CIE strategies for women in East Java should focus on solving perceptual problems related to side effect while in West Nusa Tenggara women more focus on solving perception problems about how to use contraceptives. To solve the problems related to perception of contraceptive cost among women in East Java and West Nusa Tenggara, it is necessary to support the continuity of contraceptive application program for the poor and other categories through the Social Insurance Administration Organization Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
D2401
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nany Leksokumoro
"Tujuan: Mengetahui status asam folat dan perilaku tentang asupan asam folat pada akseptor KB, sehingga dapat dipertimbangkan perlu tidaknya suplementasi asam folat pada akseptor KB, khususnya akseptor pil.
Tempat: RW 014 Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Bahan dan Cara: Penelitian crows-sectional dan subjek penelilian adalah semua akseptor KB yang memenuhi kriteria penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi data sosio demografi, pola makan, asupan giri (makro matrial dan asam folat), status kadar asam folat serum dan sel darah merah (SDM).
Hasil: Tidak didapatkan kadar asam folat serum < 3 ag/ml. Status asam folat serum subjek tidak berhubungan dengan pemakaian pil, karakteristik demografi, asupan gizi dan status gizi. Persentase kadar asam folat SDM < 160 mg/ml. adalah 3,5%. Kadar asam folat SDM subjek pil tidak berbeda dengan subjek bukan pil, namun ada kecenderungan kadar asam folat SDM subjek pil lebih rendah dari subjek bukan pil. Secara bermakna kadar asam folat SDM subjck bcrhubungan dengan kebiasaan mengkonsumsi sayur hijau dan kelompok umur. Perbedaan dalam mengolah sayur menyebabkan perbedaan bermakna pada jumlah subjek yang mempunyai kadar asam folat SDM < 160 mg/ml. Rata-rata asupan zat-zat gizi subjck penelitian di bawah AKG yang dianjurkan. Subjek pil mempunyai rata-rasa asupan asam folat lebih rendah bermakna dari subjek bukan pil, namun tidak didapatkan korelasi antara asupan asam folat dengan kadar asam folat serum dan SDM subjek penelitian.
Kcsimpulan: Status asam folat serum dan SDM subjek penelitian tidak berhubungan dengan pemakaian pil dan bukan pil, sehingga belum diperlukan suplementasi pada subjek penelitian khususnya subjek pil.

Objective: To determine the folic acid slates and the behavior of folic acid intake in contraceptive users. This is in order to decide whether folic acid supplemeration is necessary, especially for pill users.
Location: RW 014 Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Methods: cross-sectional study and subjects were all contraceptive users who fulfill study criteria. Data ' collected were socio-demographic, eating paucrn, nutritional intake (macro nutrient and folic acid), nutritional status, serum and RISC folic acid level.
Results: Serum folic acid level of < 3 mg/ml, was not found, Scrum folic acid level was not associated with using pill or non pill, socio-demographic, eating pattern, nutritional intake and nutritional status. The percentage of RISC folic acid level of N 160 mg/ml, was 3.5%. RISC folic acid level was not associated with using pill or non-pill, but there was a tendency Chef ItBC folic acid level in pill users was lower than non-pill users, There was a significant correlation between R13C folic acid level wish the frequency of green vegetables consumption and age group, 'Ihe difference in the manner of cooking significantly associated with the number of subject with RBC folic acid level of 160 mg/ml. Nutritional intake was under RDl level in almost subjects. Pill users had in average significant lower folic acid intake compare to non-pill users, but there was no correlation between folic acid intake with scrum and RBC folic acid level.
Conclusions: Serum and RHC folic acid stains is not associated with using pill or non-pill. From this study it is still not necessary for folic acid supplementation, especially for pill users.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T4024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Febrian Nasrul
"Pendahuluan: Fraktur intertrochanter dapat dilakukan tata laksana dengan beberapa metode, di antaranya dengan proximal femoral nail antirotation (PFNA). PFNA merupakan tindakan yang minimal invasif dan dapat mempercepat proses penyembuhan ekstremitas. Namun, pada beberapa kasus dapat terjadi kegagalan yang dipicu oleh berbagai faktor, di antaranya pemasangan yang kurang tepat dan kualitas densitas tulang yang buruk. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kegagalan implan pada pasien fraktur intertrochanter pasca PFNA.
Metode: Sebuah penelitian kohort retrospektif dilakukan melibatkan pasien dengan intertrochanter yang dilakukan fiksasi menggunakan PFNA di RSCM, RSUP Fatmawati, dan RSUP Persahabatan pada Januari 2019 – Desember 2023. Penelitian ini menilai hubungan posisi blade screw, panjang nail, tip-apex distance (TAD), calcar-referenced tip-to-apex distance (CalTAD), tipe fraktur intertrochanter, neck shaft angle (NSA), densitas tulang, dan kualitas reduksi terhadap kejadian kegagalan implan pasca PFNA dan luaran fungsional menggunakan harris hip score.
Hasil dan Diskusi: Sebanyak 48 sampel dengan fraktur intertrochanter yang menjalani operasi PFNA dengan 4 (8,33%) kasus kegagalan implan. Terdapat hubungan signifikan antara kualitas reduksi dengan kejadian kegagalan implan (p = 0,015) dan harris hip score (p < 0,001). Tidak terdapat hubungan signifikan antara posisi blade screw berdasarkan indeks parker anteroposterior dan lateral, TAD, CalTAD, panjang nail, tipe fraktur intertrochanter, NSA, dan densitas tulang dengan kejadian kegagalan implant PFNA (p > 0,05).
Kesimpulan: Kualitas reduksi merupakan faktor risiko utama terjadinya kegagalan implan fraktur intertrochanter dengan PFNA.

Introduction: Management of intertrochanteric fractures can be conducted through various methods, among which is the Proximal Femoral Nail Antirotation (PFNA). PFNA offers a minimally invasive approach and can facilitate early healing of the extremity. However, in some cases, failure may occur due to various factors, including blade screw position and poor bone density quality. Therefore, this study aims to identify factors contributing to implant failure in patients with intertrochanteric fractures after PFNA.
Methods: A retrospective cohort study was conducted involving patients with intertrochanteric fractures treated with PFNA fixation at Cipto Mangunkusumo Hospital, Fatmawati Hospital, and Persahabatan Hospital from January 2019 to December 2023. This research examines the relationship of blade screw position, nail length, tip-apex distance (TAD), calcar-referenced tip-to-apex distance (CalTAD), intertrochanteric fracture type, neck shaft angle (NSA), bone density, and reduction quality with PFNA implant failure and functional outcomes using Harris Hip Score.
Results and Discussion: A total of 48 samples with intertrochanteric fractures undergoing PFNA surgery were analyzed, with 4 (8.33%) cases of implant failure. There was a significant relationship between the reduction quality and the occurrence of implant failure (p = 0.015) and Harris Hip Score (p < 0.001). There were no significant relationships between the position of the blade screw based on the parker index anteroposterior and lateral, TAD, CalTAD, nail length, type of intertrochanteric fracture, NSA, and bone density with PFNA implant failure.
Conclusion: Reduction quality is a primary risk factor for the occurrence of implant failure in intertrochanteric fractures treated with PFNA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikbal
"ABSTRAK
Latar belakang : Keberhasilan gigi tiruan dukungan implan sangat ditentukan oleh stabilitas awal (primary stability) pada saat pemasangan, sehingga terjadi
osseointegrasi. Stabilitas tersebut dipengaruhi oleh beban oklusal yang diterima melalui restorasi sementara. Beban oklusal yang diterima implant pada , dapat secara langsung pada saat implantasi (immediateloading) atau setelah terjadi osseointegrasi (delayed loading). Masih banyak kontroversi mengenai pengaruh besar beban pada stabilitas implan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian seberapa besar pengaruh kontak oklusal pada restorasi terhadap stabilitas implan yang dipasang secara immediate loading.
Metode : Pada tiga ekor Macacafascicularis, dilakukan pemasangan Sembilan implant gigi. Segera setelah implant ditanam pada tulang, restorasi sementara dipasang pada implant dengan kontak ingan, normal dan tanpa kontak. Nilai stabilitas implant diukur menggunakan Ostell ISQ segera setelah pemasangan implan, bulan pertama dan
kedua setelah pemasangan implan.
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna dari nilai
stabilitas implan (p<0,05) antara kelompok kontak oklusal normal dengan tanpa
kontak; dan kontak oklusal normal dengan kontak ringan. Namun tidak ditemukan perbedaan bermakna (p>0,05)pada kenaikan nilai stabilitas implan yang terjadi antara periode baseline, bulan pertama dan bulan kedua pada seluruh kelompok kontak oklusal.
Simpulan: Terdapat pengaruh kontak oklusal restorasi sementara pada implan yang dipasang secara immediateloading terhadap stabilitas implan dan kontak oklusal yang menghasilkan nilai stabilitas paling besar setelah pemasangan implan adalah restorasi tanpa kontak.

ABSTRACT
Introduction: successful of dental implant were determined by primary stability when placement. The stability were influnced by occlusal loading thriugh provisional restoration. There are two types of loading protocol that usually used, immediate and delayed loading. But there are still controversies about the influence of occlusal loading on implant's stability. Therefore, it was necessary to study the influence of immediate loading to implant's stability.
Method: Nine dental implants were placed on the mandibular of three Macacafascicularis. Provisional restorations with various occlusal contacts (no contact, light, and normal contact) were placed to the implant. Implant stability was measured using the Ostell ISQ three times, immediately (baseline), first month and second month after implant placement.
Result: Implant stability between implant with no occlusal contact and normal contact and also light occlusal and normal occlusal contact were found significantly different (p<0,05). However, there was no significant increased (p>0,05) found on implant stability measured at baseline, first and second month after implant placement for all occlusal contact groups.
Conclusion: There were influence of immediate loading to implant's stability and provisional restoration of implant without occlusal contact showed highest implant good stability result.
"
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Mumtaz
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek konsentrasi dan temperatur pencampuran terhadap sifat rheologi dan morfologi dari campuran poly(L-lactic acid) (PLLA) dan agar-agar untuk aplikasi implan yang dapat terdegradasi. Studi ini menggunakan metode pencampuran melt-blending dengan variasi komposisi agar-agar (0%, 4%, 8%, dan 12%) pada dua suhu pencampuran berbeda, yaitu 160°C dan 180°C. Karakterisasi dilakukan melalui pengujian rheologi osilasi dan rotasional, serta pengamatan morfologi permukaan dan patahan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil pengujian menunjukkan bahwa viskositas campuran PLLA dan agar-agar menurun seiring dengan meningkatnya konsentrasi agar-agar dan suhu pencampuran. Pada suhu 180°C, viskositas menurun lebih signifikan dibandingkan pada 160°C. Pengujian rheologi osilasi menunjukkan bahwa modul penyimpanan (G') dan modul kehilangan (G") dari campuran cenderung menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi agar-agar, yang menunjukkan penurunan kekakuan dan peningkatan sifat viskoelastis dari material. Pengamatan morfologi permukaan dan patahan dengan SEM menunjukkan bahwa penambahan agar-agar menghasilkan distribusi partikel yang lebih homogen, tetapi juga meningkatkan jumlah retakan pada permukaan material. Pada suhu pencampuran yang lebih tinggi (180°C), material menunjukkan homogenitas yang lebih baik, namun dengan peningkatan jumlah retakan dan kekosongan (voids). Penelitian ini menyimpulkan bahwa komposisi campuran PLLA dan agar-agar serta suhu pencampuran memiliki pengaruh signifikan terhadap sifat rheologi dan morfologi dari material. Campuran dengan komposisi 96% PLLA dan 4% agar-agar pada suhu 160°C menunjukkan sifat mekanik dan morfologi terbaik untuk aplikasi implan mampu luruh. Sampel P96A4T1 yang memiliki nilai torsi yang meningkat secara bertahap tetapi tetap dalam rentang yang dapat dikelola, dimulai dari nilai torsi awal adalah 204 Nm pada detik ke-17 dan mulai stabil pada detik ke-34 dengan nilai torsi sebesar 94 Nm. Selain itu, hasil SEM menunjukkan bahwa Pada P96A4T1, struktur permukaan terlihat lebih homogen dengan sedikit retakan dibandingkan dengan sampel lain.

This research aims to investigate the effects of concentration and mixing temperature on the rheological and morphological properties of poly(L-lactic acid) (PLLA) and agar blends for degradable implant applications. The study employed the melt-blending method with varying agar concentrations (0%, 4%, 8%, and 12%) at two different mixing temperatures, 160°C and 180°C. Characterization was performed through oscillatory and rotational rheology tests, as well as surface and fracture morphology observations using Scanning Electron Microscopy (SEM). The results indicated that the viscosity of the PLLA and agar blends decreased with increasing agar concentration and mixing temperature. At 180°C, the viscosity decreased more significantly compared to 160°C. Oscillatory rheology tests showed that the storage modulus (G') and loss modulus (G") of the blends tended to decrease with increasing agar concentration, indicating a reduction in stiffness and an increase in the viscoelastic properties of the material. Surface and fracture morphology observations using SEM revealed that the addition of agar resulted in more homogeneous particle distribution but also increased the number of surface cracks. At the higher mixing temperature (180°C), the material exhibited better homogeneity but with an increase in cracks and voids. The study concludes that the composition of PLLA and agar blends and the mixing temperature significantly affect the rheological and morphological properties of the material. The blend with 96% PLLA and 4% agar at 160°C exhibited the best mechanical and morphological properties for degradable implant applications. The blend of 96% PLLA and 4% agar at 160°C showed the best mechanical and morphological properties for implant shedding applications. Sample P96A4T1 had a torque value that increased gradually but remained within a manageable rang,. In addition, the SEM results show that in P96A4T1, the surface structure looks more homogeneous with few cracks compared to the other samples."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hardhini
"Latar belakang: Akurasi hasil pencetakan merupakan hal penting dalam pembuatan gigi tiruan terutama pada gigi tiruan lengkap dukungan implan. Tinjauan sistematik ini disusun untuk membandingkan akurasi hasil pencetakan digital menggunakan pemindai intra oral dibandingkan dengan pencetakan konvensional.
Metode: Tinjauan sistematik ini disusun berdasarkan literatur penelitian klinis berdasarkan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta Analysis (PRISMA) dan teregistrasi pada PROSPERO dengan nomor CRD42023478021. Terdapat empat database dan sistem pencarian manual yang digunakan dalam periode 2008-2023. Literatur yang dievaluasi merupakan penelitian yang membahas tentang akurasi hasil pencetakan gigi tiruan dukungan implan secara digital dan konvensional yang dilakukan pada kasus dengan minimal empat implan terpasang pada rahang yang telah kehilangan seluruh gigi. Penilaian risiko bias dilakukan dengan menggunakan Cochrane RoB-2 dan ROBINS-I.
Hasil: Total 368 literatur diperoleh dari empat database dan 297 literatur diseleksi berdasarkan judul dan abstrak setelah eliminasi duplikat. Total tujuh literatur dari database memenuhi kritera inklusi dan digabungkan dengan satu literatur hasil pencarian manual. Delapan literatur dilakukan analisis. Akurasi hasil pencetakan secara tiga dimensi memiliki nilai yang bervariasi namun masih dalam rentang yang dapat diterima secara klinis (200μm). Gigi tiruan yang dihasilkan juga memiliki passive fit yang baik. Secara radiografis, mayoritas gigi tiruan yang dihasilkan tidak memiliki celah di antara superstruktur dengan implan. Hasil analisis Grading of Recommendation Assessment Development and Evaluation (GRADE) seluruh kualitas literatur yang diperoleh memiliki kualitas yang tergolong tinggi. Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis tersebut, hasil pencetakan digital memiliki keakurasian yang setara dengan pencetakan konvensional dalam aplikasi klinis.

Background: Accuracy of the impression is important in making dentures, especially in implant-supported complete dentures. This systematic review conducted to compare accuracy of digital impressions using intra-oral scanners and conventional impressions.
Method: This systematic review followed the Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta Analysis (PRISMA) and registered on PROSPERO with number CRD42023478021. Four databases and a manual search system limited to publication date 2008-2023 period. Literature evaluated based on data discusses accuracy of digital and conventional implant-supported denture impressions carried out in cases with minimum four implant on fully edentulous jaw. Risk of bias assessment was performed using the Cochrane RoB-2 and ROBINS-I.
Result: A total of 368 literature was obtained from four databases and 297 literature was selected based on title and abstract after duplicate removal. A total of seven literature from the database met the inclusion criteria and was combined with one literature resulting from a manual search. Eight literature were analyzed. Three- dimensional accuracy of impressions varies but is still within the clinically acceptable range (200μm). Dentures from all impressions also has a good passive fit. Radiographically, the majority of dentures produced do not have voids between the superstructure and the implant. Quality assessment with Grading of Recommendation Assessment Development and Evaluation (GRADE) shows high level of quality evidence for all literature.
Conclusion: Based on the results of this analysis, conventional and digital impressions results have comparable accuracy in clinical applications.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Semiramis Zizlavsky
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>